"Apa kita harus menggunakan pakaian seperti ini? Bukankah terlalu mencolok?" Maya merasa tidak nyaman menggunakan warna pakaian yang senada dengan Stelio. "Stelio pernah mengatakan padaku untuk menggunakan pakaian warna senada saat pergi ke luar. Aku pikir itu bukan ide yang buruk karena kita bisa menunjukkan betapa harmonisnya kita," ucap Samuel. "Harmonis kau bilang?" Maya memberikan senyuman seolah-olah mengejek apa yang dikatakan oleh pria ini. Mereka bahkan baru saja bertengkar, Sekarang Samuel justru mengatakan menunjukkan keluarga yang harmonis? "Bagian mana yang kau sebut harmonis? Menggunakan pakaian yang sama tidak cukup untuk menutupi apa yang akan terjadi pada kita," cibir Maya. "Maya Lin, apa kau tidak bisa tenang dan tidak banyak berkomentar?""Aku hanya mengatakan yang sebenarnya." Tuan kecil Stelio melihat mamanya yang lagi-lagi tidak bahagia. "Mama, apa mama tidak suka memakai pakaian mirip? Aku akan mengganti pakaianku." Pria kecil itu mengucapkan dengan ekspresi
Maya menggunakan celah untuk melepaskan diri dari cengkeraman Samuel lalu memeluk pria yang baru saja memanggilnya itu. "Aku senang melihatmu lagi. Kau semakin tampan ya. " Samuel dan Stelio menatap pria asing itu dengan tajam. Samuel tidak bisa mengendalikan diri dan Memisahkan kedua orang itu dengan paksa. "Istri, ada banyak orang di sini. Kenapa kau justru memeluk pria yang tidak di kenal ini. Kau berani selingkuh tepat di depan mataku?" "Kalak ipar, jangan salah paham. Aku dan kak Maya sudah seperti saudara." "Saudara? Ada banyak perselingkuhan yang terjadi dari hubungan yang mengaku sebagai saudara," ucap Samuel dengan cibiran sarkasnya. "Samuel, apa kau pikir semua pria sama sepertimu yang memiliki pikiran tidak murni?" ucap Maya menyindir. "Paman, apa kau adalah saudara mama?" Stelio mendekat. Pria itu memandang anak kecil yang menatapnya. "Kak Maya, apa dia anak yang muncul di pencarian teratas? Ternyata anak ini memang mirip denganmu ya. Aku tidak tahu kalau kau punya a
"Stelio tidak mudah dekat dengan siapapun, tapi kenapa--" "Kau lihat sendiri kan, anak itu akan melupakanmu setelah bersama dengan Allen. Dia pintar untuk mengambil hati seseorang." Maya mengejek Samuel yang harus menyaksikan keakraban Stelio dan Allen. "Kau pasti menyesal telah meniggalkan anak itu dan memilih untuk mengikuti aku. " "Tidak. aku tidak menyesalinya. Aju masih berjaga saja, kau menggunakan pintu lain untuk keluar dan melarikan diri. Jika aku melepaskanmu maka aku sudah kehilanganmu dan Stelio juga tidak akan menunjukkan senyuman cerah itu lagi jika kau pergi." "Dia tersenyum cerah pasti karena membicarakan sesuatu yang menyenangkan dengan Allen, tidak ada hubungannya denganku. Aku hanyalah orang asing yang terpaksa untuk bertindak sebagai ibunya." "Maya, itu mungkin dalam pikiranmu. Stelio menganggapmu sebagai ibunya." "Mama!" Stelio tiba-tiba saja berlari ke arah Maya Lin. Dia merentangkan tangan "Mama, kau kembali. Gendong aku" Stelio menunjukkan ekspresi menggem
"Samuel, jangan membuat masalah. Apa aku bahkan tidak boleh memiliki privasi? Allen hanya ingin memberitahuku, kenapa kau justru mempermalukannya?" Maya mengomentari tindakan Samuel. "Allen, datang dan katakan padaku apa yang ingin kau katakan." "Tidak apa-apa kak Maya, lagipula ini sebenarnya bukan suatu hal rahasia. Aku ingin membantumu untuk masuk ke tim drama yang akan aku bintangi. Aku tahu ini bukan drama S ataupun S+, tapi ini cukup bagus untuk--""Maya tidak butuh bantuanmu," Samuel memotong ucapan Allen. "Aku bisa membuat Maya mendapatkan projects drama tidak hanya itu bahkan film dengan sutradara ternama dapat aku buat dia memilih Maya. Koneksi yang aku miliki jauh lebih unggul daripada kau.""Tuan Samuel Ren, kau tidak berubah sama sekali." Maya menatap Samuel. "Apa karena kau kaya jadi bisa menyombongkan diri dan memandang rendah orang lain?" "Aku hanya mengatakan yang sebenarnya bahwa aku lebih bisa untuk membantumu mendapatkan drama yang bagus darpada dia." "Kak Maya,
"Aku sudah menyiapkan semuanya, bukankah kau tadi pagi marah karena ini? Sekarang kenapa wajahmu menjadi tidak senang?" ucap Samuel menatap Maya. Maya tersenyum pahit. "Benar, aku memang menginginkan ini dipercepat, tapi melihat apa yang kau lakukan tadi pagi, aku jadi ingin mempertimbangkannya lagi. Apa kau lupa apa yang aku katakan di kebun binatang tadi? Kau tidak pikun dan tuli, kan?" "Sudah terlambat, kita sudah di sini sekarang dan semua persiapan telah selesai. Kita hanya perlu mengambil buku nikah kita lagi. Tidak ada gunanya penolakanmu," ucap Samuel dengan sombong. "Aku akan mengatakan padamu sekali lagi bahwa aku tidak akan menerima surat nikah walaupun kau mendapatkannya. Aku hanya ingin kau penuhi janjimu terlebih dahulu," ucap Maya bersikeras. "Maya, kita sudah resmi terdaftar seara hukum. Kau menerimaku atau tidak itu bukan lagi masalah. ""Kalau begitu ambil saja sendiri. Aku tidak akan menurutimu untuk masuk.""Maya Lin, apa kau akan menggunakan cara yang sama, kau
"Kau sudah mendapatkan apa yang kau mau untuk mengikatku, sekarang aku menuntut keadilan, Jika kau tidak mau melakukannya, Aku akan terus mendesak sampai kau bosan." Maya menagih janji pria itu. Samuel menunjukkan ekspresi bosan. "Aku sudah mengatakan akan mengumumkan di pesta perusahaan, tapi aku ingin kau berjanji satu hal padaku," ucap Samuel menatap lurus Maya. "Kau masih memintaku melakukan hal lain lagi? Samuel Ren, ada berapa banyak tuntutan yang kau ingin aku lakukan bahkan tidak ada dalam kontra perjanjian kita?" "Maya Lin, ini adalah hal yang paling penting dan jika kau tidak setuju maka aku tidak akan pernah dapat memenuhi keinginanmu." Maya merasa kesal, dia sering bertemu dengan sutradara yang menyebalkan atau lawan main yang sombong, tapi tidak ada yang lebih merepotkan daripada berhadapan dengan bos sombong yang egois seperti pria ini. Dia bertanya-tanya pasti diri sudah buta saat itu karena tergila-gila dengan pria ini di masa lalu bahkan mengorbankan banyak hal."
"Maya Lin, kau mau percaya atau tidak, faktanya bukan aku yang melakukannya!" ucap Samuel dengan tegas. Saat ini mereka berdua sedang berada di kamar utama untuk mendiskusikan hal pribadi tentang masalah yang terjadi. "Jika bukan kau siapa orang yang akan menyebarkan masalah beberapa tahun lalui? Aku ingat, di masa lalu kaulah yang menuduhku berselingkuh?" ucap Maya bersikeras dengan tuduhannya. Samuel membaca postingan yang ada di ponselnya dan melihat foto-foto yang memang terlihat di ambil beberapa tahun yang lalu. Dia kemudian kembali menatap Maya. "Apa kau memang berselingkuh dariku saat itu?"Maya yang sedang marah semakin marah dengan percikan minyak yang semakin menyalakan api. "Samuel, jika aku memang seperti itu, apa mungkin aku akan menjalani kehidupan penuh kesulitan dan bahkan memulai karirku dari bawah. Kau juga tidak akan mempercayai alasanku ini, kan?" "Kau bahkan tidak mau mengakui anakku karena berpikir seperti itu, kan? Kau juga menuduhku berselingkuh saat itu d
"Maya Lin! Kau!" Samuel merintih pelan karena tindakan kasar Maya Lin. Wanita itu telah menendang harta berharganya. "Rasakan, itu hukuman yang pantas untukmu sehingga kau tidak melecehkan seseorang hanya demi memenuhi keinginan benda itu." Maya dengan cepat melarikan diri dari ruangan itu. Samuel tidak punya tenaga untuk mengejarnya. Pria itu hanya duduk memulihkan dirinya. "Awas saja nanti, aku akan membuatmu kecanduan dan tidak bisa berjalan selama seminggu," ucap Samuel bertekat untuk membalasnya..***"Aku bukan anak remaja lagi, tetapi kenapa jantungku berdebar kencang seperti ini hanya karena dia ingin mencium. dan menyentuhku?" Maya menghela nafas berusaha untuk mengatur debaran jantung yang tidak terkendali. Sebagai seorang aktris yang bermain dalam drama romansa, sudah biasa baginya melakukan adegan ciuman bahkan berpelukan, tetapi kenapa perasaannya aneh. "Tidak mungkin aku masih menyukai pria itu? Perasaan itu sudah lama aku buang jauh-jauh."Kehidupan ini bukanlah sebu
"Maya, jika ada hal penting yang terjadi, aku akan meminta izin agar ada yang bisa menggantikan mu," ucap Manager Chen yang melihat kecemasan di wajah Maya. Maya menggelengkan kepala. "Tidak apa-apa, ini bukan urusan yang penting."Maya yakin tanpa dirinya ikut campur, Samuel pasti akan menemukan Stelio. Maya mengulurkan ponselnya pada Manager Chen, seperti biasa Managernya yang akan menyimpan ponselnya selama dia syuting. Selama syuting, Maya berusaha untuk tetep ceria dan bergaul dengan anggota reality show yang lain, tapi suasana hatinya sedang tidak baik. Banyak pemikiran di kepalanya. "Apa Samuel sudah menemukannya? Bagaimana keadaan anak itu? Apa alasan dia pergi tiba-tiba? "Kita akan break sebentar, bersiaplah untuk sesi selanjutnya." Maya langsung pergi menemui Managernya. Dia langsung diberitahu, "Maya, ada telepon dari nomer yang tidak di kenal. Dia menelepon berulang kali." "Biarkan aku mengeceknya!" Saat ponsel itu berada di tangannya, Maya langsung mendapatkan telepo
Mulut Stelio terbuka lebar melihat nama yang tertera di batu nisan itu. Marion Lin Ren. "Orang ini memiliki nama tengah yang menjadi surname Mama dan juga Ren. Apa dia ada hubungannya dengan keluarga Ren?" Stelio merasa semua semakin jelas, apalagi pernyataan Maya tadi. Namun, hati kecilnya masih sulit untuk percaya. Ada banyak pertanyaan di pikiran Stelio. Pria kecil itu melihat ke sebuah foto bayi kecil. Foto yang disentuh oleh Maya berulang kali. Tanpa sadar, dirinya merasa iri dengan hal itu. Stelio berbalik lalu pulang ke rumah dengan dipenuhi kerumitan di pikirannya.Seseorang tiba-tiba menepuk bahunya. Tubuh Stellio tersentak kaget. Dia berbalik dengan ragu karena takut jika itu adalah Mamaya. "Tuan Kecil Stelio, saatnya untuk pulang." Stelio merasa lega karena supir yang mendatanginya. ***"Papa, apa papa memilliki anak yang lain?" Stellio tidak tahan ingin tahu tentang ini. Samuel yang sedang fokus mengetik sesuatu, langsing mengalihkan pandangan pada Stelio. "Tidak ada.
Stelio mendapatkan banyak komentar negatif, bahkan para haters juga mulai berani untuk melakukan tindakan kejam seperti melemparkan telur busuk ke arah Stelio saat anak itu keluar untuk menemui para penggemar yang datang. Maya tidak sempat menghentikan itu. Dia dapat melihat ekspresi tidak menyenangkan yang di miliki oleh Stelio. Namun, senyum profesional masih terukir di bibirnya saat para penggemar mengkhawatirkannya. "Jangan khawatir, aku baik-baik saja. Aku hanya perlu membersihkannya." Namun, semua itu tidak sesederhana itu karena kulit Stelio menjadi memerah. Sepertinya telur itu juga diberikan obat lain yang membuat kulit iritasi. Beruntung bahwa Stelio sudah menyelesaikan semua bagiannya. Maya tidak tahan lagi melihat hal ini. "Stelio, lebih baik kau berhenti saja setelah ini!" ucap Maya dengan keras ketika mereka berada di kamar. "Tidak mama, aku--" "Aku tidak tahan lagi. Kau selalu saja terlibat dalam masalah dan sekarang citramu sudah buruk di mata publik. Selain itu ka
Maya awalnya menjalankan syuting dengan aman, tetapi dalam beberapa hari semua berubah. Saat anak itu tiba-tiba saja datang. "Sutradara, apa ini? Kenapa plot di naskah berubah begitu drastis? Bahkan, kau memasukkan karakter seorang anak?" Maya memprotes apa yang terjadi. Dia sengaja berbicara berdua dengan Sutradara. "Maya, ini bukan perubahan drastis. Penulis hanya menambahkan. Beberapa adegan menunjang. Lagipula, kita juga bisa memanfaatkan kepopuleran kalian berdua untuk drama ini saat tayang." Maya masih mencurigai sesuatu. "Sutradara, apa suamiku menemuimu dan memberikan investasi besar dengan syarat cerita diubah agar ada adegan seorang anak?" "Tidak ada yang seperti itu. Aku sendiri yang memilih untuk memasukkannya. Maya Lin, kau tidak perlu memikirkan tentang ini. Hanya fokuslah untuk berakting. Ini seharusnya mudah bagimu untuk berinteraksi karena dia adalah putramu, kan? Jangan banyak protes dan lakukan saja apa yang telah ditentukan."Maya Pergi dengan perasaan kecewa.
Samuel memberikan bunga pada Maya dan Stelio. "Selamat telah menyelesaikan syuting drama ini!" "Terima kasih, papa." Stelio tersenyum senang. Para kru dan para artis yang terlibat mulai melakukan perayaan dengan foto besama. "Sebagai perayaan, aku akan mentraktir kalian semua di restoran." Samuel mengucapkan hal yang sangat diidamkan oleh pemain dan juga para kru lainnya. "Ayo, kita langsung ke restoran yang aku pesan sekarang juga."Semua orang mulai bersiap. Samuel mencegah Stelio yang akan mengikuti Maya dan Manager Chen. "Stelio, kau akan berada di mobilku. Ada hal yang ingin aku bicarakan padamu."Stelio menatap Samuel dengan bingung, tetepi dia tetep saja naik ke mobil. Selama perjalan, Samuel langsung memberikan pertanyaan padanya. "Apa kau dekat dengan Mike? Hubungan apa yang kalian berdua miliki?" tanya Samuel. "Papa, bukankah papa ingin aku untuk memisahkan mereka berdua? Aku tidak memiliki hubungan lain dengan orang itu selain hal ini," jawab Stelio dengan tenang. "Ap
"Jangan mencari alasan. Aku tahu bahwa kau hanya mengatakan omong kosong untuk bisa meninggalkan tempat ini," ucap Samuel tidak berniat untuk melepas Maya. "Samuel, apa kau tidak menggunakan mata dengan baik? Itu sangat jelas, tetepi kau tidak melihatnya. Ayo, kita perlu untuk pergi ke dokter mata!" ucap Maya dengan kesal. Stelio mengamati kedua orang tuanya yang sedang berdebat ini. Dia lalu mengalihkan pandangan ke arah pintu. Keningnya berkerut begitu dalam, seolah sedang memikirkan sesuatu. *** Hari berlalu, tubuh Stelio secara perlahan sudah mulai pulih. Dia dengan mendesak untuk diizinkan syuting. Samuel masih khawatir dengan keadaannya. "Kau yakin sudah merasa lebih baik?""Ya." "Baiklah. Jika itu keinginanmu. Stelio, mulai besok, kau akan memiliki pengawal yang akan menjagamu," ucap Samuel memberitahu kepada putranya. Stelio tidak menyetujui keputusan Samuel, "Kenapa aku membutuhkan pengawal. Bukankah akan lebih aman jika aku bersama dengan Mama? Papa, bisa saja para Pen
"Apa Bos memintamu untuk melakukan ini? Jika sampai sesuatu terjadi padanya, kau akan tahu apa yang dapat kami lakukan. Kau harus tahu jangan pernah menyentuh anak itu sembarangan. " ucap orang di telepon itu. Panggilan telepon berakhir. Mike mulai merasa cemas. Sekarang, dia harus memastikan bahwa anak itu baik-baik saja demi kesehatan hidupnya juga. Mike langsung menghubungi seseorang kenalan yang dia percayai untuk mengatasi hal ini. *** "Apa yang anak itu makan, aku juga memakan menu yang sama. Jika ada sesuatu yang salah, aku pasti juga mengalaminya," ucap Maya. "Tidak. Itu belum tentu. Maya, kau memang selalu tidak cermat untuk hal seperti ini. Pasti ada seseorang yang menyentuh makanan Stelio dan melakukan ini padanya. Siapa orang yang tidak waras itu sehingga berani melukai seorang anak?" Samuel merasa kesal. "Lalu, bagaimana dengan keadaannya sekarang?" "Beruntung bahwa dokter bisa mengatasi ini, tapi Stelio masih belum bangun.""Samuel, lebih baik kau mengubah keputus
Stelio tidak mengakui bahwa dia sedang demam dan bertindak normal. Manager Chen juga tidak bisa berbuat banyak, tetepi siapa yang mengira sesuatu yang buruk terjadi. "Maya Lin, bagaimana ini bisa terjadi? Kau tidak menjaganya dengan benar!" Samuel marah besar. Hari ini, Stelio dikabarkan pingsan di lokasi syuting. Maya menjadi pihak yang terdalam karena tidak menyadari kesehatan Stelio. Bagaimana Maya bisa tahu hal ini saat jadwal syuting menghasilkan semakin padat?"Kenapa kau menyalahkanku? Apa aku yang membuat anak ini sakit? Samuel, anakmu itu punya tubuh yang lemah dan tidak cocok untuk tetap berada di Industri hiburan. Lebih baik jangan memaksa untuk tetap membuatnya syuting denganku!" "Kau mengatakan ini untuk menyingkirkan, Stelio, kan? Itu tidak mungkin. Termasuk jika tubuhnya lemah, selama dia masih ingin bertahan di Industri hiburan maka tidak ada yang bisa menghentikannya, termasuk itu dirimu!" tegas Samuel. "Aku juga akan mengatur agar proses syuting tidak akan terlalu
Samuel melangkah lalu mencium Maya dengan cara yang sama seperti yang Mike lakukanlah padanya. Kali ini Maya membiarkannya dan membalas ciumannya. "Lalu yang kedua kau harus...." Samuel mengucapkan setelah melepaskan ciumannya. "Kedua? Kau bilang hanya satu, kan?" protes Maya. "Aku yang membuat aturan jadi terserah padaku. Kau juga harus memenuhi ini! Aku ingin kau harus melibatkan Stelio pada setiap drama yang kau mainkan.' "Samuel, apa kau pikir setiap drama membutuhkan pemeran anak-anak? Aku tahu kau melakukan ini agar anakmu itu dapat mengangguku, kan?" Maya sudah berhasil terbebas setelah negosiasi panjang. Sekarang, dia harus terjebak lagi? Tentu saja, dia tidak mau. "Kenapa kau begitu terganggu? Apa karena kau masih ingin bermain banyak drama dengan adegan romantis bersama para aktor muda, dan melupakan statusmu sebagai seorang ibu?""Aku tidak pernah berpikir seperti itu. Kau saja yang terlalu berlebihan.""Jadi, kau tidak ingin melakukannya walaupun ini Syarat yang aku