Kai kembali terbang melewati hutan dan hutan, saat ia melintasi area itu, banyak pasang mata yang melihatnya, namun ketika mereka menyadari Kai bisa terbang tanpa bantuan Harta Karun, mereka memutuskan untuk tidak pernah mengganggu Kai, baik Kultivator maupun Binatang Buas, tidak ada yang pernah berfikir untuk mengganggu Kai.Kai juga menyadari setiap ada manusia ataupun Binatang Buas, tetapi jika itu bukan pada tingkat Divine Soul, ia hanya akan melewati mereka tanpa peduli. Kai tahu jika Binatang Buas Divine Soul sangatlah langka di dataran Provinsi Jiang, sehingga Kai hanya bergerak secepatnya untuk melewati Provinsi Jiang. Hingga lima hari kemudian, Kai seketika berhenti saat melihat sebuah dinding pesona yang berwarna jingga, dinding itu tampak tidak ada batas, itu tampak transparan, namun memiliki energi yang kuat.“Ini dia, perbatasan Provinsi Jiang dengan Provinsi Perantara.” Kai menganggukkan kepalanya. Saat ia berbincang dengan Ning Tiekun, Ning Tiekun sudah pernah menyinggu
"De-dewi Kematian!" Kai tergagap, dahinya berkeringat dan nafasnya tidak teratur, ia mencoba untuk melawan Energi Kematian, namun bahkan Nafsu Membunuh Jiwa Sejati Sovereignnya tidak sanggup untuk menahannya.Wigen yang melihat hal itu juga tampak sangat terkejut. "Bagaimana ini bisa?! Penjaga Makam Para Dewa Sejati bisa berada di sini?!"Dewi Kematian menyadari keberadaan Wigen, meskipun Sistem sangat sulit di deteksi bahkan dengan Dewa Dunia sekali pun, Dewi Kematian bisa merasakan kehadiran Wigen. "Jadi kau Malaikat Maut yang mengendalikan Sistem? Wigen! Bukankah kau harus menyapa Seniormu? Kini aku telah menjadi Dewi Kematian!"Sistem merupakan harta karun luar biasa yang bahkan seluruh Dewa Sejati tahu mengenai hal itu, namun hanya Dewa Yeomra yang bisa menggunakanny, jika orang ingin mengambilnya, itu adalah hal mustahil, sebab Sistem hanya mengenali Dewa Yeomra sebagai satu-satunya pemilik. Wigen juga cukup dikenal di kalangan Dewa Dewi Alam Baka, sebab ia adalah salah satu Mala
Tengkorak Hitam bergerak mengancam ke arah Kai, itu adalah serangan penuh Sovereign Besar, meskipun serangan itu masih cukup jauh, Kai sudah beberapa kali memuntahkan darah segar akibat tekanan Energi Kematian yang tak sanggup ia terima. Kai merasa bahwa dirinya akan kembali mati, hal yang sama ia rasakan saat pertama kali dirinya dibunuh.Sesaat sebelum Tengkorak Hitam itu mencapai Kai, tanah di bawah kaki Kai bergetar hebat sebelum tubuh Kai berpindah sejauh lima ratus kilometer ke belakang. Bersamaan dengan fenomena itu, suara menggelegar mengalahkan kerasnya suara Guntur terdengar. “Sialan! Beraninya kau!”Sebuah tangan raksasa terulur dari atas langit, itu dibebankan ke arah Inkarnasi Dewi Kematian. Telapak tangan itu saja hampir berukuran seribu kilometer. Itu membawa momentum Kekuatan Surga yang mendistorsi ruang dan membuat riak di udara. BAM!Tengkorak Hitam pecah menjadi berkeping-keping saat tangan raksasa itu menghempaskannya ke tanah. Tidak sampai di situ, tangan raksasa
Di suatu tempat yang sangat gelap dan memiliki udara kematian yang memenuhi udara, tampak sebuah Celah Dimensi Spasial terbuka dan seorang wanita muda dengan jubah hitam merangkak keluar dari celah dan terengah-engah, ada jejak amarah yang mendalam di wajah wanita itu, ia kemudian perlahan berdiri, terlihat tangan kanannya terputus dan masih mengeluarkan darah, ia adalah Inkarnasi Dewi Kematian.Inkarnasi Dewi Kematian membungkuk dalam saat menghadap pada seorang wanita yang sama persis seperti dirinya, ia tampak sangat cantik namun mematikan. Ia adalah sang Dewi Kematian yang asli. Chi Yue menggertakkan giginya. "Kemarilah diriku, bergabung kembali denganku dan tanganmu akan kembali tumbuh." Chi Yue mengepalkan kedua tangannya dengan erat hingga kuku-kukunya hampir menembus telapak tangannya. “Bajingan! Manusia rendahan dan Dewa rendahan itu pasti akan aku bunuh! Aku tidak akan pernah melupakan hal ini!”Inkarnasi berjalan ke arah Chi Yue untuk bergabung kembali ke dalam tubuhnya. S
Dunia WuxiKai berdiri dan bergerak meninggalkan area itu, pertempuran antara dua Sovereign Besar tidak meninggalkan bekas apapun di hati Kai, sebab ia sudah sering melihat pertempuran antar Sovereign, yang jadi kegelisahannya saat ini adalah perannya sebagai salah satu bawahan Raja Yeomra. Ia berpikir bahwa ia hanya perlu menyelesaikan misi, namun tak pernah terpikirkan di benaknya bahwa ia akan terbawa ke dalam intrik dan konflik antara para Dewa."Raja Yeomra tidak menjawab, namun aku yakin, ia pasti sudah mengambil tindakan..." Wigen berpendapat."Tidak usah terlalu dipikirkan, tentu Raja Yeomra akan mengambil tindakan, ini adalah pergerakan yang dianggap tidak menghargai dirinya, tentu ia harus bertindak tegas agar musuhnya tidak mengira bahwa ia adalah seseorang yang bisa diremehkan, ia juga pastinya menunjukkan otoritasnya sebagai Dewa Agung. Tapi ia tidak bisa masuk membantuku langsung di dalam dunia, itu akan melemahkan otoritasnya." Kai ikut berpendapat."Apa yang kau kataka
Kai masih dalam keadaan kebingungan saat para perampok itu berjalan menjauh meninggalkannya, ia sekali lagi melihat ke dalam tas pegangan yang berisi 100 Soul Stone Low Grade, rasa tidak percaya masih melanda dirinya. Sebelumnya Kai tidak mengambil pikiran kepada para perampok itu karena ia tidak ingin terlalu mencolok dan akan mengambil tindakan dengan membunuh mereka semua jika mereka mencoba untuk menyerangnya, namun ia tidak pernah menyangka sama sekali para perampok itu justru berbaik hati dan merasa kasihan padanya.“Ini tidak benar, bagaimana bisa perampok di daerah kejam seperti ini masih memiliki hati nurani?” Kai menggaruk kepalanya. “Ah, lupakan, aku sebaiknya melanjutkan perjalananku.”“Apakah kita akan langsung menyebrang ke Provinsi Zhou?” Wigen bertanya.“Tidak, kita harus mulai mencari Darah Binatang Buas Divine Soul untuk membuat pil bagiku dan juga Xuan sialan ini, jika tidak, setelah ia terbangun, mungkin ia justru akan menimbulkan masalah.” Kai menggelengkan kepala
Kai mengangkat telapak kakinya dari atas genangan darah dan melambaikan tangannya, ia menarik Gumpalan Darah Pria Bertopeng Perak itu dan memberikan pandangan jijik sebelum beralih ke belasan perampok yang masih berteriak kesakitan. “Sampah!” Setelah mengatakan hal itu, belasan perampok itu segera tewas, Kai membunuh mereka menggunakan Akal Spritual.Kai kembali melambaikan tangannya dan seluruh Spatial Bag para perampok itu terbang ke arahnya dan ia segera menyimpan seluruhnya ke dalam Inventori tanpa mengeceknya terlebih dahulu. Kai membersihkan sisa darah yang menempel di telapak sepatunya sebelum membakar seluruh perampok itu menjadi abu.Kai merupakan orang yang ceria, licik, dan ramah, namun jika ada orang yang berniat membunuhnya, atau hanya sekedar melecehkan orang-orang yang ia sayangi, maka ia akan menjadi orang yang kejam dari yang terkejam.Kai sempat mencari ke dalam ingatan para perampok itu mengenai lokasi Provinsi Perantara. Provinsi Perantara memiliki luas hanya sekit
Saat Kai masih memikirkan rencana, sekelompok orang memasuki radius Divine Soulnya, Kai segera menarik Divine Sensenya, ia mengerutkan dahinya “Lima orang Divine Soul Tingkat 3… Apa yang mereka semua lakukan di sini? Jangan bilang…” Sesuai dengan dugaan Kai, kelima orang itu bergerak menuju Bukit tempat Binatang Buas Tingkat 4 itu berada. Binatang Buas itu menyadari kehadiran mereka, namun ia hanya menoleh sedikit dan kembali menutup matanya.Lima orang itu memakai jubah yang sama, seolah mereka berasal dari satu sekte, dua orang wanita dan tiga orang pria. Salah satu wanita berlari di posisi paling tengah, wanita itu tampaknya adalah pemimpin dari kelompok itu, terlihat dari empat lainnya justru mengikutinya. Kai memperhatikan dari jauh, pikiran licik sudah mengisi kepalanya. “Hehe… Mereka berlima akan mengeluarkan usaha yang keras untuk melemahkan Binatang Buas itu dan kemudian aku yang akan mengambil hadiahnya, baik, sangat baik…” Kai tampak bersemangat, ia kemudian meletakkan Xuan