"Ayah, apa itu mereka?" tanya Samy dengan takut. Julian juga takut. Setelah dipikir-pikir lagi, masuk akal kalau mereka didatangi langsung ke rumah. Namun sekuat apapun mereka, seharusnya mereka tidak datang siang hari begini. Julian juga memiliki pengaruh besar di Yanjing. Mereka tidak mungkin seberani ini. "Coba lihat, siapa yang datang," perintah Julian pada pengawalnya. Dia sudah menyiapkan pengawal yang cukup tangguh. Si pengawal ini sudah pensiun dari pekerjaan profesionalnya dan kemampuan bela dirinya tidak diragukan lagi. Si pengawal mengangguk. Dia berjalan mendekati pintu. Kemudian saat membuka pintu, dia cukup terkejut ternyata yang menekan bel adalah seorang bocah laki-laki. "Seorang bocah, Tuan," ujar si pengawal pada Julian."Bocah?" Julian mengerutkan kening, "Usir dia,"Saat si pengawal hendak mengusirnya, Michael berkata, "Aku ingin bertemu Julian. Aku bisa membantu masalahnya."Setelah mendengar ucapan Michal, si pengawal tertawa. Bagaimana bisa seorang b
Julian tahu mereka berada dalam situasi genting. Dia bersembunyi di rumah padahal dia adalah orang yang cukup ditakuti. Karena itu dia tidak berharap pada seorang bocah seperti Michael. Julian juga tahu sesuatu soal Michael. Sebagai tuan muda Keluarga Han, statusnya lebih rendah dari pelayan di rumahnya. Matthew selalu yang muncul di depan publik sebagai tuan muda Keluarga Han sedangkan Michael belum pernah muncul sama sekali. Jika Michael memang bisa sekuat itu, bagaimana bisa Keluarga Han tidak memperhatikannya sama sekali. Julian terdiam. Kemudian dia menyiram air dingin ke si pengawal yang pingsan tadi. Si pengawal langsung tersadar. Saat si pengawal melihat Julian menatap dirinya, dia langsung menyadari kesalahannya. Dia sudah meremehkan Michael. Dan majikannya serta putranya sampai terbunuh, mau ditaruh di mana mukanya? Namun, saat si pengawal hendak membela diri, Julian langsung memotong, "Aku akan memberimu kesempatan satu kali lagi, bisakah kamu mengalahkannya?"Uc
Saat teman-teman Hudson ingin menertawakan Michael, seketika raut muka mereka menjadi berubah. Bahkan Hudson sendiri menjadi tegang. Karena saat dia mengayunkan tinjunya, Michael bisa menahan serangannya itu. Hudson tahu kemampuan dirinya. Di antara teman-temannya, tidak ada yang bisa mengalahkannya. Namun sekarang, tinjunya bisa ditahan oleh Michael. Bahkan saat dia hendak menarik tangannya, dia tidak bisa melakukannya. "Bagaimana mungkin?" tanya Hudson dengan raut wajah tidak percaya. "Kenapa? Terkejut?" tanya Michael sambil tersenyum. Hudson tidak bisa diperlakukan seperti ini di depan teman-temannya, jadi dia mengincar perut Michael dan hendak menendangnya. Bagaimana mungkin Michael akan memberinya kesempatan? Pada saat kaki Hudson diayun, Michael melepas tangannya sehingga menyebabkan tubuh Hudson kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Michael sudah mengurangi tenaganya. Jika tidak, mungkin nasib Hudson akan lebih parah dibanding si pengawal Keluarga Yao. "Hudson
Pemandangan ini sangat umum terjadi. Hanya ada dua jenis orang yang berkeliaran di sekitar klub malam. Satu si pemburu dan satu lagi yang diburu. Orang-orang sudah paham dengan aturan main ini. Namun saat Michael melewati mereka, dia mendengar suara si laki-laki yang sedang menelepon seseorang. "Beres. Obatnya sungguh manjur. Dia tidak akan menyadari apa yang sudah dia lalui semalaman," ujar si laki-laki dengan bangga. Michael bukan tipe yang ikut campur urusan orang tapi dia sungguh jijik mendengar ucapan si laki-laki. Kegiatan klub malam bukanlah untuk orang sembarangan. Yang mau melakukannya harus sama-sama mau. "Ok, aku tunggu kalian selepas tengah malam," ujar laki-laki itu sambil menutup telepon. Michael berhenti berjalan. Bukannya dia ingin ikut campur tapi dia tidak tahan melihatnya. "Kamu mau apa? Dia ini kakakku," ujar Michael."Anak kecil, ini bukan urusanmu. Pergilah," ujar si laki-laki dengan nada tidak sabar. "Lepaskan dia," ujar Michael."Oh, kamu mau b
”Apa kamu tidak mengenal si anak kecil ini sama sekali kan?” Michael memandang Wulan sambil tersenyum. Michael dengan tulus menyelamatkan Wulan. Keputusannya saat itu merupakan keputusan yang paling benar. Hanya saja, Michael tidak mengira Wulan akan berkata seperti itu.Seandainya Michael lelaki normal dengan usia dia yang sebenarnya, wajar saja dia menyelamatkan Wulan layaknya seorang pahlawan menyelamatkan Amerika. Namun Michael yang sekarang hanya bocah kecil berusia empat belas tahun.Wulan mengejek Michael, “Bocah kecil, aku tahu kamu masih kecil. Mana mungkin aku jatuh cinta padamu? Apa bisa kamu memenuhi semua kebutuhanku dengan tubuhmu yang kecil itu?”Telepon Michael tiba-tiba berbunyi. Michael sedikit menduga-duga siapa yang meneleponnya karena nomornya tidak dia kenal. Michael berkata pada Wulan, “Aku sudah tidak ada lagi urusan denganmu. Aku sibuk. Aku sarankan kamu tidak lagi pergi ke bar untuk memenuhi kebutuhan hidupmu. Belum tentu nasibmu seberuntung ini jika kamu m
Samy menganggap enteng semua masalah karena dia tahu selama ini ayahnya selalu melindunginya. Julian akan selalu ada untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya seolah-olah dia tidak dapat menyelesaikannya sendiri. Samy memiliki keyakinan dalam hatinya, Julian akan menyelesaikan masalah yang tidak dapat dia selesaikan.Dari sejak awal, Samy tidak pernah merasa khawatir menghadapi masalah ini.“Ayah, aku tidak akan pergi lagi ke tempat yang biasanya aku tuju. Masalah selesai. Mengapa aku harus memberitahunya?” jawab Samy. Dia tidak mau bekerja sama dengan Michael. Samy tidak ingin mengakui dia membutuhkan perlindungan Michael.“Bukan, maksudnya bukan kamu tidak boleh pergi ke tempat itu. Tapi kamu harus pergi ke sana,” ujar Michael.Julian berbalik menatap Michael. Menurut aturan umum, seharusnya dia menghindari tempat-tempat yang sudah diketahui pihak lawan. Mengapa justru menyuruh Samy pergi ke tempat-tempat itu? Apa Michael linglung?Si pengawal merenung. Namun kemudian dia men
Samy tidak pernah mendapat tatapan garang dari ayahnya sepanjang hidupnya. Dia pun mengangguk tanpa berani membantah perintah ayahnya.Julian berbalik memandang Michael, “Aku serahkan semuanya padamu. Jika kamu berhasil menyelesaikan masalah ini, aku akan mengerahkan semua yang aku miliki untuk membantu Perusahaan Fengqian.”“Terima kasih,” Michael tersenyum. Perkembangan Perusahaan Fengqian akan lebih cepat dengan bantuan Julian.Michael menghabiskan banyak waktu untuk membangun Fengqian. Fengqian pasti akan menjadi perusahaan yang bersinar di Yanjing. Bahkan berkesempatan melampaui perusahaan Keluarga Han dalam dua atau tiga tahun ke depan. Atau bahkan hanya satu tahun.Michael tidak tahu apa yang akan dirasakan Florence jika satu saat nanti Fengqian sukses melebihi Keluarga Han.Selama ini Florence selalu menganggap Matthew sebagai bintang Keluarga Han. Florence menganggap hanya Matthew yang bisa membawa Keluarga Han ke level yang lebih tinggi. Michael ingin wanita tua itu mera
Samy berpura-pura patuh pada Julian supaya ayahnya tidak lagi marah. Namun mengingat karakternya yang dominan, tidak mungkin Samy bisa benar-benar menghormati Michael.Samy meninggalkan ruang kerja ayahnya. Dia membuat janji dengan beberapa temannya untuk minum-minum malam ini.Samy juga mengatakan pada teman-temannya bahwa dia akan bersama seseorang ke klub malam. Namun dia tidak menyukai orang tersebut. Dia menyuruh teman-temannya untuk membuat Michael merasa tidak nyaman.Teman-teman Samy menyetujui permintaannya.Sebagai orang terpandang dari generasi kedua, Samy sangat mudah mempengaruhi teman-temannya.Akhirnya malam yang ditunggu datang juga. Samy mengendarai McLaren menuju Mullins.Mullins adalah salah satu dari tiga klub malam paling terkenal di Kota Yanjing. Musik dan pencahayaannya sangat canggih. Terlebih lagi, bos Mullin sangat mengerti kebutuhan sebuah klub malam. Wanita-wanita cantik dari berbagai daerah menjadi pemandangan biasa di Mullin. Itulah mengapa banyak or
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua