Setelah Michael pergi, akhirnya Ralph bisa berdiri. Dia merasa marah dan kehilangan muka. Meskipun begitu, Ralph masih bisa berpikir logis. Ralph adalah tuan muda manja, tapi dia bisa tetap melihat situasi. Michael adalah seorang bocah yang bisa membuat Mark bersikap sangat berhati-hati. Jika Theodore tahu akan hal ini, sudah pasti Ralph bakal diusir dari Keluarga Chen. Dan ini bukan sesuatu yang diinginkan oleh Ralph. "Ralph, apa yang harus kita lakukan? Bocah itu sepertinya bukan bocah biasa," ujar teman Ralph. Temannya mulai merasa frustasi. Jika ini situasi biasa, mereka pasti sudah mengambil tindakan. Namun, hari ini ternyata bukan hari keberuntungan mereka. Ralph menepuk-nepuk bajunya. Statusnya sebagai putra Keluarga Chen tercoreng. Namun, jika kamu ingin menyelamatkan reputasimu, kamu harus membuat kesempatan sendiri atau menunggu kesempatan itu datang padamu."Cari tahu siapa bocah itu," perintah Ralph. Dalam hatinya, Ralph bersumpah tidak akan melupakan kejadian ini
Setelah Mark mengucapkan perkataan itu, Bruce yang datang bersama Michael, tiba-tiba merasa lemas. Dia tahu Mark tidak sedang bercanda. Bruce mengikuti Michael dengan harapan dia bisa makan enak. Dia tidak menyangka akan terlibat dalam masalah ini. Seketika Bruce Lee merasakan penyesalan yang luar biasa. Jika dia memiliki kesempatan, Bruce akan menganggap Michael sebagai seorang bos. Sayang sekali sekarang kesempatan itu hilang sudah. "Sudah kubilang, semua jagoan di sini bukanlah lawanku," ujar Michael tenang. Tidak sedikit pun rasa panik terlihat dari bahasa tubuhnya. Mark menggertakkan gigi. Dia ingin Michael merasa panik, tapi bocah ini malah terlihat tenang. Mark adalah orang yang memiliki banyak pengalaman di jalanan. Seusia Michael, dia sudah berkeliling ke mana-mana. Bagi Michael ini tidak ada apa-apanya. Terlihat dari sikap tenangnya. Sulit bagi Mark untuk memahami, apa yang membuat Michael bisa setenang ini. Bahkan seandainya Michael memiliki latar belakang
Semua orang yang ada dalam arena tinju tercengang dengan apa yang barusan terjadi. Seketika, Bruce memiliki keberanian. Dia sudah melihat kekuatan yang dimiliki oleh Michael. Di hadapan Mark, bos kecilnya ini membuktikan ucapannya. Apalagi yang perlu dia takutkan? "Bos, kamu keren," Bruce Lee berjalan mendekati Michael dan memberikan acungan jempol. Dia merasa bersyukur. Keputusannya sudah benar. Jika tadi dia kabur, dia tidak akan menjadi bawahan Michael. Hal itu akan membuatnya rugi. Sekarang Michael sudah menunjukkan kekuatannya. Mark pasti tidak berani menganggap remeh lagi. Jika dia mengikuti Michael, masa depannya akan menjadi lebih cerah. Michael tersenyum dengan pandangan menantang. "Sepertinya kamu sudah mengeluarkan petinju terbaik yang kamu miliki," ujar Michael. Mark menarik napas panjang. Dia tahu sudah meremehkan Michael. Memang benar, tidak ada petinju yang lebih jago dari yang dikalahkan Michael. "Bocah, kemampuanmu sungguh mengejutkanku," ujar Mark. "A
Keesokan paginya, Bruce yang tidak bisa tidur semalaman, tidak sabar menunggu di pintu masuk sekolah. Semalam dia tidak bisa tidur karena sangat bersemangat akan membeli mobil baru. Semalam, dia sudah melihat berbagai macam jenis mobil. Dia berencana memperlihatkannya pada Michael. Bruce bisa mengendarai mobil tanpa mengeluarkan uang. Michael bangun pagi-pagi tapi dia tidak langsung pergi ke sekolah. Sebaliknya dia sudah ada di luar rumah Bella. Dia berencana ingin bertemu dengan Bella pagi ini. Tidak lama kemudian, Bella muncul sambil menggendong tas sekolah. Michael mulai berjalan. Dia berharap Bella melihatnya. Michael tidak ingin Bella mencurigainya. Saat Bella melihat Michael, dia merasa aneh. Kemarin Michael datang menyelamatkannya. Kenapa dia sudah muncul pagi-pagi? Apa ini sebuah kebetulan?Jika Bella berpura-pura tidak melihat, mungkin tidak akan terjadi apa-apa. Tapi Bella sudah diselamatkan Michael kemarin, mungkin tidak ada salahnya untuk menyapa Michael.
"Tunggu, aku kan sudah bilang kalau bosku akan datang, tapi kamu tidak percaya,” Bruce berkata kepada orang-orang yang sudah terkapar dengan nada mengejek. Bruce tidak takut berada di antara orang-orang itu. Karena dia sudah memprediksi apa yang akan terjadi ketika Michael datang.Petinju Mark bukan lawan Michael. Bagaimana orang-orang ini bisa dibandingkan dengan Michael?"Bos, mereka hendak membuat masalah denganmu, Kamu ingin memberi mereka pelajaran?" tanya Bruce. "Di mana orang-orangmu?" tanya Michael curiga. Bruce terdiam saat mendengar pertanyaan Michael. Semua orang-orangnya sudah lari karena Bruce sudah membuat masalah dengan Ralph. Mereka takut Ralph akan membalas dendam, jadi mereka memilih mundur. Tapi sebenarnya mereka sendiri yang akan rugi. Dan suatu hari, Bruce yakin mereka akan datang kembali padanya untuk memohon belas kasihan. "Bos, setelah bertemu dengan Ralph semalam, mereka melarikan diri karena takut Ralph akan membalas dendam," ujar Bruce. Michael
"Bocah, apa kamu bilang?""Coba katakan lagi.""Bocah, ini bukan tempat kamu bercanda.""Sini, aku beri kami pelajaran."Melihat hal ini, Bruce menjadi cemas. Ketika dihadapkan lawan yang lebih kuat, dia biasanya lari paling pertama. Meskipun orang-orang ini hanya salesman, tapi ini dealer mobil mahal, tempat di mana orang biasa tidak sepantasnya masuk. Namun setelah kejadian kemarin, Bruce menjadi lebih percaya diri. Lagi pula, kejadian ini tidak ada apa-apanya dibanding Mark. Jika dipikir-pikir, bukannya para salesman ini nanti akan kehilangan wajah mereka? Bruce menarik napas dalam. Dia lalu menunjukkan sedikit keberanian. "Hey, kami ini hendak membeli mobil. Kenapa kalian jadi menakuti calon pembeli?” "Siapa kamu?""Beraninya kamu berkata seperti itu? Aku tidak akan membiarkanmu keluar dari sini."Beberapa orang menatap Michael dan Bruce dengan pandangan marah. Mereka terbiasa menilai calon pembeli hanya dengan sekali pandang. Biasanya perlakuan mereka terhadap oran
Menghina?Ini lebih dari sekedar menghina. Si salesman terlihat lemas. Jika bosnya sampai tahu, dia takut tidak akan ada satupun di antara teman-teman kerjanya yang lolos. "Sialan, waktunya hampir habis," ujar si salesman. Mendengar ucapan si salesman, si kasir tahu bakal terjadi masalah besar. Dia cepat-cepat berkata, "Aku tidak ada urusannya dengan masalah ini. Sana pergi."Si salesman seketika memikirkan apa yang dikatakan Michael. Dia sadar, untuk selanjutnya, saat bertemu dengan Michael, dia harus berlutut di depannya. Jika Michael adalah orang dewasa, dia bersedia dengan senang hati berlutut, tapi, Michael hanya seorang anak kecil. Di tempat display mobil. Beberapa teman si salesman melihat teman mereka belum balik dari kasir. Mereka mulai merasa cemas. Dia hanya mengecek kartu saja, tapi kenapa lama sekali? Jangan-jangan yang dikatakan Michael itu benar adanya? "Apa yang dia lakukan? Kenapa lama sekali?""Jangan-jangan dia sedang menggoda si kasir. Dia sudah la
Sebetulnya bagi Bruce, hal ini tentu tidak menjadi masalah, bahkan ini seperti menerima durian runtuh "Bos, apa kamu tidak takut kalau aku membawa kabur mobilmu?" tanya Bruce. Michael tersenyum dan berkata, "Kamu pikir aku akan peduli dengan mobil ini? Harganya tidak seberapa."Bruce menelan ludah. Mobil semahal itu tidak ada apa-apanya. Mungkin memang melihat dari besarnya uang yang ada di rekening Michael, mobil itu memang tidak mahal.Inilah perbedaan antara orang kaya dan orang miskin. Bruce paham hal itu. Tidak sampai seharian, perjanjian jual beli sudah selesai. Semua dokumen sudah ditandatangani. Setelah semua dokumen beres, Bruce mencari tahu bagaimana semua fitur yang ada di mobil itu berfungsi. Setelah meninggalkan dealer mobil, Bruce memegang setir kemudi. Tangannya berkeringat. Ini pertama kalinya dia memegang mobil mahal ini. "Bos, mau ke mana kita?" tanya Bruce. Michael melihat jam. Ini belum waktunya Bella pulang sekolah. Jika dia menunggunya, pasti akan
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua