Emilia tidak pernah menganggap keberadaan Michael. Michael pun tidak pernah memberi perhatian pada Emilia.Kecantikan Emilia hanya menarik perhatian para pengagumnya di Kota Longyun, tidak bagi Michael.Michael mengangkat bahunya seolah-olah tidak terjadi apa-apa. “Tidak ada. Apa tujuanmu datang padaku?” tanya Michael.Emilia menatap Michael dengan tatapan marah. Dia sudah sering bertemu dengan banyak laki-laki. Mereka semua mengagumi kecantikannya. Emilia tidak mengerti mengapa Michael tidak tergoda sama sekali. Apakah pria dihadapannya ini tidak tertarik dengan kecantikan wanita?Apakah Michael bukan pria sejati? Apakah ada yang salah dengan fungsi kelelakiannya?Emilia Membusungkan dadanya di depan Michael.“Michael, jangan berpura-pura tidak tertarik padaku. Tunjukkan keperkasaanmu,” goda Emilia sambil tersenyum.“Kamu berusaha menggodaku?” Michael mengangkat alisnya sambil menatap Emilia. “Aku tidak tertarik padamu walaupun kamu cantik,” lanjutnya.Tidak ada satu wanita p
“Langsung tiga kali dosis, Nona. Apakah aku tidak salah dengar?” Tanya pelayan kepercayaan Emilia di kamarnya. Si pelayan menatap Emilia heran. Dia tidak percaya dengan apa yang diperintahkan Emilia padanya.“Apa mungkin dosis tiga kali akan cukup?” tanya Emilia tanpa menghiraukan pertanyaan si pelayan.Si pelayan tercekat. Emilia memintanya menyelipkan obat perangsang di hidangan makan malam Michael. Menurutnya, tiga dosis obat perangsang sudah sangat kuat tapi Emilia pikir masih belum cukup.“Nona, izinkan aku bertanya. Mengapa kamu memberinya obat perangsang?” tanya si pelayan kebingungan.“Kamu terlalu banyak bertanya,” Emilia mendengus.Si pelayan segera menundukkan kepalanya. Dia tidak lagi berani bicara sedikitpun.“Lakukan sesuai perintahku. Dosisnya tiga kali. Jangan kurang,” perintah Emilia.Si pelayan tidak berani menolak perintah nona besar. Dia segera berjalan menuju dapur.Berdasarkan instruksi Emilia, tiga dosis tidak cukup banyak.Si pelayan menuangkan obat pera
Emilia sangat marah. Dia mendengar dari balik pintu apa yang Michael ucapkan di dalam kamar.Keluarga Chen akan hancur ketika bunga-bunga bermekaran!Ucapan Michael membuat Emilia ingin segera membunuh Michael. Entah mengapa, dia merasakan ancaman yang kuat dari Michael. Apa yang Michael ucapkan seakan bisa menjadi kenyataan satu saat nanti.Sekarang waktu yang tepat baginya untuk membunuh Michael.Namun dia tidak bisa bertindak gegabah. Tidak seorang pun yang akan tahu rahasia John menembus cahaya dua jika dia membunuh Michael.Emilia harus bisa mengorek keterangan dari mulut Michael demi kakak tercinta.Emilia memperhatikan si pelayan. Penampilan si pelayan masih kurang bisa memikat Michael walaupun dia sudah berpakaian dengan sangat mempesona. Sepertinya dia harus turun tangan sendiri.Emilia berjalan memasuki kamar Michael setelah dia menarik napas dalam.Si pelayan bertanya penuh rasa ketakutan, “Nona, apa yang kamu lakukan?”Emilia tidak menjawabnya. Dia terus berjalan m
Pada hari acara perburuan hewan buas. Pintu utara Longyun sudah dipenuhi lautan manusia sejak dini hari. Mereka adalah orang-orang yang sudah mengikuti acara perburuan ini sebelumnya. Sebagai acara yang diadakan setiap tahunan di Gunung Longyan, acara ini sangat dinantikan banyak orang. Mereka tidak akan melewatkan kesempatan ini, karena kebanyakan dari mereka adalah jagoan cahaya satu atau cahaya dua. Mereka tidak ingin terjebak di level kekuatan yang sama, jadi jika mereka ingin meningkatkan level mereka, yang bisa mereka lakukan adalah mengikuti acara ini. Meskipun hanya hewan buas bintang satu yang bisa mereka taklukkan, setidaknya mereka bisa mendapatkan posisi di kerajaan. Selama posisi isi resmi, tidak peduli itu besar atau kecil, itu bisa merubah hidup mereka. "Tidak kusangka, banyak sekali orang yang datang ke acara ini. Apa benar jumlah hewan buas itu begitu banyak di Gunung Longyan?" Michael mengikuti Emilia.Michael hanya berbicara pada dirinya sendiri, dia tida
"Bisa diam, tidak?" bentak Emilia dengan kesal pada Michael.Dia tahu Nino merasa tidak nyaman dengan status yang dimiliki John sekarang. Michael malah sengaja memanas-manasi Nino untuk mencari masalah dengan John. Bukannya nanti Nino yang akan mendapat masalah besar?Michael berkata, "Aku pikir kakakmu ingin membalaskan dendammu. Tapi sepertinya dia tidak berani berbuat apa-apa."Nino tiba-tiba berbalik. Dengan wajah siap membunuh, dia merenggut baju Michael, "Michael, percayalah, aku akan membunuhmu!"Michael biasa saja menerima ancaman itu. Bahkan John tidak berani membunuh di depan banyak orang. Apalagi Nino.Jika Nino ingin membunuhnya, Michael bisa melawannya dengan mudah. Meskipun racun ular piton bermata merah sudah bercampur dengan darah Michael, Michael tidak akan menemukan kesulitan menghajar Nino. Dia kan hanya jagoan cahaya dua. "Nino, apa benar kamu berani melawanku? Aku tidak yakin. Apalagi membunuhku di depan banyak orang," tantang Michael.Nino sangat marah t
Di lingkar luar Gunung Longyan, sudah banyak orang berkumpul. Mereka ingin melihat hewan buas yang tinggal di lingkar luar. Wajar saja jika hewan-hewan itu jarang muncul. Dengan kedatangan banyak manusia, sudah pasti membuat hewan-hewan itu menghindar. Hampir sembilan puluh persen dari para peserta yang muncul, pulang dengan tangan hampa. Michael berkata sambil mendesah, "Seharusnya mereka tahu, hewan buas akan bisa ditemukan hanya jika mereka berani mengambil resiko besar. Jika mereka malas mengambil resiko, lebih baik mereka tidur saja di rumah.""Meskipun begitu, mereka ingin mengambil kesempatan ini. Tidak ada yang ingin melewatkan nasib baik," ujar Emilia."Aku punya pertanyaan. Apa yang akan terjadi jika hewan buas itu muncul? Apakah mereka akan langsung melawan satu sama lain?” tanya Michael dengan penasaran. "Aku ingat dengan kejadian sebelumnya. Banyak orang yang terluka dan mati, padahal hewan buas yang muncul hanya bintang dua," ujar Emilia.Michael mengangguk. D
Setelah masuk ke lingkar dalam, raut wajah Emilia dan John menjadi tegang. Mereka menyadari mereka sudah masuk ke daerah tempat hewan buas yang berbeda dengan hewan buas di lingkar luar Gunung Longyan. Jika nasib mereka sial, nyawa mereka akan habis di sini. Dibandingkan dengan John, Emilia jauh lebih tegang, karena jika ada apa-apa, John bisa melawan dan melindungi dirinya sendiri sedangkan Emilia tidak bisa. John melihat Michael berjalan di belakang mereka. Dia sengaja memperlambat langkah kakinya untuk menyamakan dengan langkah kaki Michael.Karena Emilia sangat memperhatikan keadaan di sekelilingnya, dia tidak menyadari pembicaraan antara Michael dan John."Guru, nasibku ada di tanganmu. Aku harap guru akan melindungi nyawa muridmu," bisik John."Kamu kan jagoan cahaya empat. Kita bahkan belum masuk lingkar inti. Kenapa kamu harus takut?" jawab Michael sekenanya."Aduh, Guru. Meskipun ini hanya lingkar dalam, banyak hewan buas lingkar inti yang kadang-kadang muncul. Mereka
Saat si tikus bertanduk itu kelelahan, Michael melihat ketiga orang itu melakukan sesuatu. Salah satu dari mereka berjalan mendekati si tikus bertanduk. Orang itu menuliskan sesuatu di dahi si tikus bertanduk. Seketika tikus bertanduk itu menggerakkan ekornya seperti seekor anjing yang siap untuk bermain. "Apa yang orang itu lakukan? Kenapa tikus bertanduk tiba-tiba menjadi jinak?" tanya Michael dengan penasaran. Saat John hendak menjelaskan pada gurunya, Emilia tiba-tiba menginterupsi. "Itu adalah simbol. Dengan menuliskan simbol itu, seekor hewan buas bisa dikendalikan. Bahkan orang itu bisa membunuhnya. Si tikus bertanduk tahu sekarang hidupnya sudah di tangan orang itu. Jadi dia bersikap seperti hewan peliharaan," Emilia mencoba menjelaskan. "Itu bukan hewan peliharaan. Itu namanya perbudakan," ujar Michael.Emilia tersenyum lalu bertanya, "Memangnya kenapa? Kamu bersimpati?"Setelah Emilia mengucapkan hal itu, Michael merasa ular putih yang melingkari lengan tangannya be
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua