Akhirnya Michael dan lainnya mendapatkan kamar. Mereka berempat menghadapi situasi yang tidak nyaman. Mustahil satu tempat tidur bisa muat empat orang. John sudah memikirkan hal itu. Dia tidak keberatan dengan tidur di jalan dan ingin memberikan tempat tidur pada Michael.Namun Michael berpikir berbeda. Dia memilih memberikan tempat tidur itu pada kedua wanita dan mengikuti John tidur di jalan. "Bagaimana kalau kalian tidur di sini? John dan aku akan tidur di luar," ujar Michael. Leticia berharap Michael akan tidur bersama dengannya di tempat tidur itu, tapi dia tahu Michael tidak akan pernah mau. "Aku tidak mau tidur dengan orang asing," ujar Leticia. Bagaimana dia bisa tidur bersama dengan Raven? Dia kan melihat Raven sebagai saingannya. Raven tersenyum. Dia segera berbaring di tempat tidur dan berkata, "Terima kasih. Aku juga tidak ingin tidur dengan orang asing."Leticia tidak menyangka Raven itu begitu cuek. Seketika dia menjadi marah. Sudah jelas cuma ada satu kama
Mendengar penjelasan Leon, raut muka John berubah kecewa. Dia datang ke sini untuk mengikuti acara lelang. Namun John pikir apa boleh buat. Mereka tidak ada yang membawa barang untuk dijual dalam acara pelelangan. "Guru, apa yang harus kita lakukan sekarang?" bisik John.Michael sedang berpikir. Buah merah yang dia miliki ini sangat berharga. Selain buah merah itu, dia tidak memiliki apa-apa lagi. Lagipula dia tidak tahu berapa harga buah merah ini. "Tuan-Tuan jika tidak ada keperluan lain, aku permisi dulu," ujar Leon. John merasa tidak puas tapi apa yang bisa dia lakukan? Leon sudah mengatakan apa peraturannya. Mereka harus mengikuti peraturannya itu."Ayolah, tidak bisakah kami melihat-lihat saja?" ujar John.Raut muka Leon menjadi kesal. Sudah jelas ketiga tamunya ini tidak memiliki barang untuk dijual. Buat apa dia membuang waktunya? "Aku minta maaf, Tuan-Tuan tapi aku cukup sibuk. Silahkan kalian keluar dari tempat ini," ujar Leon.Mereka sudah diusir secara halus.
Saat Michael membuka tangannya lagi, sorot mata Leon menunjukkan hasrat seolah-olah dia sedang melihat wanita cantik. "Buah suci, ini Buah suci!" teriak Leon dengan semangat. Buah suci?Michael menyebutnya buah merah. Ternyata buah ini punya nama lain. Kalau buah ini punya nama, berarti buah ini memang ada di Dunia Xuanyuan. Sepertinya ini bukan buah asli dari bumi. Leon tampak sangat tertarik."Bagaimana kamu bisa punya buah suci? Dari mana kamu mendapatkannya?" tanya Leon dengan penasaran. "Aku tidak bisa memberitahumu," ujar Michael.Leon berusaha mengontrol rasa kesalnya. Dia berusaha untuk tenang dan tidak bisa bertindak gegabah. Rumah Pelelangan Fengmo memang tidak memiliki peraturan untuk mencari tahu dari mana asal sebuah barang. Leon begitu terkejut sehingga dia menanyakan dari mana Michael mendapatkan barang berharganya itu. Lagipula buah suci ada di hutan gelap dan dijaga oleh hewan buas. Katanya jagoan terbaik pun susah mendapatkan buah suci itu. Bagaimana
Di sebuah rumah tua.Ada pria paruh baya yang berambut putih, sedang duduk menghadapi papan catur. Dia bermain catur sendirian. Meskipun begitu, dia memindahkan pion catur itu dengan hati-hati. Saat mendengar Leon datang, wajahnya menunjukkan raut tidak suka. Konsentrasinya seketika buyar. "Mau apa dia ke sini? Bukannya acara lelang sebentar lagi akan dibuka?" tanya Nico."Dia bilang ada urusan penting yang mau disampaikan," ujar pengawalnya. Pengawalnya ini memiliki kekuatan cahaya tujuh. Selama bertahun-tahun ini, pengawal Nico sudah menghadapi banyak musuh. Dia juga bertugas mengatasi masalah jika ada yang balas dendam. Nico mendengus, "Dia pikir apa yang akan dia laporkan itu lebih penting dari permainan caturku?""Aku akan memberitahunya," ujar si pengawal. Namun, sebelum pengawalnya pergi, Nico berkata, "Sudahlah. Tidak perlu. Aku akan menemuinya.""Baik."Kemudian Leon dibawa ke hadapan NicoSudah jelas, Leon terlihat gugup. Dia tidak ingin mengganggu Nico, namun L
Di penginapan Fengyan.Raven merupakan satu-satunya orang yang menginap di sini. Begitu pihak penginapan mendengar buah suci, Raven jadi teringat dengan Michael.Seseorang akan melelang buah suci. Selain Michael, Raven tidak bisa memikirkan orang lain.Namun Raven tidak menyangka Michael memiliki barang berharga seperti itu. Sekarang dia penasaran di mana Michael.Untuk mendapatkan buah suci, seseorang harus masuk ke dalam hutan gelap dan menghadapi hewan buas. "Bagaimana dia bisa mendapatkan buah suci itu?" Raven jadi tidak bisa tidur. Pikirannya penuh dengan buah suci. Karena dia tahu betapa sulitnya mendapatkan buah suci.Seketika mata Raven melebar. Dia mengetahui ada seseorang yang mencoba masuk ke dalam kamarnya. Apa itu pencuri?Setelah tahu siapa yang datang ini, Raven tersenyum. "Sepertinya ada yang mau membalas dendam," ujar Raven.Raven berpura-pura tidur. Dia harus menunjukkan bahwa dia sedang tidur. Pintu kamar itu terbuka pelan. Meskipun langkah kakinya t
Si pengawal tahu apa yang akan dikatakan oleh Raven itu tidak benar tapi dia merasa hal itu ada hubungannya dengan dirinya. Jika tidak, buat apa Raven mengatakan hal ini sebelum membunuhnya? "Tolong katakan padaku, Guru Raven. Aku bersumpah akan melakukan apa pun yang kamu pinta," ujar si pengawal. "Meskipun kamu sudah tua, tapi ternyata kamu pintar. Aku senang melihatnya," kata Raven sambil tertawa. "Guru Raven, aku tidak akan mengecewakanmu," ujar si pengawal. "Tuan mudamu membenci Michael, bukan?" tanya Raven."Betul, dia ingin membunuhnya," jawab si pengawal dengan jujur. "Bagus. Aku ingin dia melakukannya. Jika dia tidak bisa, biarkan keluarganya yang melakukannya," ujar Raven.Si pengawal terkejut. Bukannya Raven dan Michael cukup dekat? Lalu kenapa dia ingin membunuh Michael?Kalaupun dia memang ingin membunuhnya, kenapa harus orang lain? Bukannya dia bisa melakukannya sendiri?Meskipun dia bingung, tapi si pengawal tidak berani membantah. Dia menjawab, "Jangan tak
Mendengar nama Michael, sang kaisar mengerutkan kening. Pria itu sudah menimbulkan banyak masalah. Membunuh utusan kerajaan bukanlah urusan sepele. Jika sang kaisar tidak berusaha sebaik mungkin untuk meredam masalah ini, pasti akan banyak orang yang akan membalaskan dendam pada Michael.Sang kaisar menghormati Michael karena level kemampuannya. Dia berusaha menutup mata dengan pembunuhan yang Michael lakukan. Namun, laki-laki ini sepertinya menimbulkan masalah lagi. "Maksudmu, dia yang melelang buah suci. Apakah level kekuatannya setara dengan tiga level tertinggi?" tanya sang kaisar. "Aku tidak tahu yang mulia, tapi ada sesuatu yang aneh," ujar si pelayan. Sang kaisar mengangguk. Buah suci adalah barang yang tidak pernah muncul di rumah lelang. Selama bertahun-tahun ini, buah suci hanya dua kali muncul di luar hutan gelap. Bagaimana seseorang bisa melelangnya? Sang kaisar tidak bisa memikirkan orang yang bisa melakukannya kecuali Michael.Lagipula Michael berani membunu
Setelah mendengar penjelasan Leticia, Michael yang masih mengantuk segera tersadar. Dia tidak pernah membayangkan pelelangan buah suci akan menimbulkan reaksi seperti ini.Bahkan keluarga kerajaan ingin mengikuti acara lelang. Jika ini benar-benar terjadi, pasti akan terjadi masalah besar. "Sebegitu kuatkah pengaruh buah suci?" tanya Michael. Dia tidak mengerti nilai buah suci di Dunia Xuanyuan. Dia menawarkan buah suci hanya karena dia ingin melihat acara pelelangan. Tidak disangka efeknya akan seperti ini. Leticia menatap Michael dengan curiga. Kalau Michael adalah orang Dunia Xuanyuan, dia tidak akan menanyakan pertanyaan ini. Bahkan anak kecil saja tahu arti nilai buah suci. "Kamu tidak tahu pengaruh buah suci?" tanya Leticia."Aku sudah lama tinggal di gunung. Jadi aku tidak tahu banyak. Kamu bisa memberitahuku," Hanya penjelasan ini yang bisa dipikirkan Michael untuk menyembunyikan identitas dirinya. Leticia memutar bola matanya. Dia menjelaskan pada Michael, "Buah su
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua