Di ruangan rapat, nenek tersenyum dan memegang tangan Bella. Ini adalah momen kedekatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Nenek tidak pernah menganggap Bella sebagai anggota keluarganya. Sekarang, Bella tampaknya telah menjadi cucu kesayangan.Meskipun Amanda mungkin akan menikah dengan keluarga kaya, tapi untuk saat ini, Bella adalah orang yang membantu keluarga Su keluar dari kesulitan.Tapi selain nenek, ekpresi wajah yang lain menunjukkan ketidaksukaan.Masalah keluarga Su memang sudah aman. Tapi Bella akan mengurus keuangan perusahaaan. Mereka tidak bisa lagi mengambil seenaknya uang perusahaan untuk kepentingan mereka. Nenek bisa menutup mata untuk hal itu, tetapi bisakah Bella melakukannya?Yang lain harus sudah mulai memikirkan tentang sikap mereka sebelumnya terhadap Bella. Jika nanti ketahuan ada yang ingin mengambil uang perusahaan, Bella pasti tidak membiarkan mereka pergi begitu saja.Saat datang ke ruang rapat, ekspresi wajah Edward dan Amanda tampak muram. Teru
Bella kembali ke kantor. Wajahnya kesal. Dia tidak menyangka bahwa nenek akan memperlakukannya dengan cara seperti itu.Edward menjadi wakil direktur. Nenek juga sengaja memperjelas hal itu di depan semua orang, Itu saja sudah memperlihatkan ada jurang diantara mereka. "Kapan nenek bisa sadar bahwa Edward sama sekali tidak cocok untuk duduk di kursi manajemen? Memangnnya nenek benar-benar ingin perusahaan hancur?"Saat jam pulang kerja, Bella menerima telepon dari Michelle. Dia mengatakan terima kasih kepada Michael atas bantuannya kemarin dan mengundang mereka untuk makan malam.Karena Bella tidak melihat Michelle selama beberapa hari, jadi dia setuju.Setelah pulang kerja, Bella berdiri di samping mobil. "Michelle mengundang kita untuk makan di rumahnya. Jadi aku akan menyetir, kamu tidak tahu jalan."Michael keluar dari mobil dan pindah ke kursi penumpang. Kemudian dia melihat ekspresi Bella yang tidak biasa hari ini.Pinjaman bank sudah ada. Jadi seharusnya dia dalam suasan
Rumah Michelle.Michael dan Bella sedang duduk di ruang tamu. Dapur terus mengeluarkan suara panci dan wajan. Ada asap tebal bercampur dengan jeritan Michelle. Sebelumnya dia memerintahkan Michael dan Bella untuk tetap tinggal di ruang tamu, “Kamu tidak mau memeriksanya? Aku khawatir dia akan membakar rumah.” Ada kepulan asap lagi sampai ke ruang tamu. Ingin rasanya Michael memakai masker gara-gara itu. Bella tampak cemas dan berdiri. "Michelle, apa kamu mau mulai perang dunia?"Saat Bella masuk ke dapur, terlihat kekacauan di mana-mana. Muka Michelle berminyak dan rambutnya acak-acakan seperti wanita gila.Melihat Michael dan Bella, dia berkata dengan panik, "Bukankah aku menyuruh kalian menunggu di ruang tamu? Pergi sana.” Bella menghela napas, "Mengapa memaksakan diri jika kamu tidak bisa melakukannya. Apakah kamu mau membakar rumahmu?"“Siapa bilang aku tidak bisa melakukannya? Aku sudah memasak dan akan segera menghidangkannya.” Michelle dengan bangga menunjuk sepiring
Michelle duduk kembali. Dia hanya bercanda.“Ngomong-ngomong, Bella, aku sudah bilang pada teman-teman kalau kamu akan datang reuni dan mereka semua sudah tahu,” ujar Michelle.Bella sudah lama tidak berhubungan lagi dengan teman-temannya. Isi percakapan mereka selalu membahas tentang barang mewah apa yang mereka beli dan negara mana yang mereka kunjungi."Mereka pasti terkejut," kata Bella.Michelle mengangguk. "Aku pikir aku salah dengar ketika mami Helena bilang dia sudah lama tidak melihatmu. Dia sangat rindu padamu."“Dulu Helena pernah suka pada satu pria, tapi pria itu menyukaiku. Wajar saja dia membenciku.” Bella selalu dibully oleh Helena. Beberapa pria yang disukai Helena pasti menyukai Bella. “Helena tidak secantik dirimu. Tapi dia bisanya hanya menyalahkan orang lain saja. Sekarang dia menikah dengan pria kaya. Setiap bertemu, dia selalu memamerkan tas-tas mahalnya itu.” Michelle menghela napas. Meskipun dia tidak menyukai Helena, tapi harus diakui hidup Helena lebih
Pada hari reuni, Michael mengemudi dan Bella di kursi penumpang. Keduanya pergi untuk menjemput Michelle. Setelahnya mereka melaju menuju tujuan perkebunan Rumah Buah. Sekitar dua tahun yang lalu, banyak perkebunan yang dibuka dengan menanam buah segar di sekitar Yuncheng. Perkebunan-perkebunan ini juga mempunyai lokasi luas dengan udara segar. Keistimewaan ini menarik banyak orang di kota untuk datang selama liburan dan merasakan kesenangan bisa memetik buah secara langsung.Namun, karena jenis usaha ini sangat diminati, maka persaingan sangat ketat. Akibatnya banyak perkebunan yang hanya berumur pendek karena tidak sanggup bersaing.Namun, Rumah Buah adalah satu-satunya di antara banyak perkebunan yang tidak terpengaruh. Mereka tidak pernah kekurangan pelanggan. Bahkan untuk berkunjung perlu reservasi dari jauh hari. Dikabarkan bahwa pemiliknya memiliki koneksi sendiri di Kota Yuncheng. Terlebih lagi, perkebunan lain yang bangkrut itu juga akibat manuver dari pemiliknya. “Miche
Ketika para murid datang, mereka sangat suka dengan mobil Ferrari itu. Karena mereka semua berasal dari keluarga biasa-biasa saja. Di kehidupan sehari-hari mereka tidak sanggup untuk membeli Ferrari. Setiap orang sibuk mengambil foto dengan Ferrari. Helena sangat bahagia sampai tidak bisa menutup mulutnya dan menikmati kedengkian dari teman-teman sekelasnya. “Kalau kalian mau, kalian boleh masuk ke mobil, berfoto di sana dan mencoba duduk di dalamnya.” Helena terlihat senang dan membuka pintu mobil. “Wah benar, kah? Helena, kau sangat murah hati.”“Kamu benar-benar membuat iri. Suaminya tidak saja tampan, tapi juga kaya raya.”“Dimana aku bisa mencari seorang suami yang bisa membelikanku sebuah mobil Ferrari.”Helena memegang tangan Thomas, lalu berkata dengan nada mengejek, ”Dia sebenarnya tidak sebaik yang kalian kira. Waktu dia mengejarku dulu, aku juga berpikir cukup lama. Kalau saja dia tidak memberiku cincin berlian ini, aku juga pasti tidak mau.”Helena dengan sengaja
Michelle merasa bersalah sudah menyembunyikan tasnya di belakang punggung. Tas yang ia bawa hari ini adalah tas palsu. Helena secara tidak sengaja menemukannya. “Kenapa mesti disembunyikan? Barang palsu tetap barang palsu,” ujar Helena. “Istriku, kalian kan teman satu sekolah. Seharusnya kalian peduli satu sama lain. Tidak boleh jahat begitu,” ujar Thomas berjalan ke arah Helena sambil menepuk pundaknya. Thomas lalu menatap Bella. Dibandingkan Helena, Bella lebih cantik. Sayang sekali wanita secantik Bella harus menikah dengan pecundang. Ketika Michelle melihat Thomas, dia terkejut. Bukan karena penampilannya, tapi pakaiannya. Michelle tidak akan pernah lupa pakaian yang digunakan Thomas. Ketika kejadian Michael bermain piano di pusat perbelanjaan terjadi dan membuat heboh di dunia maya, dia memakai baju yang sama dengan Thomas. Bagaimana bisa? Pada saat yang bersamaan, Michael mendekat ke arah Bella. Bella lalu berkata dengan senyum, “Ini suamiku. Mestinya kau sudah tahu n
Beberapa orang langsung teringat pada kejadian pangeran piano. “Dia … Thomas adalah sang pangeran piano.”“Ya Tuhan, Helena, apakah suamimu adalah sang pangeran piano?”“Dia adalah pria paling beken di internet saat ini.”Para murid wanita terkesima. Dibandingkan dengan mobil Ferrari, cincin dari The Palace, kejadian ini lebih membuat iri, sampai menusuk ke dalam kalbu.Banyak wanita yang sampai saat ini masih terkagum-kagum dengan sang pangeran piano. Banyak wanita yang bermimpi siang malam ingin menikahi sang pangeran. Tidak terduga, pria yang karismatik itu ternyata Thomas.Michelle sungguh bingung saat ini!Bukankah pangeran piano itu adalah Michael, bagaimana bisa jadi Thomas?Bella juga ikut terpaku. Dia tidak pernah berpikir kalau Michael berbohong, lagi pula hal itu tidak perlu dilakukan. Tapi sekarang ... Saat ini, Helena dengan senyuman lebar di wajah berdiri di atas panggung, lalu berkata, “Thomas sudah berlatih piano sejak kecil. Saat itu di mall, dia han
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua