"Stelio?" Samuel tidak menyangka putranya ada di depan pintu. "Apa yang kau lakukan larut malam begini? Kembalilah ke kamar dan tidur!'"Papa, jangan memberikan hukuman berat pada mama. Aku tidak menyetujuinya!" Anak laki-laki ini lagi-lagi menunjukkan pemberontakan. "Papa tidak menerima protes kali ini. Kau tidak bisa terus membela orang yang menyakitimu. ini hukuman yang cocok untuknya." Samuel masih bersikeras pada pemikirannya. Stelio menunjukkan ekspresi kecewa. Warna mata gelap yang begitu mirip dengan Maya menatap Samuel dengan berkaca-kaca. "Mama tidak pernah menyakitiku sehingga pantas untuk di hukum. Aku yakin, mama memiliki alasan tersendiri, mungkin apa yang dikatakan oleh mama itu benar, mama hanya ingin melindungi ku."Samuel menggendong tubuh putranya yang seperti kapas baginya. "Stelio, aku tahu tidak seharusnya aku mengatakan ini, tetapi wanita itu sering menipu dengan kata-katanya itu, kau tidak bisa mempercayainya." Seorang ayah memberikan nasihat pada putranya.
"Papa, pengasuh itu memiliki rencana jahat untuk keluarga kita!" Stelio menjelaskan pada papanya. Tangannya menunjuk ke arah pengasuh itu. "Tuan Muda, itu semua tidak benar. Saya tidak melakukan sesuatu yang dituduhkan oleh Tuan kecil. Saya selalu setia pada keluarga ini, bagaimana bisa saya memiliki rencana buruk untuk keluarga ini?" Pengasuh itu membela diri dengan panik di bawah tatapan Samuel Ren. "Pengasuh, apa kau menuduh putraku berbohong?" Samuel justru semakin menatap tajam pada wanita muda ini. "Ti-tidak, saya tidak bilang begitu. Saya hanya ingin mengatakan bahwa Tuan Kecil sedang salah paham. Saya--"Samuel tidak memberi kesempatan lebih lanjut untuk Pengasuh ini menjelaskan. Dia beralih pada putranya, "Stelio, bisakah kau menjelaskan pada papa apa yang sebenarnya terjadi?" Stelio menjelekkan semuanya. "Pengasuh ini sengaja menambahkan laporan secara berlebihan pada papa agar papa membenci mama. Ini semua dilaporkan pada orang yang dia telepon. Mereka telah merencanakan
"Lacak keberadaan pemilik nomer itu. Mungkin saja orang itu terlibat dalam semua hal yang terjadi." Samuel memberikan perintah pada Asistennya yang baru saja datang. "Anda meminta saya datang ke hotel malam-malam begini hanya untuk ini? CEO Ren, anda bisa melakukannya be--" Asisten Jung langsung diam saat mendapatkan tatapan dari Samuel."Aku juga ingin kau membawa wanita itu pergi dari sini. Terserah orang-orangmu mau lakukan apa ke wanita itu, asalkan dia masih tetap hidup.""CEO Ren, anda tiba-tiba jadi baik hati untuk membiarkan orang yang menyinggung anda hidup atau anda memiliki tujuan lain?" Asisten Jung menatap dengan heran. "Lakukan saja tugasmu dan jangan banyak bicara." Asisten itu dengan segera masuk ke dalam kamar itu. Samuel melanjutkan melangkahkan kaki ke kamar hotel paling luas dan mewah itu. Di sana seorang anak laki-laki berbaring ditempat tidur. Tiba-tiba saja anak itu bagun. "Papa, apa kau sudah selesai? Apa yang kau lakukan pada pengasuh itu?" "Kau tenang sa
"Sial! Kenapa tidak ada satupun taksi yang berhenti untukku? Aku tidak bisa hanya diam saja dan menunggu untuk tertangkap." Maya berdiri di pinggir jalan dengan panik. Dia tidak punya pilihan selain berlari sekuat yang dia bisa. "Semoga saja penjaga itu masih akan tetap tertipu dan tidak menyadari pelarianku."Andai saja dia bisa menghubungi managernya, tapi dia tidak membawa ponselnya karena takut Samuel memasang alat pelacak. Maya Terengah-engah. "Sepertinya aku sudah cukup jauh dari hotel itu," ucap Maya dalam hati. Dia memilih untuk duduk di halte bus. Seorang pria tiba-tiba berjalan mendekati Maya. Sebagai seorang wanita yang sendir di tengah malam, Maya yang sensitif karena sering berhadapan dengan Sasaeng dan paparazi, merasa curiga pada pria dengan kaos pendek dengan tato di lengannya. Wajah orang itu tidak begitu jelas karena tertutup topi. Maya diam-diam meliriknya, "Sepertinya orang ini buka orang baik. Aku harus cepat pergi dari sini," pikirnya. Dia dengan segera berd
Samuel menghela nafas menghadapi situasi ini "Sepertinya dia berusaha untuk menghilangkan jejak." itulah kesimpulan yang dapat ditarik oleh Samuel dalam hal ini. "Asisten Jung, aku pikir ada pengkhianat di kelompokmu. Evaluasi semuanya!" "Ya, CEO Ren. Saya akan melakukannya." "Tugaskan orang terpercaya untuk menjaga wanita ini, jika dia akhirnya sadar, segera pindahkan dia dalam pengawasan siapa tahu orang yang menyuruhnya kembali menghubunginya." Asisten Jung mengangguk. Samuel kembali melanjutkan perintahnya, "Lalu kau kembalilah ke hotel dan jaga putraku yang sedang tidur di sana. Aku ingin kau sendiri yang mengambil tangung jawab dalam pengawasan ini." "Tuan, anda benar-benar membuat saya tidak bisa tidur." "Kalau begitu minta orangmu yang dapat dipercaya untuk menjaga putraku. Namun, jika ada sesuatu yang terjadi maka nyawamu yang akan jadi taruhannya," ancam Samuel.Asisten Jung hanya bisa mengangguk. Meskipun Asisten Jung memiliki orang-orang yang siap untuk membunuh ora
"Stelio,kenapa kau ada di sini?" Samuel terkejut melihat putra yang masuk ke ruang kerjanya. "Apa Asisten Jung yang mengajakmu ke sini?""Papa, tolong berikan kunci ruangan itu." Samuel menghela nafas. "Stelio, kita sudah membicarakan tentang ini, kan? Kau harus bersikap tegas. Jika kau ingin hubunganmu dan Maya menjadi lebih baik, kau harus stelio, kenapa kau datang ke sini? Apa kau harus membiarkan hukuman ini. "Papa, aku tahu itu, tapi ada sesuatu yang buruk mungkin terjadi. Aku mencoba memanggilnya, tapi tidak ada suara di ruangan itu. Papa, bukankah di sana dingin dan kondisi mama baru saja pulih. Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi lagi.""Stelio, kau terlalu banyak berpikir. Kembali ke rumah sekarang. Bukankah kau ada kelas dengan tutormu untuk belajar melukis?""Aku tidak ingin ikut kelas apapun. Jika papa tidak mau membuka pintu. Aku akan berada di depan pintu tidak peduli seberapa lamapun itu, aku juga tidak akan makan dan minum."Samuel memijat keningnya. "Stelio, a
"Tidak. Jika mama menyebutkan apa yang mama katakan saat di hotel untuk cara penghiburan, aku tidak mau!" Stelio menolak dengan tegas. "Aku akan selalu berada di sisi mama. Aku akan cari cara lain untuk menghibur mama.""Stelio, kenapa kau begitu peduli denganku? Aku bahkan tidak peduli walau kau senang ataupun sedih.""Karena mama adalah mamaku. Jika mama tidak peduli padaku sekarang, tidak apa-apa. Aku mungkin harus berusaha agar mama bangga padaku lalu peduli padaku." Anak laki-laki itu tersenyum tulus. "Bagaimana jika salama beberapa tahun itu tidak berhasil? Apa kau akan menyerah?" tanya Maya memastikan ."Tidak. Aku tidak akan menyerahkan jika itu hal yang berhubungan dengan mama." Maya tidak sanggup melihat matanya yang tulus ini. "Aku tidak boleh tertipu. Saat masih kecil, Mathilda juga terlihat tulus, tapi akhirnya dia menjadi sumber kehancurannya. Anak ini juga sama," ucap Maya dalam hati membuatnya menjadi keras lagi pada anak ini. Melihat mamanya yang hanya diam membuat
"Maafkan saya, Tuan Muda. Saya telah lancang untuk--""Ssst! Jangan bicara terlalu keras. Apa kau ingin menganggu tidur nyenyak putraku?" Samuel memberikan peringatan pada pelayan itu, lalu bertanya padanya, "Sekarang katakan padaku apa yang terjadi? Kenapa kau membawa Stelio keluar?""Sebenarnya, ini adalah perintah dari Nyonya Muda untuk membawa Tuan Kecil keluar. Sepertinya Nyonya mengkhawatirkan Tuan Kecil yang tidak nyaman tidur di lantai. Tuan Muda, mungkin saja Nyonya Muda sebenarnya menyayangi Tuan Muda,"ucap Pelayan itu. Samuel hanya menunjukkan ekspresi datar seperti biasa. Pelayan itu merasa heran. Bukankah ini yang diinginkan oleh Tuan Muda, tetepi kenapa tidak ada kebahagiaan di wajahnya?""Berikan Stelio padaku, aku yang akan membawanya ke kamarnya.""Tuan Muda, apa saya akan dihukum?" Pelayan itu berbicara dengan takut-takut. "Sebenarnya, Nyonya bilang bahwa Nyonya yang akan menggantikan hukuman jika saya di hukum karena membawa Tuan Kecil keluar.""Maya yang mengataka
"Maya, jika ada hal penting yang terjadi, aku akan meminta izin agar ada yang bisa menggantikan mu," ucap Manager Chen yang melihat kecemasan di wajah Maya. Maya menggelengkan kepala. "Tidak apa-apa, ini bukan urusan yang penting."Maya yakin tanpa dirinya ikut campur, Samuel pasti akan menemukan Stelio. Maya mengulurkan ponselnya pada Manager Chen, seperti biasa Managernya yang akan menyimpan ponselnya selama dia syuting. Selama syuting, Maya berusaha untuk tetep ceria dan bergaul dengan anggota reality show yang lain, tapi suasana hatinya sedang tidak baik. Banyak pemikiran di kepalanya. "Apa Samuel sudah menemukannya? Bagaimana keadaan anak itu? Apa alasan dia pergi tiba-tiba? "Kita akan break sebentar, bersiaplah untuk sesi selanjutnya." Maya langsung pergi menemui Managernya. Dia langsung diberitahu, "Maya, ada telepon dari nomer yang tidak di kenal. Dia menelepon berulang kali." "Biarkan aku mengeceknya!" Saat ponsel itu berada di tangannya, Maya langsung mendapatkan telepo
Mulut Stelio terbuka lebar melihat nama yang tertera di batu nisan itu. Marion Lin Ren. "Orang ini memiliki nama tengah yang menjadi surname Mama dan juga Ren. Apa dia ada hubungannya dengan keluarga Ren?" Stelio merasa semua semakin jelas, apalagi pernyataan Maya tadi. Namun, hati kecilnya masih sulit untuk percaya. Ada banyak pertanyaan di pikiran Stelio. Pria kecil itu melihat ke sebuah foto bayi kecil. Foto yang disentuh oleh Maya berulang kali. Tanpa sadar, dirinya merasa iri dengan hal itu. Stelio berbalik lalu pulang ke rumah dengan dipenuhi kerumitan di pikirannya.Seseorang tiba-tiba menepuk bahunya. Tubuh Stellio tersentak kaget. Dia berbalik dengan ragu karena takut jika itu adalah Mamaya. "Tuan Kecil Stelio, saatnya untuk pulang." Stelio merasa lega karena supir yang mendatanginya. ***"Papa, apa papa memilliki anak yang lain?" Stellio tidak tahan ingin tahu tentang ini. Samuel yang sedang fokus mengetik sesuatu, langsing mengalihkan pandangan pada Stelio. "Tidak ada.
Stelio mendapatkan banyak komentar negatif, bahkan para haters juga mulai berani untuk melakukan tindakan kejam seperti melemparkan telur busuk ke arah Stelio saat anak itu keluar untuk menemui para penggemar yang datang. Maya tidak sempat menghentikan itu. Dia dapat melihat ekspresi tidak menyenangkan yang di miliki oleh Stelio. Namun, senyum profesional masih terukir di bibirnya saat para penggemar mengkhawatirkannya. "Jangan khawatir, aku baik-baik saja. Aku hanya perlu membersihkannya." Namun, semua itu tidak sesederhana itu karena kulit Stelio menjadi memerah. Sepertinya telur itu juga diberikan obat lain yang membuat kulit iritasi. Beruntung bahwa Stelio sudah menyelesaikan semua bagiannya. Maya tidak tahan lagi melihat hal ini. "Stelio, lebih baik kau berhenti saja setelah ini!" ucap Maya dengan keras ketika mereka berada di kamar. "Tidak mama, aku--" "Aku tidak tahan lagi. Kau selalu saja terlibat dalam masalah dan sekarang citramu sudah buruk di mata publik. Selain itu ka
Maya awalnya menjalankan syuting dengan aman, tetapi dalam beberapa hari semua berubah. Saat anak itu tiba-tiba saja datang. "Sutradara, apa ini? Kenapa plot di naskah berubah begitu drastis? Bahkan, kau memasukkan karakter seorang anak?" Maya memprotes apa yang terjadi. Dia sengaja berbicara berdua dengan Sutradara. "Maya, ini bukan perubahan drastis. Penulis hanya menambahkan. Beberapa adegan menunjang. Lagipula, kita juga bisa memanfaatkan kepopuleran kalian berdua untuk drama ini saat tayang." Maya masih mencurigai sesuatu. "Sutradara, apa suamiku menemuimu dan memberikan investasi besar dengan syarat cerita diubah agar ada adegan seorang anak?" "Tidak ada yang seperti itu. Aku sendiri yang memilih untuk memasukkannya. Maya Lin, kau tidak perlu memikirkan tentang ini. Hanya fokuslah untuk berakting. Ini seharusnya mudah bagimu untuk berinteraksi karena dia adalah putramu, kan? Jangan banyak protes dan lakukan saja apa yang telah ditentukan."Maya Pergi dengan perasaan kecewa.
Samuel memberikan bunga pada Maya dan Stelio. "Selamat telah menyelesaikan syuting drama ini!" "Terima kasih, papa." Stelio tersenyum senang. Para kru dan para artis yang terlibat mulai melakukan perayaan dengan foto besama. "Sebagai perayaan, aku akan mentraktir kalian semua di restoran." Samuel mengucapkan hal yang sangat diidamkan oleh pemain dan juga para kru lainnya. "Ayo, kita langsung ke restoran yang aku pesan sekarang juga."Semua orang mulai bersiap. Samuel mencegah Stelio yang akan mengikuti Maya dan Manager Chen. "Stelio, kau akan berada di mobilku. Ada hal yang ingin aku bicarakan padamu."Stelio menatap Samuel dengan bingung, tetepi dia tetep saja naik ke mobil. Selama perjalan, Samuel langsung memberikan pertanyaan padanya. "Apa kau dekat dengan Mike? Hubungan apa yang kalian berdua miliki?" tanya Samuel. "Papa, bukankah papa ingin aku untuk memisahkan mereka berdua? Aku tidak memiliki hubungan lain dengan orang itu selain hal ini," jawab Stelio dengan tenang. "Ap
"Jangan mencari alasan. Aku tahu bahwa kau hanya mengatakan omong kosong untuk bisa meninggalkan tempat ini," ucap Samuel tidak berniat untuk melepas Maya. "Samuel, apa kau tidak menggunakan mata dengan baik? Itu sangat jelas, tetepi kau tidak melihatnya. Ayo, kita perlu untuk pergi ke dokter mata!" ucap Maya dengan kesal. Stelio mengamati kedua orang tuanya yang sedang berdebat ini. Dia lalu mengalihkan pandangan ke arah pintu. Keningnya berkerut begitu dalam, seolah sedang memikirkan sesuatu. *** Hari berlalu, tubuh Stelio secara perlahan sudah mulai pulih. Dia dengan mendesak untuk diizinkan syuting. Samuel masih khawatir dengan keadaannya. "Kau yakin sudah merasa lebih baik?""Ya." "Baiklah. Jika itu keinginanmu. Stelio, mulai besok, kau akan memiliki pengawal yang akan menjagamu," ucap Samuel memberitahu kepada putranya. Stelio tidak menyetujui keputusan Samuel, "Kenapa aku membutuhkan pengawal. Bukankah akan lebih aman jika aku bersama dengan Mama? Papa, bisa saja para Pen
"Apa Bos memintamu untuk melakukan ini? Jika sampai sesuatu terjadi padanya, kau akan tahu apa yang dapat kami lakukan. Kau harus tahu jangan pernah menyentuh anak itu sembarangan. " ucap orang di telepon itu. Panggilan telepon berakhir. Mike mulai merasa cemas. Sekarang, dia harus memastikan bahwa anak itu baik-baik saja demi kesehatan hidupnya juga. Mike langsung menghubungi seseorang kenalan yang dia percayai untuk mengatasi hal ini. *** "Apa yang anak itu makan, aku juga memakan menu yang sama. Jika ada sesuatu yang salah, aku pasti juga mengalaminya," ucap Maya. "Tidak. Itu belum tentu. Maya, kau memang selalu tidak cermat untuk hal seperti ini. Pasti ada seseorang yang menyentuh makanan Stelio dan melakukan ini padanya. Siapa orang yang tidak waras itu sehingga berani melukai seorang anak?" Samuel merasa kesal. "Lalu, bagaimana dengan keadaannya sekarang?" "Beruntung bahwa dokter bisa mengatasi ini, tapi Stelio masih belum bangun.""Samuel, lebih baik kau mengubah keputus
Stelio tidak mengakui bahwa dia sedang demam dan bertindak normal. Manager Chen juga tidak bisa berbuat banyak, tetepi siapa yang mengira sesuatu yang buruk terjadi. "Maya Lin, bagaimana ini bisa terjadi? Kau tidak menjaganya dengan benar!" Samuel marah besar. Hari ini, Stelio dikabarkan pingsan di lokasi syuting. Maya menjadi pihak yang terdalam karena tidak menyadari kesehatan Stelio. Bagaimana Maya bisa tahu hal ini saat jadwal syuting menghasilkan semakin padat?"Kenapa kau menyalahkanku? Apa aku yang membuat anak ini sakit? Samuel, anakmu itu punya tubuh yang lemah dan tidak cocok untuk tetap berada di Industri hiburan. Lebih baik jangan memaksa untuk tetap membuatnya syuting denganku!" "Kau mengatakan ini untuk menyingkirkan, Stelio, kan? Itu tidak mungkin. Termasuk jika tubuhnya lemah, selama dia masih ingin bertahan di Industri hiburan maka tidak ada yang bisa menghentikannya, termasuk itu dirimu!" tegas Samuel. "Aku juga akan mengatur agar proses syuting tidak akan terlalu
Samuel melangkah lalu mencium Maya dengan cara yang sama seperti yang Mike lakukanlah padanya. Kali ini Maya membiarkannya dan membalas ciumannya. "Lalu yang kedua kau harus...." Samuel mengucapkan setelah melepaskan ciumannya. "Kedua? Kau bilang hanya satu, kan?" protes Maya. "Aku yang membuat aturan jadi terserah padaku. Kau juga harus memenuhi ini! Aku ingin kau harus melibatkan Stelio pada setiap drama yang kau mainkan.' "Samuel, apa kau pikir setiap drama membutuhkan pemeran anak-anak? Aku tahu kau melakukan ini agar anakmu itu dapat mengangguku, kan?" Maya sudah berhasil terbebas setelah negosiasi panjang. Sekarang, dia harus terjebak lagi? Tentu saja, dia tidak mau. "Kenapa kau begitu terganggu? Apa karena kau masih ingin bermain banyak drama dengan adegan romantis bersama para aktor muda, dan melupakan statusmu sebagai seorang ibu?""Aku tidak pernah berpikir seperti itu. Kau saja yang terlalu berlebihan.""Jadi, kau tidak ingin melakukannya walaupun ini Syarat yang aku