“Ada apa?” tanya Jimmy ketika masuk kedalam ruangannya.
Danu menatap Jimmy dengan tatapan yang membuatnya semakin bingung “Febby sama Dokter Waluyo ketahuan berbuat mesum di ruangan.”Jimmy membelalakkan matanya mendengar informasi yang diberikan Danu “Nggak bercanda, kan?”Danu menganggukkan kepalanya dengan sangat yakin “Pada heboh semua itu, tapi sejak kapan mereka berhubungan? Kamu nggak tahu?”Jimmy mengangkat bahunya “Kamu tahu gimana perkembangan papi jadi mana sempat tahu hal begituan udah gitu hubungan kita juga sudah berakhir.” Danu menganggukkan kepalanya “Anak baru pada kemana?”“Visit, pelajari rekam medis pasien.” Jimmy hanya menganggukkan kepala mendengar jawaban Danu “Kamu nggak penasaran? Dia udah permainkan kamu loh, memang nggak sakit hati?”“Kita bahas hal lain aja, lagian kasihan mereka.” Jimmy menghentikan pembicaraan tentang Febby.Danu akhirnya memilih diam, melihat itu membuat Jimm“Nikahi Febby!”Dua kata yang diucapkan Yudi dari bibirnya saat Jimmy duduk di ruangannya setelah mendatangi ruangan jantung anak, mengikuti Yudi dengan sedikit pertanyaan tapi langsung sadar jika pembicaraan mereka pasti ada hubungannya dengan kejadian dengan Waluyo.“Kenapa saya, Prof?” tanya Jimmy penasaran.“Kamu tahu jawabannya, semua orang disini tahu hubungan kalian dan tidak mungkin membuat rumah tangga dokter Waluyo berantakan,” jawab Yudi santai.Jimmy mengangkat alisnya mendengar jawaban dan melihat reaksi Yudi “Hubungan kami sudah berakhir, semua yang ada disini juga tahu kalau sudah berakhir.”Yudi mengibaskan tangannya “Anggap saja kalian sedang bertengkar terus balikkan dan menikah, mereka juga nggak akan tanya tentang itu jadi kamu nggak perlu khawatir.”“Maaf saya tidak bisa.” Jimmy mengatakan dengan sangat tegas.“Apa alasan kamu?” Yudi menatap kesal pada Jimmy.“Saya sudah meni
Berkumpul di apartemen Jimmy membahas tentang Febby, pembicaraannya dengan kedua senior dan permintaan ayahnya Febby membuat Danu dan Jimmy harus membahasnya. Ruli dan Tomo yang tidak memiliki acara ikut bersama, ingin terlibat didalam pembicaraan tentang Febby.“Aku rasa ayahnya nggak akan minta kamu.” Jimmy membuka suaranya.Danu menganggukkan kepalanya “Pria yang kekayaannya sama dengan kamu atau bahkan diatas.”“Aku sebenarnya nggak pernah suka sama Febby, nggak tahu kenapa.” Bertiga menatap terkejut atas apa yang Ruli katakan, saling menatap satu sama lain seakan berbicara melalui tatapan mata.“Kalian nggak pernah sadar? Payah banget!” Ruli menggelengkan kepalanya “Mana istri dan anak kalian?” mengalihkan pandangan kearah Jimmy.“Jeno di rumah Leo, Fransiska pengen sama dia katanya ngidam mau sama Jeno. Siena sendiri perjalanan kesini, agak ringan kalau Jeno sama Leo tapi ya...suka kangen aja apalagi Siena.” Ji
"Pindah di rumah kalian dulu?" Tania menganggukkan kepalanya.Tania tahu jika Rifat menatapnya penuh selidik, mengalihkan pandangan kearah lain sambil melepaskan pelukan Rifat. Menghindari tatapan Rifat tidak mudah jika tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan, hembusan napas berat dikeluarkannya membuat perasaan bersalah Tania hadir."Apa aku bisa menolak?" "Rey tinggal disana sendiri, kamu tega meninggalkan anak kita disana?" Tania mengatakan dengan nada lembut dan tatapan memohon."Bukan karena ada yang kamu sembunyikan? Murni tentang Rey?" Tania langsung menganggukkan kepalanya "Aku hanya nggak mau kalau ada yang...""Aku paham, kamu pasti berat berada disana. Kenangan bersama Wijaya memang berada disana dan aku paham kalau kamu merasa keberatan, jika aku jadi kamu pasti juga akan..."Rifat menghentikan kata-kata Tania dengan mencium bibirnya lembut "Wijaya...hanya dia yang bisa membuatku tidak cemburu. Banyak hal yang bisa
Perasaannya tidak enak selama beberapa hari ini, meskipun begitu tetap melakukan pekerjaannya. Jimmy juga mulai mengerjakan beberapa jurnal yang diminta oleh Prof Markus, membuat kesibukannya semakin besar dan kurang waktu bersama Siena.“Masalah Febby sudah nggak terdengar.” Danu mengatakan saat sudah berada dihadapan Jimmy.“Aku juga udah lama nggak dengar, kamu nggak dikasih tugas sama Prof Yudi untuk membuat jurnal?” Jimmy mengatakan tanpa menatap Danu.“Aku belum ketemu dia.” Jimmy menghentikan kegiatannya dengan menatap Danu “Kenapa? Apa ada kaitannya dengan penolakan kamu?”Danu mengangkat bahunya “Positif thinking aja lah barangkali memang sibuk sama masalah Febby sendiri.”Jimmy membenarkan perkataan Danu, mantan kekasih maminya itu memang tidak bisa ditebak sama sekali. Perbuatan Febby pastinya membuat malu mereka, tidak tahu kabar mereka lebih lanjut dan gosip tentang mereka seakan menghilang dengan sendir
“Aku nggak menyangka kalau dia sekaya ini.”Danu menatap rumah Jimmy tanpa melewatkan satu sudutnya, Ruli dan Tomo hanya bisa menggelengkan kepalanya. Mereka bertiga bisa datang bersamaan, tidak tahu bagaimana ceritanya mereka tidak memiliki jadwal pada saat ini.“Terima kasih sudah datang,” ucap Siena yang berada dihadapan mereka bertiga “Jimmy masih didalam.”“Nggak papa, kami paham.” Ruli menenangkan Siena “Kamu istrinya Jimmy?” Siena menganggukkan kepalanya.“Kalian belum buat pesta pernikahan? Ada rencana buat mengadakan pesta?” tanya Danu yang langsung mendapatkan cubitan dari Ruli “Aku cuman tanya, siapa tahu Jimmy mau adain pesta.”“Kalian bertiga berisik sekali,” ucap Jimmy yang sudah duduk disamping Siena “Jeno di kamar sama yang lain, sudah ada bibi yang nemani mereka. Anak-anak lebih dengarin Fransiska daripada orang tuanya, aku curiga sudah diracuni sama Fransiska sampai begitu. Aww...”“Mulutnya!” Leo me
“Mau apa dia ajak ketemuan? Rooftop pula.”Jimmy mengangkat bahunya mendengar pertanyaan Danu, anak baru mengatakan jika ada yang ingin bertemu dengannya dan namanya Febby, mereka mengatakan jika Febby menunggu di rooftop. Satu hal yang membuat Jimmy bingung adalah tidak menghubunginya melainkan langsung mendatangi ruangan jantung anak, menggelengkan kepalanya tanda jika dirinya tidak boleh berpikir negatif.“Kamu rekam takutnya dia melakukan sesuatu, kalau bisa jangan terlalu dekat juga nanti bicaranya.”Jimmy memilih menganggukkan kepalanya mendengar kata-kata Danu, tidak mau berdebat dan mendengarkan kata-kata berikutnya yang pasti membuat kepalanya pusing. Beranjak dari tempatnya, melepaskan jas dokternya dengan keraguan tapi langsung dihentikan ketika memikirkan sesuatu yang darurat.“Pakai aja barangkali ada apa-apa nantinya,” ucap Danu kembali yang diangguki Jimmy.“Aku tinggal.”Melangkahkan kakinya menuju roo
“Boleh marah nggak sih?” Jimmy mengerutkan keningnya mendengar suara Rey yang kesal, pernikahan kedua orang tuanya akan menikah. Pernikahan Tania dan Rifat akhirnya benar-benar terjadi, semua itu karena wasiat dari Wijaya agar mereka segera menikah setelah kepergiannya. Jimmy mengira yang mengurus dan peduli dengan pernikahan mereka hanya anak-anak Tania dengan Wijaya, tapi ternyata tidak dimana ketiga kakaknya yang berbeda ibu juga ikut membantu.“Marah kenapa? Kamu harusnya senang mereka bisa bersatu.” Jimmy membuka suaranya.“Kamu nggak akan pernah tahu perasaanku,” ucap Rey dengan kesal.“Aku memang nggak tahu, tapi papi dan mami selama ini tidak pernah membandingkan kamu dengan kami. Kamu mendapatkan kasih sayang yang sama, papi sendiri juga sudah menyiapkan masa depanmu nanti, kamu nggak lupa surat wasiat yang papi buat bukan.” Lucas duduk disamping Jimmy dengan tatapannya kearah Rey “Rey, kami semua menyayangi kamu dan kamu tahu it
Pernikahan sederhana yang hanya dihadiri oleh keluarga dan teman dekat orang tuanya tidak membuat kesakralan dari pernikahan Tania dan Rifat, terlihat jelas ekspresi bahagia mereka berdua ketika tiga kata sudah keluar yaitu sah.“Aku akan tinggal disini sendirian?” tanya Rey.“Memang kenapa? Aku tinggal depan rumah ini.” Jimmy menjawab tanpa menatap Rey.“Mami sama Om Rifat akan tinggal di rumah Om Rifat, artinya aku akan tinggal disini sendirian.” Rey menjelaskan pada Jimmy yang hanya mengsngguk paham “Kamu cuti? Terus sudah mulai masuk ke rumah sakit kita?”“Tukar jadwal, belum tahu kapan mulai masuk masih mengatur jadwal di dua tempat itu.” Tatapan mereka tidak lepas dari senyum Tania saat berbicara dengan Rifat, senyum yang sama setiap kali bersama Wijaya dulu. Melihat senyuman Tania sudah membuat perasaan Jimmy tenang, memang tidak mudah membuka hati tapi tampaknya semua sudah dipersiapkan dengan sangat baik oleh papinya.“