Share

Chapter 30

Author: Iestie Adja
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Habis ini kita pulang ya kak? “ tanya Dicky pada Sella.

“Nada mau main dulu om, jangan pulang dulu ya... “ rengek Nada.

“Nanti Nada sama ayah bunda ya mainnya. Om Dicky sama tante pulang duluan... “ bujuk Sella.

“Gak mau, Nada mau mainnya sama om ganteng. “

Sella dan Rudi terlihat bingung, mereka paham jika Kayla tidak nyaman berada di tempat yang sama dengan Jihan. Sedang Jihan selalu cari perhatian Dicky yang tentu saja membuat Dicky merasa tidak enak hati dengan Kayla.

“Temenin Nada bermain dulu ya... “ pinta Kayla pada Dicky.

Setelah memandang Kayla beberapa saat dan Kayla mengangguk memastikan setuju, barulah Dicky bicara pada Nada.

“Nada... Om temenin, tapi sebentar aja ya... “

Mendengar ucapan Dicky langsung gadis kecil itu bersorak sorai kegirangan.

“Eh, aku ikut ya... Lagi bosen kerja mulu, pingin refreshing juga. Gakpapa kan? Makasih ya. &

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sorry, this is my heart (bahasa Indonesia)    Chapter 31

    "Kita mau kemana? (Saat melihat tulisan GembiraLoka zoo) yakin nih, aku mau diajakin ke kebun binatang? Emang belum tutup jam segini? “ tanya Kayla dengan senyum meledek.“Belajar mengenal binatang...” jawab Dicky santai sambil tersenyum.Saat sampai, Dicky tidak mengajak masuk karena sudah terlihat pintu masuk sudah tertutup gerbang. Kayla mengikuti langkah Dicky yang sedari tadi menggandeng tangannya melewati deretan-deretan toko souvenir yang ada di dekat area parkiran. Toko-toko tersebut sudah mulai menata barang-barang untuk persiapan tutup. Saat melewati para pedagang sebagian menyapa akrab pada Dicky yang berjalan melewati mereka dengan tetap menggandeng tangan Kayla.“Eh, kita mau kemana? “tanya Kayla bingung sedari tadi digandeng mengikuti pria bertubuh tinggi itu.“Katanya mau ngilangin mata sembab karena abis nangis... “ jawab Dicky sambil masuk ke sebuah toko souvenir lumayan lebih be

  • Sorry, this is my heart (bahasa Indonesia)    Chapter 32

    Sore kira-kira pukul 5 Kayla berpamitan pada keluarga Dicky untuk pulang ke Purworejo diantar Dicky. Terlihat Nada menangis karena ingin ikut Dicky tapi dilarang oleh ayah dan bundanya. Semua mengantar sampai teras, tak terkecuali Nada meski dalam gendongan kakeknya dan menyembunyikan wajahnya di dada pak Yuana.Diperjalanan Kayla terlihat begitu semangat dengan wajah penuh dengan senyuman. Dicky yang melihat raut wajah kekasihnya penuh senyuman akhirnya ikut melempar senyum pada gadis di sebelahnya itu.“Gimana keluargaku? Kamu nyaman sama mereka? (Kayla mengangguk) Sudah siap kan masuk dalam keluarga Darmawan? ““InshaaAllah... “ jawaban singkat dari mulut Kayla yang dibarengi senyum sambil memandang Dicky.Perjalanan pulang terasa sungguh menyenangkan hingga sampai di rumah. Raut wajah bahagia terpancar jelas dari dua sejoli itu. Setelah mengantarkan Kayla dan beristirahat sejenak Dicky langsung pamit untuk kembali ke rumahnya.

  • Sorry, this is my heart (bahasa Indonesia)    Chapter 33

    Kayla masih duduk di tepi kasur dekat Dicky yang masih duduk bingung dengan keadaan saat itu. Dicky menggenggam tangan Kayla erat kemudian matanya ia kedip-kedipkan seperti mengusir pusing di kepalanya. Jihan yang melihat justru tersenyum sinis penuh kebanggaan karena obat yang ia suntikkan sudah mulai bereaksi.Melihat Dicky yang terlihat pusing, membuat Kayla mulai cemas dan mengkhawatirkan kekasihnya. Tangan kanannya diletakkan di jidat Dicky berniat mengecek kondisinya. Namun hal tak terduga justru dilakukan Dicky, ia menarik tubuh Kayla dan memeluknya erat. Melihat hal itu semua orang kaget dengan tingkah aneh itu, segera Aldi melepaskan pelukan Dicky dan menarik Kayla menjauh dari Dicky. Sedang Dicky yang mengetahui Kayla dijauhkan darinya segera mengejar dan hendak menariknya kembali namun sayang dihalangi tubuh Aldi yang tak kalah kekar dengan tubuh Dicky.“Kay, kamu menjauh... “ suruh Aldi.“Kayla... Sini Kay... “ ucap Dicky memo

  • Sorry, this is my heart (bahasa Indonesia)    Chapter 34

    Jam dinding menunjukkan pukul satu dini hari, Dicky mulai membuka matanya. Kepalanya terasa pusing dan perutnya mual. Tanpa menyadari Kayla di sampingnya, ia segera berlari menuju kamar mandi dan segera memuntahkan isi perutnya. Karena pintu kamar mandi tidak ditutup terdengar jelas suara gemericik air kran dan suara Dicky yang berusaha mengeluarkan isi perut yang membuatnya mual. Mendengar hal itu Kayla terbangun dan segera menghampiri Dicky yang tengah berdiri di depan wastafel sembari membersihkan mulutnya.“Mas Dicky... Mas Dicky baik-baik saja kan? “ tanya Kayla dari pintu kamar mandi.“Kayla? Kamu di sini? “ tanya Dicky terkejut saat membalikkan badan.“Aku baik-baik saja, cuma mual dan sedikit pusing.” Jawab Dicky menghampiri Kayla dengan berpegangan tembok.“Kok kamu di sini tengah malam gini? “tanya Dicky penasaran.Melihat Dicky yang kesusahan menjaga keseimbangannya, Kayla seger

  • Sorry, this is my heart (bahasa Indonesia)    Chapter 35

    Sore hari sekitar pukul empat mobil Dicky berhenti di depan rumah Kayla dengan sempurna. Si pengemudi segera keluar dan mengetuk pintu. Beberapa kali di ketuk akhirnya keluar juga si tuan rumah dengan muka lusuh dan rambut yang terikat tidak terlalu rapi. Iya tepat sekali yang membukakan pintu adalah Kayla.“Wa’alaikum salam.... “ jawab Kayla sambil membuka pintu dan meringis melihat Dicky di pintu.“Pasti belum mandi ya? “ tanya Dicky dengan senyum.“Lagi buat mandi Rafi. Makanya aku tiduran di bawah eh taunya kebablasan.... “ jawab Kayla sambil membenarkan ikatan rambutnya lebih rapi lagi.“Kok sepi? “ tanya Dicky sambil mendaratkan pantatnya di sofa ruang tamu.“Ayah sama ibu lagi pacaran (meringis) maksudnya lagi belanja keperluan rumah. Rafi sih tadi bilang katanya ketemu temannya, gak tahu deh orang nyiapin gitar segala tadi.. ““Kamu sendiri? “&ldquo

  • Sorry, this is my heart (bahasa Indonesia)    Chapter 36

    Sampai di depan prodi suasana sepi karena jarang mahasiswa yang kuliah di saat weekend, juga karena jadwal kuliah saat weekend tidak banyak diambil oleh dosen sehingga kebanyakan jadwal kuliah lebih dipadatkan saat weekdays. Dian dan Resti menunggu di luar, sedang Kayla masuk menemui Dicky yang saat itu sedang berkemas memasukkan perlengkapannya ke dalam tas ranselnya. Kayla langsung menuju ruangan Dicky sebab dosen pun juga banyak yang tidak masuk, dan kebetulan pegawai TU sedang keluar.Mengetahui Kayla masuk ke ruangannya, Dicky segera menyelesaikan kegiatannya dan segera menggendong tas ranselnya.“Ayo... “ ajak Dicky setelah sempurna menggendong tasnya.“Kok ayo? Emang mau kemana? Kirain disuruh ke sini mau dikasih hadiah, bucket bunga ato apa gitu... Ternyata cuma suruh nyamperin mau pulang... ““Ada, tapi di mobil. Ayo.... “ ucap Dicky sambil menggandeng tangan Kayla.“Eh, aku sama Dian dan Resti. Gi

  • Sorry, this is my heart (bahasa Indonesia)    Chapter 37

    Malam minggu kali ini tidak seperti biasanya, di rumah Kayla lebih ramai dari biasanya. Selain ada Dika yang baru saja pulang, ada juga saudara dekatnya yang sengaja menginap untuk acara Kayla besok siang. Ada pakdhe sekeluarga, saudara dari ayahnya. Pakdhe dari ibunya dan juga om dari ibunya. Semua dengan keluarganya, dan kebetulan tinggalnya masih di Purworejo, dan satu yang dari Magelang pakdhe dari ibunya karena bu Murni asli dari Magelang.Para laki-laki berkumpul di ruang tamu dengan ditemani camilan dan kopi panas. Sedang para ibu-ibu dan anak-anak kecil berkumpul di depan tv. Sementara para gadis seumuran Kayla berkumpul di ruang atas depan kamar Kayla dan Rafi. Semua terlihat bahagia karena bisa berkumpul dan bercerita bersama saling tukar pengalaman.Kayla dan dua gadis saudaranya tengah berkumpul di ruang atas. Mereka bercerita macam-macam, mulai dari interogasi tentang calon Kayla hingga calon Dika, bahkan obrolan mereka berlanjut tentang kesibukan da

  • Sorry, this is my heart (bahasa Indonesia)    Chapter 38

    Sore itu Dika dan Kayla duduk santai di teras rumah. Kayla mencari uban di kepala Dika sambil sesekali iseng menjambak rambut kakaknya pelan.“Hey, sakit... Ah kamu sekarang gak sayang sama aku. Main jambak aja rambut orang. “ seru Dika sedikit kesal.“Sayang dong... (memeluk Dika dari belakang) kakak tersayang, sebelum nikah coba adiknya ini disenengin dulu. Beliin apa gitu, atau ajak main ke mana gitu... “ ucap Kayla penuh senyum.“Kamu mau apa? Coklat apa es krim? Aku beliin Kay... “ jawab Dika dengan mata terpejam dan kepala terangkat ke atas karena ditarik Kayla dari belakang.“Emang kamu mau apa Kay? “ suara yang tidak asing tiba-tiba ada di samping Kayla dan pemilik suara kemudian duduk santai di sampingnya.Tidak hanya Kayla yang kaget, rupanya Dika pun juga terkejut mendengar suara itu tiba-tiba ada di belakangnya.“Mas Dicky?! Kapan datangnya? Gak tahu beneran, mobilnya mana? Ko

Latest chapter

  • Sorry, this is my heart (bahasa Indonesia)    BAB 74

    ‘Harus berapa kali sih aku jawabnya?’ tanya Kayla dalam hatinya.Kayla kini hanya menatap kesal ke arah Dicky. Tak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Kayla.Melihat tatapan janggal dari Kayla, Dicky segera memegang kedua pipi Kayla dengan gemas. Senyuman manis Dicky berikan pada Kayla agar gadis itu tidak lagi merasa marah ataupun kesal.“Jangan seperti itu!! I love you sayangku...” Ucap Dicky penuh senyum.Namun Kayla tidak sedikit pun tersenyum dengan rayuan Dicky kali ini. Hatinya sudah terlanjur dongkol dan kesal kepada Dicky.“Kamu kenapa?” Tanya Dicky mulai khawatir.“Mas Dicky mau sampai kapan cemburu terus sama mas Aldi? Diantara kami sudah berakhir beberapa tahun yang lalu. Dia juga sudah tahu kalau aku sama kamu, mas. Bahkan kita sudah tunangan.” Jawab Kayla sambil menatap ke arah Dicky dengan kemarahan.“Aku juga tahu jika diantara kalia

  • Sorry, this is my heart (bahasa Indonesia)    Chapter 73

    Sore setelah mendapat telepon dari Wika, Kayla dan Dicky segera berangkat menuju tempat yang sudah diberitahukan sebelumnya. Mereka segera pamit pada Bu Murni dan pak Hermawan, lalu bergegas menuju tempat janjian dengan Wika.Di sebuah kafe yang cukup besar, sedang duduk Wika bersama seorang laki-laki yang dari belakang tampak begitu kekar dan tegap. Mengenakan kaos hitam sedikit longgar dan topi yang menutup kepalanya. Suasana kafe yang tidak begitu ramai tertutup karena alunan musik yang begitu riang membakar semangat.“Di, lu beneran nggak pa-pa nih ntar ditinggal kawin sama Kayla?” Tanya Wika dengan laki-laki berkaus hitam yang tak lain adalah Aldi.“Emang gua kenapa? Orang dia tunangannya Dicky.” Jawab Aldi mencoba mengelak dari kekhawatiran Wika. Meski sebenarnya hatinya pedih menerima kenyataan Kayla yang sudah menjadi tunangan orang.Senyuman tipis terlempar dari bibir tipis Wika mendengar ucapan

  • Sorry, this is my heart (bahasa Indonesia)    Chapter 72

    Siang itu, Kayla bersama dua sahabatnya sedang menikmati makan siang di tempat makan ayam geprek depan kampusnya. Mereka terlihat begitu bersemangat menceritakan berbagai hal yang menarik menurut masing-masing.Gelak tawa tak jarang menghiasi wajahnya. Sahabat yang jarang sekali bisa berkumpul kini mereka saling menyempatkan waktu untuk bertemu dan saling melepas kerinduan.Tiba-tiba telepon Kayla berbunyi.“Siapa Kay?” Tanya Dian penasaran.“Pak Dicky.”“Udah, angkat aja!” Seru Resti.“Tapi aku lagi malas, lagi kesel sama dia!” jawab Kayla.“Nanti masalah lu makin runyam. Udah angkat aja, siapa tahu mau ajakin ketemu buat minta maaf.” Ucap Dian.Kayla menghela nafas panjang lalu mengangguk menyetujui saran dari sahabatnya itu. Telepon Dicky akhirnya diangkat juga oleh Kayla.“Assalamu’alaikum ...” ucap Kayla santai

  • Sorry, this is my heart (bahasa Indonesia)    Chapter 71

    Di sebuah kafe, sedang duduk bersama Ilham dan Wika. Mereka tampak semakin dekat dan akrab. Beberapa kali terlihat keduanya tertawa dan saling bercanda penuh keakraban.“Eh, kamu sekarang gimana rasanya?” Tanya Wika di sela obrolannya ingin mengetahui langsung apa yang kini dirasakan Ilham“Baik. Aku jauh lebih baik. Memang kenapa?” Ilham penasaran. Wajahnya terlihat antusias menanti ucapan apa yang hendak kelur dari bibir Wika.“Baik. Emmm.... Apa kamu masih akan memaksakan perasaan kamu sama Kayla?” Tanya Wika dengan nada meledek.Wika merasa sedikit khawatir jika hal itu masih akan menjadi sesuatu yang teramat sensitif bagi Ilham. Sehingga Wika menanyakannya dengan sedikit gurauaan dan candaan.“Aku ingat ucapan kamu saat kita ketemuan untuk makan siang waktu itu....” Jawab Ilham sambil melepaskan senyuman sedang angannya melayang ke beberapa waktu yang lalu.Sian

  • Sorry, this is my heart (bahasa Indonesia)    Chapter 70

    “Kay... Apa kamu masih mencintai Aldi??” tanya Dicky mengulang pertanyaannya kembali.“Aku juga mau tanya, apa mas Dicky juga sedang mulai membuka hati untuk perempuan lain?” tanya Kayla pelan.Mendengar pertanyaan Kayla sungguh membuat Dicky bingung mengapa gadis di hadapannya justru bertanya seperti itu. Dicky mencoba melihat jauh ke dalam mata Kayla, hingga keduanya saling tatap mencari tahu jawaban sendiri dari pertanyaannya masing-masing.“Kay... Jika memang aku suka dengan perempuan lain, bagaimana mungkin aku rela susah payah ingin mendapatkan kamu.” Ujar Dicky dengan tenang.Kayla hanya tersenyum kecut seolah tidak percaya dengan ucapan Dicky.“Apa tadi kamu ke kampus?” tanya Dicky kembali.Kayla menggeleng pelan sambil menarik tangannya dari genggaman Dicky.“Apa kamu sedang mencoba membohongi calon suamimu sendiri?” tanya Dicky lebih mengeratkan kembal

  • Sorry, this is my heart (bahasa Indonesia)    Chapter 69

    Malam itu setelah sholat isya, Kayla meraih ponselnya yang sedari dicas dalam posisi off. Bukan tanpa alasan ia mematikan ponselnya. Hal itu dilakukan karena Kayla ingin menghindari telepon Dicky yang pasti akan menanyakan kenapa tadi siang teleponnya tidak di angkat.Kayla masih terbayang betapa senyum bahagia keluar dari wajah bu Dewi saat mengobrol dengan Dicky tadi siang. Lebih sakit lagi ketika Dicky dengan santai tanpa beban menjawab setiap pertanyaan wanita cantik itu dengan penuh senyum hangat.Memang Dicky tidak mengetahui ada Kayla di belakangnya, namun Kayla sangat berharap jika Dicky tidak harus hanya berdua saja menikmati sarapannya. Rasa cemburu Kayla benar-benar membuat rasa kesal dan kecewa di dalam hatinya.Setelah mengeluarkan nafas panjangnya, Kayla menekan tombol di smartphone miliknya agar benda pipih itu menyala.Saat proses sinkronisasi terjadi, banyak sekali notifikasi panggilan tak terjawab dari Dicky. Tak

  • Sorry, this is my heart (bahasa Indonesia)    Chapter 68

    Sampai di alun-alun Kayla sudah melihat Wika dan Ilham sedang duduk di tempatnya tadi menunggu. Dari kejauhan terlihat mereka sedang mengobrol lumayan akrab, senyum dan tawa kecil tampak muncul dari keduanya.Kayla menepikan sepeda motornya lalu segera menghampiri Ilham dan Wika. Senyum bersahabat Kayla lemparkan pada mereka, benar-benar seolah tidak terjadi apa-apa beberapa menit sebelumnya.“Hai... Udah lama nunggunya??” Tanya Kayla.“Belum terlalu lama kok.” Jawab Ilham dan Wika hampir bersamaan.Ilham terlihat sedikit malu kala melihat ke arah Kayla. Namun demi mencari suasana menyenangkan dan melupakan kekesalannya pada Dicky, Kayla bersikap ramah dan bersahabat.“Ham, gimana kondisi kamu?? Badannya masih pada kaku nggak?” tanya Kayla ceria.“Udah nggak, Kay...” jawab Ilham sangat bahagia disapa lebih dulu oleh Kayla.“Makanya kita joging supa

  • Sorry, this is my heart (bahasa Indonesia)    Chapter 67

    Dengan perasaan yang tidak tenang akhirnya Kayla sampai juga di kampus. Tujuan utamanya adalah ke ruang prodi menemui Dicky.Setelah mengucapkan salam dan dipersilahkan masuk, Kayla segera bertanya pada petugas yang ada di prodi.“Maaf, pak Dicky ada pak?”“Baru saja sampai, naruh tas terus keluar itu mbak. Tapi ini memang belum jam masuk juga.” Jawab bapak-bapak paruh baya itu.“Ya sudah... Terima kasih pak, permisi...” Ucap Kayla lalu keluar ruangan.Di luar ia kemudian melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.“Belum waktunya masuk. Mungkin dia di kantin...” ucap Kayla lirih lalu berlari ke arah kantin.Tak membutuhkan waktu lama karena letak kantin tidak terlalu jauh dari prodi. Akhirnya beberapa menit kemudian Kayla sudah sampai di kantin.Saya memutarkan pandangannya mencari Dicky. Karena masih terlalu pagi sehingga kantin belum banyak pengun

  • Sorry, this is my heart (bahasa Indonesia)    Chapter 66

    Pagi itu di saat udara dingin menyerang, Kayla sudah terbangun dan membantu ibunya memasak di dapur. Dengan penuh sukacita Kayla membantu ibunya. Sebenarnya tidak pantas juga disebut membantu sebab dalam hal ini Kayla masih harus banyak bertanya pada ibunya.“Nah, besok kalau sudah menikah pagi-pagi sudah harus masak. Banyak latihan sekarang, Kay...” ucap ibunya lembut.“Iya, Bu... Kalau nggak masak beli Bu, kan di Jogja tempat mas Dicky kota jadi pasti banyak yang jualan sarapan.” Jawab Kayla senang dengan impiannya.“Terus mau bangun siang? Lagi pula apa kamu tidak malu sama mertua kamu nanti?” Bu Murni mencoba mengingatkan.“Mama baik banget kok, Bu...”“Baik bukan berarti kamu bisa ngelunjak kan, Kay? Apalagi kamu pernah bilang kalau ibunya Dicky suka masak. Itu artinya kamu jadi mantunya itu juga harus bisa.” Nasehat Bu Murni pada anak gadisnya.“Hihihi... I

DMCA.com Protection Status