Akhirnya dokter memutuskan untuk melakukan tindakan operasi karena Savana sudah tidak bisa lagi menahan rasa sakit yang dideritanya dan itu akan membahayakan bayi yang ada di dalam kandungannya jika tidak segera dilakukan tindakan operasi.Savana sekarang tidak sadarkan diri, sementara itu di luar ruangan Tias terus berdoa agar sahabatnya itu bisa melakukan operasi dengan lancar tanpa ada hambatan sedikitpun. "Duh degdegan banget semoga Savana enggak apa-apa," batin tias sambil terus memantau Savana dari balik jendela meskipun tidak terlihat dengan jelas. ia juga bingung harus berbuat apa, Apakah ia harus menghubungi keluarga Savana sedangkan Savana sendiri sudah melarangnya untuk menghubungi keluarga dari pihak dirinya namun ia kembali berpikir jika keluarga Savana tidak ada yang mengetahui kondisinya saat ini pasti mereka akan sangat terkejut dan merasa sangat khawatir jika tahu mendadak."Duh gue jadi bingung nih, disatu sisi kasihan sendiri gue lihat Savana namun disisi lain Sava
Dipagi yang cerah ini Mama Maia sedang menemani Papah Rangga diatas kursi rodanya, semakin hari kesehatan Papah Rangga sudah lumayan cukup baik meskipun belum benar-benar sembuh sepenuhnya. "Semoga aja kamu cepet sembuh ya Pah, bisa kaya dulu lagi," ucap Mama Maia memberikan semangat pada suaminya dan langsung dibalas senyuman manis oleh Papah Rangga."Sekarang kamu harus rajin terapi dan minum obatnya jangan lupa ya harus konsisten pokonya aku pengen cepet-cepet kamu sembuh," lanjut Mama Maia pada suaminya.Sementara itu saat ini Maura baru saja bangun tidur dan ia cukup terkejut ketika ada yang menelponnya dan mengabari jika Savana sudah melahirkan bayi perempuan yang sangat cantik."Aduh! Kak Savana udah lahiran?" batin Maura terkejut.Ia takut jika anak yang ada dalam kandungan Savana lahir itu justru membuat hubungan dirinya dengan Aksa kembali menjauh. "Duh gimana kalau anak itu lahir terus Aksa jadi deket lagi sama Kak Savana dan semakin jauh sama gue?" gumam Maura merasa khawa
Setelah memakan perjalanan yang cukup panjang akhirnya Maura sampai juga di kantor polisi dan ia segera menemui Savana di rumah sakit kantor kepolisian, ia datang dengan terburu-buru dan ia pun langsung menemui Savana melihat kedatangan Maura, Savana langsung menatap wajah adiknya itu dengan tatapan kosong sementara itu Maura langsung menyapa Savana."Hai Kak gimana kondisi Lo? Baik-baik aja kan?" tanya Maura pada Savana."Ya beginilah, Maura," jawab Savana yang masih merasakan sakit akibat melahirkan.Sebenarnya disatu sisi ia juga merasa bahagia karena bayi yang selama ini ia tunggu-tunggu kehadirannya akhirnya terlahir dengan selamat meskipun harus dibawa ke ruangan khusus karena bayi yang ada di dalam perutnya lahir dalam kondisi prematur."Sekarang mana bayi Lo?" tanya Maura keheranan."Dia tadi dibawa sama dokter keruangan khusus karena dia terlahir prematur," jawab Savana. "Oh gitu ya Kak," sahut Maura."Yaudah gue cuma pengen nengok bayi lo dan gue juga pengen tahu kondisi lo
Baru saja Maura akan pergi keluar karena sudah selesai menjenguk Savana tiba-tiba ia berpapasan dengan Aksa dan juga Mama Devi serta Papah Vino, ia pun langsung merasa terkejut. "Astaga!" ucap Maura secara spontan, dalam hatinya itu kejut terheran-heran."Kenapa Aksa dan juga orang tuanya datang ke sini dan kenapa bisa mereka sampai tahu jika Savana sudah melahirkan?" batin Maura dalam hatinya ketika berpapasan langsung dengan Mama Devi dan juga Papah Vino.Maura langsung menyapa Aksa dan orangtuanya begitu juga dengan Aksa yang langsung menyapa Maura."Maura kamu juga disini? Pasti kamu sudah menjenguk Savana dan juga bayinya ya?" tanya Aksa sambil menatap wajah Maura yang terlihat sangat gugup."Iya aku baru aja jenguk Kak Savana tapi sayang bayinya baru lahir udah masuk ruangan khusus, karena bayinya lahir prematur," jelas Maura mencoba menutupi kegugupannya, ia berusaha mencoba untuk tenang dan rileks di hadapan Aksa dan juga kedua orang tuanya. "Oh jadi gitu ya," ucap Mama Dev
"Yaudah Mama sama Papah mau keluar sebentar ya kalain berdua silahkan ngobrol," ucap Mama Devi yang merasa jika Aksa dan Savana memang sebenarnya harus berbicara tentang bagaimana hubungan mereka kedepannya. Mama Devi dan juga Papah Vino segera langsung ergi keluar sementara itu sekarang ini Aksa hanya dapat terdiam begitu juga dengan Savana yang bingung harus memulai pembicaraan dari mana karena yang jelas hanya ada rasa sakit hati dan rasa kecewa diantara keduanya akibat semah kesalahpahaman yang terjadi, semuanya merubah keduanya yang tadinya sangat deketa menjadi begitu sangat jauh dan asing seperti orang yang belum pernah kenal sebelumnya padahal seharusnya kehadiran buah hati ditengah-tengah mereka mampu mencairkan suasana dihubungan mereka.Gimana kabar kamu Mas?" tanya Savana pada Aksa, ia mencoba berani untuk mengawali pembicaraan yang terasa sangat canggung sementara itu Aksa hanya bisa terdiam."Aku baik," jawab Aksa, setelah itu Savana mengangguk."Pasti kamu bisa lebih b
Sekarang Aksa dan juga kedua orangtuanya sedang dalam perjalanan pulang. Selama didalam mobil Mama Devi hanya bisa terdiam begitu juga dengan Aksa yang sedang menyetir mobilnya, ia yakin jika keputusan yang ia ambil merupakan keputusan yang baik dan sudah ia pikirkan dengan sangat matang."Aku masih enggak percaya kalau hubungan Aksa dan juga Savana benar-benar udah enggak bisa dipertahankan, padahal aku sudah sangat berharap hubungan mereka kembali membaik seperti dulu. Semuanya terasa begitu sangat cepat, Aksa juga sama sekali enggak mau mengakui bayi yang terlahir dari dalam perut Savana. Aku juga bingung harus bagaimana disatu sisi aku kecewa dengan Aksa tapi disisi lain aku juga enggak bisa nyruh Aksa untuk terus mempertahankan rumah tangganya," batin Mama Devi dalam hatinya, ia hanya dapat menyenderkan tubuhnya pada kursi mobil dan matanya terus melihat kearah jendela mobil.Aksa juga masih belum bisa percaya jika hubungannya dengan Savana harus terhenti disini namun ia juga sud
Pertemuan Aksa dan juga Maura kali ini mereka membahas tentang perceraian Aksa dan juga Savana, saat in ia akan bercerita kepada Maura jika ia sudah yakin untuk menceraikan Savana. Hal itu membuat Maura merasa sangat bahagia ia merasa jika usahanya telah berhasil dan ia pun tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu ia lalu berbicara kepada Aksa jika keputusan yang Aksa ambil adalah keputusan yang terbaik.Aksa aku rasa keputusan kamu adalah keputusan terbaik, supaya kamu enggak ngerasa sedih terus, supaya kamu bisa lepas dari bayang-bayang masalalu rumah tangga kamu. Sekarang kamu harus fokus sama masa depan yang kamu miliki," ujar Maura sambil menatap mata Aksa dan mencoba untuk memberikan perhatian lebih kepada Aksa dan ia pun memberikan seluruh perhatiannya kepada Aksa agar Aksa merasa bahagia ketika diperhatikan oleh dirinya. "Iya Maura, aku rasa juga begitu. Aku rasa ini adalah keputusan terbaik untuk aku dan Savana jika kita sudah tidak bisa bersama lagi. Ini adalah sebuah pil
"Maura benar-benar keterlaluan emang bisa-bisanya dia telat kasih tahu kalau Savana udah melahirkan," gerutu Mama Maia yang merasa sangat heran dengan kelakuan putri kesayangannya itu,jangan-jangan waktu pagi-pagi dia itu yang katanya dia mau ada jadwal pemotretan. Apa dia mau jenguk Savana tapi kenapa dia bilang sama aku kalau dia mau melakukan pemotretan," batin Mama Maia dalam hatinya ia takut dengan perbuatan Maura yang akan melakukan tindakan macam-macam lagi dengan Savana apalagi saat Savana dalam kondisi habis melahirkan.Mama Maia tidak ingin Maura kembali nekat untuk menyakiti Savana. "Kayaknya kalau Maura sudah datang aku harus jenguk Savana deh. Aku enggak mungkin aja Papah kesana karena kondisi Papah yang saat ini lagi sakit aku gak mau Papah yang kondisinya saat ini sudah semakin membaik kembali sakit lagi karena terlalu banyak menjalankan aktivitas," batin Mama Maia dalam hatinya karena ia sungguh mengharapkan kesembuhan suaminya itu.Kebetulan saat ini Mama Maya sedang
Savana masuk ke ruangan Xabiru dengan membawakan minuman untuk Mama Yunita. "Permisi, Pak, Ibu," ucap Savana dengan sangat ramah dan senyuman manis di wajahnya menggambarkan ketulusan hati dan jiwanya.Mama Yunita yang tadinya sedang asyik menggobrol dengan Xabiru langsung mengalihkan pandangannya kepada Savana. "Wah terimakasih banyak ya," ucap Mama Yunita."Iya baik sama-sama Bu, kalau begitu saya permisi ke belakang dulu," ucap Savana.Penampilan Savana yang sangat rapih dan cantik meskipun menggunakan seragam kantor sebagai cleaning servis. Hal itu langsung membuat Mama Yunita begitu sangat menyukai Savana. "Kamu Office Girl baru ya disini?" tanya Mama Yunita.Savana hanya mengangguk dan tersenyum. "Bukan Office Girl Ma, tapi dia adalah calon menantu Mama," sambung Xabiru yang sontak langsung membuat Savana terkejut seketika."Apa maksud dari ucapan Pak Xabiru? Aku enggak salah dengar kan?" tanya Savana pada dirinya sendiri dalam hatinya."Kamu yang bener Xabiru masa calon mantu M
Mama Yunita yang merasa bosan karena setiap harinya harus di rumah terus akhirnya sekarang ia memutuskan untuk pergi ke kantor meskipun tidak untuk bekerja dan hanya mengecek bagaimana kondisi kantor perusahaan peninggalan suaminya itu namun sudah cukup membuat hatinya merasa sangat senang. "Tolong antar saya ke kantor ya," ucap Mama Yunita pada salah satu sopir di rumahnya."Apa Bu? Ke kantor?" tanya sopir itu yang sepertinya terkejut dengan perkataan Mama Yunita."Iya," sahutnya.Raut wajah sopir itu tampak tegang karena ia takut dimarahi Xabiru jika ia salah. "T-tapi Bu?" ucap sopir itu dengan gugup.Setelah itu Mama Yunita langsung tersenyum karena ia langsung paham dengan maksud sopir pribadinya itu. "Kamu tenang aja enggak usah takut sama Mas Biru nanti saya bilang sama Biru kalau saya mau main ke kantor," jelas Mama Yunita."Oh baik kalau begitu, ayo Bu saya antar," sahut sopir pribadi itu yang langsung membukakan pintu mobil Toyota Alphard.Setelah itu Mama Yunita langsung mas
Setelah sampai di taman Maura pun langsung me gaja Syifa untuk duduk, ia juga tidak lupa memberikan es cream yang dibawanya kepada Syifa. "Ini Es krim nya Syifa, Tante beliin spesial hanya untuk kamu," ujar Maura yang selalu bersikap baik kepada Syifa karena ia sangat tahu jika gadis kecil yang saat ini sedang bersamanya itu bisa dimanfaatkan dengan sangat baik."Wah, makasih banyak ya Tante," jawab Syifa yang kemudian langsung memakan es cream yang dibelikan oleh Maura, raut wajah Syifa begitu sangat senang, ia tidak kesepian lagi, ia serasa memiliki seorang yang siap mendengarkan semua celotehan lucunya."Syifa Tante mau tanya deh," ucap Maura."Tanya apa Tan?""Sekarang ini Tante enggak pernah lihat kamu main bareng kaya gini Mama kamu, Mama Sava," ucap Maura mulai memancing.Syifa yang tadinya ceria langsung murung dan menundukkan kepalanya lagi ketika Maura mulai membahas Sola Savana karena memang saat ini Savana memang sedang sibuk-sibuknya bekerja hingga kurang waktu untuk berm
Sementara itu saat ini Syifa sedang ikut Papah Rangga mengurusi bisnis restoran dan juga kafenya. Pengngujung restoran hari ini cukup ramai jadinya Syifa sedikit kesal karena Papah Rangag sibuk melayani para pelanggan bersama dengan beberapa karyawan lainnya. "Oppa juga sibuk banget dari tadi mondar-mandir terus sementara itu disini sendirian terus," guamam Syifa.Papah Rangga yang sudah selesai mengantarkan pesanan ke meja pelanggan tidak sengaja melihat Syifa yang sedang melamun sendirian dengan raut wajah yang sedih, Papah Rangga langsung menengok kearah ruangan restoran miliknya. "Pelanggan lagi ramai-ramainya lagi tapi Syifa kayanya lagi sedih karena enggak ada yang ngajak main," batin Papah Rangga yang langsung menghampiri Syifa."Syifa," ucap Papah Rangga dengan lembut sambil duduk disamping cucunya."Syifa kenapa kok diem terus sih?" tanya Papah Rangga."Syifa kesel sih kenapa coba Opa sama Mama itu sibuk-sibuk banget, aku juga pengen main sama kalian,"ucap Syifa.Mendengar ce
Saat melihat Savana yang tidak pernah berhenti bekerja sejak pagi hingga siang hari membuat hati Agri cukup iba melihatnya. "Dia dari pagi enggak istirahat kali ya, kerja terus, kasihan juga kalau gini lihatnya," batin Agri dalam hatinya.Sementara itu Xabiru terus bertanya kepada Agri tentang kondisi Syifa ketika ibunya sibuk bekerja dari pagi hingga malam. "Agri Apakah kamu tahu gimana kondisi Syifa ketika ibunya bekerja?" tanya Xabiru pada Agri."Sebenarnya saya tidak tahu pasti sih Pak, tapi saya yakin kalo Syifa merasa sangat kecewa ketika ibunya terlalu sibuk dengan pekerjaannya, Syifa sendiri pasti merasa jika ibunya lebih mementingkan pekerjaannya dibandingkan dirinya," jelas Agri sambil menatap wajah Xabiru."Sebenarnya saya akan terus membuat kondisi Savana terus menerus menderita selama satu Minggu kedepan tapi Apakah fisik dia kuat? Gimana nanti kalau dia sakit jadinya yang ada enggak bisa usilin dia lagi nanti," batin Xabiru dalam hatinya."Sekarang perempuan itu lagi nga
Hari kedua bekerja Savan sudah harus berangkat pagi-pagi sekali yakni pukul 05.00 atas perintah Agri kemarin. Sebenarnya ia masih ingin melanjutkan tidurnya karena kegiatan kemarin sungguh sangat melelahkan. Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 04.45 dan ia harus cepat pergi ke kantor. Papah Rangga yang sedang duduk diruang tv langsung keningnya ketika melihat putri tercintanya sudah sangat cepat untuk pergi ke kantor pagi-pagi sekali."Savana kamu mau kemana Nak? Ini masih pagi banget loh masa udah mau pergi ke kantor lagi aja?" tanya Papah Rangga.Mendengar suara Papah Rangga, Savana langsung menghampirinya lalu menyalami tangan Papah Rangga. "Aku mau pamit sama Papah untuk pergi ke kantor karena kerjaan aku di kantor banyak banget Pah jadi harus berangkat pagi-pagi," jelas Savana mencoba memberikan penjelasan kepada Papah Rangga yang selalu mengkhawatirkan kondisi kesehatan Savana."Tapi harus pagi banget kaya gini ya? Padahal kemarin kamu juga pulang tengah malam sayang. Papah t
Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00. Akan tetapi Savana masih juga belum sampai rumah padahal Papah Rangga juga sudah beberapa kali menghubungi dirinya untuk menyuruhnya segera pulang karena hari sudah semakin malam akan tetapi Savana nampak mengabaikannya karena sibuk dengan pekerjaannya."Savana kenapa kerjanya sampe malam gini ya? Emangnya dia lembur tapi kan ini hari pertama dia kerja masa udah langsung lembur aja? Aku takut dia sakit," batin Papah Rangga dalam hatinya.Sementara itu Mama Maia yang sudah mencuci muka dan memakai berbagai macam skincare malam untuk segera tidur tidak lupa untuk mengajak suaminya tidur. "Pah, ini udah malam loh, ayo kita tidur aja Pah lagian mungkin Savana pulang telat karena banyak kerjaan di kantor," ucap Mama Maia."Itu Syifa juga sepertinya juga udah ngantuk banget," lanjut Mama Maia sambil menatap mata Syifa yang berada dalam pangkuan Papah Rangga."Mama kemana sih Oma? Opa?" tanya Syifa pada Mama Maia dan juga Papah Rangga sementara itu Mama M
"Kamu yang bener dong bersih-bersihnya!" teriak Xabiru sambil menumpahkan seember air yang Savana gunakan untuk mengepel bagian depan loby kantor, banyak para karyawan yang menyaksikan Xabiru membentak Savana dengan sangat keras hingga membuat Savana tidak bisa berkutik lagi dan hanya bisa menundukkan kepalanya."M-maaf Pak, tapi menurut saya udah bener kok saya ngepel lantainya," ucap Savana yang sedikit gugup."Berani kau menjawab!" jawab Xabiru yang semakin mengeraskan suaranya.Dalam hatinya Xabiru merasa belum puas untuk mempermalukan Savana didepan banyak karyawan di kantor.Saat menatap dan mengamati wajah Xabiru, Savana merasa tidak asing dengan orang nomor satu di kantornya itu. "Laki-laki ini kan yang pernah nolonginaku kalau enggak salah ya? Iya aku pernah ketemu dia dijalan waktu aku masih bekerja dulu," batin Savana dalam hatinya yang tidak berani menatap wajah Xabiru terlalu lama karena ia takut dengan suara Xabiru yang begitu menggelegar ketika membentak dirinya."Habis
Saat ini Savana sudah menitipkan Syifa kepada Papah Rangga dan juga Mama Maia karena sekarang Maura sudah sibuk dengan Aksa dan tidak bisa lagi mengurusi Syifa yang saat ini sedang masa aktif-aktifnya. Tapi saat ini merasa sedih karena kesulitan mencari pekerjaan, hampir semua perusahaan menolaknya dan alasannya sama yakni Savana yang merupakan mantan napi. "Aku capek, semua perusahaan menolaku hanya karena aku mantan nara pidana," batin Savana dalam hatinya.Namun ia tidak pantang menyerah hingga terus mencari informasi tentang lowongan pekerjaan, ratusan lamaran ia berikan dan hanya tinggal satu lagi perusahaan yang ia harapkan dapat menerimanya meskipun ia rasa mustahil karena perusahaan ini merupakan perusahaan yang sangat besar di Indonesia bahkan perusahaan kecil saja menolaknya apalagi ini, Savana juga tidak terlalu berharap banyak namun ia tidak pernah lelah untuk terus mencoba."Semoga aja aku bisa diterima di perusahaan ini meskipun rasanya mustahil sekali," ucap Savana.Set