Michael sangat mudah dikalahkan oleh Ren pada siang itu. Walaupun Michael mempunyai kekuatan pertahanan yang aneh tapi tidak ada apa-apanya bagi Ren. Michael hanyalah sebuah semut kecil di tangan Ren. Ren bisa mencubit Michael sampai mati kapan pun dia mau. Kepercayaan diri Ren yang besar membuatnya menjadi orang pertama yang maju untuk melawan Michael. Selain untuk melampiaskan kemarahannya, Ren juga ingin menunjukkan pada semua murid kalau dia merupakan murid terbaik Kelompok Empat.Ren sudah mandi keringat walaupun baru bertarung beberapa ronde saja. Sementara Michael begitu bengis dan mendominasi serangan hingga membuat Ren sangat kelelahan. Energinya terkuras habis hingga tubuhnya kepayahan. Di sisi lain, Michael terlihat dingin namun alisnya sangat santai. Tiba-tiba Ren yang mulai lengah menyadari dirinya diserang! "Bang!"Sebuah suara ledakan keras terdengar. Ren memandang Michael dengan enggan lalu tubuhnya melayang dan membentur tanah dengan keras. Semua orang
Pam penasaran. Dia belum pernah melihat pertarungan yang sengit itu. Dia ingin tahu siapa orang yang berani mati bertarung sehebat itu. Nadine mengernyit. Dia ingin menolak permintaan Pam karena Pam baru saja sampai di aula utama. Namun begitu melihat semua murid Perguruan Harapan berlarian menuju Kelompok Empat untuk melihat apa yang terjadi, Nadine pun memutuskan untuk kembali. Sebagai pemimpin Kelompok Empat, dia harus tahu apa yang terjadi di wilayah yang dipimpinnya. Dia pikir tidak masalah jika Pam menemaninya. Nadine mengangguk. Dia mengajak Pam pergi menuju Kelompok Empat. Pam merasa cemas dan sesak di sepanjang jalan. Suasana hatinya pun tidak menentu. Pertempuran di Kelompok Empat semakin sengit. Marcus semakin lama semakin berani. Michael pun melawan tanpa takut mati. Keduanya menunjukkan kemampuan terbaiknya..Wiley memperhatikan pertarungan dengan sangat serius dari bawah. Alis matanya tajam seperti pisau. Dia melihat walaupun Michael kurang ahli dalam bela diri
"Michael!” Para pemimpin kelompok terkejut.Mengapa Michael bisa melayang di langit?! Ternyata penyusup yang bertarung dengan Marcus adalah seorang budak! Pam pucat hingga hampir pingsan. Mengapa Michael yang ada di atas sana? Pam tiba-tiba gugup membayangkan Michael dikepung oleh para murid perguruan. Jangankan Michael, bahkan dirinya sendiri atau para pemimpin sekalipun tidak akan mampu menghadapi serangan orang sebanyak itu. "Michael hanyalah seorang budak. Mengapa dia mempunyai kemampuan bertarung melawan Marcus dengan begitu lama?” tanya Guru Kedua sambil mengernyit. "Ya, mengejutkan sekali,” sesal Guru Ketiga. Andai saja dia tahu kemampuan Michael seperti ini, dia pasti mengambil Michael sebagai murid saat aula utama mengujinya waktu itu. Guru ketiga tidak mungkin terpuruk tanpa masa depan jika memiliki murid dengan kemampuan seperti Michael sekarang. Guru Pertama menatap langit. Wajahnya kusut sekali. Dia mengkhawatirkan Marcus, muridnya. Selain itu, d
"Pam, mengapa kamu diam saja? Cepat bantu aku!” teriak Marcus pada Pam yang berada di belakangnya. Pam tenggelam pada sosok Michael yang natural dan tak terkendali bertarung melawan Marcus. Peristiwa-peristiwa lalu yang dia alami bersama Michael berkelebatan dalam pikirannya. Sulit bagi Pam untuk melupakan semuanya. Dan kini dia dipanggil oleh Marcus untuk membantunya melawan Michael. Dia menatap Perguruan Harapan sambil menggertakkan gigi. Pam bergegas sambil menghunuskan pedangnya. Pertempuran yang awalnya dikuasai Michael berbalik seketika berkat bantuan Pam. Marcus akhirnya mempunyai kesempatan menarik napas setelah selama ini selalu dalam posisi tertekan. Michael mulai kelelahan menghadapi serangan Pam. Pam menggunakan jurus yin dan selalu menyerang saat Michael lengah. Serangan Pam sangat garang dengan jurus-jurus tingkat tinggi. Walaupun dia membiarkan Michael menyerangnya tapi bagaimanapun dia salah satu dari tiga jagoan perguruan. Kekuatannya tidak sama dengan Marc
"Oh!""Auuumm!”Suara-suara monster saling bersahutan dengan keras. Ribuan monster yang tersebar di seluruh pegunungan Kelompok Empat berlarian mengalir ke luar hutan bagai banjir. Monster-monster udara dan darat menyerbu seperti ribuan kuda pacu! Para murid terkejut. Sebagian dari mereka ketakutan hingga meringkuk di tanah. Pada saat yang bersamaan, harimau putih mengaum dan memimpin menyerang pada orang-orang yang berkerumun. Macan tutul hitam dan serigala bermata merah darah mengikutinya dari belakang! Orang-orang yang berkerumun berteriak histeris! Ribuan monster terus berdatangan tanpa henti. Monster yang pertama datang langsung menyerang! Semua orang menjerit. Monster-monster terus berdatangan menyerang kerumunan tanpa membunuh. Gajah bertubuh besar mengamuk walaupun tanpa bermaksud menyerang. Ribuan murid Perguruan Harapan seperti terjebak dalam banjir dari delapan penjuru mata angin. "Ini ...” Guru Pertama terlihat bingung. Dia panik menahan serang
Seketika berbagai jenis monster datang ke perbatasan daerah terlarang. Monster-monster itu menimbulkan keributan dengan terus maju dan menginjak satu sama lain. Di udara, dengan Naga Unicorn sebagai pemimpinnya, kelima naga meraung di angkasa. Kilat menyambar langit. Orang-orang berlari ke sana kemari. Mereka berteriak panik!Formasinya tambah kacau. Ditambah monster yang mereka hadapi kekacauan tambah menjadi."Guru, kita kewalahan. Apa yang harus kita lakukan?""Ya, formasinya kacau balau. Para monster ini jadi tambah menggila."Beberapa murid yang tidak tahan berteriak keras. Beberapa guru mengerutkan kening. Ada murid-murid yang terluka. Sudah jelas mereka tidak bisa mengendalikan keadaan. "Pemimpin, aku akan membawa beberapa murid untuk menangani para naga itu," ujar Wiley sambil menunggu instruksi. "Tidak perlu," teriak Stephen. Wiley menatap Stephen dengan bingung. Kelima naga itulah penyebab kekacauan ini. Jika kelima naga itu tidak segera diatasi, tinggal menunggu
Bagaimana mungkin!Guru akademik Perguruan Harapan terluka! Para guru lainnya terkejut ketika melihat Michael yang berdiri tidak terluka di bawah sorot cahaya!Michael menang dalam pertandingan satu lawan satu!Benar-benar tidak diduga!"Bukan hanya dia saja yang bisa kukalahkan tapi juga keenam guru lainnya yang hadir di sini," Michael tersenyum. Sulit dipercaya. Kalau dengan kondisinya di awal masuk perguruan, Michael tidak akan bisa mengalahkan Wiley. Namun dengan tubuh emasnya yang baru, Michael bisa meningkatkan jurus Dewa Wuxiang hingga ke level baru. Michael tidak tahu sekuat apa level baru itu, jadi dia mengetes kekuatan itu saat berhadapan dengan Wiley sekarang. Michael sengaja tidak mengerahkan semua tenaganya saat dia bertarung dengan Wiley. Hal itu sengaja dia lakukan untuk menurunkan kewaspadaan Wiley.Kemudian di serangan kedua, Michael berusaha sekuat tenaga. Ini menjadi pertaruhan buat Michael. Level baru jurus Dewa Wuxiang bisa menahan serangan musuh. P
"Dasar bodoh," ujar Michael sambil menggelengkan kepala. Kalau Pam mencoba menolong Michael, dia akan mempertaruhkan masa depannya! "Aku bodoh? Mungkin, tapi kalau aku membiarkanmu mati, hidupku tidak akan tenang," sahut Pam. Michael hendak berkomentar ketika Nadine berteriak, "Pam, apa yang kamu lakukan? Kembali ke sini!""Ya, sebagai murid, apa kamu mau menolong iblis ini dan membuat musuh dengan saudara-saudara seperguruan?"Pam tersenyum masam, "Musuh? Kalian menekan orang yang lebih lemah. Kalau begini caranya, lebih baik aku tidak menjadi murid sama sekali.""Michael adalah budakku jadi sudah jadi tanggung jawabku untuk menanggung kejahatannya. Jadi jangan ikut campur!""Lagi pula, Michael sudah pernah menyelamatkanku. Aku tidak bisa membiarkannya mati di depanku, meskipun kalian menganggapnya iblis!""Jadi, guru-guru sekalian, tolong pergilah."Nadine menjadi emosi begitu mendengar pembelaan Pam, "Pam, apa kamu gila? Kamu sadar tidak dengan omonganmu itu?""Pam, kem
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua