Share

Triangle

Penulis: Sky
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-26 10:34:17

Davee masih tampak rapi dengan Jas dan dasi yang dikenakannya pagi itu, Ia sudah mendengar kabar tentang kepulangan Jack dari rumah sakit dan tukang marah itu tak kunjung menelponnya.

Ia sengaja menghampiri Jack ke rumahnya sebelum kembali ke mansionnya setiba di Meksiko meskipun dia belum sempat beristirahat. Membawa kabar gembira dan angin segar mengenai perusahaan bahwa semuanya berjalan mulus sesuai harapan.

Sepagi ini Ammy telah berada di kediaman Jack, tampak menikmati hidangan saat Emely membuka pintu.  Jack terlihat sehat. Jauh lebih baik dari pada saat dia pergi hampir seminggu lalu. Ia mengendurkan simpul dasi, melepas jas dan meletakkannya di lengan seraya menggulung lengan kemeja linennya.

Davee berdeham. Kesal karena sejoli itu tak lekas menyadari keberadaanya.

"Apa aku mengganggu?"

"Hai, Davee kau sudah kembali rupanya. Tentu saja tidak, kemarilah, Amigo (Kawan)!" jawab

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sorry, cause I Love You   Loyality

    Jack tampak gagah dengan setelan yang ia kenakan pagi itu, dasi motif garis-garis warna hijau tosca kian menambah aksen lembut pada tampilannya.Bekas luka di dahinya masih tampak begitu jelas meskipun sudah tidak menimbulkan rasa sakit. Rambut blonde terang itu telah berganti warna, Ammy yang mengubah warnanya beberapa hari lalu. Para karyawan National Company menyapanya dan menganggukkan kepala hormat kepada pimpinannya. Dibalas dengan lambaian tangan dengan ramah. Sebagian dari mereka menatap keheranan, sejak kapan sang CEO itu bersikap seramah itu?Ia menelusuri koridor kantornya. Menekan tombol saat memasuki elevator menuju ruangannya yang berada di lantai dua puluh. Jack menyunggingkan senyum saat mendapati Davee sudah berdiri di dalam elevator. Tidak ada siapa-siapa di sana, hanya mereka berdua. Mungkin karena masih terlalu pagi, oleh karena itu baru beberapa saja karyaw

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-27
  • Sorry, cause I Love You   Possessive

    Beberapa hari belakangan, Jack mulai disibukkan kembali dengan urusan kantor. Ammy yang tak lagi bekerja di bawah naungan National Company, kadang membuat Jack dihantui rasa rindu. Jack berbicara pada sambungan telepon siang itu, berharap akan bisa mengajak Ammy makan siang bersama."Amm, Aku akan menjemputmu. Kita makan siang bersama.""Jangan ke rumah, Querido (Sayang). Ayah sedang di rumah. Nanti aku kena marah. Lagi pula aku sedang tidak di rumah.""Oh ya? Memangnya kau sedang di mana?"Perasaan Jack tidak enak. Dua hari yang lalu adalah terakhir kali ia bertemu dengan Ammy. Rindu? Apa perlu ditanya? Bukan hanya rindu. Tapi hati Jack terus dihantui pikiran gilanya, sedang di mana Ammy berada? Sedangapa di sana? Bersama siapa? Rasanya sedikit kesal karena kesibukan membuatnya tak bisa bersua dengan Ammy."Di restoran ayahku. Aku bosan di rumah. Kau tahu, 'kan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-27
  • Sorry, cause I Love You   My Bitch

    Pertengakaran antara Ammy dan Jack dua hari lalu itu cukup mengganggu ketenangan di hati Jack. Ia berusaha memperbaiki semuanya, meskipun sebenarnya ia enggan mengakui bahwa semua adalah salahnya. Apa yang salah? Ia masih tak mengerti mengapa Ammy marah. Seharusnya dia yang marah. Ia sengaja pulang cepat dari kantor agar bisa segera menyelesaikan masalahnya dengan wanita pujaannya itu. Ia tak ingin membiarkan masalah ini menjadi berlarut-larut.Ia segera berganti pakaian, dengan langkah gegas kakinya berayun setelah ia menggunakan kaos lengan pendek warna hitam dan celana casual. Tidak ada rasa lelah jika itu tentang Ammy. Ya, sama sekali tak lelah meski belum sempat mengistirahatkan diri selepas jam kantor.Jack menekan tombol bel di pojok pagar rumah Ammy saat ia tiba. Langit seolah sedang menatapnya dingin dengan warna hitam melingkupinya. Mendung yang tak pernah hujan.Sadar tidak ada yang membuka pintu pagar, Jack kem

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-28
  • Sorry, cause I Love You   Past

    Cortez melayangkan tangannya, ingin menampar pipi Jack. Tapi sebelum telapak tangan itu menyentuh pipi Jack, tangan pria jangkung itu sudah lebih dulu menangkap tangannya."Minumannya, dokter." Seketika Ammy membuyarkan ketegangan di antara Jack dan Cortez. Pria itu menatap Ammy singkat kemudian melepaskan cekalannya pada tangan wanita itu."Kalian sedang apa?"Degh ...Darah Jack berdesir. Apa Ammy akan marah lagi padanya?"Tidak, seharusnya Jack membiarkan aku memeriksa kelopak matanya untuk melihat mungkin saja ia lemas atau kehilangan banyak darah, tapi kurasa sepertinya dia tidak nyaman. Jadi ... ya begitulah." Dokter muda itu mengedikkan bahu, berlanjut dengan mengemasi peralatan medisnya ke dalam tas. Ia tidak peduli apakah Ammy akan percaya pada alibi bodohnya atau tidak."Ini obatnya, dosisnya tiga kali sehari untuk antibiotik, dan pereda n

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-28
  • Sorry, cause I Love You   Birthmark

    Bob mengernyitkan dahi di ujung ruang penginapannya, memandangi sekeliling yang sedang diguyur hujan lewat jendela kaca. Rintik basah hujan mengembun di antara kaca jendela, mengaburkan penglihatannya pada objek yang bisa dilihat di luar sana. Aroma petrikor terhirup bersamaan udara yang memenuhi paru-parunya.Tiga hari tidak pulangmembuatnya sedikit merasa gelisah, apalagi ia harus berbohong pada Ammy dan beralasan sedang keluar kota untuk mencari pemasok bahan baku menu restoran. Padahal yang terjadi sesungguhnya adalah ia hanya wara-wiri menyusuri jalanan dan mencari di tempat-tempat yang mungkin saja disinggahi wanita itu. Wanita yang sempat memberitahukan mengenai putranya yang hilang.Kalau saja bisa, ia ingin sekali mengetahui di mana kediaman wanita itu kini. Sebab dialah satu-satunya saksi kunci perihal hilangnya putra

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-29
  • Sorry, cause I Love You   Companionship

    Jack terbaring di sofa panjang kamarnya. Kakinya masih terasa nyeri. Ia memutar sebuah lagu, berharap ia bisa menenangkan sedikit gejolak yang menguasai hatinya. Namun setiap bait lirik yang di dengarnya seolah semakin menjatuhkannya ke dasar lembah paling gelap. Ia mematikan musiknya, berbaring dengan lengan menutup kedua matanya.Ia mengembuskan napasnya, dadanya terasa sesak. Cortez telah benar-benar mengacaukan pikirannya. Ia berpindah posisi, duduk kemudian sengaja meletakkan rahangnya di atas meja.Terdengar ketukan pintu membuat Jack menyahut dengan malas."Masuk, tidak dikunci.""Makan malam Anda, Tuan muda."Emely mengganggu lamunannya. Menaruh makan malam tuannya itu di atas nakas. Jack masih bergeming, seperti tidak berminat pada makanan yang disuguhkan Emely.Belum lama Emely keluar, Pintu kembali diketuk. Jack berdecak kesal, baru saja ia mengubah posisinya untuk kemb

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-30
  • Sorry, cause I Love You   Drama?

    Sejenak Davee membuka tirai kamarnya. Matanya melayangkan pandangan ke sekitar, sementara tangan kirinya menempelkan benda pipih di telinganya."Aku sudah tahu mengenai itu, jadi kau hanya harus mencari tahu tentang putrinya saja. Aku sangat yakin putri dokter keparat itu belum mati. Ada temuan unggahan fotonya di laman instagram sebuah akun. Kau selidiki juga akun Gabriela Olathe Rosamaria. Jika benar yang ada di foto itu Lenka, artinya Miguel Keiv D'lyncoln memalsukan kematian putrinya untuk menyembunyikan keberadaanya. Laki-laki itu sangat licik. Sayangnya mudah saja aku menebak jalan pikirannya.""Kurasa kau lebih pintar darinya, Davee.""Tentu saja, aku putra dari bajingan Hans. Jadi harusnya kau tidak heran jika aku memiliki insting yang mirip dengannya. Kabari aku jika kau menemukan sesuatu."Davee menggenggam erat telepon pintarnya setelah sambungan telepon itu berakhir. Miguel adala

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-31
  • Sorry, cause I Love You   Slipping

    "Te amo Ammy (aku mencintaimu, Ammy). Ayolah, kumohon! Eres perfecta para mí, si tu vida sin dramas (kamu sempurna bagiku, jika hidupmu tanpa drama)."Plak.......Satu tamparan mendarat di pipi Jack. Kenapa lagi ini? Apa dia salah bicara?"Apa katamu? Drama?" Ammy menatap tajam manik cokelat Jack diikuti amarah yang membuncah dalam dada. Jack mengatainya drama? Yang benar saja! Ia mengarahkan telunjuknya ke wajah Jack,"Te amo, Jack. ¡Pero te odio! ¿Sabes cómo me siento? (Aku mencintaimu Jack. Tapi aku membencimu! Apakah kau tahu bagaimana perasaanku?)” ucapnya tampak sedih."Aku tahu, Amm. Tapi cobalah mengerti."“KAU YANG SEHARUSNYA MENGERTI.”Ammy tetap melangkah pergi setelah kalimat itu meluncur bebas dari lidahnya dengan lantang. Tak peduli Jack yang terus mengejar. Hingga sebuah taksi lebih dulu

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-31

Bab terbaru

  • Sorry, cause I Love You   Love and Eternity

    ****Gadis itu menatap lurus ke depan dengan wajah datar tak berekspresi. Memilih untuk tidak membuka suara untuk bercakap-cakap dengan pria asing di sampingnya, sampai tibalah pada sebuah apotek di tepi jalan."Sebenarnya kau mau ke mana, Nona?" Pertanyaan itu yang mengiringi Lenka keluar dari taxi disusul pria itu dengan membawa koper si gadis."Berikan koperku, kau bukan sopirku!" Kata Lenka dingin."Bahkan kakimu sedang sakit. Aku hanya membantunya." Pria itu meletakkan koper itu di pinggir tempat duduk yang berjajar di tepi jalan."Tunggulah sebentar, aku akan membeli obat." Lenka mengangguk, sesaat kemudian pria itu menjauh menuju apotek.Kecamuk di hati Lenka tak juga surut. Ammy kritis, bukankah seharusnya sebagai seorang teman dia juga memiliki rasa peduli? jika hari ini hal buruk terjadi, tidakkah ia menyesal telah mem

  • Sorry, cause I Love You   Give and Gone

    Perasaan Jack campur aduk, ruang ICU? Ammy kritis? Semua ini terjadi pada hari ulang tahun Ammy? Demi apa?!Ia turut melangkahkan kaki saat brankar dorong itu membawa tubuh Ammy menuju ruangan lain. Ia tidak diperbolehkan masuk hingga beberapa saat, masuk pun dibatasi. Ia hanya boleh melihat Ammy di ruang tunggu yang tersekat kaca tebal di sana. Memandangi istrinya yang sedang tergeletak tidak berdaya. Hatinya terasa sangat sakit.Ammy, kenapa bukan aku saja yang di sana? Bolehkah aku mengantikanmu?Masih sibuk dengan kecamuk dalam hatinya, dering telepon membuyarkan pikirannya yang begitu jauh berkelana."Apa? Jatuh dari tangga? Kritis? Fuck! Apalagi ini!""Kemarilah, selamatkan Peter ... persediaan darah di sini sedang kosong sementara dia kehabisan banyak darah. Golongan darah Peter sama denganmu. Kumohon, Jack. Sekali ini saja, selamatkan putramu dan setelah ini aku j

  • Sorry, cause I Love You   Dangerous

    Kebersamaan dengan suaminya membuat wanita itu begitu bahagia, begitu bersemangat untuk melanjutkan hidup meskipun matanya sering kali tak lagi mampu mengabur. Dokter bilang itu hanya karena Setidaknya tanpa mata ia masih bisa melihat orang yang ia cintai tersenyum dalam khayal.Menikmati sore hari di Dandelion park, meniup bulir seringan kapas bunga dandelion yang mekar dalam pangkuan Jack, membuatnya seperti tak lagi berpijak pada bumi. Dunianya terasa lebih indah dari yang ia bayangkan. Membuatnya semakin ingin tinggal lebih lama di samping belahan hatinya.Sesekali Jack mencium pundak wanitanya, memejamkan mata untuk menyimpannya dalam memory agar terus ia miliki sampai kapanpun."Ceritakan bagaimana indahnya sunset, Jack. Aku tidak bisa melihatnya, maka jadilah mataku."Jack menghela napas panjang. Mencoba menetralkan perasaan yang berkecamuk di hatinya."Indah sekali, sep

  • Sorry, cause I Love You   Dont Leave me 2

    Jack melangkah menuju toilet, menyeka air matanya, ia cuci wajahnya sejenak di wastafel. Matanya masih meninggalkan warna merah. Menuju ruang rawat Ammy kaki jenjang itu nampak skeptis mengeja langkah.Derap sepatu kets nya terdengar samar - samar. Ia menatap dalam - dalam wajah istrinya saat tangannya membuka daun pintu. Merebahkan tubuhnya pada sisi Ammy. Bed pasien yang sempit itu membuat jarak nyaris tak ada di antara keduanya. Ia peluk tubuh istrinya, ia nikmati aroma tubuh yang terhidu jelas menyentuh inderanya. Setitik air mata kembali lolos menjatuhkan diri.Tetaplah seperti ini, Ammy. Kumohon! Hiduplah lebih lama di sisiku."Jack." Suara lirih Ammy terdengar lemah, ia meraba - raba wajah suaminya."Aku takut, Jack. Ini gelap sekali. Aku tidak bisa melihatmu, bagaimana kalau aku lupa wajahmu? Bagaimana aku bisa mati dengan tenang saat aku tidak bisa melihatmu lebih lama untuk bekalku pergi

  • Sorry, cause I Love You   Dont Leave me, Ammy

    Mengembuskan napas putus asa, hanya rasa nyeri yang bisa ia rasakan di sekujur raganya, saat ia tahu Ammy kesulitan berjalan dan menabrak meja makan malam itu."Apa yang terjadi?""Tidak tahu, tiba-tiba gelap." Jawabnya."Kita ke rumah sakit." Tanpa banyak basa-basi, pria itu membopong istrinya menuju mobil, mendudukkannya di jok depan dan dia mengambil tempat di kursi kemudi. Wanita itu mengusap-usap matanya sejenak. Mengerjapkan mata lalu pandangannya kembali untuk sekejap kemudian memburam lagi."Apa yang terjadi, Noah?" Tanyanya setelah dr. Noah memeriksa keadaan Ammy. Jack sengaja berbicara empat mata dengan Noah agar Ammy tidak mendengar tentang apa yang ia alami. Apalagi jika mungkin yang akan disampaikan Noah adalah hal yang kurang mengenakkan."Pengobatan harus segera dilakukan. Bayi Ammy harus segera dilahirkan. Usianya sudah genap tujuh bulan artinya bayi itu akan bisa bertahan

  • Sorry, cause I Love You   Lovely Day

    Membaringkan tubuh Lenka, melepaskan pakaiannya satu per satu. Ia menyadari betapa gadis itu tampak semakin kurus saja.Menggantikan pakaiannya, ia seka tubuh polos itu dengan hati - hati seolah tubuh itu hiasan kaca yang mudah pecah. Ia menelpon dokter, setelah dokter memeriksanya memberikan obat, selesai. Dokter hanya bilang bahwa Lenka sedang stres berat dan butuh istirahat. Ia menungguinya dengan sabar. Berharap wanita itu akan bangun setelahnya. Lalu biarlah gadis itu memakinya, menamparnya atau meludahinya asal dia tidak pergi. Asal kata maaf tak lagi menjadi hal mustahil baginya.Stres berat? Seharusnya dia mengabaikan gadis itu, kenapa ia tidak pernah berpikir tentang seberapa rapuh gadis itu, ke mana saja dia selama ini?Yang ia tahu Lenka gadis kuat, yang tidak dengan mudah tumbang hanya dengan cinta seperti ini. Ia baru sadar seberapa berarti hadirnya untuk wanita itu.

  • Sorry, cause I Love You   Make Peace

    Surai lurus sebahu itu tertiup angin sepoi senja. Bersamaan dengan bulir air mata yang menetes membasahi pipinya, tak membawa apa pun kecuali baju yang menempel di tubuh dan boneka pinguin kecil di tangannya. Boneka pemberian kekasih yang katanya mengambarkan sebuah kesetian. Ia tersenyum miris, seperti inikah kesetiaan yang pria itu janjikan? Menuju sebuah rumah yang tak lagi asing baginya, ia tahu dulu tempat itu adalah rumahnya. Rumah yang saat ini hanya menjadi luka baginya.Memasukinya, derai air matanya semakin membajir tatkala menapakkan kakinya di lantai marmer meskipun baru sejengkal saja ia memijak.Rumah itu meninggalkan begitu banyak kenangan, di mana dulu sumber kehangatan dan kasih sayang berada di dalamnya. Dia tidak memiliki siapa - siapa sekarang.Ia menuju ruang tengah rumah itu, mendapati sebuah foto keluarga yang masih tersisa dan terpajang di dinding pucat. Menutup rapat mulutnya deng

  • Sorry, cause I Love You   Meet the Son

    Wanita itu menatap sengit kepada Jack. Menuntut sebuah pengakuan."Kau minta bukti bahwa dia putramu, kan? Aku sudah membuktikannya, apakah kau masih menyangkalnya?"Pria itu terduduk lemas, pandangannya nanar. Apa yang harus ia katakan pada istrinya? Menghirup napas dalam, tangannya meremas selembar kertas hasil tes DNA yang diberikan Evelyn beberapa menit lalu."Temui dia, Jack.""Kumohon, jangan sekarang, Eve."Ia memejamkan mata, menyugar rambut dan menjambaknya hingga terasa panas tarikan di kulit kepalanya."Ini bukan tentang kita, Jack. Ini tentang anak kita." Suara Evelyn terdengar tulus. Tapi pun sangat tak ingin ia dengar seandainya ia boleh memilih."Kenapa kau lakukan ini padaku, Eve? Saat kau memilih pergi, seharusnya kau tidak lagi kembali.""Kenyataan memaksaku kembali, Jack. Peter membutuhkanmu.""Lalu kau pikir

  • Sorry, cause I Love You   Worried

    Rasa gusar bertahta paling tinggi melingkupi pikiran Jack. Evelyn benar-benar merusak segalanya. Ia menarik tangan Evelyn kuat-kuat, menyeretnya masuk ke mobil kemudian membawanya ke sebuah tempat. Tempat itu sangat sepi, tempat yang tak familiar bagi Evelyn karena pemandangan yang terlihat hanya tampak seperti hutan di sisi kiri kanan jalan.Iya menepikan mobilnya, menyeret tangan Evelyn kembali lalu mengentaknya kasar saat telah tiba di depan mobilnya sampai wanita itu telungkup di kap mobil tersebut, ia mendekat, manik mata mereka saling bertabrakan sarat permusuhan. Seandainya saja dia bukan wanita, pasti ia sudah menghajarnya. Tapi ini Evelyn Agraciana Forbes, wanita yang pernah mengukir sejarah indah bersamanya meski berujung pahit."Apa maumu, Eve?""Aku sudah bilang, ini semua demi Peter.""Buktikan siapa Peter, jika benar dia lahir dari benihku maka aku akan bertanggung jawab atas semu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status