Keduanya berangkat menuju ke sebuah desa kecil di pinggiran Kota Yuncheng.Setelah bertanya sana-sini, mereka menemukan rumah Spence. Rumah bata merah tua itu tampak goyang jika diterpa angin dan hujan. Sulit membayangkan bahwa sosok seperti Spence benar-benar tinggal di tempat yang lusuh seperti itu.Michael tidak berani mengetuk pintu kayu itu. Dia takut pintu itu akan copot. Dengan suara berderit, Spence mendorong pintu. Saat dia melihat Michael dan Mark, matanya tidak berkedip.Setelah masuk pintu ada halaman kecil. Walaupun becek, tidak ada rumput liar. Sepertinya dia biasa menjaga kebersihan rumah.Dalam waktu singkat, beberapa penduduk desa datang ke halaman dan berteriak."Kamu berhutang kepada kami. Kapan kamu akan membayarnya kembali?""Kamu bersembunyi di rumah setiap hari. Kamu pikir hutangmu akan lunas? "Sialan, kalau kamu tidak bisa membayar, kenapa kamu tidak menjual putrimu?"Ketika orang-orang itu berbicara, mereka juga melemparkan batu ke arah Spence. Mer
Ketika meninggalkan desa, Michael melihat seorang gadis kecil. Dia berusia sekitar sepuluh tahun dengan kuncir kuda.Saat melihatnya, Michael tahu kenapa Spence menghabiskan banyak uang. Pakaian di tubuh gadis kecil itu terlihat bagus."Memang ternyata Spence punya uang untuk membelanjakan barang bagus untuk putrinya. Tidak heran dia tidak mau membantuku saat aku menawarinya uang," kata Michael sambil tersenyum.Ekspresi Mark menjadi serius karena Michael baru saja mengatakan bahwa Raymond akan mati malam ini. Menurutnya, ini bukan tugas yang mudah.Ada banyak pengawal di samping Raymond. Semuanya adalah petinju tangguh. Penjagaan Raymond sangar ketat, bahkan saat dia liburan. Mungkin ada peluang untuk membunuhnya. Tapi karena penjagaan ketat, pasti usaha itu menimbulkan kegaduhan."Michael, apa yang akan kamu lakukan terhadap Raymond?” tanya Mark. "Apa ada jalan lain? Kita harus membunuhnya atau dia yang akan membuat masalah denganku." Setelah melihat video dari Mark, Michael s
Setelah memarkir mobil, Michael berjalan masuk ke The Emerald. Michael disambut oleh wanita cantik dengan make up tebal. Wanita itu adalah manajer di tempat pijat. Saat Michael mendatanginya, sang manajer menyambutnya dengan antusias. "Selamat datang Tuan, anda ingin masuk ke lantai berapa?"The Emerald dibagi menjadi tiga lantai. Di lantai pertama, terdapat pelayanan pijat kaki. Di lantai dua, pelayanan pijat mandi. Sedangkan lantai tiga adalah surga bagi kaum pria. Asalkan punya uang, tidak ada yang tidak bisa dinikmati di sini."Lantai tiga," kata Michael.“Silakan ikut denganku.” Saat Michael mengatakan lantai tiga, sang manajer menjadi lebih antusias.Masuk ke lantai tiga, suasananya sangat elegan. Terdapat ruangan-ruangan kecil. Michael meminta kamar dan pelayanan yang paling mewah. Pencahayaan di ruangan itu temaram. Sang manajer memperkenalkan Michael ke berbagai layanan beserta harganya, juga menu. Yang disebut menu adalah informasi dari masing-masing wanita. Bentuk
Melihat sang manajer akan melepaskan pakaiannya, Michael tahu dia salah paham. Michael cepat-cepat mengoreksi. "Aku memanggilmu karena butuh bantuanmu.”“Bantuan?” Sang manajer memandang waspada Michael. “Kamu tidak memiliki permintaan khusus, kan? Aku tidak menerima hal-hal aneh seperti itu.”Michael meringis. Dia tidak heran dengan apa yang dipikirkan sang manajer. “Aku ingin tahu di ruangan mana Raymond dilayani. Juga berapa banyak anak buahnya yang mengikutinya sekarang,” Michael menjelaskan. Meskipun dia tahu Raymond sudah datang di The Emerald, dia tidak berani keluar dari ruangan. Jadi bertanya pada sang manajer adalah cara terbaik."Tuan Raymond? Memangnya apa yang ingin kamu lakukan?" Sang manajer memandang Michael keheranan. Raymond adalah pelanggan tetap The Emerald dan merupakan pemilik ring tinju illegal. The Emerald membuat layanan khusus untuknya. Raymond tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk mendapat layanan. Hal ini menandakan betapa terkenal reputasinya. "
Raymond melihat ada seorang pria yang masuk ke dalam ruangan. Dia duduk dari tempat tidur dan berkata dengan nada menghina, "Wah, kemampuan yang bagus bisa menangani dua anak buahku di luar secara diam-diam.”“Mereka sudah menunggumu di neraka, sekarang giliranmu!” Michael berjalan menuju ke arah Raymond. Dua anak buahnya yang tersisa berdiri di depan Raymond. "Brengsek. Aku sudah lama bekerja di ring tinju. Jika kau berhasil membunuhku, aku akan menjadi bahan tertawaan."“Mereka bisa melindungimu?” Michael tersenyum mengejek. Dibanding orang biasa, mungkin keduanya lebih kuat. Tapi bagi Michael, mereka bukanlah apa-apa. “Coba saja. Aku harap kamu tidak mati menyedihkan.” Setelah berbicara, Raymond kembali berbaring dengan santai. Kedua anak buahnya bersiap-siap. Mereka menatap Michael dengan tajam. "Apakah kau ingin merasakan mati?""Bagaimana dengan patah kaki? Apa kamu pernah merasakannya?"Michael tidak punya waktu untuk berbasa-basi. Dia langsung beraksi. Kali ini dia
Melihat Bella sudah tertidur, Michael tidak banyak bertanya. Dia tidur sepanjang malam di lantai.Ketika Michael terbangun pada jam enam keesokan harinya, dia mendengar suara ketus Bella. "Hari ini aku mau lari sendirian, jangan ikuti aku. Aku juga akan pergi ke kantor sendiri, kamu tidak perlu mengantarku."Apa yang terjadi?Bella baik-baik saja kemarin. Mengapa sikapnya berubah begitu cepat hari ini?Apa yang sebenarnya terjadi? Michael pernah mengalaminya. Ada beberapa hari dalam sebulan ketika seorang wanita memiliki temperamen yang naik turun. Ini mungkin alasannya.Michael menyentuh kakinya. Memang tidak cocok untuk berlari hari ini. Meskipun tulangnya tidak patah ketika dia melompat dari lantai tiga tadi malam, dia harus istirahat selama sehari.Di gerbang pintu masuk vila, Bella sebenarnya mencoba menunggu selama tiga menit. Namun akhirnya dia berlari sendirian dengan cemas.Sepertinya Michael benar-benar lelah semalam. Kalau tidak, bagaimana mungkin dia benar-benar
Seharusnya Michelle tidak menelepon Bella.Michelle menyesal setengah mati bahwa dia sudah memberi informasi ini kepada Bella tanpa bertanya terlebih dahulu pada Michael. Tapi dalam situasi ini, penyesalan sudah tidak ada gunanya.Karena Bella menolak untuk berbicara dengannya lagi, Michelle harus bertemu Michael dan bertanya. Jika ini adalah kesalahpahaman, mungkin hubungan keduanya bisa pulih. “Aku harus bertemu dengannya.” Michelle menekan nomor Michael. Saat Michael menjawab telepon Michelle, dia sedang dalam perjalanan ke tempat Spence. “Aku ada urusan hari ini, lain kali saja.""Kita harus bertemu. Kalau tidak, jangan salahkan aku situasinya tidak bisa diselamatkan," ancam Michelle.Michael tidak tahu apa yang dimaksud Michelle tapi ini bukan pertama kalinya Michelle bersikap seperti ini, jadi Michael tidak menghiraukannya dan menutup telepon. Ketika telepon Michelle ditutup, dia sangat marah sehingga tidak bisa menahan diri untuk tidak membanting ponselnya ke lantai. T
Saat Spence meninggalkan kantor kepala sekolah, meja sudah hancur.Kepala sekolah yang melihat kekacauan di depannya hanya bisa terdiam.Kekuatan orang ini sangat mengerikan, bahkan bisa menghancurkan sebuah meja dalam sekejap.Kepala sekolah menghela napas panjang dan berkata dalam hati, "Sepertinya uang bukan segalanya. Jika tidak hati-hati, taruhannya nyawa. Tuhan sudah memberkatiku hari ini."Saat Spence kembali ke rumah, dia melihat ada mobil parkir di depan rumahnya. Dia bergegas berjalan dengan perasaan tidak senang.Di halaman rumah, Michael berjongkok di samping anak perempuan Spence. Setelah berbincang sejenak, dia jadi tahu putri Spence bernama Virginia. Michael cukup terkejut dengan nama tersebut.Spence orang yang vulgar. Tapi Michael cukup terkesan dengan pemilihan namanya. “Virginia barusan bercerita padaku, dia baru saja dikeluarkan dari sekolah?” Michael berdiri dan bertanya pada Spence.“Kepala sekolahnya memang brengsek. Bagaimana mungkin putriku bisa berkel
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua