Share

Seperti Mati Rasa

Penulis: agneslovely2014
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-17 16:01:42

Setelah berpikir serius Alex meminta Pak Topan menghubungi sopir kontainer perusahaan grup Sasmita untuk menyita produk mereka dari gudang PT. Bintang Sejati Makmur. "Jumlah barang yang ada di gudang ini nilainya ratusan juta. Angkut saja dulu agar penagihan nota lebih mudah!"

"Baik, Mas Alex. Akan segera kami tindak lanjuti!" jawab Pak Topan lalu menghubungi bagian transportasi produk.

Hari semakin siang hingga pukul 11.30 barulah orang yang ditunggu-tunggu tiba di kantor.

"Selamat siang, Pak Hartono!" sambut Pak Frans yang berdiri dari sofa ruang tamu diikuti anggota tim lainnya.

Air muka pria berusia setengah abad itu berubah dari terkejut menjadi keruh. Dia berjalan angkuh menuju ke lift tanpa mengindahkan sapaan mantan anak buahnya.

"Tunggu, Pak. Kami ingin bicara dengan Anda!" sergah Pak Frans gigih mengejar Pak Hartono ke dalam lift.

"Kalian ini mengganggu saja!" hardik Pak Hartono enggan menemui rombongan kunjungan mendadak dari Grup Sasmita.

Alex dengan berani berkata, "Meng
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (46)
goodnovel comment avatar
Inon Poenya
duhhh udah gak punya apa-apa juga masih sombong aja si Hartono
goodnovel comment avatar
Izbell Tok
apalgi rencanamu stelah ini Tono?
goodnovel comment avatar
Abrina Aghnia
tono2 tega bner anak sendiri main gampar,,,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sleep With My Enemy   Menikmati Hari Bersamamu

    "Rasanya tenang setelah kang bully dikeluarin dari sekolah ini deh, Go!" Ciara meniupi bakso yang masih panas mengepul di mangkuk."Yoii, syukur Pak Kepsek tegas dan kagak pilih kasih. Itu cewek-cewek yang ngebully elo anak orang kaya juga lho!" sahut Igo yang sedang menyantap beef burger.Genk Auto Drift juga duduk semeja di kantin dengan Igo dan Ciara. Jacky pun berkata, "Sedihnya bentar lagi kita lulus SMA nih, jadi kagak bisa ketemu sering-sering!""Emang lo lanjut kuliah di mana, Jack?" tanya Mike penasaran."Gue lanjut ke LBS, London Business School. Bokap yang rekomendasiin. Penginnya beliau sih, gue ntar lanjutin usaha perhotelan yang sudah ada di Bandung!" jawab Jacky. Dia setuju mengambil kuliah di London Business School karena memang berbeda model edukasinya dari yang lain. Gelar Master bisa ditempuh hanya dalam waktu setahun penuh, sedangkan Bachelor butuh waktu tiga tahun studi."Keren deh pada mau lanjut di luar negeri, mojang Bandung kagak kalah sama anak Jekardah yee!"

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Sleep With My Enemy   Kunjungan Vincent Ke Indonesia

    "Dad, aku akan datang ke Indonesia. Ini sedang menunggu panggilan boarding di JFK. Jemput aku di bandara ya?" ucap Vincent di telepon.Pak Reynold pun tertawa renyah. "Okay, jadi jadwal perkiraan pesawat mendarat jam berapa, Vin?""Rabu, pukul 08.00 WIB. Sebenarnya apa Daddy punya pacar? Kenapa tak pernah mengunjungi aku lagi ke US?" ujar Vincent menerka-nerka situasi yang dihadapi oleh ayahnya di Indonesia."Ada deh, nanti Dad ceritakan kalau kamu sudah sampai di Jakarta ya. Akan Dad jemput sendiri ke bandara!" jawab Pak Reynold penuh misteri."Ohh ... good. See you there, Dad. Aku naik ke kabin sebentar lagi!" balas Vincent lalu mengakhiri sambungan telepon sebelum menunjukkan tiket ke petugas bandara.Penerbangan dari New York ke Jakarta berlangsung sekitar 24 jam lamanya, belum lagi transit pesawat yang panjang jika ada cuaca buruk. Di Asia sedang musim penghujan, angin kenca

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Sleep With My Enemy   Terpikat Pesona Adik Tiri

    "Dad!" panggil seorang pemuda jangkung berambut cokelat tembaga berpotongan pendek trendy, bermata biru cemerlang. Dia melambaikan tangan kepada Pak Reynold Subrata.Ayahnya merentangkan tangan untuk menyambut dalam pelukan hangat. "Welcome to Jakarta, Vincent. Kuharap penerbanganmu lancar tadi!" ujar Pak Reynold. Matanya berbinar gembira karena sudah setengah tahun mereka tak berjumpa."Hanya sedikit turbulensi dan badai yang membuat delay di Tokyo sih. Yang terpenting aku bisa mendarat di Jakarta dengan selamat. Btw, di mana pacar Daddy?" sahut Vincent sembari celingukan mencari someone special ayahnya."Mama Wina ada di Bandung, dia tidak ikut karena Dad sudah berangkat ke Jakarta sejak kemarin pagi!" jawab Pak Reynold tanpa sadar karena terbiasa mengobrol dengan Alex di kantor bersama Nyonya Wina.Alis tebal berwarna cokelat itu terangkat dengan seringai lebar di wajah Vincent. "Jadi namanya Mama Wina ya?" "Ehh, maksudku Auntie Wina atau Tante Wina!" Pak Reynold buru-buru mengore

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Sleep With My Enemy   Menampakkan Warna Aslinya

    "Lex, apa Ciara dan Igo sudah menikah lama?" selidik Vincent yang masih penasaran dengan calon adik tirinya itu.Tanpa curiga, Alex seperti biasa bocor keliling. Dia menceritakan kisah awal mula dua sejoli itu bagaikan Tom and Jerry sampai mereka dijodohkan oleh Kakek Gito. Igo dan Ciara menikah dadakan di rumah sakit lalu menjalani hidup bersama layaknya sepasang suami istri pada normalnya.Vincent mengangguk-angguk tanda paham. "Artinya mereka menikah bukan karena suka sama suka, Lex?" tanya pemuda blasteran itu."Eitss ... jangan salah, mereka sekarang tak terpisahkan karena saling cinta. Jangan coba memperebutkan Ciara, Vin. Masih banyak gadis cantik di Bandung!" sergah Alex agar calon kakak tirinya tidak berusaha mengejar Ciara. Pasalnya, tampang Vincent yang perpaduan genetik Om Reynold dan ibunya yang bule asli sungguh meluluhkan hati kaum Hawa.Helaan napas meluncur pelan dari mulut Vincent sebelum dia terdiam sepanjang sisa perjalanan ke kantor grup Sasmita.Ketika Alex dan V

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Sleep With My Enemy   Tetap Mesra Menghadapi Ujian Kelulusan SMA

    Saat-saat mendebarkan yang telah dinantikan oleh semua murid di jenjang kelas 12 tiba di hari Senin ini. Kelas menjadi hening usai soal ujian kelulusan dibagikan oleh petugas pengawas ujian.Igo merasa penuh semangat mengerjakan nomor demi nomor soal yang ada di setiap lembaran ujian. Dia sangat siap karena memang latihan dari prediksi materi ujian yang diberikan guru selama berbulan-bulan banyak yang sama tipenya dengan yang harus dikerjakannya sekarang.Cukup satu jam dari total 90 menit waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal dan Igo sudah selesai. Dia memeriksa pekerjaannya dua kali hingga yakin semuanya benar lalu bangkit dari kursinya untuk menyerahkan lembar soal dan jawaban ke meja petugas pengawas ujian.Teman-teman sekelasnya iri karena soal ujian yang tersulit seperti hitungan rumit Matematika tak ada apa-apanya bagi Igo. Sementara mereka berpikir sampai otak keriting dan belum mampu menuntaskan semua soal."Ayo fokus dengan pekerjaan kalian masing-masing. Harap tenang,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Sleep With My Enemy   Pengusaha Muda Pendatang Baru Terbaik Tahun Ini

    Setelah ujian kelulusan yang diikuti murid kelas 12, dua minggu berikutnya adik-adik kelas mereka menempuh ujian kenaikan kelas. Ciara ditemani belajar oleh Igo setiap sore hingga malam. "Go, kalau nanti lo sudah di Amrik lantas gue belajar sama siapa dong?" tanya Ciara sedih."Harus bisa belajar sendiri, Cia. Tapi kalau sudah mentok, tanya aja ke gue via chat. Ntar lo foto soalnya biar gue bantu terangin!" jawab Igo santai. "Cayank, ngantuk nih. Bobo aja yuk, dilanjut besok pagi aja belajarnya!" rengek Ciara sambil menguap. Jam dinding telah menunjukkan pukul 23.10."Iya, sudah larut malam. Lo bobo gih, gue pengin cari angin bentar di balkon!" Igo pun beranjak dari tempat tidur menuju ke teras lantai dua depan kamarnya.Udara malam sejuk dengan angin sepoi-sepoi bertiup perlahan. Di langit gelap, bintang berkerlip-kerlip menemani bulan sabit yang menggantung sendirian.Igo berdiri di balik teralis balkon. Dia memikirkan waktu yang mengalir deras bagaikan aliran air sungai ke muara.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Sleep With My Enemy   Telur dan Sayur?!

    Masih dengan gaun tidur tipisnya Cindy menuruni tangga lantai dua ke bawah. Hari sudah menunjukkan pukul 10.00, matahari sudah tinggi di luar sana. Dia belum juga mandi maupun melakukan aktivitas yang berarti.Pak Hartono yang sedang duduk membaca koran di sofa ruang tengah ditemani secangkir kopi hitam mendengar langkah-langkah wanita itu. Dia pun menutup lembaran koran lalu menyapa wanita kesayangannya, "Pagi, Cindy! Baru bangun ya?""Hoamph ... iya masih ngantuk. Kan dinas semalaman, Mas!" jawab Cindy. Memang tadi malam dia terpaksa melayani Pak Hartono yang menagih jatah untuk diservis."Hohoho. Iya, yang semalam enak deh. Mas demen banget!" sahut pria botak berkumis subur itu menyunggingkan senyuman mesum."Laper nih, Mas. Mbok Parni apa sudah masak sarapan?" Cindy yang duduk manja menyandar di badan Pak Hartono celingukan mencari pelayan tua suaminya itu.Pak Hartono pun me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Sleep With My Enemy   Unforgetable Proom Night

    "TOK TOK TOK." Igo mengetok pintu kamar mamanya dengan tak sabar. Pasalnya, pendamping proom night pemuda itu sedang disandera oleh Mama Tami untuk dimake-over wajah dan rambutnya."Mama, lama amat sih di dalem!" seru Igo senewen. Dia merasa Ciara sudah cantik tanpa perlu didandani heboh.Sementara itu Mama Tami dan Ciara terkikik kompak di depan cermin rias mendengar suara Igo di luar. "Tuh suami kamu, Cia. Baru ditinggal kamu satu jam udah heboh si Igo. Hihihi!" ujar Mama Tami."Nggakpapa, Ma. Nanti juga semalaman berdua melulu. Apa dandannya sudah kelar?" jawab Ciara sambil tersenyum memandangi pantulan bayangan di cermin rias mama mertuanya."Sudah kok. Cantik banget, Igo beruntung mendapat pasangan proom night yang secantik bidadari. Teman-temannya pasti iri!" puji Mama Tami lalu membantu Ciara bangkit dari kursi rias. Dia pun bertanya "Korsasenya belum dibagiin ya sama panitia acara?" "Belum, Ma. Di depan aula sih kata anak OSIS yang ikut panitia proom night!" jawab Ciara sebel

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20

Bab terbaru

  • Sleep With My Enemy   Dari Benci Menjadi Bucin (THE END)

    "Raymond, kamu di mana, Nak?!" seru Nyonya Wina memanggil putra bungsunya yang berusia tujuh tahun itu karena mereka sekeluarga akan berangkat bersama-sama ke New York pagi ini.Suara derap kaki yang berat dibalut sepatu boots menuruni tangga kayu dari lantai dua kediaman Subrata. "I'm coming, Mom!" jawab Raymond dengan napas terengah-engah.Pak Reynold yang sedang membaca pesan di ponselnya dari Vincent segera bangkit dari sofa ruang tengah. "Yuk kita berangkat sekarang biar nggak ketinggalan pesawat!" ajak pria berusia lebih dari setengah abad tersebut.Cleopatra yang telah beranjak remaja berjalan merangkul bahu adik kandung seayahnya menuju ke mobil. "Wow, aku tak sabar untuk bertemu Cedric dan Beryl!" ujar gadis itu seraya naik ke bangku belakang mobil Alphard putih bersama Raymond.Sementara itu di Amerika, Ciara dan Igo sekeluarga yang kini beranggotakan ayah ibu dengan sepasang putra putri tersebut sudah tiba di Bandara John F. Kennedy. Mereka memenuhi ajakan Vincent untuk men

  • Sleep With My Enemy   Pernikahan Alex dan Lindsey

    "Congrats ya, Lindsey. Gue kagak nyangka lo bakal jadi kakak ipar gue lho. Sabar-sabar sama abang gue yang super rese dan kadang kurang sensitif sama cewek!" ujar Ciara heboh di telepon saluran internasional.Lindsey tertawa cekikikan menanggapi perkataan sobat kentalnya itu. "Udah kena wamil gue tiga tahun pacaran sama abang lo tuh. Mami papi minta nunggu gue wisuda S1 baru kami dibolehin nikah. Penginnya pas merid tuh di undangan sama-sama ada tittle sarjananya di belakang nama kami masing-masing. Bang Alex keren bisa lulus kuliah daring di luar negeri. Gue bangga punya calon suami yang berpendidikan tinggi dan mapan secara finansial di usianya yang masih muda!" puji gadis manis berlesung pipit itu."Kalian serasi dan saling dukung. Salut gue sama lo, Lind! Oya, gue hampir lupa mau say thank you ... gue denger dari Bang Alex, lo yang selama ini nemenin Papa Tono berobat rutin ke rumah sakit sampai sembuh. Asli, gue utang budi banyak sama elo. Malahan gue yang anaknya kagak bisa nger

  • Sleep With My Enemy   Kejutan Tamu Dari Jauh

    Sekitar pukul 06.00 waktu Boston, Ciara mengerang sekuat tenaga dipandu oleh dokter Obsgyn yang bertugas membantu proses persalinannya. "Oeeekk!" Suara nyaring bayi berjenis kelamin laki-laki itu membuat Mama Wina dan Papa Reynold bersama Cleo di lorong depan ruang persalinan terkejut bercampur senang. "Udah lahiran kayaknya si Cia, Mas! Syukur kalau lancar prosesnya," ujar Mama Wina dengan binar bahagia di wajahnya. Cucu pertamanya yang made in Boston itu begitu berkesan karena dia jaga kehamilannya selama sembilan bulan.Dari arah lift nampak Vincent yang berjalan dalam langkah cepat menghampiri orang tuanya. "Gimana Ciara, Ma, Dad?" tanyanya cemas."Baru saja melahirkan tuh. Nah, susternya mau bersihin Baby Cedric sebelum disusui sama Cia!" jawab Mama Wina penuh senyuman. Anak sambungnya itu memang sangat perhatian kepada Ciara seperti adik kandung sendiri.Vincent menunggu semua proses pasca persalinan selesai sampai diizinkan masuk menengok Ciara ke dalam kamar. Dia melihat Igo

  • Sleep With My Enemy   Pecah Ketuban Tengah Malam

    Dari bulan ke bulan kehamilan Ciara semakin menampakkan bentukan perut buncitnya. Dia masih rajin kuliah karena memang pendidikannya dibiayai beasiswa dari kampus. Presensi dalam setiap mata kuliah sangatlah penting untuk penilaian tanggung jawab mahasiswa. Sementara itu Igo sudah memasuki semester akhir di kuliahnya, sibuk menyusun skripsi. Jadwal sidang skripsinya ditentukan minggu ini. Dia tetap menjaga dan mengurusi istrinya yang sedang hamil besar. Seperti sore ini pasangan muda tersebut berjalan-jalan di taman kota yang nampak indah karena sedang musim semi. Tangan Igo menggenggam telapak tangan mungil berjemari lentik itu sembari berjalan menyusuri jalan setapak di antara tanaman bunga serta pepohonan yang daunnya menghijau."Sudah empat musim lengkap gue berada di Boston, Cayank. Rasanya kangen juga sama Bandung. Kenangan kita di hutan anggrek Cikole, perkebunan teh, pemandian air panas, dan juga glamping yang terakhir tuh berkesan banget!" ujar Ciara seraya menoleh menatap

  • Sleep With My Enemy   Bukan Anak Durhaka

    Selama kuliah di kampusnya, Ciara tidak begitu berkonsentrasi dengan pemaparan dosennya. Hasil USG kehamilannya positif. Dia akan menjadi mama di usia 20 tahun. Muda sekali!Ciara takut dia akan mengalami baby blues syndrome dan menjadi tantrum. Kecemasannya yaitu kehamilan serta hadirnya bayi akan mengganggu kuliahnya dan juga kuliah Igo.Sebuah pesan masuk ke HP Ciara. Ternyata Igo sudah memberi kabar bahagia itu ke Mama Wina. "Cia, kamu jaga kehamilan pertama ini dengan hati-hati. Mama dan Papa Rey akan terbang ke Boston besok pagi waktu Indonesia. Sepertinya kami akan menetap di Amerika sampai kamu melahirkan dan bayi kalian bisa makan bubur selain ASI.""Sepertinya Cia memang butuh bantuan Mama. Cia kuatir kehamilan ini akan ngeganggu kuliahku dan Igo juga. Lalu Papa Rey apa bisa meninggalkan pekerjaannya di Indonesia, Ma? Cia nggak pengin ngerepotin semua orang!" ketik Ciara membalas pesan mamanya."Nanti Papa Rey yang bakalan bolak-balik US-Indonesia. Kasihan Bang Alex juga kal

  • Sleep With My Enemy   Morning Sick Pertama Ciara

    Seperti yang dikatakan Igo, barang-barangnya di asrama mahasiswa hanya dua koper besar saja. Tak butuh waktu lama untuk memindahkan itu semua ke apartemen yang akan dihuni oleh mereka berdua.Siang harinya Ciara memasak bahan yang ada di kulkas dapur. Vincent menyediakan beras juga di tempat penyimpanan bahan memasak di sana. Adiknya tak perlu kebingungan membeli bahan memasak untuk sementara.Ciara memang dibawakan bumbu-bumbu rempah instan oleh Mama Wina yang pastinya praktis. Dia memasak rendang daging sapi dan perkedel kentang dengan nasi putih sebagai menu makan siang.Igo yang sudah selesai membongkar koper menemani Ciara memasak di meja dapur sambil mengobrol. Dia penasaran juga seperti apa hasil masakan istri kecilnya yang nampak percaya diri. "Jadwal kuliah kita mungkin sama saat memulai tahun ajaran baru perkuliahan, Cia. Ada baiknya besok kalo lo ke kampus nanya ke senior yang baik butuh apa aja untuk mahasiswa tingkat pertama. Arsitektur pastinya butuh alat menggambar 'ka

  • Sleep With My Enemy   Berganti Suasana Baru Di Boston

    "Cleo, Kakak Cia mau pergi sekolah jauh. Jangan lupain Kakak ya!" Ciara menggendong adik bungsunya yang baru berusia satu tahunan. Matanya berkaca-kaca karena harus meninggalkan bayi lucu yang selama ini menemaninya menjalani LDR dengan Igo.Seolah dia tahu ada sesuatu yang menyedihkan yang membuat mata Ciara berkaca-kaca, Baby Cleo menangis kencang di gendongan kakaknya."Yaelah, Cia. Kok adek lo malah dibikin nangis sih!" omel Igo yang segera mengambil alih adik ipar kecilnya itu. Dia mengajak Baby Cleo berjalan-jalan di taman belakang rumah kediaman Subrata. "Tungguin gue dong, Cayank. Bukan maksud gue mau bikin Cleo nangis. Kali dia tahu gue lagi sedih aja!" kelit Ciara. Aroma tanaman bunga melati yang menenangkan menguar di udara. Sedikit membuat hati Ciara lebih tenang.Igo pun mengerti dengan apa yang dirasakan oleh istrinya. Meninggalkan keluarga untuk menuntut ilmu di luar negeri memang tak mudah. Dia sudah mengalami itu sebelumnya. Hari-hari kangen masakan Indonesia terutam

  • Sleep With My Enemy   Hari-hari Terakhir Penuh Kenangan Di Kota Bandung

    Kenaikan kelas ke tingkat terakhir jenjang SMA telah berhasil dilalui Ciara. Dia membuktikan kepada Igo bahwa dirinya pun cerdas dan bisa berprestasi. Memang pada akhirnya keaktifannya di tim basket sekolah harus dilepas. Ciara lebih memilih main basket biasa bersama teman-temannya saja dibanding menjadi kapten tim basket yang dituntut fokus berlatih di lapangan setiap hari.Igo pun mendukung pilihan Ciara, dia yang menyarankan agar istri kecilnya memilih prioritas untuk mengejar cita-citanya menjadi arsitek. Beberapa brosur elektronik dari perguruan tinggi di kota Cambridge, Massacussets yang mempunyai fakultas arsitektur dikirimkan Igo melalui email.Beberapa kampus yang memberikan beasiswa program sarjana dikirimi lamaran oleh Ciara. Hari-harinya sibuk dengan persiapan ujian kelulusan dan memantau aplikasi lamaran beasiswanya ke beberapa kampus yang sekota dengan Igo.Pak Reynold pun mendukung usaha Ciara. Bahkan, dia mengatakan akan membiayai kuliah putri sambungnya ke Amerika sea

  • Sleep With My Enemy   Suka Duka Kehidupan, Kelahiran Baby Cleo

    "Permisi, Pak Satpam. Saya mau ketemu Mas Hartono!" ujar Cindy yang membawa bungkusan plastik berisi buah segar di depan pintu gerbang."Ohh ... kamu lagi rupanya. Maaf, pesan dari Bapak langsung. Kata beliau kalo lihat Cindy langsung usir, jangan kasih masuk dengan alasan apa pun!" jawab satpam kediaman Sasmita tanpa berkompromi.Wajah Cindy nampak kecewa berat. Pasalnya, dia ingin mencari simpati dari Pak Hartono lagi setelah sempat berselingkuh dengan Devan dan diusir dari rumah megah itu tempo hari. Namun, tanpa barang-barang mewah yang mendukung penampilannya, jelas saja Devan curiga. Zaman sekarang mencari pria yang tulus sulit sekali, kebanyakan hanya modus dan sebagian lainnya melihat apa yang dimiliki sehingga membuat tertarik."Nitip buah apel dan jeruk ini saja deh buat Mas Hartono, Pak. Bilang kalau Cindy yang kirim sendiri!" pesan perempuan itu pada akhirnya sebelum berjalan kaki meninggalkan depan pintu gerbang yang tertutup rapat.Penyesalan mulai muncul di belakang set

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status