Seketika berbagai jenis monster datang ke perbatasan daerah terlarang. Monster-monster itu menimbulkan keributan dengan terus maju dan menginjak satu sama lain. Di udara, dengan Naga Unicorn sebagai pemimpinnya, kelima naga meraung di angkasa. Kilat menyambar langit. Orang-orang berlari ke sana kemari. Mereka berteriak panik!Formasinya tambah kacau. Ditambah monster yang mereka hadapi kekacauan tambah menjadi."Guru, kita kewalahan. Apa yang harus kita lakukan?""Ya, formasinya kacau balau. Para monster ini jadi tambah menggila."Beberapa murid yang tidak tahan berteriak keras. Beberapa guru mengerutkan kening. Ada murid-murid yang terluka. Sudah jelas mereka tidak bisa mengendalikan keadaan. "Pemimpin, aku akan membawa beberapa murid untuk menangani para naga itu," ujar Wiley sambil menunggu instruksi. "Tidak perlu," teriak Stephen. Wiley menatap Stephen dengan bingung. Kelima naga itulah penyebab kekacauan ini. Jika kelima naga itu tidak segera diatasi, tinggal menunggu
Bagaimana mungkin!Guru akademik Perguruan Harapan terluka! Para guru lainnya terkejut ketika melihat Michael yang berdiri tidak terluka di bawah sorot cahaya!Michael menang dalam pertandingan satu lawan satu!Benar-benar tidak diduga!"Bukan hanya dia saja yang bisa kukalahkan tapi juga keenam guru lainnya yang hadir di sini," Michael tersenyum. Sulit dipercaya. Kalau dengan kondisinya di awal masuk perguruan, Michael tidak akan bisa mengalahkan Wiley. Namun dengan tubuh emasnya yang baru, Michael bisa meningkatkan jurus Dewa Wuxiang hingga ke level baru. Michael tidak tahu sekuat apa level baru itu, jadi dia mengetes kekuatan itu saat berhadapan dengan Wiley sekarang. Michael sengaja tidak mengerahkan semua tenaganya saat dia bertarung dengan Wiley. Hal itu sengaja dia lakukan untuk menurunkan kewaspadaan Wiley.Kemudian di serangan kedua, Michael berusaha sekuat tenaga. Ini menjadi pertaruhan buat Michael. Level baru jurus Dewa Wuxiang bisa menahan serangan musuh. P
"Dasar bodoh," ujar Michael sambil menggelengkan kepala. Kalau Pam mencoba menolong Michael, dia akan mempertaruhkan masa depannya! "Aku bodoh? Mungkin, tapi kalau aku membiarkanmu mati, hidupku tidak akan tenang," sahut Pam. Michael hendak berkomentar ketika Nadine berteriak, "Pam, apa yang kamu lakukan? Kembali ke sini!""Ya, sebagai murid, apa kamu mau menolong iblis ini dan membuat musuh dengan saudara-saudara seperguruan?"Pam tersenyum masam, "Musuh? Kalian menekan orang yang lebih lemah. Kalau begini caranya, lebih baik aku tidak menjadi murid sama sekali.""Michael adalah budakku jadi sudah jadi tanggung jawabku untuk menanggung kejahatannya. Jadi jangan ikut campur!""Lagi pula, Michael sudah pernah menyelamatkanku. Aku tidak bisa membiarkannya mati di depanku, meskipun kalian menganggapnya iblis!""Jadi, guru-guru sekalian, tolong pergilah."Nadine menjadi emosi begitu mendengar pembelaan Pam, "Pam, apa kamu gila? Kamu sadar tidak dengan omonganmu itu?""Pam, kem
"Wuzz!"Di kediaman Keluarga Fu, tiba-tiba Bella merasa tidak enak badan. Dia terbatuk dan keluar darah. Bella cepat-cepat lari keluar dan menatap langit. "Michael! Apakah ini kamu?" Bella menatap langit. Wajah cantiknya berkerut gelisah. Dia tahu Michael sudah tiba di Dunia Bafang. Meskipun Bella tidak ingin Michael terhasut oleh rencana Cameron, tapi dia tahu karakter Michael. Dia akan datang, tidak peduli di depannya ada bahaya atau tidak. Bella tidak ingin mengikuti rencana Cameron. Yang bisa dilakukan adalah dirinya mengulur-ngulur waktu. Untung saja, Cameron sedang pergi daerah kekuasaan Puncak Gunung Biru dan tidak punya waktu untuk memikirkan masalah Michael.Bella ingin memberi Michael waktu. Dia tahu dengan kepintaran Michael, Michael tidak akan datang tanpa strategi. Hanya dengan waktulah, Michael bisa menyelamatkan dirinya dan Hanna. Bella yakin dengan hal itu. Michael tidak akan membiarkannya sendirian. "Michael, aku akan menunggumu selamanya."Di saat yang bers
"Hmm ...""Kalau begini terus, Michael bisa menghancurkan dirinya."Wajah Stephen menjadi pucat. Dia terjatuh, tidak mempercayai apa yang terjadi. Kalau benar apa yang dia pikirkan, masa depan Perguruan Harapan bakal hancur. Bagaimana dia bisa menghadapi arwah leluhurnya!Stephen ingin menampar dirinya sendiri sebagai bukti permintaan maaf. Jurus Dewa Wuxiang Michael mencapai langit. Dengan suara menggelegar, tanah berguncang kembali. Angin puting beliung menghancurkan pondok. Ada ratusan murid Perguruan Harapan yang kebingungan. Mereka seperti semut, berkeliaran ke sana kemari. Terdengar suara jeritan di mana-mana. Cahaya keemasan Michael menghilang ditelan langit. Sorot matanya bersinar terang. Michael melayang di tengah-tengah udara seperti dewa perang!"Dewa. Dia benar-benar dewa. Apa yang harus aku lakukan?" Stephen dibanjiri perasaan bersalah. Dia sangat menyesal. "Hancur. Perguruanku hancur."Stephen semakin menyesal. Dia menundukkan kepala dan menangis tersedu-se
Wiley yang memegang pipinya yang bengkak terheran-heran. Semua murid dan para guru juga terkejut. Suasana langsung hening. Stephen sangat marah hingga janggutnya bergetar. Berani-beraninya Wiley membunuh Michael. "Kamu dan aku sudah menghancurkan perguruan," ujar Stephen dengan nada tinggi. Dia membenci dirinya sendiri dan Wiley.Keduanya sudah menghancurkan perguruan. Wiley memandang Stephen dengan pandangan tidak mengerti. Dia tidak tahu apa yang dimaksud Stephen. Sudah jelas di pertarungan ini Wiley membuat prestasi. Kenapa pimpinan lalu terlihat emosi?Apa pimpinan tidak ingin dirinya membunuh Michael?Bukankah Michael itu iblis? Sosok iblis harus disingkirkan, bukan? Sudah jelas situasinya seperti itu."Pimpinan, aku benar-benar tidak mengerti. Apa maksudmu?" tanya Wiley sambil menyentuh pipinya. Stephen tersenyum masam, "Apa kamu tahu kalau kamu sudah melakukan kesalahan dengan membunuh Michael?""Michael kan iblis. Semua orang melihatnya seperti itu. Untuk apa lagi
Nadine menggelengkan kepalanya dengan putus asa, "Aku sudah mencari Michael berkali-kali, tapi tetap saja aku tidak menemukannya. Mungkin … dia jatuh ke dalam kegelapan."Wajah Stephen langsung jadi putih. Dia terjatuh lemas. Nadine tidak memahami apa yang dirasakan Stephen, "Pimpinan, Michael itu hanyalah budak dan mata-mata iblis. Kalau dia mati, bukannya itu bagus?"Stephen tersenyum sedih, "Apa kamu lihat jurus yang Michael gunakan di pertarungan?"Sebenarnya Nadine tidak terlalu fokus memperhatikan pertarungan karena ada begitu banyak murid yang terlibat. Belum lagi ada keterlibatan para guru juga. "Jurus Michael cukup aneh. Energinya merupakan perpaduan antara kebaikan dan kejahatan tapi itu hanya dugaanku saja."Stephen menghela napas, "Apa kamu juga lihat jurus yang dia gunakan bersama Pam? Itu jurus pedang turun hujan!""Pedang turun hujan?" Nadine terkejut. Dia terdiam kemudian berkata, "Pantas saja keduanya bisa menangkis serangan para guru. Mereka menggunakan jurus
Bella berkata dengan nada dingin, "Aku tidak akan mengkhianati Michael. Selamanya! Lagi pula sikapku ini tidak akan mempengaruhi hidupmu dan Nolan."Dari ucapan Bella, sudah jelas dia tidak akan mengubah pendiriannya. Mira mengerti apa yang dimaksud Bella. Namun saat dia hendak berkomentar, terdengar suara dari luar pintu. Mira pun menutup mulutnya dan pergi diam-diam. Di aula Keluarga Fu, Cameron datang dengan bersemangat. Begitu yang lainnya tahu Cameron datang, para senior Keluarga Fu segera datang. Tampaknya Cameron mengundang seorang pria muda. Pria muda ini begitu tampan. Pakaiannya rapi dan mencolok. Dia diikuti oleh dua puluh pelayan. Cameron berkata, "Ayo ke sini. Hei, siapkan teh untuk tamu yang datang," kemudian dia membuat gerakan menghormati. Pria muda itu mengangguk. Dia menatap para senior yang berdiri di samping kanan dan kiri Cameron sambil mencemooh. "Para tetua sekalian, perkenalkan dia adalah Arthur, putra ketiga dari Laut Abadi."Para tetua di samping
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua