“Bu, dari mana kamu mendapatkan barang-barang ini?” Bella memandang Suzy dengan tidak percaya. Suzy mengubah vila itu seperti tempat pengumpulan sampah. Sama sekali tidak ada bagusnya.“Aku membelinya dengan uangku.” Suzy terdengar kesal. Dia memilih barang-barang ini dengan hati-hati. Butuh waktu lama untuk tawar menawar dengan penjualnya. Sekarang Bella seolah-olah tidak menghargai usahanya itu. "Tinggal di vila seharga puluhan juta, tapi ibu membeli banyak barang murah dan menyimpannya di rumah. Bukankah itu lelucon? Terlebih lagi, ini terlihat seperti tempat pembuangan sampah." Bella sangat marah. Michael sudah menghabiskan banyak waktu untuk mendekorasinya tapi Suzy sudah merusak semuanya."Barang murah? Ok." Suzy mengulurkan tangannya ke Bella. "Beri aku uang dan aku akan membeli barang yang lebih bagus.""Ibu …." Bella sangat marah sehingga dia tidak tahu harus berkata apa. "Ini benar-benar tidak masuk akal."“Ini rumahku, tidak bisakah aku mendekorasinya?” Suzy bertanya t
Setelah Suzy membuka pintu, dia masih tidak tahu apa yang terjadi.Ketika orang-orang itu mulai menyentuh barang-barang yang dia beli, Suzy mulai panik. "Apa yang kamu lakukan, mau dibawa kemana barang-barang ini?"Para petugas keamanan dari departemen properti itu bertubuh tinggi dan besar. Suzy hanya berani berteriak. Dia tidak berani menghalau mereka saat membawa barang-barang itu. Ketika ruangan sudah dikosongkan, Michael berjalan keluar dari kamar. “Michael, kenapa kamu tidak menghentikan mereka. Mereka merampok di siang hari. Aku membelinya dengan uangku,” Suzy berkata kepada Michael dengan cemas."Aku yang memanggil mereka," ujar Michael ringan."Apa?" Suzy terkejut dan kemudian marah besar. "Michael, apa maksudmu? Kamu memandang rendah barang-barang yang aku beli ya?"“Ya, aku tidak menyukainya,” sahut Michael dengan dingin."Cepat minta mereka untuk segera mengembalikan barang-barang itu, kalau tidak ..." Belum selesai berbicara, Suzy menyadari ini bukanlah rumah lam
Ketika wanita kaya itu sedang berbicara, dia sesekali memukul wanita paruh baya itu dengan dompet di tangannya.Wanita paruh baya itu mengulang kata-kata yang sama, "Aku tidak mengambilnya tapi dia terus menganiayaku.""Aku? Bagaimana aku bisa menganiaya wanita murahan sepertimu?” Wanita kaya itu menampar si wanita paruh baya. Sepatu hak tingginya menendang hingga dua kali.“Perhatikan baik-baik, apa aku seperti orang yang kekurangan uang? Aku tidak ingin sampah ini merugikan orang lain,” kata wanita kaya itu.Dilihat dari pakaiannya, jelas dia bukan orang yang kekurangan uang. Orang-orang yang menyaksikan kejadian itu tidak meragukannya. Tapi penyiksaan terhadap wanita paruh baya itu menjadi semakin menjadi-jadi.Melihat orang-orang saling berbisik, wanita kaya itu semakin bersemangat. Dia melihat wanita paruh baya itu dengan jijik. "Kamu pencuri. Biarkan semua orang melihat wajahmu. Kamu tidak akan bisa bekerja di Kota Yuncheng."Ada pepatah lama mengatakan sangat sulit melihat
Michael mengangguk.Orang-orang yang menyaksikan kejadian itu sangat terpuaskan. Mereka ingin menyaksikan lebih banyak keributan. Lagi pula, mereka tidak menemukan pekerjaan hari ini. Jika ada peristiwa menarik, paling tidak mereka tidak sia-sia datang hari ini. Setelah wanita kaya itu menelepon, kurang dari sepuluh menit, sekelompok orang datang. Jumlahnya lebih dari sepuluh orang. Terlihat banyak tato naga dan burung phoenix di lengan mereka. Jika dilihat sekilas, mereka kelihatannya bukan orang baik-baik."Pergi, jangan menghalangi jalanku."Kerumunan lalu bubar secara otomatis. Berdiri seorang pria paruh baya, kepala botak, dengan ekspresi tidak sabar di wajahnyaKetika wanita kaya itu melihatnya, dia berjalan tertatih-tatih ke sampingnya. "Suamiku, bajingan ini berani menendangku."“Kacau, bahkan istriku berani melawan. Memangnya kamu tidak ingin hidup lagi?” Namanya Gregory. Dia tampak ganas dan mendominasi. Begitu juga orang-orang di belakangnya."Gregory!""Orang ini t
Mark memandang Michael sambil tersenyum. Dia menyentuh hidungnya lalu berkata, "Kebetulan sekali.""Kebetulan?" Michael berkata dengan muka masam. "Mengapa kamu ada di sini?""Aku datang ke sini untuk membicarakan sesuatu. Anak buahku lalu memberitahu bahwa ada perkelahian. Aku tidak menyangka kamulah orangnya," ujar Mark.Michael tidak ragu sedikitpun kalau Mark mengutus anak buahnya untuk mengikutinya. Karena tidak ada yang benar-benar kebetulan.Gregory yang kesakitan berusaha berbicara pada Mark. "Bro Mark, dia berani-beraninya memukulku. Tolong aku."Mark melihat Gregory dengan tidak sabar. "Hajar dia."Beberapa anak buahnya berjalan ke arah Gregory. Mereka segera memukulnya bertubi-tubi.Para penonton tercengang. Siapa pria ini? Gregory memanggilnya dengan akrab tapi malah dia yang dipukul. Dia jelas lebih jago dari Gregory.“Bro, hentikan. Aku tidak membuat kesalahan padamu, tapi mengapa kamu memukuliku?” Gregory meratap kesakitan.Mark melambaikan tangannya lalu anak b
Istrinya sudah bermain di belakang Gregory dengan mengajak seorang pria muda pulang ke rumah. Pria itu justru mencuri perhiasannya. Bagaimana sang istri bisa menjelaskan masalah ini di depan Gregory?“Dasar perempuan .… Kamu sudah mencuri harta kekayaanku,” Gregory berkata dengan marah. “Tidak, tidak, aku tidak … aku tidak. Ini fitnah. Aku tidak mencuri apa-apa,” ujar istrinya dengan panik.Sambil menahan sakit, Gregory berdiri. Dia menjambak rambut istrinya dan menamparnya. "Aku sudah memberimu banyak uang. Tapi kau gunakan uang itu untuk mempercantik wajahmu. Perempuan jalang. Lihat saja, aku akan membunuhmu."Sang istri terhuyung-huyung. Wajahnya bengkak bekas tamparan. Dia memohon belas kasihan. "Suamiku, maafkan aku, aku tahu aku salah. Aku tidak akan mengulanginya lagi."Gregory adalah pria yang menyukai wanita cantik. Aib istrinya terbuka di hadapan banyak orang. Bagaimana dia bisa menerimanya. Istrinya ditendang tanpa ampun. Setelah jatuh ke tanah, istrinya ditendang l
Saat Michael hendak menyiapkan kamar untuk Berta, Suzy berjalan ke bawah."Michael, apa yang kamu lakukan? Siapa dia?" Suzy bertanya."Aku yang mengajaknya ke sini. Dia akan membantu kita memasak dan membersihkan di rumah ini," jawab Michael.Pembantu?Dengan marah, Suzy berjalan ke arah Michael. "Kamu benar-benar sombong ya sekarang. Kamu tidak perlu memperkerjakan siapa pun. Kalau kamu tidak mau memasak, aku akan melakukannya sendiri.""Oke." Michael melirik Suzy lalu menoleh ke Berta. "Berta, karena sudah ada yang memasak, pekerjaanmu hanya membersihkan rumah."Suzy menggertakkan giginya karena marah. Bagaimana dia bisa memasak? Sejak Michael tiba di rumah Su, dia menjauh dari dapur dan terbiasa memakan makanan yang sudah dihidangkan. Michael menganggap serius omongannya.“Kamu tidak pantas memakan makanan yang aku masak. "Suzy memandang Michael dengan dingin. "Berapa banyak upah yang kamu berikan? Tidak menggunakan uang keluarga, kan?""Jangan khawatir, aku tidak menyuruhmu
Pada saat bersamaan, seorang wanita anggun berjalan ke arah Suzy. Wanita ini diikuti segerombolan pengawal berjas hitam. Kejadian ini menarik perhatian banyak orang. Suzy dan teman-temannya terpana."Istri dari keluarga kaya mana ya? Dia membawa begitu banyak pengawal.""Memang enak kalau punya banyak uang. Kalau aku jadi dia, aku pasti akan mempercantik diri setiap hari.""Mengapa dia datang ke sini? Suzy, kamu mengenalnya?"Dia berjalan ke arah Suzy dan berhenti.Suzy menatapnya dengan curiga."Apa kamu Suzy?""Ya ... ini aku. Kamu siapa?"Plak!Wanita itu menampar Suzy.Saat melihat kejadian itu, teman-teman Suzy merasakan adanya ketidakadilan. Tapi saat melihat pengawalnya yang banyak, mereka tidak berani mengatakan apa pun.“Kamu …. Kenapa kamu menamparku? Siapa kamu?" teriak Suzy sambil memegang pipinya.“Kau boleh mengingat namaku mulai sekarang. Aku Chaterine.” Chaterine. Dia adalah ibu Michael yang berasal dari keluarga Han. Seorang wanita yang berasal dari kelua
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua