Michael masuk ke ruang belakang. Dia menatap ke luar jendela dalam diam untuk memastikan Ren dan semua anak buahnya sudah pergi. Lalu dia menepuk dadanya dengan penuh ketakutan.Saat Michael menepuk dadanya, Peach tiba-tiba melihat Michael menatap salah satu bagian tubuhnya. Peach merona kemudian berbalik cemas. Michael dengan cepat berjalan ke depan Peach dengan sorot mata menyala seperti obor. Peach menundukkan kepala dalam-dalam. Dia ketakutan, “Tuan muda Michael, kamu ...” Michael tidak bicara sedikit pun. Dia menarik tangan Peach. Peach memberontak tapi dia tidak dapat melepaskan diri dari cengkraman kuat tangan Michael. Dia menatap Michael dengan penuh ketakutan. Tidak berapa lama kemudian, Peach mulai menyadari arah pandangan Michael tidak seperti yang dipikirkannya. Michael memandang tajam lengan atasnya. "Apa ini?” tanya Michael sambil mencengkram kuat lengan Peach. Di lengan atas Peach, ada cetak biru kecil seperti tato. Gambarnya tidak terlalu penting tapi membuat
Michael mengernyit, “Apa ini?” "Gurumu memintaku memberikannya padamu. Bubuk hitam pemecah jiwa,” jawab Naga Unicorn sambil mengangkat alisnya. Michael tercengang. Mengapa namanya seperti racun? "Tebakanmu benar, ini memang racun. Gurumu hidup di gua sepanjang tahun. Bahan-bahan yang ada di sana sangat terbatas. Karena keterbatasan bahan-bahan, dia menghabiskan waktunya dengan menguji coba segala sesuatu yang ada di dekatnya seperti tikus, ular berbisa, dan lain sebagainya. Walaupun beracun, tapi gurumu mengatakan penggunaan bubuk pemecah jiwa ini bisa diukur. Jadi takarannya terserah padamu saat nanti mencobanya.” Michael ingin segera mencoba Bubuk Hitam Pemecah Jiwa.Naga Unicorn mengernyit melihat Michael tidak berpikir panjang untuk segera mencobanya, “Apa kamu yakin? Gurumu memintamu untuk menggunakannya dengan penuh hati-hati ketika memberikannya padaku. Dia pun tidak berani menggunakannya dan hanya menyimpannya sebagai persediaan saja.” Michael mengangguk dengan yakin
Michael berhenti mengkhayal dan menahan kegembiraan dalam dirinya. Seluruh tubuhnya terbenam dalam ketenangan. Tiba-tiba Michael mencium bau yang aneh. Lalu seseorang membuka pintu kamarnya. Michael yang sedang menunggu kekuatan tubuhnya membentuk tubuh emas baru tidak dapat bergerak sama sekali. Tyn dan Mick mengambil kesempatan dalam kegelapan. Mereka menyelinap masuk ke kamar Michael. Tyn memikul kantong kain besar di pundaknya. Saat kantong kain itu dibuka, sesosok tubuh lemah terlihat. Mick mengguncangkan tangannya di depan wajah Michael. Setelah dia yakin Michael tidak merespon gerakan tangannya, dia menatap Peach yang masih ada di dalam kantong kain dengan enggan. Dia terpukau oleh kecantikan Peach. Mick membayangkan menikmati suasana pedesaan. Namun Mick menghentikan lamunannya untuk kembali pada rencana awalMelihat Mick terus menelan ludahnya, Tyn mengingatkan tanpa daya, “Mick, lebih baik lakukan apa yang kamu ingin lakukan setelah tugasmu selesai. Tidak mudah be
Semua murid marah. Marcus akan sangat senang jika bisa membunuh Michael saat itu juga. Berani melawanku? Omong kosong jika Michael bisa mengalahkanku! Michael tersenyum. Dia tenang dan percaya diri. Tidak ada seorang pun budak yang bisa bersikap seperti dirinya. “Aku tidak pernah melakukan hal yang merugikan orang lain. Aku bersumpah demi surga dan bumi. Di hatiku hanya ada satu wanita dan tidak ada seorang pun yang bisa menggantikannya,” ujar Michael."Dan peristiwa malam ini telah direncanakan oleh seseorang. Mick, benar kan?” Mick tiba-tiba merasa resah ditatap oleh Michael. Marcus dengan cepat menarik baju Mick. Mick segera menguasai dirinya dan menyadari Wiley memandang ke arahnya. Mick berpura-pura tenang dan menjawab, “Michael, aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan.” "Baiklah aku ulangi sekali lagi. Bukankah kamu bersama dengan Tyn mengirim Peach ke kamarku?” tanya Michael dingin. Mic terkejut. Michael ... bagaimana Michael ... Bagaimana Michael bisa mengetahuin
Michael sangat mudah dikalahkan oleh Ren pada siang itu. Walaupun Michael mempunyai kekuatan pertahanan yang aneh tapi tidak ada apa-apanya bagi Ren. Michael hanyalah sebuah semut kecil di tangan Ren. Ren bisa mencubit Michael sampai mati kapan pun dia mau. Kepercayaan diri Ren yang besar membuatnya menjadi orang pertama yang maju untuk melawan Michael. Selain untuk melampiaskan kemarahannya, Ren juga ingin menunjukkan pada semua murid kalau dia merupakan murid terbaik Kelompok Empat.Ren sudah mandi keringat walaupun baru bertarung beberapa ronde saja. Sementara Michael begitu bengis dan mendominasi serangan hingga membuat Ren sangat kelelahan. Energinya terkuras habis hingga tubuhnya kepayahan. Di sisi lain, Michael terlihat dingin namun alisnya sangat santai. Tiba-tiba Ren yang mulai lengah menyadari dirinya diserang! "Bang!"Sebuah suara ledakan keras terdengar. Ren memandang Michael dengan enggan lalu tubuhnya melayang dan membentur tanah dengan keras. Semua orang
Pam penasaran. Dia belum pernah melihat pertarungan yang sengit itu. Dia ingin tahu siapa orang yang berani mati bertarung sehebat itu. Nadine mengernyit. Dia ingin menolak permintaan Pam karena Pam baru saja sampai di aula utama. Namun begitu melihat semua murid Perguruan Harapan berlarian menuju Kelompok Empat untuk melihat apa yang terjadi, Nadine pun memutuskan untuk kembali. Sebagai pemimpin Kelompok Empat, dia harus tahu apa yang terjadi di wilayah yang dipimpinnya. Dia pikir tidak masalah jika Pam menemaninya. Nadine mengangguk. Dia mengajak Pam pergi menuju Kelompok Empat. Pam merasa cemas dan sesak di sepanjang jalan. Suasana hatinya pun tidak menentu. Pertempuran di Kelompok Empat semakin sengit. Marcus semakin lama semakin berani. Michael pun melawan tanpa takut mati. Keduanya menunjukkan kemampuan terbaiknya..Wiley memperhatikan pertarungan dengan sangat serius dari bawah. Alis matanya tajam seperti pisau. Dia melihat walaupun Michael kurang ahli dalam bela diri
"Michael!” Para pemimpin kelompok terkejut.Mengapa Michael bisa melayang di langit?! Ternyata penyusup yang bertarung dengan Marcus adalah seorang budak! Pam pucat hingga hampir pingsan. Mengapa Michael yang ada di atas sana? Pam tiba-tiba gugup membayangkan Michael dikepung oleh para murid perguruan. Jangankan Michael, bahkan dirinya sendiri atau para pemimpin sekalipun tidak akan mampu menghadapi serangan orang sebanyak itu. "Michael hanyalah seorang budak. Mengapa dia mempunyai kemampuan bertarung melawan Marcus dengan begitu lama?” tanya Guru Kedua sambil mengernyit. "Ya, mengejutkan sekali,” sesal Guru Ketiga. Andai saja dia tahu kemampuan Michael seperti ini, dia pasti mengambil Michael sebagai murid saat aula utama mengujinya waktu itu. Guru ketiga tidak mungkin terpuruk tanpa masa depan jika memiliki murid dengan kemampuan seperti Michael sekarang. Guru Pertama menatap langit. Wajahnya kusut sekali. Dia mengkhawatirkan Marcus, muridnya. Selain itu, d
"Pam, mengapa kamu diam saja? Cepat bantu aku!” teriak Marcus pada Pam yang berada di belakangnya. Pam tenggelam pada sosok Michael yang natural dan tak terkendali bertarung melawan Marcus. Peristiwa-peristiwa lalu yang dia alami bersama Michael berkelebatan dalam pikirannya. Sulit bagi Pam untuk melupakan semuanya. Dan kini dia dipanggil oleh Marcus untuk membantunya melawan Michael. Dia menatap Perguruan Harapan sambil menggertakkan gigi. Pam bergegas sambil menghunuskan pedangnya. Pertempuran yang awalnya dikuasai Michael berbalik seketika berkat bantuan Pam. Marcus akhirnya mempunyai kesempatan menarik napas setelah selama ini selalu dalam posisi tertekan. Michael mulai kelelahan menghadapi serangan Pam. Pam menggunakan jurus yin dan selalu menyerang saat Michael lengah. Serangan Pam sangat garang dengan jurus-jurus tingkat tinggi. Walaupun dia membiarkan Michael menyerangnya tapi bagaimanapun dia salah satu dari tiga jagoan perguruan. Kekuatannya tidak sama dengan Marc
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua