Share

Kejutan untuk ibu

Author: Hafsa Humiara
last update Last Updated: 2022-04-19 11:10:24

2. SUAMI DAN MERTUA TAK TAHU AKU BANYAK UANG.

 

Kejutan untuk ibu

 

 

Terdengar suara tetangga berbisik-bisik ria di belakang, hal seperti ini pasti akan jadi pembicaraan seluruh warga kampung, rasain kamu, Bu, pasti malu banget 'kan.

 

"Hebat banget kamu, Amira, cuma jualan pentol sama seblak aja bisa beli motor," sahut Bu Nita.

 

Ibu terlihat seperti kebakaran jenggot mendengar pujian itu, ia 'kan paling tak suka mendengar orang memujiku, lebih senang jika ada orang yang menghinaku maka ia pun akan ikutan menghina.

 

"Lagian pentol dan seblaknya enak kok, saya langganan tiap hari pasti beli, ga heran lah kalau dagangannya laku semua," sahut Bu Zia, dia salah satu pelangganku yang sering beli tiap hari.

 

Tak hanya jualan seblak dan pentol mercon saja, aku juga menjual pop ice dan pentol Frozen alias pentol yang sudah dibekukan, sehingga pelanggan yang jaraknya jauh bisa membeli via online.

 

Dan rencana selanjutnya akan menjual Boba, salah satu minuman yang sedang trend di kalangan remaja, semoga saja rencana itu segera terwujud, karena banyak sekali pelanggan yang request minuman itu.

 

Orang-orang dealer sudah pergi, jadinya halaman rumah sedikit lega. Aku tersenyum pada ibu dan Rista yang diam mematung.

 

"Aku mampu kok, Bu, beli motor. Bahkan pakai uang sendiri bukan minta sama suami atau orang tua," celetukku, menyindir tepatnya.

 

Ibu menyunggingkan sebelah bibir dan menatapku sinis.

 

"Jangan sombong, baru beli motor aja udah heboh. Tuh lihat Rista dia punya mobil mewah tapi biasa aja, emang dasar orang kampung baru punya begitu aja udah heboh," ungkap ibu dengan wajah merah.

 

Aku menghela napas, jangan sampai terpancing emosi karenanya.

 

"Kalau aku sombong mungkin sebelum membeli motor ini udah pamer duluan kali ke kalian semua, lah ini engga 'kan aku beli diam-diam, malah Ibu yang bilang-bilang ke tetangga, siapa coba yang suka pamer dan sombong?" Aku menahan senyum.

 

Membayangkan kejadian barusan jadi ingin tertawa ngakak, gagal deh punya motor baru.Tapi aku pun penasaran dengan kejutan dari Rista yang akan di kasih ke ibu itu apa.

 

"Sudah sudah mendingan kita masuk yuk, masa ada tamu dianggurin," seru Mas Heri.

 

"Oh iya ayo, Sayang." Ibu masih menggandeng Rista masuk ke dalam, matanya mendelik sambil berlalu.

 

Sementara aku masih di luar dengan beberapa tetangga, kubuka plastik yang membungkus motor itu lalu mencoba menstarter-nya.

 

Gerungan motor terdengar keren dan gagah, sudah pasti di dalam sana ibu makin kepanasan mendengar suar motor ini.

 

"Ini motor PCX model terbaru, Amira. Kamu beli cash apa kredit?" tanya Bu Mika, salah satu tukang gosip di kampung ini.

 

"Alhamdulillah cash, Bu," jawabku biasa saja, supaya ga dibilang sombong.

 

"Wihh keren kamu ya, terus motor ini buat kamu atau buat Heri?" tanyanya lagi.

 

"Buat aku, Bu, soalnya butuh banget buat ke pasar sama COD."

 

Enak banget Mas Heri kalau motor ini untuknya, mending kalau tahu diri dan bilang terima kasih.

 

"Ya sudah aku masuk dulu ya, ada tamu," ujarku sambil menyimpan kunci motor ke saku.

 

"Oh iya deh sana." Mereka pun bubar meninggalkan rumahku.

 

Saat masuk ke dalam wajah ibu terlihat masih merah, sedangkan Mas Heri terlihat sedang kesal, aneh sekali dia harusnya bangga punya istri yang mandiri, tanpa merengek meminta belas kasihan darinya bukan merasa iri.

 

"Rista, Ardan kalian apa kabar?" tanyaku basa-basi sambil menyodorkan tangan.

 

"Aku baik kok, Mbak." Ia meraih tanganku, perhiasannya berkilauan dari mulai cincin hingga gelang, dapat dipastikan jika itu berlian.

 

"Bagus 'kan perhiasan Rista, kamu mah mana punya perhiasan mahal begini," celetuk ibu menghinaku lagi.

 

Aku menghela napas, sebenarnya mampu beli perhiasan itu memakai uang tabungan, tapi dipikir lagi untuk apa, lebih baik uangnya ditabung dan disedekahkan pada orang yang membutuhkan.

 

Rista menyeringai senang mendengar pujian ibu.

 

"Perhiasannya 50jutaan, Bu, murah kok," jawab Rista, merendah supaya terlihat wah tepatnya.

 

"Wih mahal banget, ini baru perhiasan asli bukan kaleng-kaleng, emangnya Amira perhiasannya emas pasar yang harganya 700rebu hihi." Ibu terkikik.

 

Dari pada ibu ga kebeli sama sekali, ingin sekali aku katakan itu tapi takut dosa, lebih baik diam saja Allah tida tidur kok, suatu saat orang yang menghina akan terhina sendiri.

 

"Oh ya, Rista kejutan buat Ibu mana? tadi Ardan chat katanya kalian kemari mau ngasih kejutan," ujar ibu.

 

"Oh iya ada kok kejutannya." Rista mengeluarkan satu buah kotak kecil yang dihias dengan pita merah, ia memberikannya pada ibu sambil tersenyum.

 

"Waahh apa ini? jangan-jangan kalung berlian lagi, duh kamu emang baik." Ibu memandang kotak itu sambil mesem-mesem.

 

"Itu hadiah yang paling berharga, Bu, harganya lebih mahal dari pada berlian," sahut Ardan membuat ibu semakin ceria.

 

"Waah, benarkah?" Ibu terlihat takjub

 

Ia menyambar ponsel yang ada di meja, jemarinya bergulir entah mau buat apa.

 

"Ibu akan live streaming di efbe, biar semua temen-temen tahu kalau Ibu dikasih hadiah yang mahal dan mewah sama Rista."

 

Wanita itu segera menyalakan kamera depan, tersenyum ceria lalu mulai menyapa teman sosmednya, lebay sekali ibuku saja yang lebih muda darinya tak seperti itu.

 

"Haaii, hari ini aku seneeeng sekali karena mantuku yang tersayang Rista memberi hadiah, ini diaaa." Ibu memperlihatkan kado dari Rista ke kamera.

 

Aku segera mengecek ponsel melihat acara live streaming ibu, ternyata banyak sekali temannya yang berkomentar dan memberikan emoticon love.

 

"Coba kalian tebak kira-kira kotak ini isinya apa ya?" tanya ibu ke kamera.

 

Kulihat banyak sekali temannya yang berkomentar ikutan menebak isi dari kotak itu, terlihat menggelikan sekali ibu-ibu berusia hampir tua main sosmed, sikap alay-nya melebihi anak ABG masa kini.

 

"Kalung emas? kayanya ga mungkin deh mantuku Rista ngasih kalung murah emangnya Amira, ayo dong tebak lagi, jawaban yang betul aku kasih pulsa sepuluh ribu," ujar ibu masih tersenyum ke kamera.

 

Banyak sekali komentar teman-teman ibu yang ikutan nebak isi kotak itu, mending kalau isinya berlian, kalau bukan? ibu pasti malu lagi, hihi.

 

"Kalau tebakan aku sih ini kalung atau cincin berlian, secara mantuku Rista 'kan kaya, dia juga punya banyak koleksi berlian, ga kaya mantuku yang satu lagi beli baju aja setahun sekali." Ibu cekikikan.

 

"Ok kita buka ya gays kotaknya." Ibu mulai membuka kotak itu perlahan, ponsel diangkat tinggi-tinggi supaya mengarah ke isi kotak.

 

"Eng ing eng ...." Ibu masih tersenyum beberapa detik kemudian senyuman itu mulai memudar, aku yang penasaran segera menaruh ponsel dan melihat isi kotak.

 

"Hahhh, tespek," ujarku sambil membulatkan mata.

 

"Ternyata isinya tespek gays bukan berlian," seruku dengan suara sedikit keras.

 

Ibu langsung menaruh ponsel di meja dengan wajah geram, wajahnya terlihat memerah menahan malu, lalu ia menatap Rista dan juga putra bungsunya, mereka mau diapain ya?

 

 

Bersambung.

 

Kasih like, komen dan follow akunku ya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Comments (13)
goodnovel comment avatar
Lucky Dorkas
susah ya punya mertua kampungan, iri, tukang marah dan suka maki² mancing pertengkaran komplit ngga punya etiket
goodnovel comment avatar
Mimi Pakpahan
mertua pilih kasi
goodnovel comment avatar
Rohyatun
wkwkwkw jadi orang terlalu pede ya gitu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suami Dan Mertua Tak Tahu Aku Banyak Uang   Motornya Buatku Saja

    3. SUAMI DAN MERTUA TAK TAHU AKU BANYAK UANGMotornya buatku saja!"Maksudnya apa kamu ngasih tespek ini, Ardan?"tanya ibu dengan sedikit penekanan.Ardan dan Rista saling memandang."Itu hadiahnya, Bu. Rista lagi hamil," jawab Ardan dengan wajah bahagia."Bukankah seorang cucu lebih berharga dari pada emas dan berlian," lanjut Ardan seperti ketakutan.Kulihat wajah ibu berubah datar, padahal tadi sangat merah menahan amarah. Aneh sekali mantu mau punya anak kok expresinya biasa aja."Apa, kamu hamil, Ris? berapa bulan?" tanyaku antusias.Ibu terlihat mencebikkan mulut, kentara sekali jika ia tak suka dengan kabar gembira ini, wanita yang banyak gaya itu pasti mengh

    Last Updated : 2022-04-19
  • Suami Dan Mertua Tak Tahu Aku Banyak Uang   Makin Ngeselin

    4. SUAMI DAN MERTUA TAK TAHU AKU BANYAK UANGMohon dukung cerbungku ya dengan cara klik SUBSCRIBE DAN RATE BINTANG LIMA sebelum membaca.Makin NgeselinAku masuk ke dalam dengan hati yang teramat jengkel, sudah sering dihina sekarang motor baruku mau dirampas pula, apa dua manusia itu tak punya hati."Hei, Amira, aku belum selesai ngomong!" teriak Mas Heri.Tak dihiraukan gegas aku berlari ke kamar memanggil Nasya."Ayo, Nas, ikut Mama pergi."Gadis kecil itu mengangguk lalu mengikutiku di belakang."Kamu mau ke mana, Amira?!" teriak Mas Heri saat langkahku sudah di ambang pintu keluar.Mas Heri mencekal lengan Nasya, mungkin tujuannya agar aku tak pe

    Last Updated : 2022-04-19
  • Suami Dan Mertua Tak Tahu Aku Banyak Uang   Pelajaran untuk Heri

    5. SUAMI DAN MERTUA TAK TAHU AKU BANYAK UANGMohon dukung cerbungku dengan cara klik SUBSCRIBE DAN RATE BINTANG LIMA sebelum membaca.Pelajaran Untuk Heri"Maksudnya kamu ga akan kasih nafkah lagi sama aku, Mas?" tanyaku biasa saja.Dalam hati mencoba mengontrol emosi, percuma marah-marah dan protes pun takkan di dengar, yang harus kulakukan adalah memberi mereka pelajaran agar merasa jera."Ya engga gitu maksudnya, kamu tetep dikasih makan kok, cuman bedanya kali ini Ibu yang pegang keuangan," jelas Mas Heri santai."Lagian uangnya juga ga dimakan semua sama Ibu, sebagian mau Ibu tabung buat renovasi rumah, apa kamu ga malu punya rumah butut begini, tuh lihat rumah Rista megah dan mewah," sahut ibu sambil mengunyah.

    Last Updated : 2022-04-19
  • Suami Dan Mertua Tak Tahu Aku Banyak Uang   Yang kaya itu orang tua Rista

    "Ini apa, Bu?!" tanya Mas Heri dengan nada tinggi. Ada api kemarahan di matanya, sementara ibu gelagapan dalam kebisuan. "Ck ck ck, ternyata Ibu bohong sama anak sendiri?" sahutku menambah panas suasana. Terlihat mata ibu mendelik melirikku, baru kali ini kulihat wajahnya sepucat itu, bagaikan kerupuk yang tersiram air. "Tega ya Ibu abisin duit aku seenaknya, tahu sendiri 'kan gajiku itu hanya segitu, bukannya Ibu janji mau ditabungkan uangnya." Mas Heri masih terlihat kecewa. "Sudahlah, Mas, gimana pun juga uangnya udah terlanjur dibelanjakan, sekarang dan ke depannya ya Ibu harus bisa ngatur keuangan untuk sebulan dengan uang yang tersisa," celetukku sambil menyeringai senang. Melihat ibu terpojokkan seperti melihat pertunjukkan sirkus gratisan. "Dan ya aku ga bisa bantu, tahu sendiri 'kan aku ini cuma jualan seblak untungnya cuma buat jajan Nasya aja sama bayarin biaya sekolahnya," lanjutku lagi berbohong. Malas saja jika harus menutupi kekurangan sehari-hari sementara dia

    Last Updated : 2022-04-20
  • Suami Dan Mertua Tak Tahu Aku Banyak Uang   Dihina balik

    bab 7"Ardaaan!" teriak seorang perempuan dari lantai atas, suaranya cukup melengking."I-iya, Ma!" jawab Ardan sambil berteriak pula.Kami semua mendongkakkan wajah, tapi belum ada seseorang yang muncul di pandangan."Ini sprei kotor kok masih di kamar Mama, bawain donk ke ruang cuci," sahut ia yang sudah pasti mertuanya Ardan.Kami semua saling memandang merasa heran, kenapa Ardan seperti seorang pembantu di rumah ini? aku yakin Mas Heri dan ibu pun merasakan kejanggalan ini.

    Last Updated : 2022-04-20
  • Suami Dan Mertua Tak Tahu Aku Banyak Uang   Pelajaran untuk ibu

    Bab 8Ibu berdiri memandangi besannya penuh amarah, dadaku berdegup kencang takut jika ibu melakukan perbuatan kekerasan, sedangkan Mas Heri mencoba menyadarkan ibu dengan cara memegang lengannya."Kenapa Bu Besan? saya minta maaf kalau perkataan saya barusan menyinggung hati Anda, tapi gimana lagi ya lama-lama saya juga jengah melihat Ardan yang ga ada kemajuan, kalau bisa Bu Besan tolong nasihati dia supaya mau bekerja, ga minta makan terus sama mertua," ujar Mama Rista.Aku menghela napas, perkataan wanita cantik ini memang halus tapi nyakitin, sama seperti hatiku yang sering sakit saat dihina oleh ibu.Dan sekarang ibu sendiri yang dihina balik oleh besannya, di hadapan orang banyak pula, segala perbuatan pasti akan kembali pada diri sendiri, itu ternyata benar.Aku kok puas ya lihat ibu digituin, ehh."Saya permisi, Bu Besan," ujar ibu.Di luar dugaan ibu malah pergi dari rumah mewah ini,

    Last Updated : 2022-04-20
  • Suami Dan Mertua Tak Tahu Aku Banyak Uang   Ponselmu untukku

    bab 9Ponselmu untukkuIbu menangis kejer seperti anak kecil, ia duduk di tanah sambil meraung, aku dan Sela saling memandang, merasa heran melihat nenek tua meraung seperti anak kecil."Allah ga ridho kali ya duitnya dirampas paksa sama mertua Mbak, makanya ga lama langsung dicopet," bisik Sela.Kali ini aku setuju dengan pendapatnya."Mau disamperin ga? aku mah ogah mending masuk lagi, panaas," ujar Sela, lalu ia menjauh dari kerumunan.Sebenarnya aku ingin pergi saja dan memilih melaksanakan salat Dzuhur, tapi kasihan juga melihat ibu yang sedang terkena musibah, masa iya kutinggalkan sendirian."Bu, kenapa uangnya bisa dijambret sih? terus jambretnya ketangkep ga?" tanyaku sekaligus pada orang-orang yang berkerumun."Engga, jambretnya naik motor, Neng," jawab seorang bapak tukang parkir."Iya, jambretnya langsung kabur mana bawa motornya secepat kilat kaya

    Last Updated : 2022-04-20
  • Suami Dan Mertua Tak Tahu Aku Banyak Uang   Balasan datang begitu cepat

    Bab 10Balasan datang begitu cepat"Gimana, Mir? ngalah aja ya, kamu tahu sendiri mana sanggup aku beli hape baru." Mas Heri menatapku iba.Aku mendelikkan mata, sebel juga ngasih nafkah seenaknya, giliran ia yang perlu maksa, suami macam apa coba."Engga! Enak aja main ambil-ambil, hape itu sering dipake Nasya belajar daring," balasku dengan tegas."Sudahlah, ambil aja sana," bisik ibu yang masih bisa kudengar.Dengan sigap Mas Heri menyambar ponselku yang sedang di cas di atas meja, sayangnya tanganku terlambat satu detik untuk meraih dan sudah keduluan sama Mas Heri."Balikin hape aku!" teriakku penuh emosi.Tak menghiraukan teriakkanku gegas lelaki itu berlari keluar."Beli lagi aja kenapa sih, kamu 'kan jualan tiap hari masa hape aja ga kebeli."Lelaki itu naik ke atas motor, tak dipedulikan istrinya yang menjerit memanggil di belakang, aku tak bisa mengejar kar

    Last Updated : 2022-04-20

Latest chapter

  • Suami Dan Mertua Tak Tahu Aku Banyak Uang   Bab 45.B

    "Aku selalu menelponmu tapi percuma jarang diangkat, sekali pun diangkat cuma sebentar padahal banyak yang ingin aku ceritakan soal Ibu, cerita juga mending kalau kamunya percaya, ya sudah sejak itu aku tak ingin lagi berhubungan denganmu," lanjut Ardan mengungkapkan kekecewaannya.Aku terduduk di bangku plastik miliknya, raga ini lemas mendengar semua kenyataan yang sebenarnya."Aku minta maaf, Ardan. Harus gimana supaya kamu memaafkan," ucapku dengan pasrah.Ia diam sibuk dengan pekerjaannya, haruskah aku berlutut di kakinya?"Ini ada uang buat modal tambahan usahamu, pakailah tadinya uang itu untuk pegangan beberapa bulan ke depan." Aku menyerahkan ATM sekaligus password-nya."Aku ga butuh, lagi pula sekarang bisa cari uang sendiri berikan saja uang itu untuk istrimu," jawab Ardan dengan culas."Ambil aja itu untuk pengobatan ibu kalau kamu ga mau, maafkan aku Ardan, sedikit pun aku ga pernah niat menelantarkanmu dan Ibu, ini semua karena Tania pandai memutar balikkan fakta, dan b*

  • Suami Dan Mertua Tak Tahu Aku Banyak Uang   Bab 45.A

    (POV HERI)Satu tahun lamanya aku tak pulang ke kampung halaman, sebenarnya enam bulan yang lalu aku hendak pulang, tetapi keadaan tak memungkinkan dan banyak pula hambatan.Sengaja tak memberikan kabar kepulangan ini pada Tania ataupun Ardan, entah kenapa anak itu kini nomornya sudah tak aktif lagi, aku pun bertanya pada Tania katanya Ardan baik-baik saja dan ia sibuk bekerja.Aku turut bersuka cita atas perubahan anak itu, yang dulu ia manja dan lalai terhadap tanggung jawab, kini bisa mandiri dan mencari uang sendiri.Pesawat tiba di Jakarta tepat pukul sembilan pagi, untuk menuju kota kelahiranku dibutuhkan waktu sekitar dua jam lagi.Usai adzan Dzuhur berkumandang, akhirnya aku tiba di halaman rumah Tania, semuanya masih sama hanya warna cat rumah yang memudar.Aku melangkah masuk ke dalam pagar, memencet bel berkali-kali hingga pintu itu terbuka, nampaklah Tania yang berpenampilan berbeda.Rambutnya dipotong sebahu, wajahnya terlihat makin cerah dengan polesan make-up seperti bi

  • Suami Dan Mertua Tak Tahu Aku Banyak Uang   Bab 44.B

    "Mbak Naya, bisa berhenti di depan?" tanyaku pada supir baru, Mas Satria sengaja memilih seorang wanita agar tidak ada ikhtilat diantara kami berdua saat bersama."Bisa, Bu," sebentar ya." Ia menuruti perintahku."Tolong jagain Hanan sebentar ya, saya mau nemuin orang itu.""Oh iya, Bu, sini Dedek Hanannya."Kuserahkan Hanan yang tertidur lelap ke pangkuan Naya, beruntung anak itu tak menangis.Aku segera berlari menembus kemacetan hingga akhirnya tubuhku sudah ada di hadapan ibu."Bu, kenapa di sini?" tanyaku sedikit berteriak."Ibuu!" teriakku sekali lagi, karena ia tak merespon panggilanku."Ibu, ngapain di sini?" Aku menyentuh pundaknya.Ia menepis dengan kasar lalu memandangku dengan berang."Diam! Aku lagi nunggu mantuku, Amira, dia janji mau ngajak shoping hari ini," jawabnya ngelantur.Tiba-tiba ponselku berdering, ternyata Mas Satria yang menelpon, karena takut ia marah aku segera menjawabnya."Sayang kamu di mana? kok belum nyampe juga?""Iya sebentar lagi nyampe kok, ini se

  • Suami Dan Mertua Tak Tahu Aku Banyak Uang   Bab 44.A

    (POV AMIRA)Rumah seluas lima belas meter kali kali sepuluh meter menjadi hunian baru untukku dan anak-anak, Mas Satria membelikan hadiah ini sebagai hadiah pernikahan.Ia mengatakan jika rumah ini kurang besar dan mewah maka ia akan merenovasinya, tentu saja menurutku hal itu terlalu berlebihan, karena rumah ini seluas lapangan bola, mungkin jika orang tuaku tinggal di sini rumah ini pun takkan kesempitan.Tak sampai di situ Mas Satria pun mempekerjakan asisten rumah tangga dan seorang supir wanita khusus untuk mengantarku ke mana-mana, ah betapa bahagianya diperlakukan layaknya nyonya.Hari ini ia mulai bekerja setelah satu Minggu lebih menghabiskan masa cuti pernikahan di rumah, sengaja kami tak liburan ke mana-mana karena diluar pandemi masih melanda."Aku pergi dulu ya, Sayang," ucapnya sambil mengecup kening.Jika di hadapan anak-anak ia akan memanggil 'mama' tapi jika tak ada siapa-siapa, kata sayang adalah panggilan untuk kami berdua.Sungguh romantis dan harmonis."Hati-hati

  • Suami Dan Mertua Tak Tahu Aku Banyak Uang   Bab 43.B

    .Sedangkan Tania dan Tante Eva terlihat santai tak terpancing dengan omongan ibu. Akan tetapi, tetap saja mereka berdua membalas ucapan ibu dengan pedasnya membuat ibu makin emosi dan tak bisa mengontrol diri.Kepala ini pusing pasalnya jika pulang ke rumah selalu saja melihat keributan antara ibu dan Tania, mereka tak ada yang mengalah saling mempertahankan egonya."Ayo kita ke kamar, Bu. Aku beliin makanan," ujarku sambil merangkul pundak ibu."Makanan apa? itu dikasih Amira ya? dia emang menantu baik dan pengertian ga kaya kamu!" Ibu menunjuk wajah Tania.Aku kesal melihat tingkahnya, bagaimana jika Tania tak tahan dengan ibu lalu mengusir kita, akan tinggal di mana kami berdua."Sudah, ayo kita masuk kamar." Aku merangkul paksa dan membawanya menuju kamar."Ardan kamu harus usir Tania dari rumah ini dan bawa Amira kembali ya, Ibu itu cuma pengen punya menantu yang kaya ga kaya Tania bisanya ngabisin uang saja," cerocos ibu tak bisa diam."Sekarang Ibu makan dulu ya." Aku menyuapi

  • Suami Dan Mertua Tak Tahu Aku Banyak Uang   Bab 43.A

    (POV Ardan)Nasib Bu Ninik.Sudah satu bulan lebih kakakku Heri berada di perantauan, ia mengatakan setiap tanggal satu akan mengirimkan transferan.Sedangkan kondisi ibu semakin hari kian memperhatikan, ia lebih banyak mengurung diri di kamar, karena jika berpapasan dengan Tania bawaannya terlihat emosi, tak jarang ia marah-marah tanpa alasan."Mbak, Heri udah kirim uang?" tanyaku pada kakak ipar yang sedang menggunting kukunya.Ia malah menatapku sinis, seolah aku ini seorang pengemis."Mau apa emang?!" tanyanya sedikit membentak.Apa ia lupa? atau pura-pura lupa jika dalam uang itu ada hak mertua juga adik iparnya, dasar serakah! Entah apa yang dipikirkan kakakku hingga menggantikan Amira dengan wanita macam dia."Ya mau minta bagian, Heri 'kan janji kalau udah gajian mau bawa ibu ke psikiater," balasku tak kalah sinis.Untuk makan sehari-hari kami berdua terpaksa aku yang kerja, beruntung bengkel milik Adi setiap hari selalu ramai banyak kendaraann yang berdatangan, sehingga aku t

  • Suami Dan Mertua Tak Tahu Aku Banyak Uang   Bab 42.B

    "Ok bagus." Tante Tamara melanjutkan langkahnya dengan wajah masam.Sedangkan Rista bersalaman dengan kami tanpa mengeluarkan suara, matanya menatapku penuh kebencian, bagiku tak masalah toh tak meminta uang padanya.Pesta hampir usai, tamu undangan pun satu persatu mulai berpamitan pulang, mama memintaku untuk bersiap berganti pakaian, ibu bilang malam ini Hanan biar tidur dengannya saja agar aku bisa menikmati malam pertama bersama Satria.Diperlakukan seperti itu aku jadi malu sendiri, padahal Satria tak keberatan jika Hanan tidur dengan kami, baik itu di malam pertama atau di malam-malam selanjutnya, karena anakku telah menjadi anak Satria juga, begitu katanya."Jangan bantah, malam ini Ibu mau tidur sama Hanan, udah sana ganti pakaian, besok Ibu akan antarkan Hanan ke rumah mertuamu," ucap ibu sedikit memaksa.Kulihat bayi mungil itu terlelap di pangkuannya."Kalau Hanan rewel telpon aja ya, Bu," ujarku sebelum pergi.Saat melangkah ada Rista berdiri menghalangi, tatapannya penuh

  • Suami Dan Mertua Tak Tahu Aku Banyak Uang   Bab 42.A

    (POV Amira)Di sebuah gedung pernikahanku dan Satria dilaksanakan, sebenarnya aku malu menyelenggarakan pesta. Namun, apalah daya keluarga besar Satria yang menginginkannya.Acara akad sekaligus resepsi hari ini memang tergolong sederhana, tapi tetap saja aku tak nyaman harus bersanding di pelaminan, sementara anak-anakku takut tak diperhatikan.Ijab kabul dimulai ada perasaan haru dan tegang mendominasi, ibu dan juga kedua anak-anakku tak pernah jauh mereka selalu ada di sisi.Kebaya warna putih dengan jilbab senanda dipadukan dengan rok batik berwarna coklat membalut tubuhku dengan indahnya, aku tersenyum melihat pantulan diri di cermin, rasa bahagia terlukis sempurna di wajah ini."Sah."Akhirnya kata itu terucap di bibir orang-orang banyak, akhirnya aku resmi jadi nyonya Satria Bagaskara, kami menandatangani bekas-bekas dari KUA, lalu penghulu memberikan sepasang surat nikah.Ciuman pertama sungguh terasa menggetarkan jiwa, terlebih saat aku mencium takzim punggung tangannya, sudu

  • Suami Dan Mertua Tak Tahu Aku Banyak Uang   Bab 41.B

    Aku masih diam menatapnya dalam sambil mendengarkan penjelasan pekerjaan apa yang akan kulakukan di sebrang pulau sana."Emang sih kerjanya capek, tapi 'kan duitnya gede." Tania masih membujuk, memang yang ada dalam otak wanita ini hanyalah uang, tak masalah walaupun harus jauh dari suami.Ah menyebalkan!"Terus ibuku gimana? tar kamu jadikan pembantu lagi di sini," jawabku ketus."Iya aku ga bakalan jadikan ibumu pembantu, lagi pula 'kan ada Ardan biarin aja dia yang ngurus ibumu, aku ga mau ikut campur," jawab Tania tak kalah ketus."Nanti aku fikirkan." Aku beranjak pergi karena berada di dekatnya tak menemukan kenyamanan yang ada ia terus memberikan tuntutan.Sempat terdengar ia mengoceh dan menghina. Namun, untuk kesekian kalinya aku bungkam karena malas dengan pertengkaran, lama-lama aku pun jadi terbiasa atas semua ocehan dan hinaan Tania.Cukup lama nongkrong di warung kopi memikirkan tawaran Tania diterima atau tidak, aku pun sudah meminta pendapat teman-teman dan mereka meng

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status