Share

Doubt

Author: Sky
last update Last Updated: 2021-10-19 12:00:53

Bob mendatangi Hans yang sedang bersantai di sebuah single chair yang berada di penthouse miliknya.

"Ada apa kau mengundangku?"

"Ada banyak hal yang ingin kubahas denganmu, Bob. Kurasa kau merindukan permainan ini. Begitu lama aku menunggu saat-saat seperti ini." Hans mengembuskan asap rokoknya ke wajah Bob.

"Aku tidak  punya banyak waktu meladeni bandit gila sepertimu, Hans. Saat aku tahu Jack putramu. Aku akan berusaha memisahkan dia dengan putriku apa pun caranya."

"Seriously? Kau lemah, Bob. Apa yang bisa kau lakukan?"

"Sudahi semuanya, Hans. Kupikir saat kau menghancurkan Lindsey Medica hospital, dendammu sudah selesai. Tapi kau begitu buas dan beringas."

Hans menyeringai.

"Kau tahu bagaimana aku menghancurkan kredibilitas <
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Sorry, cause I Love You   Wound

    Bob mendatangi Hans yang sedang bersantai di sebuah single chair yang berada di penthouse miliknya."Ada apa kau mengundangku?""Ada banyak hal yang ingin kubahas denganmu, Bob. Kurasa kau merindukan permainan ini. Begitu lama aku menunggu saat-saat seperti ini." Hans mengembuskan asap rokoknya ke wajah Bob."Aku tidak punya banyak waktu meladeni bandit gila sepertimu, Hans. Saat aku tahu Jack putramu. Aku akan berusaha memisahkan dia dengan putriku apa pun caranya.""Seriously? Kau lemah, Bob. Apa yang bisa kau lakukan?""Sudahi semuanya, Hans. Kupikir saat kau menghancurkan Lindsey Medica hospital, dendammu sudah selesai. Tapi kau begitu buas dan beringas."Hans menyeringai."Kau tahu bagaimana aku menghancurkan kredibilitas

    Last Updated : 2021-10-19
  • Sorry, cause I Love You   Business Trip

    "Selamat pagi, Tuan Williams Graham."Ia terperanyak, siapakah gerangan yang datang? Tak ada yang memanggilnya dengan panggilan seperti itu di kantor ini.Ia memutar kepalanya untuk menyisir suara asing siapa yang sedang menyapanya. Kemudian ia menekan tombol remote control untuk membuka pintu."Tuan Davee meminta saya untuk mengantarkan dokumen ini. Inisurat tertulis dari ELS Group. Ada beberapa produk kita yang menurut mereka tidak sesuai kesepakatan.Mereka bilang produk kita memiliki kualitas di bawah kualitas pemesanan. Pihak ELS Gruop menuntut ganti rugi atas hal ini. Mereka menunggu itikad baik dari kita, jika dalam tiga hari tidak ada itikad baik dari pihak kita maka mereka akan mengajukan somasi," wanita itu menjeda ucapannya sejenak, menyodorkan sebuah dokumen sembari meminta Jack membacanya. Ia mencuri pandan

    Last Updated : 2021-10-19
  • Sorry, cause I Love You   Blood

    Tengah sibuk menyiapkan keberangkatannya ke Philippines untuk menyelesaikan masalah bisnisnya, Jack menatap sebentar potret Ammy yang terpajang di meja panjangnya. Padahal masalahnya dengan Ammy kemarin belum sempat menemui jalan keluar dan kini ia harus meninggalkannya beberapa hari ke depan. Ia mendesah berat. Rasanya berat meninggalkan Meksiko dan Ammy."Aku akan merindukamu, Mi Amante," ucapnya seraya mengusap potret Ammy.Ia menyiapkan beberapa dokumen penting, memberikannya kepada salah seorang maid dan meminta mereka memilihkan tuxedo terbaiknya untuk perjalanan bisnisnya. Namun aktivitasnya terjeda sesaaat ketika ponselnya berdering, menatap layar ponsel dan hanya mendapatkan tulisan nomor tidak diketahui.Jack menekan tombol menerima panggilan, teriakan tak jelas seorang wanita menggema melengking di ujung saluran telepon, rintihan kesakitan. Apa ya

    Last Updated : 2021-10-19
  • Sorry, cause I Love You   Clue

    Ammy berjalan mondar-mandir saat Jack ditangani di ruang IGD. Untung saja ia sempat menghubungi Davee dan meminta bantuannya. Gara-gara dia, kekasihnya harus babak belur seperti ini. Rasa bersalah kini bercokol di hatinya. Benar, semuanya gara-gara dia.Davee menggenggam tangan Ammy sejenak. Mengusap punggung tangannya."Tenanglah, semuanya akan baik-baik saja!" hibur Davee saat wajah gadis itu tampak lesu dan pucat pasi."Aku takut, Davee. Dia terlihat begitu lemah." Mata Ammy mengerjap, tak henti-henti melelehkan butiran bening dari ekor matanya. Seharusnya Jack tak datang. Seharusnya dia yang berada di dalam, dan biarlah begitu adabya asal bukan Jack yang terbaring di sana."Jack laki-laki yang kuat. Kau harus percaya itu. Dia tidak akan menyerah dan meninggalkanmu begitu saja, kau hanya perlu tahu, tidak akan semudah itu kehilangan dia.""Batas akhir negoisasi denga

    Last Updated : 2021-10-20
  • Sorry, cause I Love You   Wake up

    Hari- hari merayap lambat, namun dengan sendirinya bergerak berganti nama. Mudah saja bagi bumi berotasi untuk mencapai putaran dua puluh empat jam.Ammy masih setia di bed pasien Jack. Matanya balutnya melukiskan kesedihan yang tak terucap. Entah berapa banyak air mata yang telah tumpah. Namun Jack belum juga tersadar dari tidur panjangnya."Jack, bangunlah. Aku membutuhkanmu."Ia menggenggam tangan pria jangkung yang terlentang dengan selang infus dan dengan selang oksigen melengkapinya. Jika saja bisa, ingin sekali rasanya ia bertukar tempat dengan Jack.Ammy merintih, air matanya berjatuhan dan membasahi punggung tangan Jack, terperanjat saat melihat pria lemah di hadapannya itu menggerakkan telunjuknya. Betapa kaget ia melihat pria itu telah membuka mata. Ia melemparkan sepotong senyum seraya menyapu rambut Ammy penuh kelembutan. Dengan te

    Last Updated : 2021-10-20
  • Sorry, cause I Love You   Warning, Miguel

    Ammy membantu Jack mengemas barang-barangnya dari rumah sakit saat mendengar bahwa Jack diperbolehkan pulang hari itu. Ia meminta bantuan kepada Doughlas Maldonano untuk membawa barang-barang itu pulang sebab Jack yang keras kepala itu tak ingin langsung pulang ke rumah. Dan Ammy harus menurut saat Jack bertingkah layaknya bayi besar yang merengek agar Ammy membawanya berjalan-jalan untuk menikmati kepulangannya. "Aku senang bisa pulang hari ini. Kau tahu, berbaring di rumah sakit lebih dari seminggu itu melelahkan." Jack berbicara begitu bersemangat. "Siap dengan petualangan baru?" imbuhnya. "Kau bercanda, kau tetap harus istirahat, 'kan, Mr. CEO." "Ya, aku akan banyak istirahat dipelukanmu, apalagi yang kubutuhkan selain itu? Aku kuat, bahkan jika kau memberiku jatah hari ini." Ia tersenyum nakal. Ammy mencubit kecil pipi Jack. Lalu mengacak rambutnya gemas. Setelah selesai berkemas mereka m

    Last Updated : 2021-10-20
  • Sorry, cause I Love You   Damn, I Love You

    Cuaca sore yang sejuk meniupkan angin surga, mengalir seperti alunan yang disenandungkan para malaikat. Silent beach, adalah tempat yang benar-benar mereka rindukan.Mereka saling bergandengan sepanjang jalan, seperti biasa mengendarai sepeda dari rental sepeda dan membonceng Ammy menjadi hal yang paling menyenangkan bagi Jack."Aku mengkhawatirkanmu. Apa kau akan baik- baik saja?" Ammy mengarahkan maniknya pada kekasihnya sekilas."Bahkan benang di dahimu belum dilepas," imbuhnya."Ayolah, aku sudah sehat. Kau dengar sendiri, dr. Grace bilang baru bisa dilepas minggu depan." Jack menunjuk ke arah boncengan dengan dagunya. "Naiklah ke boncengan," paksanya."Jika kau kenapa-kenapa aku bisa mati menyesal nanti, Jack!" sungut Ammy."Kau akan menyesal jika tidak menurut."Jack menarik tangan Ammy. Mendudukannya di boncengan lalu melingkarkan tangan Ammy

    Last Updated : 2021-10-24
  • Sorry, cause I Love You   Triangle

    Davee masih tampak rapi dengan Jas dan dasi yang dikenakannya pagi itu, Ia sudah mendengar kabar tentang kepulangan Jack dari rumah sakit dan tukang marah itu tak kunjung menelponnya.Ia sengaja menghampiri Jack ke rumahnya sebelum kembali ke mansionnya setiba di Meksiko meskipun dia belum sempat beristirahat. Membawa kabar gembira dan angin segar mengenai perusahaan bahwa semuanya berjalan mulus sesuai harapan.Sepagi ini Ammy telah berada di kediaman Jack, tampak menikmati hidangan saat Emely membuka pintu. Jack terlihat sehat. Jauh lebih baik dari pada saat dia pergi hampir seminggu lalu. Ia mengendurkan simpul dasi, melepas jas dan meletakkannya di lengan seraya menggulung lengan kemeja linennya.Davee berdeham. Kesal karena sejoli itu tak lekas menyadari keberadaanya."Apa aku mengganggu?""Hai, Davee kau sudah kembali rupanya. Tentu saja tidak, kemarilah, Amigo (Kawan)!" jawab

    Last Updated : 2021-10-26

Latest chapter

  • Sorry, cause I Love You   Love and Eternity

    ****Gadis itu menatap lurus ke depan dengan wajah datar tak berekspresi. Memilih untuk tidak membuka suara untuk bercakap-cakap dengan pria asing di sampingnya, sampai tibalah pada sebuah apotek di tepi jalan."Sebenarnya kau mau ke mana, Nona?" Pertanyaan itu yang mengiringi Lenka keluar dari taxi disusul pria itu dengan membawa koper si gadis."Berikan koperku, kau bukan sopirku!" Kata Lenka dingin."Bahkan kakimu sedang sakit. Aku hanya membantunya." Pria itu meletakkan koper itu di pinggir tempat duduk yang berjajar di tepi jalan."Tunggulah sebentar, aku akan membeli obat." Lenka mengangguk, sesaat kemudian pria itu menjauh menuju apotek.Kecamuk di hati Lenka tak juga surut. Ammy kritis, bukankah seharusnya sebagai seorang teman dia juga memiliki rasa peduli? jika hari ini hal buruk terjadi, tidakkah ia menyesal telah mem

  • Sorry, cause I Love You   Give and Gone

    Perasaan Jack campur aduk, ruang ICU? Ammy kritis? Semua ini terjadi pada hari ulang tahun Ammy? Demi apa?!Ia turut melangkahkan kaki saat brankar dorong itu membawa tubuh Ammy menuju ruangan lain. Ia tidak diperbolehkan masuk hingga beberapa saat, masuk pun dibatasi. Ia hanya boleh melihat Ammy di ruang tunggu yang tersekat kaca tebal di sana. Memandangi istrinya yang sedang tergeletak tidak berdaya. Hatinya terasa sangat sakit.Ammy, kenapa bukan aku saja yang di sana? Bolehkah aku mengantikanmu?Masih sibuk dengan kecamuk dalam hatinya, dering telepon membuyarkan pikirannya yang begitu jauh berkelana."Apa? Jatuh dari tangga? Kritis? Fuck! Apalagi ini!""Kemarilah, selamatkan Peter ... persediaan darah di sini sedang kosong sementara dia kehabisan banyak darah. Golongan darah Peter sama denganmu. Kumohon, Jack. Sekali ini saja, selamatkan putramu dan setelah ini aku j

  • Sorry, cause I Love You   Dangerous

    Kebersamaan dengan suaminya membuat wanita itu begitu bahagia, begitu bersemangat untuk melanjutkan hidup meskipun matanya sering kali tak lagi mampu mengabur. Dokter bilang itu hanya karena Setidaknya tanpa mata ia masih bisa melihat orang yang ia cintai tersenyum dalam khayal.Menikmati sore hari di Dandelion park, meniup bulir seringan kapas bunga dandelion yang mekar dalam pangkuan Jack, membuatnya seperti tak lagi berpijak pada bumi. Dunianya terasa lebih indah dari yang ia bayangkan. Membuatnya semakin ingin tinggal lebih lama di samping belahan hatinya.Sesekali Jack mencium pundak wanitanya, memejamkan mata untuk menyimpannya dalam memory agar terus ia miliki sampai kapanpun."Ceritakan bagaimana indahnya sunset, Jack. Aku tidak bisa melihatnya, maka jadilah mataku."Jack menghela napas panjang. Mencoba menetralkan perasaan yang berkecamuk di hatinya."Indah sekali, sep

  • Sorry, cause I Love You   Dont Leave me 2

    Jack melangkah menuju toilet, menyeka air matanya, ia cuci wajahnya sejenak di wastafel. Matanya masih meninggalkan warna merah. Menuju ruang rawat Ammy kaki jenjang itu nampak skeptis mengeja langkah.Derap sepatu kets nya terdengar samar - samar. Ia menatap dalam - dalam wajah istrinya saat tangannya membuka daun pintu. Merebahkan tubuhnya pada sisi Ammy. Bed pasien yang sempit itu membuat jarak nyaris tak ada di antara keduanya. Ia peluk tubuh istrinya, ia nikmati aroma tubuh yang terhidu jelas menyentuh inderanya. Setitik air mata kembali lolos menjatuhkan diri.Tetaplah seperti ini, Ammy. Kumohon! Hiduplah lebih lama di sisiku."Jack." Suara lirih Ammy terdengar lemah, ia meraba - raba wajah suaminya."Aku takut, Jack. Ini gelap sekali. Aku tidak bisa melihatmu, bagaimana kalau aku lupa wajahmu? Bagaimana aku bisa mati dengan tenang saat aku tidak bisa melihatmu lebih lama untuk bekalku pergi

  • Sorry, cause I Love You   Dont Leave me, Ammy

    Mengembuskan napas putus asa, hanya rasa nyeri yang bisa ia rasakan di sekujur raganya, saat ia tahu Ammy kesulitan berjalan dan menabrak meja makan malam itu."Apa yang terjadi?""Tidak tahu, tiba-tiba gelap." Jawabnya."Kita ke rumah sakit." Tanpa banyak basa-basi, pria itu membopong istrinya menuju mobil, mendudukkannya di jok depan dan dia mengambil tempat di kursi kemudi. Wanita itu mengusap-usap matanya sejenak. Mengerjapkan mata lalu pandangannya kembali untuk sekejap kemudian memburam lagi."Apa yang terjadi, Noah?" Tanyanya setelah dr. Noah memeriksa keadaan Ammy. Jack sengaja berbicara empat mata dengan Noah agar Ammy tidak mendengar tentang apa yang ia alami. Apalagi jika mungkin yang akan disampaikan Noah adalah hal yang kurang mengenakkan."Pengobatan harus segera dilakukan. Bayi Ammy harus segera dilahirkan. Usianya sudah genap tujuh bulan artinya bayi itu akan bisa bertahan

  • Sorry, cause I Love You   Lovely Day

    Membaringkan tubuh Lenka, melepaskan pakaiannya satu per satu. Ia menyadari betapa gadis itu tampak semakin kurus saja.Menggantikan pakaiannya, ia seka tubuh polos itu dengan hati - hati seolah tubuh itu hiasan kaca yang mudah pecah. Ia menelpon dokter, setelah dokter memeriksanya memberikan obat, selesai. Dokter hanya bilang bahwa Lenka sedang stres berat dan butuh istirahat. Ia menungguinya dengan sabar. Berharap wanita itu akan bangun setelahnya. Lalu biarlah gadis itu memakinya, menamparnya atau meludahinya asal dia tidak pergi. Asal kata maaf tak lagi menjadi hal mustahil baginya.Stres berat? Seharusnya dia mengabaikan gadis itu, kenapa ia tidak pernah berpikir tentang seberapa rapuh gadis itu, ke mana saja dia selama ini?Yang ia tahu Lenka gadis kuat, yang tidak dengan mudah tumbang hanya dengan cinta seperti ini. Ia baru sadar seberapa berarti hadirnya untuk wanita itu.

  • Sorry, cause I Love You   Make Peace

    Surai lurus sebahu itu tertiup angin sepoi senja. Bersamaan dengan bulir air mata yang menetes membasahi pipinya, tak membawa apa pun kecuali baju yang menempel di tubuh dan boneka pinguin kecil di tangannya. Boneka pemberian kekasih yang katanya mengambarkan sebuah kesetian. Ia tersenyum miris, seperti inikah kesetiaan yang pria itu janjikan? Menuju sebuah rumah yang tak lagi asing baginya, ia tahu dulu tempat itu adalah rumahnya. Rumah yang saat ini hanya menjadi luka baginya.Memasukinya, derai air matanya semakin membajir tatkala menapakkan kakinya di lantai marmer meskipun baru sejengkal saja ia memijak.Rumah itu meninggalkan begitu banyak kenangan, di mana dulu sumber kehangatan dan kasih sayang berada di dalamnya. Dia tidak memiliki siapa - siapa sekarang.Ia menuju ruang tengah rumah itu, mendapati sebuah foto keluarga yang masih tersisa dan terpajang di dinding pucat. Menutup rapat mulutnya deng

  • Sorry, cause I Love You   Meet the Son

    Wanita itu menatap sengit kepada Jack. Menuntut sebuah pengakuan."Kau minta bukti bahwa dia putramu, kan? Aku sudah membuktikannya, apakah kau masih menyangkalnya?"Pria itu terduduk lemas, pandangannya nanar. Apa yang harus ia katakan pada istrinya? Menghirup napas dalam, tangannya meremas selembar kertas hasil tes DNA yang diberikan Evelyn beberapa menit lalu."Temui dia, Jack.""Kumohon, jangan sekarang, Eve."Ia memejamkan mata, menyugar rambut dan menjambaknya hingga terasa panas tarikan di kulit kepalanya."Ini bukan tentang kita, Jack. Ini tentang anak kita." Suara Evelyn terdengar tulus. Tapi pun sangat tak ingin ia dengar seandainya ia boleh memilih."Kenapa kau lakukan ini padaku, Eve? Saat kau memilih pergi, seharusnya kau tidak lagi kembali.""Kenyataan memaksaku kembali, Jack. Peter membutuhkanmu.""Lalu kau pikir

  • Sorry, cause I Love You   Worried

    Rasa gusar bertahta paling tinggi melingkupi pikiran Jack. Evelyn benar-benar merusak segalanya. Ia menarik tangan Evelyn kuat-kuat, menyeretnya masuk ke mobil kemudian membawanya ke sebuah tempat. Tempat itu sangat sepi, tempat yang tak familiar bagi Evelyn karena pemandangan yang terlihat hanya tampak seperti hutan di sisi kiri kanan jalan.Iya menepikan mobilnya, menyeret tangan Evelyn kembali lalu mengentaknya kasar saat telah tiba di depan mobilnya sampai wanita itu telungkup di kap mobil tersebut, ia mendekat, manik mata mereka saling bertabrakan sarat permusuhan. Seandainya saja dia bukan wanita, pasti ia sudah menghajarnya. Tapi ini Evelyn Agraciana Forbes, wanita yang pernah mengukir sejarah indah bersamanya meski berujung pahit."Apa maumu, Eve?""Aku sudah bilang, ini semua demi Peter.""Buktikan siapa Peter, jika benar dia lahir dari benihku maka aku akan bertanggung jawab atas semu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status