Bel pintu kamar Michael berbunyi pelan dan Michael membuka pintu. Sissy masuk dengan murung sambil membawa semangkuk bubur di tangannya. Sissy tahu Michael masih belum benar-benar pulih. Dia pun meminta pelayan penginapan membuatkan bubur secara khusus untuk membantu penyembuhan Michael. Michael menatap Sissy yang terlihat sedikit berbeda dari sejak terakhir dia melihatnya. Michael bertanya, “Ada masalah apa? Bukankah tadi kamu pergi belanja dengan Peach? Mengapa kamu pulang lebih cepat?” Sissy cemberut mendapat pertanyaan bertubi-tubi dari Michael. Dia duduk di kursi dengan lunglai lalu menaruh bubur yang dipegangnya di meja, “Jangan tanya masalah itu. Aku marah sekali.” Peach mengikuti Sissy dari belakang. Dia mengambil bubur yang diletakkan Sissy di meja lalu memberikannya pada Michael. Dia menjelaskan sambil tersenyum, “Kak Sissy ingin pergi belanja tapi entah mengapa tidak ada seorang pun yang berjualan di sepanjang jalan.” Michael tersenyum. Angin dingin masuk ke k
Peach telah selesai membersihkan diri. Dia menghampiri Michael, Sissy dan Caden yang telah menunggunya di lobby penginapan. Hari masih cukup pagi tapi penginapan sudah cukup ramai. Sama ramainya ketika pertama kali mereka berempat datang ke penginapan tersebut. Meja di kedai pun hampir tidak ada yang kosong"Tempat yang aneh. Ada begitu banyak orang di pagi hari tapi tiba-tiba mereka semua menghilang di malam hari,” Sissy yang sedikit kecewa memperhatikan hiruk pikuk kehidupan di sekelilingnya. Caden tersenyum, “Ayo kita pergi menemui kepala desa. Siapa tahu kita mendapat informasi berharga tentang Peach.” Mereka berempat meninggalkan penginapan. Jalanan begitu bising seperti kemarin siang. Para penjual berteriak menjajakan dagangannya dan sekelompok orang berbaris memasuki bagian dalam desa. Caden sudah bertanya pada pelayan jalan menuju rumah kepala desa. Berdasarkan keterangan si pelayan, kepala desa tinggal di sebuah rumah besar peninggalan leluhurnya di area bagian dala
"Seperti yang kalian berempat lihat, nama gadis ini tidak tercatat sebagai penduduk desa kami. Dan aku pun tidak mengenalnya,” ungkap kepala desa sambil tersenyum. "Ya, tidak banyak gadis berusia sekitar 20 tahunan di desa ini. Kepala desa pasti mengingatnya kalau dia benar-benar penduduk desa ini,” Kean mempertegas keterangan kepala desa. Michael dan tiga orang lainnya saling berpandangan. Mereka tidak tahu harus berkata apa. Hati Michael yang paling merasa berat. Fakta-fakta yang terhampar di hadapannya sungguh membingungkan.Apa mungkin mereka datang ke tempat yang salah? Dari mana Peach berasal sebenarnya? Michael akan semakin jauh dari Bella jika tidak ada seorangpun yang mengajarinya cara menggunakan Kapak Pangu. Tidak, pasti ada jalan lain!Michael berdiri dan memberi hormat pada kepala desa, “Kepala Desa, ada hal lain yang tidak kalah pentingnya dari menemukan asal usul Peach. Kami juga mencari Keluarga Pangu. Dan Peach adalah bagian dari Keluarga Pangu. Kesamaan
Hampir semua orang di penginapan berpakaian bertema musim panas. Sementara Michael berpakaian musim dingin. Pakaian empat orang dan lainnya di kedai benar-benar tidak sesuai tema, seperti orang asing. Caden juga mendengarkan. Dia memandang pakaiannya yang tebal dan tersenyum malu, "Sepertinya pakaian kita aneh."Peach juga merasa malu. Dia mengangguk, "Ya, pakaian kita terlalu tebal."Caden tersenyum pada Sissy dan berkata, "Sissy sungguh pengertian."Sissy menatap Michael dengan bangga dan berkata, "Tentu saja. Aku tidak seperti orang-orang."Michael tersenyum, "Kalau begitu pergilah ke atas dan ganti pakaianmu. Aku akan menunggu. Cepatlah."Sissy tersenyum, "Ayo, ganti pakaian," ajaknya sambil mengajak Peach dan Caden ke atas untuk berganti pakaian. Tidak lama kemudian, mereka sudah berganti pakaian dan turun ke bawah. Sissy dan Peach adalah perempuan cantik. Pakaian musim panas mereka menunjukkan tubuh mereka. Sissy menatap Michael sambil mendengus. Emosi Michael tidak te
"Musim dingin? Bagaimana kamu bisa menjelaskan kenapa bisa ada buah-buahan musim panas? Seperti yang kamu lihat, buah-buahan ini sangat segar. Buah ini juga bukan disimpan dari beberapa hari lalu," Sissy mendengus. "Ya, Sekarang musim dingin tapi lihat orang-orang itu. Mereka memakai pakaian musim panas," ujar Caden sambil mengerutkan kening."Apa kamu ingat dengan cuaca ketika kita keluar Kota Tianhu?" tanya Michael.Sissy mengerutkan kening, "Saat datang ke sini, salju sudah turun, meskipun gunung berwarna hijau dan matahari bersinar cerah."Michael mengangguk, "Itu benar. Sekarang musim dingin. Karena itu kamu merasa dingin dengan pakaian tipis ini.""Tapi mereka ...." Peach memandang orang-orang yang lewat. Semuanya memakai pakaian musim panas. Apa mereka tidak kedinginan?Michael berkata, "Tentu saja mereka tidak kedinginan. Sebenarnya, sejak aku masuk desa ini, aku merasa ada yang aneh tapi aku tidak menyadari apa yang aneh sampai ucapanmu menyadarkanku."Sissy kebingunga
Ketiganya mengikuti Michael. Mereka turun dari lantai dua menuju lantai satu. Lantai satu sudah sepi dan gelap. Yang terlihat hanyalah meja dan kursi yang sudah dibereskan. Kesunyian di lantai sangat terasa hingga membuat orang merasa merinding. Keempat orang itu keluar dari penginapan menuju jalan. Angin dingin menerpa mereka. Daun-daun berjatuhan. Jalanan begitu gelap. Tidak terlihat ada pergerakan sama sekali. Sissy menggigil karena terkena angin. Dia memeluk tubuhnya dan berkata, "Ayam sakit, kenapa kamu mengajak kita ke jalan? Kamu ingin belanja? Maaf sekali, orang-orang sudah menutup dagangan mereka. Ayo kembali ke penginapan. Di sini dingin sekali.""Kita akan bertemu seseorang," Michael tersenyum. Kemudian dia berjalan ke gerbang rumah sebuah keluarga dan menatap Sissy.Sissy terkejut. Apa jangan-jangan Michael minta dirinya yang mengetuk pintu gerbang?"Ketuk pintunya. Pemilik rumah ini akan memberimu jawabannya," Michael tersenyum. Sissy menatap tidak percaya pada
Bagaimana mungkin?Bagaimana mungkin mereka mati tapi ketika di siang hari mereka terlihat? Caden dan Peach juga sama takutnya dan terkejut. "Tuan muda Michael, jangan bercanda," ujar Peach dengan gugup. "Ya, Michael. Orang-orang ini baik-baik saja sepanjang hari. Kita sendiri sudah bertemu mereka. Rasanya mereka semua bukan arwah," ujar Caden. Michael tersenyum. Dia berjalan ke lorong itu. Tanpa berkata-kata, Michael menujuk ke lukisan yang tergantung di lorong. Ketiga orang itu menatapnya sambil keheranan. Apa yang dia lakukan? Wajah Michael berubah dingin. Dia meminta mereka mendekatinya. Setelah melihat lukisan itu, ketiganya terkejut. "Tidak mungkin!""Dia ... bukannya dia si pelayan?""Bagaimana mungkin?!"Wajah Michael mengeras. Dia benar!Sebelumnya Michael tidak yakin dengan dugaannya. Semuanya dugaannya itu hanya pemikirannya. Michael perlu membuktikannya. Sejak kemarin, dia merasa aneh dengan kesunyian yang dia rasakan. Apalagi ketika Sissy bilang saat m
"Ayam mati, kita tidak bisa begini terus!" ujar Sissy dengan cemas. Seratus mayat mengelilingi mereka dengan ketat. Michael menggertakkan gigi. Kekuatan hati naga di tubuhnya sedang melemah. Ini satu-satunya cara energi yang bisa digunakan sebelum dia pingsan. Energi itu masih ada di pusaran energi Michael. Michael tidak tahu apa dampaknya jika dia menggunakannya terus menerus. Jika Michael menggunakannya melebihi batas, dia akan menemui masalah besar. Namun di sini keadaannya genting. "Menyingkir!"Raut wajah Michael menjadi dingin. Kemudian dia terpaksa menggunakan kekuatan misterius di tubuhnya. Ini akan menjadi malam yang panjang. Yang dibutuhkan Michael adalah satu jurus ampuh. Kemudian dia menggunakan energi misterius itu untuk membangkitkan Kapak Pangu. Dahi Michael menunjukkan gambar kapak Pangu. Tubuhnya mengeluarkan sinar keemasan. Boom!Sinar keemasan menyingkirkan arwah-arwah itu menjadi debu. Sissy terpana melihat sosok Michael yang bersinar keemasan. Dia
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua