“Hi, Jim.”
Jimmy menghentikan langkahnya ketika berpapasan dengan Febby, tersenyum kecil saat langkah Febby semakin dekat. Tidak mungkin menghindar dengan semua yang terjadi pada masa lalu mereka berdua, langkahnya semakin mendekat dan membuat Jimmy merasakan perbedaan dibandingkan dahulu.“Apa kabar? Lama kita tidak bertemu.” Jimmy membuka suaranya “Kamu mau kemana? Aku mau ke cafe selesai praktek.”“Bareng, sudah lama kita tidak berbicara.”Melangkah bersama tidak ada yang membuka suara, didalam hati Jimmy berharap bertemu dengan salah satu sahabatnya agar tidak hanya berdua. Langkah mereka semakin dekat dengan cafe, Febby langsung memesan apa yang menjadi kebiasaan Jimmy sebelum dirinya membuka suara. Memilih tidak mau berdebat, mengikuti semua yang dilakukan Febby untuk dirinya, perasaan pada Febby benar-benar sudah berubah tidak seperti sebelumnya.“Kamu semakin sibuk.” Febby membuka suaranya pertama kali setelah mereka du“Aku sudah bilang berapa kali tapi tetap dengan apa yang kalian inginkan.”Jimmy menatap saudara dan maminya bergantian, mereka memilih diam dan tidak membantah. Melihat sikap mereka membuat Jimmy menghembuskan nafasnya panjang, tatapannya beralih pada Rifat yang duduk disamping maminya.“Kalau begini yang ada menyiksa papi.” Jimmy kembali membuka suaranya.“Mbak sudah pernah bicara sama papa?” Tari mengeluarkan suaranya “Apa perlu Mas Devan datang kesini?”“Mas Devan kemana memang?” Jimmy menatap bingung “Balik Kalimantan lagi? Bukannya Mbak Tina sudah meninggal jadinya Mas Devan sama Mbak Emma bisa disini?” “Mas Devan memilih disana, kalaupun disini hanya laporan saja.” Rifat menjawab pertanyaan Jimmy.“Apa mungkin kita harus kumpul?” Lucas menatap ragu.“Berarti harus membawa Ayu bersama,” sahut Zee “Apa memang bisa? Om Rifat tahu dimana mereka?”“Aku akan berusaha membawa Ayu kesini hanya sa
Keputusan sudah diambil, Jimmy tidak terlibat terlalu dalam karena jadwalnya yang sangat padat atas operasi dan juga praktek. Setiap ada waktu luang akan datang ke rumah sakit untuk melihat kondisi Wijaya, seperti sekarang ini Jimmy mendatangi rumah sakit dengan kondisi lelah. Dua minggu sudah sejak keluarganya mengambil keputusan, kakaknya yang pertama juga sudah kembali bersama dengan istri mudanya dan anak mereka. Tidak sampai disitu wanita yang pernah bersama dengan papinya juga kembali datang, Jimmy tidak tahu bagaimana maminya menghadapi semuanya, Rifat mungkin banyak terlibat termasuk menenangkan maminya dan mengambil peranan sang papi dalam mengambil keputusan.“Baru selesai operasi?” tanya Siena saat melihat Jimmy masuk kedalam ruangan kerja.Jimmy memang belum memutuskan masuk kedalam rumah sakit, tapi tempatnya sudah tersedia dan setiap dirinya akan datang maka Siena akan berada disana memastikan apa yang Jimmy butuhkan tersedia. Melihat
“Ada apa?” tanya Jimmy ketika masuk kedalam ruangannya.Danu menatap Jimmy dengan tatapan yang membuatnya semakin bingung “Febby sama Dokter Waluyo ketahuan berbuat mesum di ruangan.”Jimmy membelalakkan matanya mendengar informasi yang diberikan Danu “Nggak bercanda, kan?” Danu menganggukkan kepalanya dengan sangat yakin “Pada heboh semua itu, tapi sejak kapan mereka berhubungan? Kamu nggak tahu?”Jimmy mengangkat bahunya “Kamu tahu gimana perkembangan papi jadi mana sempat tahu hal begituan udah gitu hubungan kita juga sudah berakhir.” Danu menganggukkan kepalanya “Anak baru pada kemana?”“Visit, pelajari rekam medis pasien.” Jimmy hanya menganggukkan kepala mendengar jawaban Danu “Kamu nggak penasaran? Dia udah permainkan kamu loh, memang nggak sakit hati?”“Kita bahas hal lain aja, lagian kasihan mereka.” Jimmy menghentikan pembicaraan tentang Febby.Danu akhirnya memilih diam, melihat itu membuat Jimm
“Nikahi Febby!”Dua kata yang diucapkan Yudi dari bibirnya saat Jimmy duduk di ruangannya setelah mendatangi ruangan jantung anak, mengikuti Yudi dengan sedikit pertanyaan tapi langsung sadar jika pembicaraan mereka pasti ada hubungannya dengan kejadian dengan Waluyo.“Kenapa saya, Prof?” tanya Jimmy penasaran.“Kamu tahu jawabannya, semua orang disini tahu hubungan kalian dan tidak mungkin membuat rumah tangga dokter Waluyo berantakan,” jawab Yudi santai.Jimmy mengangkat alisnya mendengar jawaban dan melihat reaksi Yudi “Hubungan kami sudah berakhir, semua yang ada disini juga tahu kalau sudah berakhir.”Yudi mengibaskan tangannya “Anggap saja kalian sedang bertengkar terus balikkan dan menikah, mereka juga nggak akan tanya tentang itu jadi kamu nggak perlu khawatir.”“Maaf saya tidak bisa.” Jimmy mengatakan dengan sangat tegas.“Apa alasan kamu?” Yudi menatap kesal pada Jimmy.“Saya sudah meni
Berkumpul di apartemen Jimmy membahas tentang Febby, pembicaraannya dengan kedua senior dan permintaan ayahnya Febby membuat Danu dan Jimmy harus membahasnya. Ruli dan Tomo yang tidak memiliki acara ikut bersama, ingin terlibat didalam pembicaraan tentang Febby.“Aku rasa ayahnya nggak akan minta kamu.” Jimmy membuka suaranya.Danu menganggukkan kepalanya “Pria yang kekayaannya sama dengan kamu atau bahkan diatas.”“Aku sebenarnya nggak pernah suka sama Febby, nggak tahu kenapa.” Bertiga menatap terkejut atas apa yang Ruli katakan, saling menatap satu sama lain seakan berbicara melalui tatapan mata.“Kalian nggak pernah sadar? Payah banget!” Ruli menggelengkan kepalanya “Mana istri dan anak kalian?” mengalihkan pandangan kearah Jimmy.“Jeno di rumah Leo, Fransiska pengen sama dia katanya ngidam mau sama Jeno. Siena sendiri perjalanan kesini, agak ringan kalau Jeno sama Leo tapi ya...suka kangen aja apalagi Siena.” Ji
"Pindah di rumah kalian dulu?" Tania menganggukkan kepalanya.Tania tahu jika Rifat menatapnya penuh selidik, mengalihkan pandangan kearah lain sambil melepaskan pelukan Rifat. Menghindari tatapan Rifat tidak mudah jika tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan, hembusan napas berat dikeluarkannya membuat perasaan bersalah Tania hadir."Apa aku bisa menolak?" "Rey tinggal disana sendiri, kamu tega meninggalkan anak kita disana?" Tania mengatakan dengan nada lembut dan tatapan memohon."Bukan karena ada yang kamu sembunyikan? Murni tentang Rey?" Tania langsung menganggukkan kepalanya "Aku hanya nggak mau kalau ada yang...""Aku paham, kamu pasti berat berada disana. Kenangan bersama Wijaya memang berada disana dan aku paham kalau kamu merasa keberatan, jika aku jadi kamu pasti juga akan..."Rifat menghentikan kata-kata Tania dengan mencium bibirnya lembut "Wijaya...hanya dia yang bisa membuatku tidak cemburu. Banyak hal yang bisa
Perasaannya tidak enak selama beberapa hari ini, meskipun begitu tetap melakukan pekerjaannya. Jimmy juga mulai mengerjakan beberapa jurnal yang diminta oleh Prof Markus, membuat kesibukannya semakin besar dan kurang waktu bersama Siena.“Masalah Febby sudah nggak terdengar.” Danu mengatakan saat sudah berada dihadapan Jimmy.“Aku juga udah lama nggak dengar, kamu nggak dikasih tugas sama Prof Yudi untuk membuat jurnal?” Jimmy mengatakan tanpa menatap Danu.“Aku belum ketemu dia.” Jimmy menghentikan kegiatannya dengan menatap Danu “Kenapa? Apa ada kaitannya dengan penolakan kamu?”Danu mengangkat bahunya “Positif thinking aja lah barangkali memang sibuk sama masalah Febby sendiri.”Jimmy membenarkan perkataan Danu, mantan kekasih maminya itu memang tidak bisa ditebak sama sekali. Perbuatan Febby pastinya membuat malu mereka, tidak tahu kabar mereka lebih lanjut dan gosip tentang mereka seakan menghilang dengan sendir
“Aku nggak menyangka kalau dia sekaya ini.”Danu menatap rumah Jimmy tanpa melewatkan satu sudutnya, Ruli dan Tomo hanya bisa menggelengkan kepalanya. Mereka bertiga bisa datang bersamaan, tidak tahu bagaimana ceritanya mereka tidak memiliki jadwal pada saat ini.“Terima kasih sudah datang,” ucap Siena yang berada dihadapan mereka bertiga “Jimmy masih didalam.”“Nggak papa, kami paham.” Ruli menenangkan Siena “Kamu istrinya Jimmy?” Siena menganggukkan kepalanya.“Kalian belum buat pesta pernikahan? Ada rencana buat mengadakan pesta?” tanya Danu yang langsung mendapatkan cubitan dari Ruli “Aku cuman tanya, siapa tahu Jimmy mau adain pesta.”“Kalian bertiga berisik sekali,” ucap Jimmy yang sudah duduk disamping Siena “Jeno di kamar sama yang lain, sudah ada bibi yang nemani mereka. Anak-anak lebih dengarin Fransiska daripada orang tuanya, aku curiga sudah diracuni sama Fransiska sampai begitu. Aww...”“Mulutnya!” Leo me