Michael selalu merasa yakin dia adalah orang cerdas. Saat dia mendengar Nico berkata seperti itu, dia menyadari sesuatu. Sepertinya ada masalah antara Levi dan Arnold.Namun, mustahil bagi Michael bisa menebak apa masalahnya. Jadi Michael menunggu penjelasan Nico dan menatapnya. Nico menjadi gugup. Dia merasa tidak nyaman saat Michael menatapnya. Dia menundukkan kepala dan berkata, "Tuan Michael, aku tidak tahu apa yang terjadi antara kedua orang itu, tapi Levi datang kepadaku dan ingin menanyakan sesuatu tentang dirimu. Menurutku, karena Arnold sudah pernah ke sini, dia pasti menginginkan sesuatu, ""Itu saja?" tanya Michael. "Itu saja. Jika ada hal lain, aku akan menyampaikannya padamu," ujar Nico.Michael melihat Nico berkata jujur, jadi dia tidak bertanya lagi. Setelah itu, Michael pulang. Sebelum Nico beristirahat, Raven datang padanya. Untuk wanita satu ini, Nico sama sekali tidak bersikap waspada. Meskipun dia selalu berada di dekat Michael, tapi dia hanya seorang
Mendengar kabar bahwa Michael akan membunuh Arnold, Raven merasa bahagia. Hari-hari yang membosankan akan segera berakhir. Dia akan melihat sebuah pertunjukan yang menarik. Selama ini dia hanya melihat peristiwa yang biasa-biasa saja. "Jika Michael membunuh Arnold, apa yang akan dilakukan oleh sang kaisar? Bahkan kalau bisa, Michael harus ciptakan kondisi peperangan antara tiga kerajaan. Pasti menegangkan."Raven sedang berbicara pada dirinya. Dia berusaha menenangkan dirinya yang terlalu senang. "Tidak, aku harus bisa menahan diri. Jika Michael sampai curiga padaku, bagaimana dia akan membiarkanku mengikutinya. Tidak mungkin aku lewatkan kejadian menarik ini. Lagipula dengan cara inilah, aku bisa tahu identitas Michael yang sebenarnya."Raven terlihat seperti bukan jagoan yang sudah lama hidup melainkan seperti seorang anak yang tidak sabar mendapatkan mainannya. Wajar saja. Ketika dia menjadi seorang jagoan, umurnya belum terlalu tua. Dia memang muncul di depan kaisar pertama
Bang bang!"Tuan, putraku tidak tahu apa yang sudah dia lakukan. Aku mohon belas kasihanmu. Aku janji kami tidak akan muncul lagi di hadapanmu," Faris terus-terusan meminta maaf pada Michael. Pada saat seperti ini, dia sudah tidak memandang harga dirinya. Hanya satu hal yang ada dalam pikirannya, bertahan hidup. Michael mengabaikan permintaan Faris. Dia menatap Frans.Frans yang mulai merasa ketakutan, mundur perlahan-lahan. Dia merasakan aura Michael yang membuat dirinya terancam. Sepertinya dia sudah salah memilih musuh. "Kamu mau apa?" tanya Frans dengan takut."Apa kamu paham kenapa ayahmu memohon seperti itu?" tanya Michael.Frans menggeleng. Dia tidak paham apa yang sedang terjadi. Di pikirannya, Michael adalah seorang pecundang yang pantas dia musuhi. Bagaimana bisa sosok pecundang membuat pengawal Keluarga Feng tidak bisa bergerak? "Itu karena dia menyadari kelemahannya," jawab Michael. Seketika, pengawal-pengawal itu memuntahkan darah. Mereka terjatuh dan kejang-ke
"Kak Michael, bagaimana kakak bisa berpikiran seperti itu?" tanya Cheryl. Dia memutar bola matanya. Melihat reaksi Cheryl seperti ini, Michael tidak bisa tidak merasa kasihan pada John. Mungkin jika Cheryl masih terlihat malu, John masih punya kesempatan. "Bakal ada satu orang laki-laki yang patah hati," ujar Michael sambil mendesah. Cheryl merasa tidak setuju. Bagaimana bisa John bakal patah hati? Baginya John sama seperti laki-laki keluarga kaya pada umumnya. "Kak Michael, bagaimana orang seperti John bisa menyukaiku? Kakak terlalu berlebihan, " ujar Cheryl.Michael terlihat serius dan mendengus, "Aku benar-benar menyukai John. Meskipun dia kelihatan tidak menjanjikan, setidaknya dia jujur pada dirinya sendiri. Jika kamu tidak menyadarinya, itu berarti kamu belum terlalu mengenalnya. Ke depannya, kamu akan tahu seperti apa dia orangnya,"Di kota Longyun, John sudah lama menyukai Emilia tapi dia selalu ditolak. John tidak menyerah. Dari sini saja, sudah terlihat kalau John a
Di kediaman Keluarga Ximen. Arnold belum keluar kamar sejak dia mendapatkan buah suci. Kalau melihat dari raut wajahnya, dia sudah menganggap buah suci sebagai miliknya yang membuat Levi merasa cemas. Levi tahu meskipun dia adalah penerus Keluarga Ximen tapi jika Arnold berhasil naik level, maka Levi tidak bisa menjadi penerus keluarga ini. Selain bisa naik level, hidup Arnold pasti akan tambah panjang. Di saat Arnold sudah tua nanti, Levi belum tentu masih hidup. Meskipun Arnold mengatakan dia akan memberikan buah suci pada Levi tapi Levi sendiri ragu dengan ucapan ayahnya itu. Tidak ada yang bisa menolak godaan buah suci.Di hadapan godaan kekuatan dan usia panjang, bagaimana Arnold bisa menyerahkannya buah suci?"Bantu aku mendapatkan buah suci," perintah Levi pada orang kepercayaannya.Orang kepercayaan ini sangat setia pada Levi. Hanya dia yang tahu keinginan Levi menjadi seorang penerus. Levi menceritakan seluruh rahasia padanya. "Tuan muda, menurutku tuan besar t
Ucapan Levi membuat Michael mendengus. Dia mendekatinya dan berkata, "Menurutmu, seperti apa seorang master super itu?""Kamu bukan pemilik buah suci, kan?" tanya Levi. Di matanya, Michael hanyalah orang biasa. Pemilik buah suci pasti tidak ingin menunjukkan diri, jadi dia meminta Michael menggantikannya.Hal ini membuat Levi kesal. Dia adalah anggota Keluarga Ximen, tapi ada orang lain yang menganggap remeh dirinya. "Apa aku terlihat seperti itu?" Michael tersenyum. Dia melihat sorot mata tidak puas di mata Levi."Beritahu dia, aku hanya mau bertemu dengan orangnya langsung," Kemudian Levi membalikkan badan.Ini persoalan harga diri. Meskipun Levi tahu dia membutuhkan bantuan pemilik buah suci, dia tidak sudi diremehkan begitu saja. Ini persoalan kebiasaan. Dia terbiasa berada di posisi atas mata angin. Dengan otomatis, dia tidak akan mudah tunduk pada permintaan orang lain. "Berlutut," bisik Michael.Levi tidak mengerti apa yang dimaksud Michael. TIba-tiba, dia merasakan t
Pertanyaan Levi membuatnya si orang kepercayaannya berpikir tapi dia tidak menemukan jawaban yang memuaskan."Tuan muda, aku tidak bisa menilai level kekuatannya hanya dengan kejadian barusan. Jadi aku tidak tahu apakah dia benar-benar bisa menyingkirkan semua anggota Keluarga Ximen atau tidak," ujar si orang kepercayaan. Levi mendesah, "Aku harap dia akan membuktikan ucapannya. Karena dengan begitu, dia bisa membunuh Arnold."Setelah itu, Levi tertawa keras, yang membuat bulu kuduk si orang kepercayaannya itu berdiri. Namun, dia sudah terbiasa. Hanya dia yang tahu orang seperti apa Levi itu sebenarnya.Di mata Levi, tidak ada hal yang lebih penting selain menjadi kepala keluarga. Selama dia bisa mendapatkan hal itu, dia akan melakukan apa saja. Siapapun yang menghalangi jalannya, orang itu akan disingkirkan oleh Levi."Tuan muda, sejak kapan ada seorang master super yang lain selain dari pihak kerajaan?" tanya si orang kepercayaan. Tentu saja dia tahu soal sosok Raven yang
Dengan ambisinya mencari buah suci, Arnold sekali lagi datang ke kediaman Nico. Arnold bertekad tidak akan menghabiskan banyak waktu. Hari ini dia mesti tahu siapa pemilik buah suci itu. Kalau tidak, Nico dan Reynold akan mati. Melihat Arnold muncul di rumahnya, membuat Nico tidak terkejut. Dia tahu cepat atau lambat, hal ini akan terjadi. "Tuan Arnold, sungguh kehormatan aku menerima kedatanganmu. Aku harap aku bisa menjawab pertanyaanmu," sambut Nico."Aku datang ke sini untuk mencari tahu siapa pemilik buah suci sebelumnya. Kalau tidak, kamu akan mati," ujar Arnold tanpa berbasa-basi. Setelah itu, Arnold menatap Reynold dan berkata, "Karena aku ada di sini, aku tidak takut dengan ancamanmu. Percuma saja kamu menakut-nakuitku."Melihat sikap Arnold hari ini membuat Reynold tahu bahwa percuma saja dia berkata-kata. Sikap Arnold sudah jelas. Dia tidak akan mudah untuk ditakut-takuti. Apalagi status Keluarga Ge di kerajaan lebih rendah dibanding Keluarga Ximen. Bahkan jika Arn
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua