Ucapan Michael membuat mata Mark melebar. Apa dia tidak salah dengar? Michael memintanya berpura-pura menjadi ayah? Bukannya Mark tidak berani, tapi usianya belum bisa dikatakan tua. Bagaimana dia bisa memiliki anak sebesar Michael? "Tidak ... tidak mungkin aku menjadi seorang ayah untuk anak seusia kamu," ujar Mark dengan ragu. Michael melongo menatap Mark dan berkata, "Maksudku, kamu akan berperan sebagai kakakku. Wajar seorang kakak melihat-lihat sekolah adiknya. Kenapa kamu berpikir akan menjadi seorang ayah?"Mark cepat-cepat menggelengkan kepalanya dan melambaikan tangan, "Tidak, tidak, maksudku juga begitu. Bagaimana aku bisa berani menjadi ayahmu?"Michael tersenyum. Dia tahu Mark sedang gugup, makanya bicaranya jadi seperti itu. "Ayo masuk, aku penasaran dengan kakak iparku." Setelah itu, Michael melangkah duluan menuju tempat les. Pada saat itu, anak-anak masih berada dalam kelas. Michael dan Mark tidak berani membuat keributan di tempat les. Mark jelas-jelas le
Selama ini Mark selalu percaya bahwa wanita yang bisa menarik perhatiannya adalah wanita yang menggunakan pakaian seksi. Hanya wanita yang bisa menunjukkan bentuk badannya yang bagus yang bisa menjadi pendamping bos preman di Yuncheng. Namun, hari ini Mark menemukan pemikirannya selama ini salah. Sepertinya sosok wanita seperti Vivian yang bisa membuat perasaan bergerak. Wanita berpakaian seksi membuat Mark bergairah, sementara Vivian membuat Mark merasa ingin melindunginya. Sekarang Mark mengerti kenapa dia mengerti kenapa dia bersedia menyerahkan posisinya sebagai bos preman Yuncheng. Vivian wanita yang pantas untuk ditukarkan semua itu. "Ada apa? Kenapa kamu diam?" Michael tidak tahan bertanya ketika Mark terdiam. Mark tersadar dan berkata pada Michael, "Sepertinya aku jatuh cinta padanya."Michael tidak tahan untuk tertawa. Ini pertama kalinya dia melihat Mark mengatakan jatuh cinta. Ini menggelikan. Bagaimana seseorang yang selalu ditemani wanita cantik setiap malam,
Tidak lama kemudian, Vivian selesai mengajar. Saat Vivian keluar dari sekolah, Michael menyadari Mark kembali bersikap gugup. "Kenapa kamu gugup begitu?" tanya Michael."Kenapa tidak? Dia adalah masa depanku," Mark tidak bisa menyingkirkan pemandangan Vivian direbut orang lain. Saat pria itu bertemu Vivian, dia berjalan mendekatinya sambil membawa buket bunga. Anehnya, raut wajah Vivian tidak menunjukkan kesenangan. Dia juga tidak menyambut buket bunga itu. Malah, dia menggelengkan kepala dan mengatakan sesuatu. Karena jaraknya jauh, Mark tidak bisa mendengarnya. "Sepertinya mereka tidak berpacaran," Pemandangan ini membuat bongkahan batu di hati Mark menjadi terangkat. Dia menjadi lebih tenang. "Kamu ingin tahu apa yang mereka bicarakan?" tanya Michael.Mark terpana sesaat. Kalau dipikir-pikir, tidak aneh Michael bisa mendengarnya. Dia bertanya, "Apa yang dia katakan?""Kata Vivian, dia minta pria itu untuk tidak datang lagi. Hubungan ini mustahil buat mereka," ujar Mic
Saat Braden pergi meninggalkan mereka, raut wajah Vivian menjadi cemas. Dia tahu karakter Braden. Itulah salah satu alasan dia tidak berani membuat masalah dengannya selain karena identitas Braden.Keluarga Xiao memiliki pengaruh yang cukup besar di Tongyang dan Braden adalah orang yang dikenal memiliki iblis sebagai sekutunya. Siapa pun yang membuat masalah dengannya, pasti nasibnya berakhir mengerikan. "Lebih baik kamu cepat pergi dari sini. Kalau bisa, tinggalkan Tongyang. Kalau tidak, Braden akan menemukanmu," ujar Vivian pada Mark.Tidak mungkin Mark melakukan itu. Meskipun dia bukan berasal dari Tongyang, dia tidak bisa pergi. Bisa saja dia kembali ke Yuncheng dan berpura-pura tidak ada sesuatu yang terjadi. Lagi pula, Braden tidak memiliki kekuatan di Yuncheng. Namun, Mark tidak bisa meninggalkan Vivian. Dia tahu Braden akan terus mengganggu wanitanya. Bagaimana bisa Mark berdiam diri melihat Vivian jatuh ke tangan Braden?"Jangan cemas, meskipun dia benar-benar menemukan
Alasan Mark langsung menyetujui permintaan Michael adalah karena dia percaya padanya. Sejak Michael menganggapnya sebagai temannya, Mark tidak berkeberatan. Sayang sekali Mark tidak tahu apa yang akan dilakukan Michael. Kalau tidak, dia akan menyesal. Setelah menjalani kehidupan barunya ini, Michael sudah memikirkan satu hal yaitu apakah dia bisa membawa orang ke Dunia Xuanyuan untuk berlatih. Lagi pula, kehidupan di bumi ini tergolong singkat. Kalau mereka berlatih di Dunia Xuanyuan, rentang hidup mereka jadi tambah panjang. Namun, itu bukan sesuatu yang mudah. Untuk berlatih saja, prosesnya sudah cukup sulit. "Kamu sudah berjanji. Jangan lupakan itu," ujar Michael. Mark menepuk dadanya dan berjanji, "Jangan khawatir. Aku tidak akan mengingkari janjiku sendiri asalkan kamu tidak menjerumuskanku dalam bahaya."Michael mengangguk. "Jadi, ke mana kita sekarang?" tanya Mark penasaran. "Keluarga Xiao," jawab Michael.Mendengar nama Keluarga Xiao membuat Mark menjadi bersema
Tidak butuh waktu lama, laki-laki paruh baya muncul bersama dengan anak buah mereka. Laki-laki itu berjalan dengan gaya angkuh. Nama laki-laki itu adalah Alan. Dia adalah ayah Braden. Selain laki-laki tua Keluarga Xiao, dia adalah orang yang berpengaruh di dalam Keluarga Xiao. Karena dia jugalah reputasi Keluarga Xiao sangat terkenal. Alan juga punya karakter sombong yang suka meremehkan orang lain. Laki-laki gemuk itu berkata dengan suara rendah, "Alan, orang ini yang sudah mematahkan jariku."Alan tidak melihat penderitaan laki-laki gemuk itu ada manfaatnya. Malahan, dia menendang orang itu dan memarahinya, "Dasar tidak berguna. Mulai sekarang, keluar kamu dari Keluarga Xiao. Keluarga Xiao tidak membutuhkan anjing tidak berguna seperti dirimu."Laki-laki gemuk itu terkejut. Jika dia dikeluarkan dari Keluarga Xiao, bagaimana hidupnya nanti? Apalagi dia punya banyak musuh sejak kerja di Keluarga Xiao. Jika musuh-musuhnya sampai tahu, nasibnya akan berakhir menyedihkan."Maafkan
Alan tidak menyadari bahwa Michael yang sebenarnya mengalahkan para pengawalnya. Jadi dia tidak begitu memperhatikan Michael tapi lebih mengamati Mark.Meskipun dia sudah sering mendengar nama Mark sebagai preman Yuncheng, dia tidak menyangka kemampuan bela diri Mark sungguh hebat. Bukan berarti Alan takut pada Mark. Tongyang adalah wilayah kekuasaannya. Dia bisa memanggil anaknya buahnya lebih banyak. "Alan, jaga ucapanmu terhadap temanku. Dia bisa mengalahkanmu dalam sekejap. Jangan salahkan aku kalau nanti dia bisa menghajarmu sampai babak belur," ujar Mark sambil tersenyum. Mendengar ucapan Mark, Alan mengerutkan kening. Para pengawalnya bisa dihajar oleh bocah ini? Bagaimana mungkin?Para pengawalnya ini dulunya adalah petinju. Bahkan orang dewasa saja tidak bisa mengalahkannya. Bagaimana bisa mereka mereka dikalahkan oleh seorang bocah? Alan menatap para pengawalnya. Sebelum dia membuka mulutnya untuk bertanya, dia melihat salah satu pengawalnya mengangguk kesakitan. Ha
Setelah laki-laki gemuk itu pergi, Alan menjadi gelisah. Dia tahu tidak ada yang lebih baik dari Graham. Bisakah dia datang membantunya keluar dari masalah ini? Jika Graham tidak datang, sudah pasti situasi tidak bagus buat Alan.Tentu saja jika Graham datang, Alan tidak perlu takut pada Michael.Kekuatan Michael bisa mengalahkan para pengawalnya tapi Alan pikir dia tidak mungkin bisa mengalahkan Graham. "Aku penasaran masalah apa yang sudah putraku perbuat," ujar Alan. Michael menatap Mark. Sebetulnya masalah ini tidak ada hubungannya dengan dia. Lagi pula, Vivian adalah calon istri Mark. Mark menolong Vivian dari kejaran Braden."Putramu ini mengincar wanitaku," ujar Mark.Masalah wanita lagi. Putranya selalu mencari masalah dengan wanita. Alan hampir menyerah. Tentu saja, laki-laki dekat dengan hawa nafsu tapi Braden terlalu banyak menghabiskan waktunya dengan wanita. Alan tidak habis pikir. Meskipun dia membujuk Braden, Braden tidak akan mau mendengarnya. "Apa kamu suda
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua