Pam pergi meninggalkan Pondok Jerami. Michael tidak keluar kamarnya. Dia lanjut mempraktekan jurus yang baru saja dia pelajari.Michael merasakan ikatannya dengan Dunia Bafang menguat. Tubuhnya pun dipenuhi energi yang lebih banyak.Hal paling jelas terasa oleh Michael adalah tubuhnya yang semakin ringan. Michael yang terus menerus berlatih tahu dengan semakin ringan tubuhnya maka kotoran dalam tubuhnya mulai terbuang. Perubahan yang terjadi dalam tubuhnya mengindikasikan kekuatannya meningkat pesat. Dirinya sudah memasuki masa meditasi. Pam baru saja sampai di aula perguruan. Dia segera masuk ke kamarnya dan memandang ke luar jendela. Pikirannya dipenuhi gambar Michael yang melontarkan pedang es kecil yang hampir mengenai dirinya saat itu. Dia tidak mengerti mengapa Michael bisa melontarkan serangan begitu cepat. Sebuah serangan yang jenius tapi juga tidak masuk akal. Dia terhindar dari serangan pedang itu karena sedikit beruntung. Sebenarnya Pam bisa meminta Michael untuk
"Bagaimana kamu … mendapatkannya?” tanya Mick sambil melihat tulisan yang ada di dada Michael. Melihat sorot mata Mick. Michael mengerti Mick telah melihat tulisan yang ditinggalkan Pam di dadanya.Michael tersenyum, “Ini dari Pam. Dan dia mengatakan aku akan menjadi budaknya mulai dari sekarang.”"Bah!" Tyn mengumpat. “Budak tetaplah budak walaupun kamu sudah menjadi budak Pam.” Wajah Mick terlihat syok. Dia memperhatikan dengan sangat hati-hati tulisan yang ada di dada Michael. Sesaat kemudian, bibirnya menunjukkan senyum lebar, “Apa Pam memberimu instruksi lain selain menjadikanmu budaknya?”Awalnya Michael membenci tulisan yang Pam sematkan di dadanya tapi kini dia mulai menyukainya melihat sikap Mick yang berubah sopan. Mick jelas sekali takut melihatnya. "Biar aku ingat-ingat dulu,” Michael meletakkan tangannya di dagu. Mick dengan cepat memanfaatkan situasi dengan mencubit tangan Tyn. Matanya melotot menyuruh Tyn melepaskan Michael.Michael pun jatuh terduduk di tempa
Setiap perguruan di Dunia Bafang memiliki keahlian khusus masing-masing. Tapi jika ada yang mempelajari semuanya maka orang tersebut bisa menggunakan semua keahliannya. Oleh karenanya, pertempuran akan sering terjadi. Kebanyakan perguruan memusatkan perhatian pada menangkap monster untuk dipelihara.Menangkap monster dan makhluk aneh merupakan jalan untuk menambah pengalaman bertarung. Menaklukkan monster dan menjadikannya hewan peliharaan menjadi pilihan terbaik untuk meningkatkan kekuatan.Perguruan Harapan juga melakukan hal yang sama. Praktik pertama setelah mempelajari jurus-jurus awal adalah menangkap monster. "Di Dunia Bafang, monster dibagi menjadi lima level, yaitu emas keunguan, emas, merah, kuning dan perunggu!” "Monster dengan level yang berbeda memiliki kemampuan yang berbeda. Para monster itu biasanya akan meningkatkan kekuatan tuannya dengan cara yang berbeda-beda. Aku akan mengajarimu keahlian yang lebih tinggi setelah kamu bisa menangkap monster.”"Sebenarny
Gunung di belakang wilayah Kelompok Empat begitu hijau dan teduh. Parit dan sungainya saling bersilangan. Hutannya sangat lebat dengan pohon-pohon besar menutupi langit. Di bawah rimbunnya dedaunan, terdengar suara burung-burung bersiul dan hewan buas mengaum.Michael berjalan di depan. Dia mundur beberapa langkah setelah mendengar Pam berbisik, “Kamu ingin mati? Berjalan di belakangku!” Pam melirik ke belakang kemudian melanjutkan berjalan dengan wajah dingin. "Ada banyak sekali hewan liar di hutan ini. Kamu murid pemula. Seekor monster level kuning bisa membunuhmu dan melarikan diri dariku,” gumam Pam.Michael malu dibuatnya. Dia sudah terbiasa berjalan memimpin di depan baik di Dunia Xuanyuan maupun di bumi. "Punggung gunung ini berbukit-bukit. Kita akan mulai menemukan monster ketika memasuki pertengahan punggung gunung. Ingatlah untuk selalu mengikutiku dari dekat. Jangan sekali-kali mengabaikan perintahku. Mengerti?”Monster level tinggi sangat kuat. Pam saja tidak yakin
"Sret sret!Pedang es yang tidak terhitung banyaknya menikam Pegasus. Namun sepertinya serangan yang terlihat sangat kuat itu bagai air hujan yang jatuh menimpa bulu halus. Pedang es jatuh dengan lembut ke tubuh Pegasus lalu berjatuhan ke tanah ketika si Pegasus mengguncangkan tubuhnya. Wajah Pam dingin. Dia kembali mengumpulkan kekuatan untuk melontarkan pedang es. Tubuhnya melayang di udara kemudian meluncur turun dengan diikuti pedang-pedangnya. "Ho!"Pegasus Tianchan mengangkat kepala dan meraung pada Pam. Pam bagai layangan putus. Dia terbawa angin kencang ratusan meter jauhnya. Pam akhirnya berhasil mendarat. Dia berusaha bangkit tapi ujung bibirnya mengeluarkan darah. Kekuatan monster level emas sangat tidak terbayangkan. Kekuatan Pam hanya dapat mengalahkan monster level kuning. Monster level kuning juga menjadi hewan peliharaan Pam. Pam menggigit bibirnya dan cepat-cepat mengeluarkan pedang melihat Pegasus kembali mendekati Michael. Michael hanyalah budaknya tapi
Michael menunduk sangat rendah. Jaraknya hanya beberapa sentimeter saja dari wajah Pam. Pam bisa melihat bentuk wajah Michael yang tegas dari dekat dan mencium wangi maskulin.Wajah Pam merona dan jantungnya berdetak cepat. "Sreeet!"Pam mendengar suara renyah. Michael merobek lengan baju Pam.Bahu Pam yang putih bersih seperti mutiara terbuka. Pam mengangkat tangan satunya lagi dan memukul punggung Michael. Namun seberapa kuat pun dia memukul, Michael tidak berhenti merobek lengan baju Pam. Lalu Michael meletakkan dahan di samping lengan Pam yang terluka dan membungkusnya dengan baju yang telah dirobeknya. Pam merasa malu melihat sikap Michael yang begitu fokus melindungi lukanya tanpa terganggu sama sekali dengan pukulan yang dia layangkan. "Selesai,” Michael tersenyum kemudian berdiri. Pam tersadar dari rasa curiganya setelah melihat semua yang dilakukan Michael. Dia menarik lengan bajunya ke atas tanpa bicara lagi. "Kita sedang berada di mana?” gumam Michael samb
Michael yakin Marcus akan membunuhnya saat itu juga apabila dia berkata salah. Michael sebenarnya tidak takut mati oleh ancaman Marcus. Hanya saja dia tidak dapat menemukan alasan untuk menjelaskan dari mana bola energi itu berasal. Michael mengangguk, “Ya!”Marcus tersenyum puas mendengar jawaban Michael. Dia kembali mengarahkan pandangan pada Pam sambil tersenyum, “Pam, kamu baik-baik saja?”Pam menatap Michael dalam-dalam. Suasana hatinya sedikit galau. Bukankah Michael yang tadi menyelamatkannya? Mengapa tiba-tiba Marcus mengaku mengirimkan bola energi? Namun Pam hanya bisa mempercayai fakta yang terhampar di hadapannya ketika salah satu mengakuinya dan yang lainnya tidak menyangkal.Lagi pula, Michael tidak akan berani mengakuinya walaupun Marcus berbohong. Pam bingung dibuatnya. Dia tersenyum pada Marcus, “Aku sudah mulai membaik. Terima kasih karena telah menyelamatkan kami. Ngomong-ngomong, mengapa kamu ada di sini?” "Beberapa bulan lagi aku akan menghadapi ujian. Ak
Jalan yang mereka lalui selama setengah hari dinaungi dedaunan yang lebat. "Hati-hati,” Pam mengingatkan Michael karena dia merasakan fluktuasi energi di sekitarnya. Michael mengangguk. Dia berjalan rapat di belakang Pam sambil memperhatikan sekitar dengan waspada. "Sebelah kanan?” Pam bergumam. Lalu dia mengeluarkan pedangnya.Michael tidak dapat menahan rasa gugupnya melihat sikap Pam. Apakah dia kembali melihat bos monster yang jahat?Apakah ini artinya keberuntungan yang baik atau buruk?Tiba-tiba semak-semak di sekeliling mereka bergoyang perlahan. Suara gemerisik muncul dari setiap sudut. Michael tercengang. Begitu pula Pam. Ratusan monster mengepung mereka!"Monster bermata merah, unicorn, kui!” Pam hampir depresi dibuatnya. Apa yang akan mereka tangkap? Apa mungkin dia memasuki gua sarang monster? Apakah mereka semua monster level kuning? Pam mempunyai kepercayaan diri bisa mengalahkan monster level kuning sendirian. Tapi bodoh rasanya jika dia harus melawan sek
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua