Michael, Noah dan Simon tiba di tempat tujuan. Di depan mereka tampak gunung yang menjulang tinggi. Tidak ada jalan setapak di kaki gunung itu."Di mana tempat tinggal orang itu?" tanya Michael. Dia tidak melihat ada tempat untuk tinggal. "Ikutlah bersamaku," ujar Simon. Setiap kali dia datang ke sini, Simon selalu takjub dengan pemandangan gunung ini. Di sinilah tinggal jagoan terkuat di Apocalypse.Saat mereka sampai di dinding gunung, Michael bisa melihat dengan lebih jelas. Meskipun sekelilingnya dipenuhi bebatuan kasar tapi terlihat ada gerbang yang terbuat dari batu. "Katakan padaku, apa yang kamu lihat?" tanya Simon. "Ada cetakan tangan," ujar Michael tanpa ragu. Bentuk cetakan tangan itu terlihat kecil seperti tangan seorang perempuan. "Apa jagoan yang kamu sering sebut ini adalah perempuan?" tanya Michael."Namanya adalah Alina. Seharusnya dia perempuan tapi itu tebakan Noah dan aku," Simon menjelaskan pada Michael. Alina?Memang itu seperti nama perempuan. Kalau
Membunuh sesama anggota Apocalypse adalah hal terlarang. Apalagi jika yang ingin dibunuh adalah Noah, ketua tiga kuil. Simon mencoba menghentikan Michael. Dia menepuk pundak Michael dan berkata, "Michael, jangan bertindak gegabah."Michael tidak melirik Simon. Dia menatap Noah dengan sorot mata membunuh, "Kamu sudah melakukan hal terlarang dengan mengancam keluargaku."Sebagai ketua tiga kuil, Noah tidak gampang takut pada siapapun. Bukan hanya dia adalah seorang ketua tapi juga dia begitu kuat. Tidak ada yang bisa mengancamnya. Namun saat ini, Noah merasa ketakutan. Apalagi dia merasakan aura membunuh dari mata Michael. Tanpa sadar dia menjauhkan diri. Michael bisa membuatnya ketakutan!"Aku adalah ketua tiga kuil. Memangnya kamu bisa membunuhku?" tanya Noah sambil menggertakkan gigi. "Lihat dirimu. Aku bisa membunuhmu dengan mudah sementara kondisimu terluka parah," ujar Michael.Tindakan gegabah Noah memberi dampak yang tidak dia sadari. Kemampuan Michael sendiri tidak b
Saat Michael mencoba mendekati Alina, raut wajahnya terlihat ketakutan. Tanpa sadar dia mundur hingga menabrak dinding. Alina!Dia adalah Alina!Otak Michael seperti mau meledak!Dia terlihat seperti Bella. Bagaimana Alina begitu mirip dengan Bella?Bella dan Alina seperti kembar, keluar dari cetakan yang sama. Tiba-tiba wajah Alina menguap seperti embun. Dengan kedatangan Michael, gua itu tiba-tiba berubah. Tubuh Alina lalu luruh seketika. "Tidak, tidak," Michael merasa panik. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Jadi dia hanya diam mematung. Melihat sosok Alina berubah menjadi tengkorak, Michael seperti menyaksikan proses kematian Bella. Hatinya terbelah dua. "Bagaimana … bagaimana ini bisa terjadi?" teriak Michael dengan panik. Mengapa mereka berdua bisa mirip sekali. Meskipun di dunia ini pasti ada orang yang mirip dengan kita, tapi kebetulan ini tidak mungkin terjadi. Saat ini Alina berubah menjadi tulang belulang. Dia tidak lagi mirip dengan Bella. Tapi Mi
Namun Noah yang menerima buku tetap merasa tidak puas. Dia tidak percaya pada Michael hanya membawa satu buku itu saja. "Michael, sangat mudah bagimu untuk menyembunyikan barang. Buka bajumu," perintah Noah.Michael tersenyum dingin. Dia memegang mutiara yang mungkin ada hubungannya dengan Bella. Bagaimana bisa dia memberikan mutiara itu pada Noah. Dia tidak akan membuka bajunya. "Noah, buat apa aku menyembunyikan barang? Lagipula kamu kan sudah memegang informasi berharga di tanganmu. Kamu tidak puas? Masuk saja sendiri." ujar Michael. Jika Noah bisa masuk ke gerbang itu sendiri, dia tidak akan menunggu selama ini. Ucapan Michael menusuk kelemahannya. Noah berkata pada Michael, "Kalau begitu, ambil sana.""Aku yakin kamu tetap akan menuduhku menyembunyikan sesuatu meskipun aku mengeluarkan semua barang dari dalam sana. Jadi apa gunanya?" ujar Michael.Ucapan Michael membuat Noah tidak bisa berkata-kata. Dia tidak percaya pada Michael. Meskipun Michael mengosongkan semua bar
Michael segera bertanya pada Simon, "Kapan kita bisa mulai ujian?"Simon terkejut mendengar pertanyaan Michael. Pagi-pagi seperti ini, Michael mengajukan pertanyaan ini. Padahal baru kemarin Michael keluar dari gerbang batu. "Kamu ingin kapan?" tanya Simon."Hari ini," ujar Michael."Apa ada sesuatu yang terjadi di gerbang batu?" Simon mengerutkan kening. Dia dan Noah sudah menduga ada sesuatu di gerbang batu yang akan mengubah Apocalypse menjadi lebih kuat. Michael bisa masuk ke sana yang berarti tenaganya menjadi tambah kuat. Gua Iblis adalah tempat di mana kamu bisa kehilangan nyawamu. Menurut Simon, Michael baru bisa pergi ke Gua Iblis setelah kekuatannya bertambah. Ini pilihan yang bijak. Di gerbang batu, Michael melihat wujud Bella yang sama dengan Alina. Michael tidak bisa mengalihkan pikirannya dari kejadian itu. Dia sangat penasaran hubungan antara Bella dan Alina ini. Jadi dia ingin mencari tahu rahasia Apocalypse secepat mungkin. Karena dengan melewati Gua Iblis,
Di dalam Apocalypse semua orang membicarakan tentang Michael. Mau tak mau nama Jackson juga terbawa-bawa. Michael sudah naik level sampai level bumi sekarang. Michael dan Jackson berada di level yang sama. Gua Iblis adalah tempat yang menakutkan untuk Jackson. Setelah beberapa tahun, Jackson sudah tidak berpikir akan ikut ujian Gua Iblis, sementara Michael tampak sangat bersemangat. Bukan hanya soal kekuatan tapi juga keberanian. Jackson tidak seberani Michael, dan ini membuat kepercayaan dirinya hilang. Lalu ada Julia. Bagi Julia, Michael tetap seorang pecundang. Hanya kurang dari setengah bulan Michael sudah mau ikut ujian Gua Iblis. Ternyata pecundang itu bersinar terang dan mencapai apa yang tidak bisa dilakukan orang-orang di Apocalypse."Ayah, apakah Michael benar-benar akan pergi Gua Iblis?" tanya Julia. Dia pikir informasi itu hanya gosip. Bagaimana Michael bisa ke Gua Iblis secepat itu? Noah terdiam. Dia dan Simon punya pemikiran yang sama. Michael bisa masuk ke ger
"Kali ini kamu membuatku bingung," ujar Noah. Meskipun kemampuan Michael tidak ada yang bisa menandingi, Noah tetap tidak ingin mempercayainya. "Dengan bayaran nyawa?" Michael tersenyum, kemudian dia berjalan melewati Noah. Percuma saja bicara lagi. Tidak penting apakah Noah akan mempercayainya atau tidak. Hanya Michael yang akan masuk ke Gua Iblis. Tidak ada hubungannya dengan pendapat orang lain. "Apa kamu sudah memikirkan ini dengan matang? Masih ada waktu sebelum kamu benar-benar masuk ke sana," Simon mencoba memastikan. "Dengan banyak orang yang datang, jika aku mengundurkan diri, bukannya kamu dan aku akan ditertawakan?" tanya Michael."Lebih baik ditertawakan daripada kehilangan nyawa. Kamu masih punya waktu," ujar Simon. Memang sikap Michael kali ini mengejutkan semua orang. Begitupun jika Michael tidak jadi ikut ujian, itu juga akan membuat dirinya ditertawakan. Namun dibanding kehilangan nyawa, ditertawakan mungkin masih lebih baik."Aku sudah siap," ujar Michael tanp
"Sepertinya tulang-tulang ini hanya ada di sini saja. Semakin ke dalam, semakin sedikit. Mungkin kita sudah melewati daerah berbahaya," Michael mencoba menghibur Cheryl yang ketakutan.Tentu saja itu bukan hiburan tapi memang fakta. Semakin lama mereka berjalan masuk, semakin sedikit tulang yang ada. Ini adalah bukti bahwa pintu gua adalah daerah berbahaya. Raut wajah Cheryl berubah menjadi lega. Meskipun dia masih cemas karena mereka masih berada di dalam Gua Iblis, setidaknya ketakutannya sudah berkurang. "Kak Michael, apa kamu merasakan hal yang sama denganku? Aku merasa ada yang mengamati kita," bisik Cheryl.Michael menahan napas. Dia pikir itu hanya bayangannya saja. Ternyata Cheryl merasakan hal yang sama. Apa jangan-jangan ada makhluk lain di gua ini selain mereka berdua. "Tetap waspada. Mario mengatakan jika ada bahaya, kita harus segera lari. Semakin cepat kita lari, semakin cepat kita melewati ujian ini," ujar Michael dengan nada serius. Cheryl mengangguk.Saat me
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua