Beranda / Semua / Sri Sultan / Pertarungan

Share

Pertarungan

Penulis: Esi Apresia
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-01 22:19:05

Suasana malam semakin mencekam. Ribuan perajurit sudah siap dengan senjata mereka masing-masing. Mustafa menatap ke depan, melihat sesuatu yang sangat janggal. Seorang wanita terikat di atas menara kerajaan paling tinggi.

“Panglima, sepertinya aku berubah pikiran. Aku akan melawan Spaden saja. Sampaikan tantangan ini kepada Panglima Spaden.”

“Apakah ini cara terbaik?” tanya Burak memastikan.

“Perhatikan atas istana. Jangan sampai raja itu merencanakan hal licik untuk kita.” Burak mengedarkan pandangan, kemudian menganggukkan kepalanya. Dia segera menghampiri Emir dan membisikkan sesuatu. Emir bersama pasukannya melakukan apa yang Burak katakan.

Burak kembali mendekati Mustafa. “Pangeran, dia memiliki golok hebat.” Burak sedikit resah membiarkan Mustafa melawan raja yang terkenal pemangsa hewan melata.

“Dia memiliki ilmu hitam dari Ratu Deriya. Ini kabar yang aku dapat dari salah satu pelayan yan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sri Sultan   Kemenangan Awal

    Semua mata tidak percaya melihat Mustafa masih berdiri tegak di tengah angin dahsyat yang diarahkan kepadanya oleh Spaden. Kedua mata Mustafa mulai memerah. Dia mengangkat tangan kanannya tinggi. Cengkeramannya semakin kuat, bersiap mengarahkan pedangnya dengan tepat untuk menembus jantung lawan.“Aku tidak akan pernah membuatmu kalah!” teriak Spaden. Dia berlari semakin kencang. Tangan kanannya memutar kuat, membuat golok semakin menghasilkan angin kencang. Kakinya sudah berada beberapa langkah dari Mustafa.“Rasakan ini!” teriak Spaden, melompat tinggi. Kedua matanya melebar ketika kakinya melayang, mengarahkan ujung golok untuk menusuk Mustafa yang hanya diam di tempat.“Pangeran, kenapa dia diam saja?” batin Burak menegang. Dia tidak mengerti apa yang akan Mustafa lakukan.“Pangeran!” teriak Burak disusul lainnya saat golok Spaden sudah berjarak satu senti dari kepalanya.“Tang!”

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-04
  • Sri Sultan   Memperebutkan Hati

    Ciuman mesra, masih saja terlihat jelas di dalam kamar itu. Kedua bibir saling berpagutan mesra. Lumatan dipenuhi hasrat semakin membuat hati seorang wanita yang sedari tadi di dalam mengamati, merasa tertusuk. Jantungnya tersendat. Napasnya sesak. Ciuman itu, membuatnya mengepalkan kedua tangan dipenuhi keringat dingin.“Tidak mungkin! Aku … akan memisahkan mereka!” batinnya kesal.“Prang!”“Aigul?”Sontak Aigul mengejutkan Mustafa dan Zivana. Mereka terperanjat mendengar sebuah gelas terjatuh dari meja. Aigul terdiam sendu sambil menundukkan kepala. Mustafa menatap Zivana yang menganggukkan kepala. “Kenapa dia ada di sini?” tanya Mustafa singkat.“Ratu akan memberikannya kepada persembahan. Dia melarikan diri, dan menuju kemari,” jawab Zivana spontan membuat Mustafa mengernyit. Dalam batinnya mengatakan, “Pengawalan sangat ketat. Apakah memang dia bisa berhasil lolos? Atau,

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-05
  • Sri Sultan   Pertandingan Putri

    Zivana masih merasa resah. Namun dia tidak akan membahas ini. Dia tidak mau masa momen romantis bersama Mustafa hilang dengan masalah hati. Mustafa masih saja memasang sedikit senyuman kepada Zivana. Dia sendiri sebenarnya juga merasa gelisah dengan keadaaan para putri. Mustafa sangat paham bagaimana perlakuan seseorang jika menginginkan sesuatu. Apapun akan dilakukan. Nyawa Zivana taruhannya.Mustafa berjalan menuju Akasma yang berada di tengah ruangan inti istana. “Ibu,” sapanya sembari memeluk.“Zivana sudah aku siapkan kamar khusus. Dia bisa tinggal di sini.” Zivana tersenyum mendengar perkataan Akasma. Namun dia juga memikirkan istananya.“Bagaimana dengan istanaku?”“Emir dan pengikutnya akan menjaganya. Dia yang menjadi raja di sana.” Mustafa mendekati Aslan dan mengelusnya. “Aslan, sampaikan kepada Trisula untuk memberikan ramuan penangkal di seluruh lokasi kerajaan Alcatraz agar Deriya tidak m

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-07
  • Sri Sultan   Pilihan

    Malam semakin datang. Mustafa masih saja memeluk Zivana di dalam kamarnya. “Kenapa aku mendapat kabar kalian harus bersaing?” tanyanya membuat Zivana diam. Dia menggeleng pelan. Raut wajah penuh kegelisahan terpampang jelas di sana.“Semua Putri menginginkan dirimu. Namun aku paham dengan itu semua. Kau adalah calon Sri Sultan dengan kesempurnaan,” jawaban Zivana yang membuat Sultan melepaskan pelukannya. Kini dia diam menatap Zivana yang dengan jelas menahan amarahnya. Kecemburuan sudah membuat dia tidak mempercayai Mustafa. Itu sangat membuat Mustafa merasa kecewa.“Baiklah. Bersaing dengan mereka, itulah keinginanmu? Lakukan.” Mustafa membalikkan tubuhnya, membuat Zivana melotot seketika. Dia tidak menyangka melihat pujaan hatinya seperti itu. “Mustafa!” teriaknya membuat langkah jenjang terhenti tepat di tengah pintu.“Biarkan aku terlihat memiliki sesuatu kelebihan untuk menunjukkannya. Jangan pernah mem

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-11
  • Sri Sultan   Miliki Aku

    Seria semakin meliuk indah. Tubuh rampingnya menunjukkan kemolekan. Semua mata terpana, bahkan tidak berkedip. Pinggangnya bergoyang berirama dengan musik. Paha mulus terlihat indah ketika dia melompat. Kain yang membelah, memperjelas warna kulit putih mulus seputih salju. Mustafa mengkerutkan kedua alis, menarik napas panjang mengatur hatinya. Dia tidak memungkiri, keindahan di hadapannya, bisa menarik perhatiannya.“Hentikan. Cukup!”Aigul tiba-tiba datang memasuki ruangan, menghentikan Seria. “Kau sudah terlalu lama di atas. Apa kau akan terus menari sampai besok?” Seria mendekati Aigul, mengangkat wajahnya. Mereka saling menumbukkan sorotan tajam.“Jangan pernah, membuatku kesal,” ucap Seria kemudian meninggalkan panggung. Dari kejauhan, Akasma merasa cemas melihat sedikit keributan yang terjadi. Mustafa masih saja diam. Dia sebenarnya hanya ingin melihat Zivana. Dalam benaknya, tersimpan tanya. Apa yang akan Zivana tampil

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-11
  • Sri Sultan   Menghentikan

    Penyatuan hasrat terjadi begitu indah. Kedua insan saling meluapkan perasaan, seolah dunia milik mereka. Hasrat yang terpacu begitu menderu. Hingga keinginan untuk melakukan penyatuan semakin dalam, sudah tidak bisa ditahan. Kepemilikan masing-masing telah siap untuk saling menyerahkan. Mustafa segera membawa Zivana ke atas ranjang. Putri sudah melentangkan tubuhnya yang indah. Perlahan Mustafa mendekati wajah Zivana, menatapnya lembut. "Zivana, aku menginginkanmu," bisiknya pelan. Mustafa semakin menikmati keindahan di hadapannya. Bibir itu menjelajah setiap lekukan tubuh seputih salju. Kedua mata sang putri memejam, menyerahkan pasrah semua miliknya. Desahan rintihan Mustafa mulai terdengar saat jemarinya menikmati tubuh wangi membuat dia terus menelisik semua isi di balik kain putih yang masih menutupinya. “Ah!” rintihan pelan Zivana terdengar saat miliknya sudah terjamah jemari Pangeran yang terus membelainya. “Mustafa … aku milikmu,” bisik Zivana p

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-13
  • Sri Sultan   Kemenangan Kedua

    Seria masih diam tidak bisa berkutik. Sosok di hadapannya adalah pelayan Akasma yang sangat setia. Dia selalu saja mengikuti Akasma, bahkan menjadi tangan kanan sang ratu, bernama Hera.“Apa yang akan kau alami jika aku mengatakannya kepada Ratu Akasma tentang hal ini?” pertanyaan yang seketika membuat Seria semakin menyorot tajam.“Kau tidak akan bisa melakukannya. Aku akan mengelak. Kau tidak memiliki bukti.” Seria mengangkat wajahnya, berkata dengan percaya diri.“Kau pikir, siapa yang akan Ratu percaya. Perkataanmu, ataukah diriku pelayan setianya?”Seria menarik napas semakin dalam, mengatur detakan jantungnya yang tidak beraturan karena menyimpan ketakutan. “Apa maumu?” tanya Seria saat Hera melangkah mendekatinya. Ada maksud yang terpampang jelas di ekspresi wajahnya.“Aku bisa membantumu mendekati Pangeran,” kata Hera membuat Seria terkesiap.“Kenapa kau membantuku?&rd

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-13
  • Sri Sultan   Jadilah Ratu Terkuat

    Agha memasuki ruangan, mendekati sang putri yang masih terdiam. Dalam benaknya, sosok Mustafa adalah laki-laki paling cocok untuknya. Sifat dingin putri dengan semua pria yang menyukainya, kini runtuh seketika. Hatinya berkemelut rasa cinta dengan gemetaran.“Dia … tatapan itu sangat menggugah hatiku. Bagaimana aku bisa memalingkan mata? Pandangan setajam pisau itu justru membuatku terpana. Aku … jatuh cinta,” batinnya tersenyum. Agha yang masih berdiri di hadapan sang putri, mengernyit melihat eskpresi itu. Dia menggeleng pelan. Dalam batinnya, Agha sangat paham jika Putri pasti mencintai Mustafa.“Dia pasti mencintai Pangeran. Putri Zivana akan mengalami hal meresahkan jika dia berada di istana. Kenapa Ratu Akasma memerintahkan itu?” Agha segera memfokuskan pikirannya kembali. Dia mengarahkan tangan kepada semua prajurit yang berada di dalam ruangan untuk membawa Putri menaiki kereta.“Bawa Putri,” ucapny

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-15

Bab terbaru

  • Sri Sultan   KEMENANGAN SRI SULTAN

    Kebahagiaan semakin lengkap. Zivana akan melahirkan ahli waris Sri Sultan. Semua cemas saat menunggunya. Para tabib berjaga di dalam. Di depan kamar Zivana, Mustafa hanya diam, menatap pintu kamar Zivana. Pembawaannya yang tenang, membuat semua orang yang berada di sana juga ikut tenang. Akasma berdiri di sebelah Mustafa. Dia mengingat kejadian beberapa tahun lalu saat dirinya akan melahirkan Mustafa. Namun, dia berusaha mengalihkan pikirannya. Saat itu, kejadian mengerikan terjadi. Akasma tidak ingin hal itu terulang kembali. Burak bersama sisa prajurit menjaga dengan sangat ketat. Walaupun mereka berjumlah sangat sedikit, Burak berusaha melakukan yang terbaik. Dia juga tidak mau kejadian masa lalu terulang kembali. “Burak, Maria datang dengan Ozone,” kata Agha dengan cemas. “Baiklah. Buka gerbang dan biarkan dia masuk,” balasnya dengan tegang. Sarman mendekati Burak. Perasaannya ikut cemas. “Maria mengejar Aigul saat menyerang perut sang rat

  • Sri Sultan   Akhir Putri Persembahan

    Aslan membuka mulutnya lebar. Dia melahap Selim sekali telan. Kini Raja Spartan benar-benar binasa. Zivana dan Akasma menatap tajam. Beberapa putri spontan menutup kedua mata mereka. Burak menarik kemudi kudanya. Dia mengarahkan sang kuda medekati Mustafa yang masih terdiam menatap langit. Arwah Selim melayang ke atas. Dia kini bersama semua korbannya. Mustafa menarik napas sejenak sebelum menatap Burak. “Sri Sultan. Semua sudah berakhir. Kita akan kembali ke istana.” Mustafa menganggukkan kepala. Dia kembali menghentakkan kudanya. Mustafa beserta rombongan kembali menuju Zengini. Semua bersorak gembira menyambut kedatangan Mustafa. Para rakyat kini menikmati sinar matahari yang kembali terlihat. Mereka keluar rumah. Menikmati keindahan alam yang sudah mereka nanti. Semua hewan juga merasakan kemenangan. Tumbuhan mulai bermekaran. Semua penghuni istana bersorak. Mereka terus mengagungkan nama Sri Sultan.

  • Sri Sultan   Acaman Untuk Zivana

    Pedang legenda masih menjurus tepat ke wajah Selim. Dia masih tidak menyerah. Wajahnya masih dipenuhi amarah. Kedua matanya memerah. Tidak peduli postur tubuhnya kembali seperti semula, Selim tetap akan melawan Mustafa.“Aku sudah melakukan pengorbanan dengan nyawaku. Aku tetap tidak akan menyerah. Kau bukan yang terkuat. Aku yang paling hebat!” teriaknya. Dia berusaha bangkit, tetap akan melawan Mustafa. Sambil mendongakkan kepalanya, dia mengepalkan kedua tangannya. Tatapan tajam, semakin mengarah dengan intens.“Selim. Kau tidak akan pernah bisa melawanku. Dan aku, tidak akan pernah melawanmu. Kau bukan tandinganku. Aku tidak akan pernah melakukan itu.”Beberapa kuda datang mendekati Mustafa. Aslan yang berada di sebelah Mustafa, terus mengerang. Giginya yang tajam, ingin sekali mengunyah Selim. Mustafa terus mengelus tubuh sang singa agar mereda dengan keinginannya.“Sri Sultan!” teriak Burak diikuti beberapa prajur

  • Sri Sultan   Kehancuran Batu Iblis

    Arman berlari cepat. Dia melawan beberapa prajurit Spartan yang menjaga. Sarman sangat hebat dalam memanah. Dia melumpuhkan para prajurit dengan anak panahnya.Namun, Sarman terkejut. Kabut hitam melilit di semua tubuh para prajurit, membuat mereka tidak bisa bergerak."Pasti Asmat meminta Deriya melakukan ini. Aku tidak akan menyia-nyiakan waktuku."Sarman berlari kencang. Dia menelusuri semua istana yang megah itu. Dia masih saja belum menemukan tempat batu itu berada."Aku tidak akan menyerah. Aku akan menemui pelayan," gumamnya sembari terus berlari menuju dapur istana. Sarman tidak menyangka. Sangat sepi di mana pun berada. "Ke mana mereka semua?" lanjutnya.Sarman semakin mengedarkan pandangannya ke semua arah, hingga dia mendengar suara di dalam gudang persediaan makanan. Sarman mengeluarkan pedang, mendekati pintu itu."Keluarlah kalian, atau aku akan mendobrak pintu ini!" teriaknya keras.Sarman masih bersiap. H

  • Sri Sultan   Menuju Batu Iblis

    Mustafa tidak menyangka. Jemarinya berdarah. Dia perlahan mengangkat wajahnya, tersenyum ke arah Selim.“Aku terluka. Aku akan mengalahkannya,” batin Mustafa mulai bangkit.Aslan mengaum dengan keras. Bahkan, tanah sedikit membelah. Semua mata mendongak ke atas. Para rakyat dan penghuni istana mulai merasakan sedikit kehangatan. Paling tidak ada sesuatu yang tidak membuat mereka menggigil hingga nyaris kehilangan nyawa.Dia menatap pedang legenda, menyambarnya. Kakinya berlari cepat menghampiri Aslan dan menaiki punggungnya. Auman semakin terdengar keras. Selim mengernyit, tidak mengerti dengan Mustafa. Dia masih mengamati dengan saksama musuh hebatnya itu.“Kenapa dia tersenyum memandangku? Bahkan … udara kenapa semakin hangat,” tanya Selim membatin. “Tidak … ini tidak mungkin!” teriaknya keras.“Selim!” balas Mustafa sembari mengarahkan ujung pedang yang mulai memberikan sinarnya. Baya

  • Sri Sultan   Akan Menyerah

    "Selim! Aku tidak akan pernah membiarkanmu!" Mustafa mengarahkan pedang legenda. Dia menghentakkannya ke tanah, membuat semua es batu yang sudah mengeras dan menusuk itu meretak hingga cair. Dia terus melakukannya ke semua arah. Mendadak sedikit memberikan kehangatan yang tiba-tiba muncul. Namun, itu sia-sia. Udara yang menusuk kembali menutupnya.Mustafa tidak percaya dengan penglihatannya. Sementara Salim tertawa dengan keras melihat Mustafa semakin kebingungan. Dia ingin sekali melindungi semua manusia yang ada, namun kali ini dia gagal!"Hahaha. Lihatlah, mereka semua akan mati secara perlahan. Kau tidak akan pernah bisa menyelamatkan mereka. Pada nantinya hanya akan ada kita berdua saja. Kau kehilangan semua orang yang kau sayangi. Tapi aku tidak peduli, karena aku hanya ingin menjadi orang yang terkuat. Tidak masalah jika aku hanya sendirian di sini. Aku memiliki kerajaan Spartan dan mereka terlindungi oleh kekuatan iblis yang sudah merasukiku."

  • Sri Sultan   Keadaan Yang Semakin Mencekam

    Awan mulai menggulung semakin gelap dari arah barat. Bahkan angin semakin menusuk. Tanah yang semula sedikit terasa hangat menjadi sangat dingin. Semua dilapisi oleh kerasnya es yang sangat menusuk jika menyentuh.Mustafa tidak mengerti bagaimana dia bisa menghancurkan Selim. Serangannya sama sekali tidak bisa mengenai, bahkan melukai Raja Spartan itu. Kini dia paham jika mereka sama-sama menjadi pengikut dari iblis, maka salah satu dari mereka tidak akan pernah bisa memenangkan pertandingan ini atau pun terluka. Iblis hanya bisa kalah dengan kekuatan manusia berdarah merah."Kenapa aku tidak menghancurkan batu itu? Ternyata ini membawa akibat yang sangat sulit. Akusama sekali tidak akan bisa mengalahkannya. Hanya darah merah yang bisa mengalahkan Selim.Kini aku paham dengan apa yang dikatakan Trisula.Titik darah terakhir yang hanya bisa membuat akumemenangkan pertarungan ini.""Kenapa kau diam saja Sri Sultan Mustafa? Apa kau sud

  • Sri Sultan   Pertarungan Tiada Akhir

    Selim tidak bisa lagi menahan amarahnya. . Dia berdiri di atas kuda hitam yang sudah memancarkan cahaya merah dari kedua matanya.Kuda itu melesat sangat kencang. Bahkan kecepatannya sama seperti angin. Tak kasat mata. Mustafa pun mengerjapkan kedua matanya hingga tiga kali untuk membuat pandangannya fokus kembali kepada kuda itu. Hanya beberapa detik saja, sang kuda sudah berada di hadapannya. Mengangkat kedua kaki depannya dan akan menyerang dari depan.Sontak Aslan mengaung sangat keras. Membuat sang kuda akhirnya tidak menyerangnya. Auman Aslam membuat tanah bergetar, hingga sedikit retak."Kau tahu Mustafa. Kekuatanmu tidak bisa dibandingkan denganku. Aku tidak akan pernah memberikanmu ampun. Walaupun kau sudah mengambil semua puluhan ribu prajuritku.Tenang saja, sekarang hanya kita berdua yang akan bertanding.""Aku juga tidak sabar untuk menghabisimu segera.Karena aku hanya ingin melindungi kerajaanku yang sudah berdiri secara tur

  • Sri Sultan   Menghilangkan Kutukan

    Selim masih sangat kesal. Dia tidak percaya melihat Panglima Spartan yang sangat hebat kini sudah kehilangan nyawanya di tangan seorang lelaki tua Ayah angkat dari Mustafa. "Aku benar-benar tidak percaya. Dia ... sudah mengalahkan Panglima!" Selim mengepalkan kedua tangannya, lalu mengangkatnya tinggi-tinggi."Argh!"Dia berteriak sangat keras, memberikan perintah kepada puluhan ribu pasukannya yang sudah siap untuk segera menyerang kerajaan Sri Sultan Mustafa Zulfikar.Sarman bersama 500 prajuritnya terdiam, dengan tubuh yang gemetar sambil mencengkram senjata mereka masing-masing untuk menerima serangan yang akhirnya datang juga."Kita akan menyerang sampai detik terakhir. Jangan pernah menyerah! Kita akan mati sebagai pahlawan, dari pada kita hidup bersembunyi seperti seorang pengecut!" teriak Sarman kepada semua prajuritnya yang semakin bergetar. Mereka bersiap untuk menyerang semua puluhan para prajurit dengan wajah sangat menyeramkan

DMCA.com Protection Status