Hank menendang pantat Cooper dengan marah.Cooper terpuruk ke tanah. Dia tak mengerti apa yang terjadi.Sambil memandang penuh tanya pada Hank, Cooper bertanya, “Paman, mengapa kau menendangku?”Hank menggertakkan giginya kemudian berkata, “Pergi dari sini. Cepat carikan seseorang untuk melindungi Michael.”Cooper dapat merasakan kemarahan Hank.Tidak menunggu lama, Cooper bangun dan berlari tanpa menghiraukan kotoran yang menempel di badannya.“Dasar bodoh,” gerutu Hank. Dia tak habis pikir mengapa Cooper datang padanya hanya untuk hal mudah.Tidakkah dia punya otak?Danny pergi ke kota Yuncheng untuk menemui Warren. Dia berharap Warren bisa menghentikan Michael menghancurkan keluarga Han di Amerika. Masalahnya sudah begitu jelas tapi Cooper tidak memahaminya.“Kakak, keberhasilan anakmu tergantung pada seberapa bisa dia menyenangkan Michael,” Hank berbisik pada dirinya sendiri.Wajah Danny tampak kusut begitu dia dan Gavin sampai di ruang tunggu VIP bandara. Sejujurnya, dia
“Ayah.”Bella berjalan di sisi tempat tidur Robert. Raut wajahnya memperlihatkan perasaan bersalah. Dia telah melupakan Robert yang terbaring sakit parah karena dia fokus pada permasalahan hilangnya Hanna. Dia merasa seperti anak yang tidak berbakti. Jika saja Chaterine tidak mengingatkannya, dia tidak akan naik ke atas untuk melihat keadaan Robert. Bella merasa sangat bersalah.Robert membuka matanya lebar-lebar begitu mendengar suara Bella. Dia telah menunggu saat ini dari sejak lama hingga air matanya mengalir.“Ayah,” Bella terkejut begitu melihat kelopak mata Robert terbuka. Ternyata selama ini Robert tidak koma.“Ayah, kau sadar? Kau baik-baik saja? Apa yang kau rasakan? Aku akan memanggil dokter segera.” seru Bella penuh semangat.Robert menggelengkan kepala dan menarik tangan Bella seolah-olah ketakutan Bella meninggalkannya.“Ayah, apa yang terjadi padamu? Jangan menangis.” Bella menatap Robert dengan berurai air mata. Dia semakin menyalahkan dirinya sendiri.“Bella,
Menjawab pertanyaan Warren, Bella kembali mengangkat tangan kanannya. Kali ini Suzy tak memberikan kesempatan Bella memukulnya. Dia langsung bersembunyi di belakang Chaterine.“Apa kamu gila memukul ibumu?” hardiknya.Chaterine sangat mengenal tabiat Bella. Bella tidak mungkin memukul Suzy tanpa alasan. Hanya saja Bella harus memberikan penjelasan yang bisa membuat orang lain memahami tindakannya.“Bella, ada masalah apa?” tanya Chaterine.Bella menangis sejadi-jadinya mengingat apa yang diceritakan ayahnya. Dia tak dapat membayangkan betapa tersiksanya Hanna menahan serangan udara dingin.“Menghilangnya Hanna ada hubungannya dengan perempuan itu. Hanna sakit karena dia meninggalkannya di balkon,” ujar Bella sambil menggertakkan giginya.Kata-katanya meledak di ruang makan. Cheryl yang bukan anggota keluarga pun ikut marah. Cheryl bertemu Hanna hanya lewat foto. Baginya, Hanna adalah bayi yang menggemaskan. Bagaimana bisa ada orang yang tega menganiayanya? Dan pelakunya adalah ne
Bandara Yanjing.Kota Yanjing memanas dengan munculnya Warren.Berita yang telah lama tersebar mengatakan bahwa Warren telah mati. Tapi tiba-tiba sekarang dia muncul bagaikan bangkit dari kubur. Orang-orang terkejut.Bagi Danny, Warren adalah sampah abadi.Tapi bagi Kota Yanjing, Warren adalah raja iblis. Kekacauan yang dibuatnya telah memporak-porandakan Yanjing. Keluarga terpandang di sana ketakukan mendengar kedatangan Warren.Warren sendiri tidak ada niat sedikitpun membuat keributan disana sekarang. Tak ada lagi keinginan merebut kekuasaan. Tak ada guna baginya.“Aku tak mengerti mengapa orang-orang ini begitu ketakutan,” desah Victor.Warren tersenyum santai. “Menurutku, tak ada yang berharga disini. Tak ada yang secantik seperti taman di vila lereng gunung,” ucapnya.Victor tahu seluruh perhatian Warren hanya tertuju pada Michael. Dia tak peduli sama sekali apa yang terjadi di Yanjing.“Sayangnya mereka tak mengerti maksud kedatanganmu. Mereka yang ketakutan tak dapat t
Ketika Victor merasakan wajah dingin Warren, dia tidak membutuhkan Warren untuk berbicara lagi. Dia mengambil inisiatif untuk mengatakan, "Ini adalah pedang, dan ini adalah pedang untuk Keluarga Han. Tanpamu, Michael tidak akan memiliki perasaan apapun untuk Keluarga Han."Pedang!Kelopak mata Warren seperti mau keluar. Penjelasan ini sangat masuk akal, dan juga menunjukkan seberapa dalam kebencian Michael terhadap keluarga Han. Dia tidak dapat menyalahkan Michael atas perlakuan tidak adil yang diterimanya sejak kecil. Ini juga masuk akal untuk memiliki mentalitas seperti itu.Dia hanya seorang anak kecil. Ia terpaksa terjun ke dunia bisnis dan bahkan membunuh orang. Tidak ada yang bisa mengerti seberapa besar penindasan yang dialami Michael saat itu."Ada untungnya juga dia mempunyai dendam ini. Jika tidak, dia mungkin tidak berbeda dengan Matthew hari ini," Warren berkata dengan lemah.Victor tidak mengakui atau menyangkalnya, karena asumsi ini tidak ada artinya. Tidak ada yang
Gavin tidak menanggapi ocehan Danny. Dia tahu Danny hanya gugup sebelum bertemu Warren. Dia tidak mungkin bisa berhadapan dengan Warren dengan tenang jika masih banyak unek-unek dikepalanya.Gavin berharap sikap Danny berubah setelah bertemu Warren. Perjalanan mereka ke Yuncheng akan sia-sia jika Danny masih bersikap sombong dan tinggi hati.Di depan vila. Chaterine dan Bella menyambut di luar.Namun penyambutan mereka tidak dianggap penting oleh Danny karena dia tidak melihat Warren menyambutnya langsung.“Sambutan kalian berdua membuat aku merasa terhormat,” cibir Danny.“Ayah baru saja pergi ke Yanjing,” ujar Chaterine.Wajah Danny terlihat sangat kecewa mendengar apa yang disampaikan Chaterine.Dia datang ke Yuncheng untuk menemui Warren. Pada saat bersamaan, Warren pergi ke Yanjing. Sangat jelas dia melakukannya dengan sengaja.“Hum,” gumam Danny dingin. “Sampah ini masih berani mempermainkanku.”Gavin tak dapat menyembunyikan deresahannya mendengar apa yang dikatakan Da
Danny begitu marah seusai meninggalkan area vila. Sikapnya tak kendali hingga masuk ke ruang keamanan dan memukuli petugas keamanan yang ada disana. Dia melampiaskan seluruh kekesalannya. Hampir saja manusia tua sombong ini dihajar habis-habisan oleh para penjaga keamanan. Beruntung dia diselamatkan oleh Gavin. Inilah salah satu alasan mengapa Danny begitu angkuh karena dia selalu merasa aman selama Gavin berada didekatnya.Tentu saja, sikap angkuh Danny tak selamanya bisa dia bawa. Contohnya, ketika harus berhadapan dengan Simon. “Kita berangkat ke kota Yanjing?” tanya Gavin begitu amarah Danny mereda.Sejujurnya dia tidak menginginkan pergi ke Yanjing. Datang ke kota Yuncheng atas inisiatif sendiri telah menyelamatkan kedudukannya. Namun pergi ke Yanjing untuk menemui Warren benar-benar menyinggung harga dirinya.Keputusan sulit yang harus diambil karena jika tidak, dia tidak dapat menanggung akibatnya.“Dia tahu betapa Michael dihormati oleh Simon sehingga dia berani bertindak
Dampak ucapan Warren langsung Gavin rasakan. Meskipun begitu, dia mengakui bahwa dengan situasi yang sekarang, Danny tidak berhak bersikap sombong pada Warren.Danny masih belum menyadarinya, karena dia sudah terbiasa bersikap sombong di depan Warren. Meskipun dia bersedia datang ke Yanjing, tapi di hatinya, dia mengakui bahwa reputasinya lebih baik dari Warren. "Warren, kamu pikir kamu bisa mengancamku?" tanya Danny.Warren tersenyum, "Memangnya, aku perlu melakukannya? Danny, kamu pikir kamu berada di sini karena apa? Ini semua salahmu. Kamu terlalu sombong. Cepat atau lambat, nasibmu akan tamat. Tidak ada yang mengancammu, tapi kamu sendirilah yang mengantarkan diri ke tepi jurang. Setelah terdiam, Warren melanjutkan, "Kamu boleh pulang, tapi apa kamu berani?"Berani?Di kehidupan Danny, tidak ada yang tidak bisa dia lakukan. Sudah berapa banyak musuh yang mati di tangannya? Mereka mati dengan kekuatan Keluarga Han. Danny tidak pernah takut apapun. Sekarang Danny bertanya-
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua