Share

Bab 18

Penulis: Petrycia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Apa yang terjadi? Kenapa Rey terjatuh, Mas?" Ayu mulai mengintrogasi Anton.

"Tadi aku dikamar mandi, Yu. Vika yang menemani Rey bermain. Vika bilang, Rey tidak hati-hati dan terpeleset pada saat naik-turun tangga," terang Anton.

Ayu tak percaya jika Rey terpeleset karena kurang hati-hati, pasti ada sesuatu yang sampai membuatnya terjatuh.

"Kenapa kamu biarin Rey sendirian? Bagaimana kalau terjadi hal yang lebih buruk? Kamu ceroboh, Mas!"

"Aku tidak meninggalkan Rey sendirian, Yu. Ada Vika disana," elak Anton.

"Terus kamu percaya sama istri kamu itu? Mana bisa kamu meninggalkan Rey sama dia? Kamu tahu kalau Vika nggak suka sama Rey," ucap Ayu.

"Terus aku harus gimana? Apa aku harus membawa Rey ikut ke kamar mandi juga?" Tanya Anton yang jadi serba salah.

"Sudah, sudah! Ini di tempat umum. Apa kalian tidak malu dilihat orang-orang?" Bi Sari melerai. "Anton, lebih baik kamu segera membayar administrasinya dan segera mengambil obat. Kita segera pulang."

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Dan Adikku Adalah Pengkhianat   Bab 19

    Malam ini, Ayu, Vika, Anton dan juga Bi Sari tengah duduk bersama untuk berbicara dari hati ke hati menuruti saran dari Bi Sari. Sementara Rey, sudah Ayu titipkan kepada Lily dirumah Bi Sari. Suasana tegang mulai menyelimuti. Tidak seperti dulu saat mereka berkumpul bersama ada kehangatan dan juga suasana bahagia. Tapi sekarang mereka hanya saling menatap dengan tatapan dingin. "Kalian pasti tahu, apa alasan kita berkumpul malam ini. Bibi sebenarnya sedih, dulu kalau kita berkumpul selalu dengan suasana bahagia. Tapi malam ini, ada hal yang harus diluruskan. Bibi bukan bermaksud untuk ikut campur, tetapi sebagai pengganti orangtua kalian, Bibi hanya ingin jadi penengah," kata Bi Sari membuka pembicaraan. Ayu, Vika dan Anton masih diam membisu. Belum ada yang mau angkat bicara. Vika juga menatap Ayu dengan nyalang, sementara Anton hanya bisa menunduk lesu. "Siapa yang ingin berbicara duluan di antara kalian? Jangan menyela, dengarkan baik-baik saat orang bicara. Dan

  • Suami Dan Adikku Adalah Pengkhianat   Bab 20

    "Terserah Kak Ayu mau ngomong apa. Rey jatuh sendiri, dan nggak ada hubungannya denganku!" Vika masih saja mengelak. Sebenarnya hal itu membuat Ayu geram, tapi Ayu juga tidak memiliki bukti yang jelas untuk membuat Vika mengakui kejahatannya. "Ayu, aku minta maaf untuk keteledoranku. Kalau ada yang harus disalahkan, salahkan aku saja. Kalian berdua jangan berdebat lagi," pinta Anton. Ayu hanya membuang muka. Rasanya sudah malas menanggapi mantan suami dan adiknya itu. Kalau bukan karena menghormati Bi Sari, Ayu sudah memilih pergi. "Mas, aku nggak salah. Kak Ayu malah menuduhku tanpa bukti. Mas juga tahu kan bagaimana sikap dia selama ini sama aku. Aku selalu berusaha baik sama Kak Ayu, tapi dia selalu saja bersikap ketus. Aku juga tahu, kalian pasti akan selalu membela Kak Ayu. Orang-orang pasti lebih percaya padanya. Aku yang jahat, sudah merebut Mas Anton dari Kak Ayu. Sekarang pun, kalian pasti percaya kalau aku yang mendorong Rey," ucap Vika sembari menangis.

  • Suami Dan Adikku Adalah Pengkhianat   Bab 21

    Setelah pembicaraan di malam itu, kini suasana rumah menjadi sedikit tenang. Walaupun tidak menemukan titik terangnya, tapi Vika sudah tidak searogan sebelumnya. Vika juga jadi lebih sering mengurung diri di kamar, dan Anton yang selalu mengambil makanan dan keperluan lainnya. Ayu juga bisa pergi bekerja dengan tenang dan Rey, Ayu titipkan dirumah Bi Sari. Walaupun Bi Sari bilang kalau siang Anton mengajak Rey pulang untuk bermain bersama, tapi Ayu sudah mewanti-wanti Bi Sari agar mengingatkan Anton agar Rey tidak boleh di tinggalkan bersama Vika. *** "Ayu, kamu udah pulang?" tanya Anton begitu melihat Ayu yang baru saja masuk rumah. "Bunda." Rey menyambut Ayu. Ternyata Anton sudah menjemput Rey dari rumah Bi Sari. "Rey sayang. Anak Bunda kangen, ya?" "Iya Bunda. Rey udah mandi loh. Sekarang Rey mau makan," ucap Rey. Ayu tersenyum melihat Rey. "Rey mau makan apa? Biar Bunda buatkan," tawar Ayu. "Nggak usah, Bun. Ayah sudah buatkan Rey nasi goreng de

  • Suami Dan Adikku Adalah Pengkhianat   Bab 22

    Setelah Vika mendapati Ayu yang berdekatan dengan Anton, Vika kembali berulah. Dia kembali menyindir dan menyerang Ayu lagi. Ayu sudah cukup menahan diri, tapi saat ini kesabaran Ayu hanya setipis tisu. "Apa Rey lebih penting bagi kamu daripada anak kita, Mas?" Suara keras Vika kembali menggema. Ketenangan yang beberapa hari ini Ayu dapatkan seketika lenyap. Vika kembali membuat kegaduhan. "Bukan begitu, Vika," sahut Anton. "Terus gimana? Atau memang Mas Anton menikahiku karena terpaksa? Apa wanita yang kamu inginkan hanya Kak Ayu?" Vika semakin mengeraskan suaranya saat ia menyebut nama Ayu. Ayu yang ingin tenang sejenak menonton Tv, kini telinga menjadi panas mendengar itu. "Pelankan suaramu, Vik! Malu di dengar tetangga kalau kamu bicara sekeras itu. Rumah tangga kita baru saja terbina, tapi tiap hari ribut terus. Malu, Vika. Tolong kamu bisa bersikap dewasa sedikit saja!" Anton menegur istrinya dengan tegas. "Malu? Ngapain malu? Yang malu itu ha

  • Suami Dan Adikku Adalah Pengkhianat   Bab 23

    Ayu masih terdiam dengan pikirannya. Sampai Anton kembali bersuara. "Aku nggak bohong, Yu. Memang dia yang menyuruhku," tegas Anton yang paham akan keraguan Ayu. "Ini cukup aneh. Mungkin saja istrimu itu merencanakan sesuatu," tukas Ayu. "Apa yang harus aku lakukan supaya kamu yakin?" tanya Anton. Ayu kembali terdiam. Ia juga bingung bagaimana ia harus menanggapi hal itu. "Memang aku yang nyuruh Mas Anton, Kak," ucap Vika yang tiba-tiba sudah berada di belakang Ayu. "Apa lagi yang kamu rencanakan, Vik?" tanya Ayu. "Apa maksud kamu, Kak? Memangnya aku punya rencana apa? Tadi Mas Anton udah bilang kan kalau kami akan butuh banyak biaya untuk kelahiran anak kami. Selain itu, cari kerja kan sulit saat ini. Tempat itu kan kalian bangun bersama, Kak. Masa Kak Ayu nggak mau terima Mas Anton mau kerja lagi?" Ayu menatap Vika dengan lekat. Ia ingin membaca gestur tubuh Vika dan ingin memastikan apakah yang di ucapkan adiknya itu benar atau hanya akal-akalan

  • Suami Dan Adikku Adalah Pengkhianat   Bab 24

    Ayu dan Vika masih berada di dalam kamar Ayu. Ayu tidak berhenti untuk mendesak Vika agar ia mengucapkan apa sebenarnya yang ia inginkan. Vika tersenyum miring, kemudian ia tertawa sambil menatap Ayu. "Hahaha." "Iya, aku memang memiliki tujuan tersendiri melakukan itu semua itu. Aku mau cari surat-surat rumah ini, mau aku jual dan kita bagi rata hasilnya!" Akhirnya Vika mengakui apa yang menjadi rencananya. Ayu hanya bisa menggeleng kepala. Bagaimana mungkin dia berpikir untuk menjual rumah peninggalan orangtua mereka? Jujur saja rumah itu sangat berharga bagi Ayu karena menyimpan banyak kenangan. "Kamu gila, Vik. Bagaimana mungkin kamu menjual rumah ini pada orang lain? Kalau kamu mau uang, aku akan memberikannya untukmu!" "Iya, aku memang gila! Aku jadi gila karena kamu, Kak. Semua ini karena kamu!" Ayu tidak mengerti. Memang apa yang ia lakukan sampai Vika berkata kalau semuanya adalah kesalahan Ayu. Padahal selama ini, Ayu sangat menyanyanginya tapi

  • Suami Dan Adikku Adalah Pengkhianat   Bab 25

    Ayu masih terisak. Sudah cukup lama ia menangis, tapi air matanya tidak berhenti menitikan air mata. "Kuasai emosimu, Nak. Nyebut. Ingat ada Allah," nasihat Bi Sari. Ayu berusaha menenangkan diri dan beristighfar. Ayu menarik napas dalam-dalam, berharap ada ketenangan yang bisa ia rasakan. "Mau Bibi buatkan teh?" tawar Bi Sari. Ayu hanya menggeleng, lalu berusaha duduk dengan benar. "Bi," lirih Ayu. "Iya. Kalau perasaan kamu sudah lebih baik, Bibi siap mendengarkan ceritamu. Tapi kalau kamu masih ingin menangis, Bibi juga siap buat nunggu," kata Bi Sari dengan sabar. "Apa selama ini aku salah dalam mendidik Vika dan memberinya kasih sayang?" tanya Ayu. Bi Sari bingung, "Maksud kamu apa, Nak?" "Selama ini Vika mengira bahwa aku dan Ayah selalu menganggapnya tidak penting. Dia bilang, Ayah lebih menyanyangiku dan menjadikannya nomor dua. Padahal, Bibi tahu kan, kalau aku dan almarhum Ayah sangat menyayangi Vika. Kami akan melakukan apapun untu

  • Suami Dan Adikku Adalah Pengkhianat   Bab 26

    Anton menatap Ayu, lalu bertanya. "Apa dia mendapatkan surat-suratnya?" Ayu menggeleng. "Tempat menyimpan surat dan dokumen penting, cuma kita yang tahu. Asal kamu nggak kasih tahu dia, nggak bakalan ada yang tahu." Anton mengusap-usap wajahnya dengan telapak tangan. Wajahnya nampak kusut. "Aku bingung dengan sikap Vika akhir-akhir ini. Rasanya dia nggak seperti Vika yang aku kenal dulu," kata Anton. "Anton, sekarang kamu adalah imam untuk Vika. Dekati dia dengan baik-baik. Bicaralah dari hati ke hati. Saat ini, mungkin dia masih labil. Usianya masih sangat muda dan dia juga sedang hamil. Pandangan orang pada dia, juga bisa membuat Vika nggak bisa menjernihkan pikirannya," ucap Bi Sari. "Mungkin kami memang harus pindah dari rumah ini, Bi. Kalau kami masih disini, aku takut Vika akan semakin berulah." "Masalahnya, nggak segampang itu juga, Mas," sahut Ayu. "Vika bilang kalau rumah ini nggak bisa dia miliki, maka aku juga nggak boleh tinggal disini. Itu

Bab terbaru

  • Suami Dan Adikku Adalah Pengkhianat   Bab 38

    Sikap Anton menjadi berubah semenjak ia mengetahui Ayu berkenalan dengan Adam. Anton menjadi sangat perhatian kepada Rey. Sudah beberapa hari ini dia memaksa untuk mengantar Rey ke sekolah.Rey tentunya senang dengan perhatian ayannya. Dibalik semua itu, Ayu harus menghadapi kecemburuan Vika yang sudah kelewatan. Bahkan adiknya itu mengucapkan kata-kata yang semakin pedas untuknya."Kamu jangan gunakan Rey buat cari perhatian Mas Anton dong, Kak. Kamu nggak kasihan sama Inara? Inara masih kecil dan butuh perhatian lebih dari ayahnya!"Vika datang pagi-pagi sembari menggendong bayinya yang sedang menangis, untuk melabrak Ayu dirumah Bi Sari, tepat setelah Anton berangkat mengantar Rey ke sekolah."Kamu kalau bicara jangan sembarangan ya, Vik. Bukan aku yang minta suami kamu buat antar-jemput Rey. Dia sendiri yang maksa buat melakukan itu!""Kamu nggak usah ngelak, Kak! Akui aja kalau memang kamu masih mengharapkan Mas Anton, tapi nggak kayak gini caranya, Kak Ayu!" Suara Vika semakin k

  • Suami Dan Adikku Adalah Pengkhianat   Bab 37

    Rey langsung berlari menghampiri Anton, "Ayah... Lihat, Rey dapat mainan baru. Bagus kan?" Anton menggendong Rey lalu mencium pipi putranya. Sedetik kemudian, ia menatap Bi Sari dan Ayu. Ayu bisa melihat dari raut wajah mantan suaminya itu, ada terbesit tanda tanya. "Iya, bagus sekali pesawatnya. Apa Bunda yang belikan?" tanya Anton. "Bukan Ayah, ini hadiah dari Om." Rwy begitu jujur. "Om? Om siapa?" Anton menurunkan Rey dari gendongannya. Matanya tertuju pada Ayu seolah ingin diberi penjelasan. "Ooh, Adam. Itu yang barusan pergi dari sini. Nanti Om Adam juga mau ngajak Rey sama Bunda jalan-jalan," ucap Rey pada sang ayah. Anton semakin penasaran setelah mendengar cerita Rey. Ia lalu mendekati Bi Sari yang masih duduk sedari tadi. "Siapa Adam?" Anton meminta penjelasan. Ayu lebih memilih diam. Ia tidak ingin mengatakan apapun pada mantan suaminya itu. "Dia putranya Pak Ramzi," jawab Bi Sari. "Pak Ramzi yang di kampung sebelah?" "Iya

  • Suami Dan Adikku Adalah Pengkhianat   Bab 36

    Tidak bisa di pungkiri Ayu terkejut dengan perkataan Adam. Laki-laki itu seolah sudah mengenal Ayu dengan baik. Tentang pernyataannya yang akan menerima Rey sebagai anaknya. Semua itu menimbulkan banyak tanya dalam benak Ayu. Apakah Bi Sari yang sudah memberi tahu Adam banyak hal tentangnya? Tapi Ayu rasa tidak mungkin Bi Sari seperti itu. "Bunda, Rey lapar," rengek Rey. Ayu tersadar dari lamunannya. Bi Sari dan Adam juga menatapnya, dan hal itu membuat Ayu jadi salah tingkah. "I–iya sayang. Kita makan, ya?" ucap Ayu pada Rey. "Mari, Mas. Sambil makan dulu, Mas." Ayu mempersilahkan untuk mengambil makan siang yang sudah dihidangkan. "Nggak perluh sungkan, Nak. Ambil dan nikmati, tapi adanya ya seperti ini," ucap Bi Sari sambil mengambil makanan. "Makanannya sangat banyak, Bi. Sampai bingung mau pilih yang mana." Adam pun mulai mengambil makanannya, hal itu tak luput dari pandangan Ayu. Ayu tersenyum tipis saat ia melihat Adam yang terlihat lahap

  • Suami Dan Adikku Adalah Pengkhianat   Bab 35

    Ayu memikirkan dengan matang-matang mengenai tawaran Bi Sari untuk berkenalan dengan Adam, anak dari Pak Ramzi. Setelah tiga hari Ayu mempertimbangkan semua itu, akhirnya ia mau menerima tawaran itu. "Kamu sudah siap, Yu?" tanya Bi Sari. "Iya, Bi. Ini aku tinggal pake kerudung saja," jawab Ayu. Ayu memang tidak akan bertemu dengan Adam sendirian. Bi Sari dan Rey tentu saja akan ikut. Sedangkan Adam akan datang sendirian, karena ayahnya Pak Ramzi ada urusan mendadak keluar kota. *** Awalnya Pak Ramzi menawarkan bertemu di rumah Bi Sari, tapi Adam bilang kalau dia ingin bertemu di rumah makan milik Ayu saja. Selain memiliki toko, Ayu juga memiliki rumah makan, yang jarang ia kunjungi. Walaupun begitu, Ayu sudah mempunyai orang kepercayaannya yang bisa mengurus rumah makan miliknya, jika ia tidak bisa datang untuk berkunjung. Ayu dan Bi Sari berangkat saat siang, karena mereka akan menunggu Rey pulang sekolah dulu, baru bisa pergi ke rumah makan. "

  • Suami Dan Adikku Adalah Pengkhianat   Bab 34

    "Memangnya Bibi mau aku kenalan dengan siapa?" tanya Ayu penasaran. Sebenarnya Ayu masih tidak ingin untuk mengenal orang baru, tapi karena ia melihat kesungguhan di wajah Bi Sari, ia jadi tidak enak kalau menolak. "Kamu kenal dengan Pak Ramzi yang tinggal di kampung sebelah itu kan, Nak?" Ayu mengerutkan dahi, ia tahu orang yang dimaksud oleh Bi Sari. Pak Ramzi adalah seorang duda yang terkenal baik dan dermawan. Tapi, apa iya Bi Sari akan menjodohkan Ayu dengannya? Usia Pak Ramzi saja sama dengan usia ayah Ayu jika saja ayahnya masih hidup. "Kamu kenapa, Yu?" tanya Bi Sari yang melihat Ayu nampak kebingungan. "I–iya, aku tahu Pak Ramzi yang dari kampung sebelah. Dia yang juragan lele itu, kan?" tanya Ayu memastikan. "Iya, dia maksud Bibi." "Jadi Bibi mau menjodohkanku dengan Pak Ramzi?" sahut Ayu dengan cepat. Ia langsung panik. Mengapa Bi Sari ingin mengenalkan dirinya dengan orang yang lebih pantas menjadi ayahnya? Bi Sari tertawa mendengar

  • Suami Dan Adikku Adalah Pengkhianat   Bab 33

    "Kamu harusnya bisa bersikap tegas pada istrimu, ketika apa yang dia lakukan salah. Aku nggak akan meminta kamu memberi yang lebih, cukup luangkan waktumu untuk Rey. Temani dia dan berikan kasih sayangmu. Kamu harus adil, Mas. Anak kamu bukan cuma Inara. Rey juga anakmu. Kamu juga tahu sendiri kan, bagaimana Rey sangat sayang dan mengidolakan kamu sebagai ayahnya," omel Ayu. Anton menghela napasnya dalam-dalam, lalu mengusap wajahnya dengan kasar. "Aku bingung, Yu. Vika selalu menakutiku dengan banyak hal. Aku juga takut, kalau aku nggak menuruti keinginannya, dia akan kembali mencampakan Inara. Aku nggak tega dengan bayi kecilku," ucap Anton. "Jadi kamu nggak tega sama Inara, tapi kamu tega sama Rey? Iya?" Sungguh ucapan Anton benar-benar membuat Ayu semakin kecewa. "Bukan begitu, Ayu. Tolong kamu mengerti dengan kondisiku," ucap Anton dengan memelas. "Kalau aku berusaha mengerti kondisimu, apa kamu bisa mengerti keinginan Rey? Dia juga ingin di antar ke s

  • Suami Dan Adikku Adalah Pengkhianat   Bab 32

    Ayu melangkah mendekati kamar Vika dan Anton, dan kini matanya tertuju pada bayi sedang berada di gendongan Anton. "Dia menangis terus dari tadi. Dikasih minum juga sulit." Anton sudah terlihat frustasi. Diberikannya bayi mungil yang sedang ia gendong. Ayu menerimanya bayi itu dan kini bayi Vika berada dalam gendongannya. Ia tidak langsung memberikan susu kepada bayi itu, tapi ia membaringkan bayi itu di ranjang dan mengecek kondisinya. Ayu merasa ada sesuatu yang membuat bayi itu merasa tidak nyaman. Ayu rasa mungkin ada yang kurang pas dengan bedongannya. Ia pun membuka kain yang melilit bayi mungil itu, kemudian membenarkan posisinya. Ia membedongnya lagi dengan rapat sehingga bayi itu bisa merasa hangat. "Sudah ya, sayang. Jangan menangis. Haus, ya?" tanya Ayu pada bayi mungil itu. "Sini sayang, minum dulu." Ayu memberikan sebotol susu pada bayi itu, dan bayi itu segera mengesap dengan kuat, dan tangisnya perlahan berhenti. Inara, nama bayi itu. Kini i

  • Suami Dan Adikku Adalah Pengkhianat   Bab 31

    Vika semakin histeris dan memberontak. Ia tidak bisa menerima kenyataan yang baru saja ia ketahui. "Kalian pembohong! Dimana anak laki-lakiku? Aku ingin anak laki-lakiku," teriak Vika semakin memberontak. "Vika, tenang. Istighfar!" Bi Sari membujuk Vika dan ikut memegangi Vika. "Tenangkan dirimu. Jangan seperti ini!" Anton berusaha memeluk Vika. "Kalian pasti berbohong! Anakku pasti laki-laki. Dimana dia? Aku ingin melihatnya!" Vika berusaha melepaskan diri dari pegangan Bi Sari dan Anton. Ia yang tadinya terlihat lemah, tiba-tiba memiliki banyak tenaga untuk memberontak. Sedangkan Ayu hanya terpaku di tempatnya berdiri. Pikirannya berkecamuk. Di satu sisi ia kasihan melihat Vika yang seperti itu, tapi disisi lain, ia tidak ingin memperkeruh keadaan. Perasaan Ayu tidak enak. Jika ia ikut campur, Vika bisa saja menyalahkan dirinya dan Rey. Vika juga bisa saja menjadikan ia dan Rey pelampiasan atas apa yang tidak bisa dicapainya. Plaaakk! "Tenang,

  • Suami Dan Adikku Adalah Pengkhianat   Bab 30

    Pintu ruang operasi telah dibuka, dan mereka bisa mendengar suara tangisan dari bayi. Mereka pun buru-buru menghampiri dokter yang sedang berdiri di ambang pintu. "Bagaimana anak dan istri saya, Dok?" tanya Anton dengan tidak sabar. "Ibu dan bayinya selamat. Tapi karena bayinya lahir prematur, harus kami rawat di inkubator," kata sang dokter. "Apa jenis kelamin anak saya, Dok?" tanya Anton lagi dengan ragu. "Selamat, anak Bapak perempuan. Untuk ibunya, saat ini masih dalam masa pemulihan. Sebentar lagi akan di pindahkan ke ruang perawatan," jawab sang dokter. Anton terpaku. Jujur ia bingung karena anak yang lahir tidak sesuai dengan harapan Vika. "Terimakasih, Dok," kata Bi Sari mewakili Anton yang masih membeku. "Sama-sama. Bapak bisa melihat bayinya, tapi yang lain menunggu diluar," kata dokter. "Iya, Dok." Lagi-lagi Bi Sari yang menjawab. "Anton," panggil Bi Sari yang langsung menyadarkan Anton dari lamunannya. "Adzani dulu anakmu," k

DMCA.com Protection Status