Seorang pria yang berpakaian compang-camping terlihat mencolok di tengah keramaian. Semua orang memakai baju terbaik. "Siapa orang itu? Apa dia diundang?""Satpam, keluarkan orang ini. Mengganggu pemandangan saja.""Miles, keamananmu ternyata payah."Raut wajah Miles menjadi pucat. Ini menjadi tanggung jawabnya. Jika Michael menyalahkannya, dia akan mati. Saat Miles hendak memanggil petugas keamanan, Michael melepaskan Bella dan berkata pada Miles, "Tidak usah."Miles pikir Michael tidak senang padanya. Saking ketakutannya, tubuhnya gemetar dan berkata, "Tuan Han, aku minta maaf. Jika kamu ingin menghukumku, aku akan menerimanya."Michael tersenyum dan berkata, "Aku tidak akan menyalahkanmu. Petugas keamanan tidak akan bisa mengalahkan orang ini."Michael berkata, "Aku sudah menunggumu.""Kamu tahu aku akan datang?" tanya Mario sambil mengernyitkan dahi. "Tidak aku sangka, dia bersikap seperti pengecut. Dia yang menyuruhmu datang ke acara ini, kan?" tanya Michael."Ini tid
Warren terkejut ketika mendengar penjelasan Victor. Guru Michael, Simon, adalah petinggi di level empat Apocalypse. Dia ingin mengangkat Michael sebagai muridnya. Jika Simon datang ke Yuncheng, pastinya Simon tidak akan membiarkan Michael mati di tangan Mario."Aku harap begitu," Warren mendesah. Meskipun Michael semakin kuat, Warren tahu ke depannya dia akan lebih banyak menemui bahaya yang mengancam nyawanya. Hal ini membuat Warren mencemaskan Michael. Ada Bella dan Hanna yang menjadi tanggung jawab Michael. Di sekitar vila Bifeng, ada beberapa pohon tinggi. Seorang pria tua berdiri di dahan pohon itu. Jika ada orang yang melihatnya, dia akan takut pria tua jatuh. Sebaliknya pria tua itu seperti seorang jagoan. "Muridku, aku ingin melihat kemampuanmu melawan Mario," ujar Simon sambil tersenyum. Mario adalah salah satu orang terkuat di Apocalypse. Secara logika, Michael akan kalah dari Mario.Di atas kapal, Mario berkata pada Michael, "Demi putriku, aku harus membunuhmu. Jangan
Melihat Michael masih bisa berdiri, Simon menjadi tertarik. Dia tahu kemampuan Mario yang berada lebih tinggi dari Michael. Seharusnya sekarang Michael sudah mati. Namun yang terjadi malah sebaliknya."Luar biasa. Aku tidak menyangka dia bisa bangkit secepat itu," ujar Simon. Dia tampak bersemangat melihat perkembangan Michael.Sebagai orang biasa, Bella tidak merasakan apa yang dilihat Simon yang dia lihat adalah Michael terluka parah. Hal ini membuat hatinya cemas. "Kakek Victor, bisakah kamu menolong Michael?" tanya Bella.Raut wajah Victor menjadi sedih. Dia tahu Michael akan kalah. "Bukannya aku tidak mau membantu, tapi aku sendiri tidak akan menang," ujar Victor sambil mendesah. Bella meremas-remas tangannya dengan gugup. Apakah dia akan membiarkan Michael mati begitu saja? Bagaimana dengan pria tua itu? Bukannya dia mau menolong Michael? Kenapa dia belum muncul juga? Bella melihat-lihat ke sekelilingnya. Tidak mungkin pria itu lupa. Bukankah dia ingin menjadi kakek bapt
Di antara keramaian, ada seorang pria memakai topi. Dia menundukkan kepala sehingga orang-orang tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Jackson mengamati pertarungan Michael dengan Mario. Dia tidak menyangka Michael bisa menandingi Mario.Jackson adalah putra kebanggaan dari Apocalypse. Setelah mengamati kekuatan Michael, akhirnya dia tahu Michael memang pantas bergabung dengan Apocalypse. Kalau begini terus, posisinya akan digantikan oleh Michael. Dia harus membunuh Michael sebelum bergabung di Apocalypse. Dari luar, sikap Jackson meremehkan Michael. Sekarang dia benar-benar merasa Michael adalah ancaman yang harus segera disingkirkan. "Apa yang kamu lakukan, Mario!" bisik Jackson.Mario bisa membunuh Michael dengan cepat. Dia tidak mengerti alasan Mario menunda-nunda waktu untuk membunuh Michael. Sepertinya Mario mulai goyah. Alasan Mario bimbang adalah dia mulai melihat Michael sebenarnya adalah aset yang bagus untuk Apocalypse.Sebagai mantan anggota Apocalypse, Mario sang
Orang-orang tidak melihat ada Simon di sana. Mereka hanya melihat sekelebat gerakan menuju ke tengah-tengah pertarungan. "Siapa dia?""Kenapa dia muncul sekarang?""Gerakannya cepat sekali!"Orang-orang merasa takjub melihat kehadiran Simon. Tidak hanya itu, Bella juga merasa terkejut. Padahal Simon tadi berdiri di sampingnya. Dalam sekejap mata, Simon sudah berada di sana. "Dia ..." ujar Bella menatap tidak percaya. Mario mengarahkan pedangnya pada tenggorokan Michael. Sudah pasti, jurusnya itu akan membunuh Michael. Seketika terdengar bunyi nyaring. "Mustahil!" ujar Mario. Jurusnya itu adalah jurus andalan yang dia miliki. Lawan yang terkena jurus itu akan mati seketika. Kemudian Mario melihat sebuah sosok yang berdiri di hadapannya. Simon!Simon datang ke Yuncheng.Meskipun dia sudah keluar, Mario tidak akan melupakan Simon. Seketika dia merasa ketakutan. Sebelum dia berkata-kata, Simon sudah berdiri tepat di hadapannya. Simon tidak ingin Michael mengetahui identita
Setelah pertarungan itu usai, acara kembali dilanjutkan. Dipastikan begitu acara ini beres, reputasi Michael semakin terkenal di Yuncheng. Mereka tidak berani melawan Michael apalagi setelah menyaksikan bagaimana Michael bertarung secara langsung. "Michael, ayo kita pergi ke rumah sakit," ujar Bella.Meskipun Michael terluka tapi dia merasa sangat luar biasa. Ada sesuatu yang memancar keluar dari tubuhnya. Sebelumnya Michael pernah terluka setelah dia bertarung dengan Gavin namun kondisi tubuhnya waktu itu tidak seperti ini. Ada yang berubah dari tubuhnya. Michael menggelengkan kepala, "Tidak usah. Ini bisa sembuh sendiri.""Sembuh sendiri! Barusan kamu muntah darah," ujar Bella dengan cemas. Menurutnya, Michael harus segera periksa ke rumah sakit. "Tidak apa-apa. Begini saja, begitu acara ini beres, aku akan pergi ke rumah sakit," ujar Michael "Tidak," Bella menolak usul Michael, "Ikut aku sekarang juga."Melihat wajah Bella yang khawatir dan hendak menangis, Michael tahu d
Ucapan Bella membuat perempuan tua itu mengernyitkan dahi. Bagaimana bisa itu Bella?Hari ini adalah acara seratus hari kelahiran Hanna. Semua orang sedang berkumpul di vila Bifeng. Perempuan tua itu merasa Bella sedang menggertak dirinya saja. "Lucu sekali. Kamu pikir bisa membohongiku," ujar perempuan tua itu. Kemudian dia melihat Michael. Perempuan tua itu tertawa, "Kalau kamu Bella, berarti kamu Michael?"Michael menangguk dan berkata, "Kamu benar, aku Michael."Perempuan tua itu tersenyum. Pasangan ini memang gila. Berani-beraninya memakai nama Michael dan Bella. Kalau orangnya tahu, tidakkah mereka akan dihukum? "Aku tidak peduli. Jangan ganggu aku. Aku mau mendaftar," ujar perempuan tua sambil mendorong Bella. Bella hampir terjatuh. Hal ini membuat Michael menjadi kesal. Perempuan tua ini sungguh sombong. Pada saat yang bersamaan, sekelompok petinggi rumah sakit sedang lewat dan melihat kejadian itu. Seorang pria tua menunjukkan ekspresi tidak puas. Mereka sedang melaku
Meskipun dia enggan meninggalkan acara ini, Gilbert tidak berani melawan ibunya, jadi dia segera pulang. Setelah tiba di rumah, Gilbert bertanya pada ibunya, "Bu, jangan cemas. Aku sudah pulang."Sang ibu menggelengkan kepala dan sorot matanya tampak panik. Karakter ibunya memang sombong. Bahkan tetangga mereka juga berpendapat yang sama. Kali ini, sang ibu sudah membuat Bella tersinggung."Ibu, berkelahi lagi dengan tetangga?" tanya Gilbert.Sang ibu terdiam. Dia ragu-ragu bercerita pada anaknya. "Barang Ibu ada yang hilang?" tanya Gilbert lagi.Hal ini sudah menjadi keseharian bagi Gilbert. Biasanya dia akan menghibur sang ibu. Itu sudah menjadi tanggung jawabnya."Ada apa Bu?" Gilbert tidak mengerti alasan ibunya merasa cemas. "Aku menerobos antrian di rumah sakit hari ini," ujar sang ibu. Gilbert tersenyum dan berkata, "Lalu apa yang Ibu takutkan?""Aku mendorong seorang perempuan. Baru kusadari kalau perempuan itu bernama Bella. Aku juga sudah menyinggung suaminya, Mic
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua