Menyesal, memang selalu datang diakhir. Pun dengan Fadhilla yang sangat teramat sangat menyesali perbuatan bodohnya. Namun meskipun begitu, bukan berarti tidak dapat memperbaiki kesalahan. ‘Tidak perlu disesali’, kalimat itu mungkin cocok diberikan kepada Dhilla yang saat ini tengah di ujung kehancuran.
Dhilla masih memandangi test pack yang berada ditangannya, meremasnya dengan perasaan yang berkecamuk, ia tidak tahu harus bereaksi bagaimana selain menangis. Dan saat ini, ia sangat membutuhkan Abimanyu. Ia sangat ingin memeluk laki-laki yang sudah menanamkan benih di rahimnya.
Namun, sepertinya itu mustahil, mengingat keberadaan Abimanyu yang sudah dua minggu ini menghilang bak ditelan bumi. Dhilla mengambil ponselnya, kembali mencoba menghubungi Aabimanyu. Dan tetap saja, nomor laki-laki itu masih tidak bisa dihubungi.
Tanpa berpikir lagi, Dhilla bersiap untuk ke sekolah. Ia sangat berharap bisa bertemu Abimanyu. Tentu saja
Dhilla dan Sabrina akhirnya pergi ke rumah sakit. Dhilla menghela napas panjang ketika Sabrina menepikan mobilnya. Rumah sakit yang sama, dimana Papanya Abimanyu dirawat. Terlintas dipikiran Dhilla, mungkin nanti ia bisa menjenguk Papanya Abimanyu, syukur-syukur ia bisa menemukan laki-laki itu disana.Dhilla turun tanpa banyak kata, diikuti Sabrina yang turun dari kursi pengemudi. Dhilla berjalan dengan ragu mengikuti Sabrina kearah resepsionis, “Maaf mbak, kita mau periksa.” Ujar Sabrina kepada mbak penjaga resepsionis.“Sakit apa?” Tanya mbak penjaga itu ketus tanpa menatap Dhilla dan Sabrina.“Hmmm, periksa kandungan.” Jawab Sabrina ragu-ragu seraya melirik Dhilla.Wanita penjaga itu sontak menoleh menatap Sabrina dan Dhilla bergantian, dengan tatapan meremehkan. Mungkin dalam hati, wanita penjaga resepsionis itu berkata, ‘Sukurin! Itu akibatnya jadi perempuan tidak lurus! Kamu patut mendapat ganjaran itu!&rsqu
Hari-hari berikutnya, Dhilla tidak pernah benar-benar keluar kamarnya kecuali saat ia sedang ada perlu di kamar mandi yang memang ada di dekat dapur. Mamanya pun sudah beberapa hari ini harus mengetuk-ngetuk pintu kamar Dhilla, mengantarkan makanan tiga kali sehari. Bahkan Evi memilih pulang ke rumah saat jam istirahat kantornya tiba. Ia sama seperti ibu pada umumnya, yang khawatir dengan putrinya yang tiba-tiba berubah menjadi pendiam dan lebih sering melamun. Rasa khawatir Evi bertambah kala tidak jarang ia mendapati putrinya menangis. Setiap Mamanya mengantar makanan, Dhilla selalu enggan dan benar-benar tidak ingin makan, tapi kemudian ia ingat ada kehidupan, lebih tepatnya ada dua kehidupan lain di dalam tubuhnya. Maka Dhilla makan sedikit. Pagi ini, Mamanya tidak lagi mengetuk-ngetuk pintu, tetapi kali ini menggedor-gedornya dengan kasar. Dhilla bangkit dari ranjangnya, berjalan gontai menuju pintu lalu membuka pintu yang memang ia kunci dari dalam. Ternyata ya
Perkara anak hamil di luar nikah, apalagi usia yang sangat beliau, bukan hal yang diharapkan setiap orang tua manapun, termasuk Fikri da Evi selaku orang tua Fadhilla. Sebagai orang tua pastilah mereka malu, marah, kecewa, bahkan merasa gagal mendidik putrinya. Tapi pada akhirnya ujian itu memilih Dhilla, maka tidak ada jalan untuk Fikri dan Evi untuk lari dari kenyataan. Mereka memang kecewa luar biasa, namun Evi sendiri sadar bahwa Dhilla putrinya juga sama merasa dunianya runtuh. Pagi ini Evi ingin memasakan masakan kesukaan Dhilla, Timlo Solo. Ia berharap sedikit perhatian untuk putrinya bisa meringankan beban mental, dan membuat Dhilla tidak tertekan. Evi sebenarnya sangat takut putrinya melakukan hal-hal yang tidak diinginkan karena tekanan yang mendera batinnya. Semalam, ia dan suaminya sudah berdiskusi akan mencari tahu siapa yang telah menghamili Dhilla. Mereka akan mencoba berbicara baik-baik dengan putrinya, supaya putrinya it
Seperti biasanya, riuh jalanan semakin terasa memadati kawasan Malioboro. Kawasan yang dikenal sebagai pusat keramaian kota Yogyakarta itu. Banyak wisatawan lokal hingga manca negara yang menghabisa waktu di sekitar Malioboro pada petang ini. Toko batik, toko oleh-oleh serta wisata kuliner, menjadi objek utama pengunjung.Dhilla dengan tatapan kosongnya, berjalan menyusuri jalan Malioboro, melewati deretan toko batik dan toko kue yang seolah menjamur di kawasan itu.Suara azan yang menggema begitu merdu, membuat Dhilla pun seketika tersadar dari lamunannya. Menoleh pada sebuah bangunan dengan arsitektur yang begitu memukau mata di dekatnya. Sebuah bangunan masjid yang di dominasi oleh warna biru, dan diapit oleh dua toko, yakni toko elektronik dan toko batik.Lantunan suara azan dari masjid berarsitektur cina itu, begitu menarik langkah kaki Dhilla untuk segera menghampiri. Untuk memasrahkan segala yang terjadi di hidu
Menjadi seorang ibu mungkin harapan setiap gadis, tetapi menjadi ibu pada usia masih muda dan masih memiliki cita-cita tinggi yang menggebu, bukanlah impian gadis manapun. Terlebih, jika tidak ada seorang yang mendampinginya. Baik orang tua ataupun seseorang yang memang seharusnya bertanggung jawab dengan makhluk yang tumbuh di dalam tubuhnya.Untuk saat ini, Dhilla harus mengubur dalam-dalam impian-impiannya, yang sudah ia planing sejak dulu. Ia harus bertanggung jawab dengan apa yang memang harus dipertanggungjawabkan.Usia kandungan Dhilla saat ini sudah memasuki minggu ke delapan Meskipun tubuhnya lelah, Dhilla mencoba tetap kuat, dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.Dhilla sedikit bernasib baik, karena diterima bekerja di sebuah motel sebagai cleaner. Tidak masalah bagi Dhilla, harus bekerja sebagai tukang bersih-bersih, yang penting ia ada pemasukan dan juga bisa tinggal di mess
Abimanyu duduk di sofa di dekat meja kerjanya, menatap keluar jendela yang kini sengaja dihadapkan ke jendela.Sudah lebih dari dua bulan ini, Abimanyu tidak konsentrasi dalam pekerjaannya. Semua ingatannya terus teringat kepada Dhilla, kekasihnya, perempuan yang amat sangat ia sayangi dan ia cintai. Namun, ia juga yang telah menyakiti perempuannya itu.Ya, perempuan mana yang tidak sakit hati, mengetahui kekasihnya menikah dengan perempuan lain. Setelah, siang dan malam yang panjang sering mereka lalui bersama. Mengingat perbuatanya kepada Dhilla, Abimanyu merasa dirinya jauh lebih buruk dari seorang bajingan sekalipun.Bagaimana tidak, dirinyalah yang mengambil mahkota berharga milik Dhilla. Bahkan, entah berapa kali mereka merengkuh surga dunia bersama. Dan, setelah itu justru dirinya meninggalkan Dhilla begitu saja, tanpa memberi kabar atau alasan dirinya tidak menghubunginya sama sekali.Bukan tanpa alasan, dirinya melakukan itu. Namun, waktu itu banya
Seperti biasa, pagi hari memang begitu indah. Cahaya sang baskara yang mulai menghidupkan asa belum sepenuhnya nampak di ufuk timur, sehingga langit masih terlihat kelabu. Udara sekitar terasa dingin menyentuh kulit. Burung-burung terdengar riang bernyanyi, kicauannya menemani aktifitas manusia di pagi itu.Lalu lalang para manusia yang saban hari menjalani takdir sebagai peniup terompe-terompet kehidupan, mulai terlihat mengeliat. Beberapa pemilik lapak mulai membersihkan wilayahnya. Tapi, pintu toko-toko masih tertutup rapat. Penjaja makanan kaki lima mulai menata hidangannya. Beberapa penduduk lokal asik berolahraga joging, lari-lari kecil sesekali berjalan sepanjang pendestrian.Hmmm, begitulah kiranya gambaran pagi yang menyenangkan di Malioboro, ruas jalan dipusat Yogyakarta, yang bukan sembarang jalan biasa orang menganggapnya. Tapi, sebuah jalan paling fenomenal di tengah Kota Istimewa Yogyakarta.Ya, itulah Malioboro, yang pagi ini masih sepi pe
Satu jam berlalu, Dhilla mulai membuka pelan kelopak netranya yang indah. Pandangan mulai berpancar, meneliti setiap jengkal ruangan asing yang ada di sekelilingnya. Setiap sudut dan inci dari ruangan tersebut tidak ada satupun yang luput dari pengamatannya.Sebuah kamar dengan nuansa biru laut dan lampu yang terang. Dhilla tidak tahu ini kamar siapa? Terakhir, ia ingat saat berada di mobil ibu-ibu yang menolongnya tadi, dan juga semalam saat ia kabur dari Arseno.Saat Dhilla hendak bangun, pintu kamar tiba-tiba dibuka. Dan, menampakan seorang wanita cantik dengan daster panjang dan tidak lupa jilbab yang menutupi kepalanya. Wanita itu tersenyum melihat Dhilla yang sudah sadar, “Kamu udah sadar, nak?” Tanya wanita itu yang tidak lain adalah Salwa.Dhilla balas tersenyum, “Iya, terimakasih ibu sudah menolong saya.” Ucap Dhilla.Salwa mengambil kursi yang ada di pojok kamar, lalu meletakkan di sebelah ranjang dimana Dhilla berada. Ia t
"Betapa indahnya menunggu jika hasil akhirnya adalah kamu."*****Warna putih tampak mendominasi dekorasi ballroom hotel bintang 5 milik Abimanyu. Dekorasi megah yang sudah terpasang megah menghiasi seisi ballroom yang luas itu. Tepat hari ini, hanya berselang 5 hari setelah pertemuan Dhilla dengan kedua orang tuanya yang memang sudah direncanakan Abimanyu sekaligus melamar perempuan pujaannya kemarin, akad nikah antara Abimanyu dan Dhilla akan diselenggarakan. Abimanyu sendiri tidak ingin kejadian beberapa hari yang lalu terulang sebelum mereka sah menjadi suami istri. Kejadian dimana dirinya dan Dhilla yang hampir tidak bisa menahan nafsu. Beruntung panggialan video dari kedua anaknya menghentikan aksi mereka.Akad nikah diputuskan untuk diadakan di hotel milik Abimanyu sendiri, memudahkan kerabat dari kedua keluarga yang hendak menginap yang tentu saja memang sengaja di sediakan pria itu. Dan saat ini, keluarga tampak sudah berkumpul di ballroom, dengan pakaian yang serba putih s
Hidup adalah tentang sesederhana pilihan yang harus kamu ambil agar bisa melanjutkan kehidupanmu. Semua orang seolah dituntut untuk mengambil keputusan di dalam hidup mereka. Dari sebuah hal yang sepele atau yang penting sekalipun. Saat memandang ke depan kamu seolah dihadapkan dengan berbagai pilihan yang menyebar, siap untuk kamu pilih. Pilihan-pilihan itu seolah memberikan waktu tenggang dan memaksamu segera menentukan apa yang kamu inginkan. Di bawah semua tekanan itu, kita akhirnya tidak bisa banyak berpikir saat memilih berbagai pilihan yang ada. Hal yang wajar bila karenanya kamu hampir tidak menyadari bila kehidupan terus berjalan. Keputusan penting atau sepele yang kamu ambil mampu mengubah kehidupanmu. Pilihan-pilihan yang membuatmu berdiri di titik sekarang, tempat dimana kamu melihat hidupmu berubah pesat karena pilihan yang dulu kamu ambil.Dhilla mendongak untuk menatap wajah menawan Abimanyu karena perbedaan tinggi badan mereka. Tatapan Abimanyu begitu intens sampai-sam
“Nafsu hanya bertahan sementara, karena ia pembosan dan tidak pernah puas, tapi keindahan hati seorang wanita adalah pendamai yang mengokohkan jiwa laki-laki.”*****Tiga orang di meja makan itu mendadak terbengong karena ucapan tiba-tiba Abimanyu. Sepertinya bukan hanya tiga orang saja, karena Akbar yang semula bermain ponsel pun ikut ternganga tidak percaya, tidak kalah ternganganya dari sang Kakak Dhilla. Dan Dhilla sendiri tahu bahwa Abimanyu akan menikahinya, tapi tidak secepat ini. Sementara kedua orang tua Dhilla justru saling tatap beberapa saat, lalu tersenyum penuh arti. Ternyata Abimanyu Dika Daryatma menepati janjinya delapan tahun lalu. Sepertinya mereka tidak akan salah menerima laki-laki itu sebagai suami untuk putri sulungnya.“Kamu..... masih waras, Bi?” tanya Dhilla akhirnya.“Lebih dari waras, Dhilla!” balas Abimanyu cepat dengan tangan yang semakin erat menggenggam tangan perempuan disampingnya. “Kamu...., sakit?” tanya Dhilla kembali.Laki-laki itu mendeng
“Kesempatan selalu datang, ketika kita tidak menyadarinya. Sebuah kebetulan konyol, berubah menjadi takdir yang terlalu dibesar-besarkan, seolah memang itulah kehidupan yang ingin kamu percayai. Jika ada beberapa takdir yang tidak bisa kamu hindari dan harus kamu jalani sebagai sebuah kewajiban. Pada akhirnya, kamu terjebak di dalam kebetulan yang menggiringmu pada apa yang kamu miliki hari ini. Kebetulan yang berakhir menjadi takdirmu,”*****Pukul 7 malam, Dhilla dan kedua anaknya sudah terlihat rapi pun begitu juga dengan Abimanyu. Mereka sudah bersiap untuk pergi makan malam. Ya, Abimanyu mengajak Dhilla beserta kedua anaknya untuk makan malam bersama di sebuah restoran mewah di pusat Kota Surabaya.Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai di restoran yang di tuju, kini mereka sudah tiba di depan restoran dengan bangunan yang sangat mewah. Saking mewahnya, Abit dan Nasywa yang belum pernah melihat rumah makan semewah itu sangat terpukau.“ Wahhhh keren banget,” ujar Abit ya
“ Cinta tidak selalu bersifat seumur hidup, tidak juga semua kisah cinta bisa menjadi abadi. Ada begitu banyak alasan pasangan berpisah, dari hal yang tidak masuk akal, hingga alasan klasik, namun setiap perpisahan akan meninggalkan luka yang begitu dalam. Ada yang melanjutkan hidup dan ada yang memutuskan bertindak implusif. Tidak ada yang pantas disalahkan dari sebuah perpisahan. Andai situasinya begitu sederhana, hingga tinggal mencari siapa yang salah dan semua bisa diselesaikan. Namun sayang, berpisah dan mengakhiri kisah cinta tidak hanya sekedar mencari pihak yang bersalah, masalah tervesarnya adalah apa kita bisa melupakan?”*****Berkali-kali Dhilla harus menghela napas panjang, jantungnya berdebar tidak menentu. Sesuai janji Abimanyu, hari ini laki-laki itu memboyong dirinya beserta kedua anak-anaknya menuju Surabaya. Laki-laki itu ingin mencari keberadaan orang tuanya, yang Abimanyu yakini masih berada di Surabaya.Tidak banyak bertanya serta tidak banyak bicara, Dhilla du
“Setiap pilihan selalu memiliki konsekuensi, kamu tidak mungkin bisa berharap bila pilihan yang kamu ambil selalu benar dan tidak memberikan rasa sakit maupun penyesalan bagi dirimu sendiri. Namun pada akhirnya kamu sadar, bila ada beberapa hal yang tidak mungkin bisa kamu dapatkan kembali ataupun diulang lagi. Yang telah usai tidak selamanya bisa kamu ubah,”*******Dua minggu setelah Nasywa pulang dari rumah sakit, Abimanyu kini pergi ke taman bermain. Tentu saja bersama dengan Dhilla dan kedua anaknya. Sesuai janji, setelah Nasywa keluar dari rumah sakit, mereka akan mengajak Nasywa dan Abit pergi ke taman bermain, sesuai keinginan gadis kecil itu sedari dulu.Khusus anak-anaknya, Abimanyu sengaja menyisikan waktu di akhir pekan yang seharusnya ia gunakan untuk beristirahat setelah enam hari penuh berkutat dengan pekerjaan. Begitupun dengan Dhilla, perempuan itu masih bekerja di Bima Persada Group sepagai staf legal, dan juga meluangkan waktu diakhir pekan.“Kak Abit, lihat deh!”
“Kata orang, saat kamu mencintai seseorang, maka tidak ada satu hal pun yang penting bagimu selain dirinya. Kamu menjadikannya sebagai pusat duniamu dan tidak ingin ada seorang pun yang membuatnya terluka. Kamu benci pada dirimu sendiri yang tidak mampu menjaga dan membuat orang yang kamu cintai tersakiti. Pada akhirnya, semua kehidupanmu adalah tentangnya. Satu-satunya alasanmu tetap hidup dan bersemangat menyambut hari adalah demi melihat tawanya,” ***** Abimanyu membuka pintu ruang rawat Nasywa, kemudian berjalan ke arah putrinya yang sedang menyantap makan malamnya dengan disuapi Dhilla, “Papa!” panggil Nasywa dengan mulut yang penuh dengan nasi. Dengan cepat, ia mengunyah makanannya, kemudian buru-buru menelannya, “Papa!” panggilnya lagi. Senyum lebar tersemat di bibir kecilnya yang mulai memerah kembali. Terlihat raut wajah terkejut dari Abimanyu. Biasanya gadis kecil itu akan memanggilnya Om, tapi kali ini gadis kecil itu memanggilnya ‘Papa’. Abimanya segera tersenyum semerin
Cinta bukanlah perasaan yang egois. Kamu menjadikannya nomor satu dan mengabaikan dirimu sendiri demi kebahagiaannya. Itulah yang orang sebut sebagai cinta yang sebenarnya. Cinta adalah tentang memberi, tanpa mengharap kembali. Kamu tidak pernah menginginkan balasan atas apa yang kamu berikan untuknya dan berharap bisa memberikan banyak lagi. Senyumnya adalah sesuatu yang membuatmu merasa begitu lengkap. Seperti, kamu tidak membutuhkan hal lain lagi di dunia ini. Semua adalah tentang dirinya, meski harus mengeluarkan jantungmu.Apa yang kuinginkan? Bukankah kamu sudah tahu, Anak? Berikan semua aset Daryatma Group, jika kamu tidak mau anakmu kenapa-napa,”“Tidak bole....., akkhh,” jerit Abit saat merasa benda tajam itu melukai lehernya. Menimbulkan rasa perih, meski tidak terlalu dalam. Kali ini, Abit benar-benar takut. Claudia itu iblis, atau mungkin jauh lebih dari itu.“Keparat! Jangan menyakitinya. Aku tidak akan memberikannya jika kamu melukainya lagi,”Tawa Claudia terdengar, beg
Yang membuat seseorang tidak mampu melangkah maju ke depan adalah kenangan. Apa yang pernah dilalui bersama, membuatmu terjebak di dalam dimensi waktu yang tidak bisa disentuh oleh siapa pun. Segala kenangan itu menyatu dan memporak porandakan hati. Kamu merasa begitu kesepian dan juga hampa, hal itu yang membuatmu tidak bisa pergi.Abimanyu menatap rumah mewah dari dalam mobil, dengan serius. Tempat tinggal Claudia, wanita yang menjadi dalang dari segala kemalangan yang menimpa anak-anaknya. Ternyata Claudia masih memiliki rumah seperti itu, meski dulu tidak banyak harta yang Papanya berikan setelah bercerai untuk wanita ituDi samping Abimanyu ada Stevie dan bodyguardnya duduk di depan di samping sopir yang mengemudikan mobil. Ia juga membawa beberapa anak buahnya untuk langsung menyebar dan membereskan orang yang berjaga. Matanya mengawasi rumah itu dari jarak yang cukup jauh. Ia memastikan anak buahnya melakukan tugas dengan benar, dan melumpuhkan mereka tanpa suara.“Anda akan ke