Share

68. Melayat

Penulis: R. Angela
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-13 14:07:50

"Radit, bangun ... Kita harus siap-siap," ujar Airin setelah berhasil membuka matanya. Dia masih ingin mengabaikan ponselnya yang berdering, tapi bunyinya semakin mengganggu, memaksa dirinya untuk meraih benda pipih itu dan mematikannya, meski bagian pangkal pahanya masih ngilu. Namun, lihat nama Nasya sebagai si penelpon, Airin bergegas menggeser tombol hijau, tapi keburu berhenti.

Bola matanya terbelalak melihat panggilan dari Nasya lebih dari 20 kali, lalu ada satu pesan dan juga dari sahabatnya itu.

Bergegas Airin menggoyang-goyangkan tubuh Radit, meminta pria itu untuk segera bangun.

"Ayo, bangun," rengek Airin. Keduanya bangun kesiangan karena memang tidak tidur semalaman. Keduanya mengulang percintaan mereka, seperti tidak ada bosannya. Dalam semalam, entah sudah berapa kali mereka bercinta. Keduanya baru beristirahat setelah adzan subuh berkumandang.

Tubuh Airin begitu sakit terasa pegal, tapi tidak lantas membuatnya jera untuk mengulang kembali meraih kenikmatan itu.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   69. Hubungan Tidak wajar.

    Acara penguburan Risma berjalan dengan lancar. Satu persatu pelayat juga sudah pulang menyisakan keluarga inti saja. "Ayah, kita pulang," ucap Dika menggenggam pundak Anton. Selama proses penguburan, Anton hanya diam memandangi jasad Risma yang sudah dikubur dan bertabur bunga. Dika takut kalau ayahnya jadi jatuh sakit karena masih belum mengikhlaskan kepergian ibunya. "Sebentar lagi. Ayah masih ingin di sini," jawab Anton pelan dan menepuk tangan Dika. Penuh sabar, Dirga dan semua anggota keluarga menunggu dengan sabar. Mereka tidak mendesak karena ingin memberi waktu bagi Anton mengucapkan kata perpisahan pada istrinya. Setelah lega, Anton bangkit lalu mengajak rombongan pulang. Hingga malam, mereka semua masih berada di kediaman Anton. Pria itu terlihat lelah dan lemah. Masuk ke dalam rumahnya membawa kenangan akan istrinya lagi. Dia kembali menitikkan air mata. "Ayah, sudahlah. Ibu sudah tenang di sisiNya," Dika merangkul sang ayah, duduk di samping Anton. Anton meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13
  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   70. Anak Hilang Kembali Pulang

    "Bang Raka, harus pulang. Mami masuk rumah sakit!" Pesan itu berhasil tersampaikan pada Raka setelah sekian lama dia menonaktifkan nomornya, entah mengapa kali ini dia terketuk untuk mengaktifkan kembali. Banyak notifikasi panggilan masuk, pun pesan. Namun, hanya pesan dari Nasya yang menarik minat Raka. Kabar ibundanya yang jatuh sakit membuat hati Raka tidak karuan. Terlebih dalam pesan keduanya, Nasya melampirkan alamat rumah sakit tempat Anisa dirawat. "Gue rasa lu harus pulang, Ka. Jangan sampai suatu hari lu nyesal," tegas Galang, teman dekat Raka menasehati. "Apa-apaan, sih, lu? Nyokap gue baik-baik saja," sambarnya tidak senang atas kalimat temannya. Raka berpikir keras, kapan terakhir dia bertemu dengan Anisa? Lupa. Sudah sangat lama ternyata. Bahkan saat pernikahan kedua Nasya, Raka tidak datang meski Radit sudah memintanya hadir. Persoalannya masih sama. Dia masih tidak ingin bertemu dengan Dirga. Satu tahun lamanya berkelana keluar dari rumah, tidak satu kali pu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14
  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   71. Syarat dan Ketentuan Berlaku

    Kedatangan Raka menjadi obat yang mujarab bagi kesehatan Annisa terbukti begitu bertemu dengan putranya itu, Anisa sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik. Dokter yang merawat Anisa selama satu minggu di rumah sakit pun turut heran melihat perkembangan kesehatan Anisa yang begitu drastis sembuh. "Hari ini Ibu sudah diizinkan pulang tapi masih harus bed rest di rumah, tidak boleh kelelahan dan harus makan yang teratur dan sehat. Satu lagi jangan terlalu banyak pikiran karena itu bisa memacu kembali terkena serangan jantung," tutur sang dokter di depan semua anggota keluarga agar ikut memperhatikan kondisi Anisa yang masih rawan. Hari ini ketiga anak Anisa berada di ruangan itu bersamanya dan itu menjadi satu kebahagiaan yang tak ternilai. Turut serta kedua mantunya yang menunjukkan kepedulian dan sayangi kepada Anisa. Mengetahui kalau Anisa hari ini pulang, Chris bahkan membawa Zain ikut ke rumah sakit menjemput Omanya. Anisa tidak peduli jikalau Dirga masih sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14
  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   72. Masa Lalu Belum Usai

    Sudah empat bulan berubah tangga, hubungan Radit dan Airin pun semakin membaik. Mereka hidup layaknya suami istri yang saling mencintai. Setidaknya itulah tampak dari luar juga pendapat Bi Sum, pelayan di rumah mereka. Perhatian Radit juga begitu besar pada Airin hingga sudah biasa membuat wanita itu bermanja-manja layaknya anak kecil. Layaknya pasutri dimabuk cinta, hampir setiap malam memadu kasih, bercinta dengan penuh gelora. Radit kini sudah terang-terangan menunjukkan candunya pada Airin. Dia mengakui kalau sangat menyukai tubuh wanita itu. Hanya saja dari semua kejujuran yang dimiliki Radit, tidak sekalipun keluar dari bibirnya kata cinta untuk Airin. Meski sedikit kecewa, tapi Airin tidak pernah menuntut, yang terpenting sikap Radit padanya sudah menunjukkan perasaan pria itu. Dia harus memaklumi karakter Radit. Nasya bilang, abangnya bukan tipe pria yang mengumbar kata cinta bukan juga tipe pria romantis. Setiap bercinta, Radit pasti akan menuju betapa nikmatnya tubuh A

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14
  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   73. Sakit Sampai Ke Hulu Hati

    Lutut Airin lemas tidak bisa bergerak sama sekali. Dia masih berdiri di depan pintu mendengarkan pembicaraan antara Radit dan Dinar. Benar, Dinar sudah kembali. Entah bagaimana gadis itu bisa datang ke apartemen mereka, muncul kembali dalam kehidupan Radit setelah semua yang sudah dia lakukan kepada pria itu. Yang paling membuat Airin tidak percaya Radit justru masih mau menemui wanita itu dan yang paling buruk dia mengizinkan Dinar masuk ke dalam rumah mereka. Bisa dibayangkan bagaimana sakit hatinya Airin setelah semua pengorbanannya? Benar, niat awalnya bukan hanya untuk membantu keluarga Radit, karena memang dia ingin menikah dengan pria itu secara sukarela, tapi tidak begini juga balasannya. "Bagaimana kalau dia tidak mau diceraikan?" tantang Dinar, terdengar gadis itu menangis. Airin mengepal tinju di sisi tubuhnya dengan sekali rasanya menonjok wajah Dinar. Dia tahu tangis wanita itu palsu apapun alasannya dia tidak akan mau diceraikan oleh Radit terlebih saat ini mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14
  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   74. Wajah Familiar

    "Maaf, Bu, saya tidak sengaja." Nasya buru-buru memungut buku yang terjatuh dari tangan wanita itu. Buku panduan memasak berbagi jenis menu makanan. "Gak papa, Mbak. Saya juga salah gak lihat-lihat mau belok," jawab wanita itu tersenyum lembut. Meski sudah banyak garis penuaan di wajahnya, tapi tetap masih menunjukkan kecantikan wanita itu. Nasya tebak saat masa mudanya, dia pasti sangat cantik. "Ibu suka masak?" Nasya memperhatikan buku yang baru diambil dari lantai dan mengamati sebelum menyerahkan kembali pada wanita itu. "iya kebetulan Ibu juga buka restoran kecil-kecilan nggak jauh dari sini. Kalau sempat silakan mampir," lanjutnya tersenyum lembut. Ada rasa nyaman timbul ketika berbicara dengannya, Nasya bisa merasakan hal itu. Lagi pula senyumnya begitu bersahabat dan tutur katanya lembut. "Saya Nasya, Bu," ucapnya menyodorkan tangan ke depannya. "Saya Bu Ema," katanya sembari menerima uluran tangan Nasya. "Ada apa?" tanya Airin mendekati mereka. Diliriknya wanita yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14
  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   75. Mengajukan Cerai

    Airin kembali ke rumah masih dengan perasaan kacau balau. Nasya bilang Radit tidak mengatakan apapun padanya. Setidaknya Airin masih bisa mengangkat wajah di depan keluarga suaminya. Baru membuka pintu Airin menyadari kalau suaminya ada di rumah. Sepatu Radit tergeletak begitu saja di lantai. "Bapak udah pulang, Bi?" tanya Airin ketika Bi Sum menyambut kedatangannya di depan pintu. Ini masih terlalu sore untuk kebiasaan Radit pulang ke rumah. Apa mungkin pria itu jatuh sakit hingga pulang cepat? "Sudah Bu, sudah sejam yang lalu." Airin mengangguk lalu berjalan menuju kamarnya sama sekali tidak berniat mencari keberadaan Radit di ruang kerja."Kamu sudah pulang? Pergi dengan Nasya?" tanya Radit mulai mengintrogasi. Sikap Radit yang seperti itulah yang membuat Airin kadang salah mengerti. Seharusnya kalau memang Radit tidak punya perasaan apapun terhadap dirinya tidak perlu memberikan perhatian menunjukkan kepedulian padanya. Airin mengangguk lalu melewati pria itu untuk t

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   76. Mengingatkan Masa Tertinggal

    "Kamu harus coba ini, Mas!" Nasya menata makanan yang dia bawa dari resto Bu Ema. Penuh semangat dia menawarkan pada Chris karena sangat yakin kalau suaminya itu akan suka. "Kamu masak?" "Hentikan omong kosong itu, kamu tahu sendiri aku tidak bisa masak. Terimalah kekurangan istrimu ini yang hanya bisa membuatmu jatuh cinta," jawab Nasya percaya diri. Itu kenyataan yang ada, tidak terbantahkan. Nasya hanya mengingatkan kalau dulu Chris berucap tidak masalah punya istri yang tidak bisa masak, asal wanita itu adalah Nasya. Jadi, tidak punya alasan untuk menyesal. Tawa Chris menggema di ruang makan malam itu. Dia senang menggoda Nasya. Tentu saja dia tidak mengharapkan semua menu yang ada di atas meja ini hasil tangan istrinya. Biasanya juga bi Rahma yang mempersiapkan semua. "Udah, jangan diketawain. Coba makan dulu, kamu pasti suka. Ini tuh, enak banget, Mas!" Satu kursi sudah ditarik lebih dekat ke arah Chris. Nasya duduk dan mulai mengamati suaminya mencicipi bebek goreng

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15

Bab terbaru

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   123 Bahagia itu Kita

    Elena tidak bisa menolak. Bukan hanya sekedar karena Raka akan membantu keluarganya, tapi jauh dari itu, dia juga menyimpan rasa pada Raka. Tidak dibuat-buat, mengalir begitu saja. Elena yakin, kalau Raka mampu membahagiakan dirinya. Pernikahan putra bungsu Dirga digelar di ballroom hotel dengan banyak tamu undangan dari kalangan pebisnis, publik figur, sampai semua karyawan perusahaan diundang. Banyak yang terkejut, tidak menyangka kalau atasan dan bawahan itu akhirnya dipersatukan dalam mahligai rumah tangga. "Kamu terlihat gugup," bisik Raka memandang lembut istrinya. Elena tersipu malu. Kini sudah resmi jadi suami istri, tapi rasa gugup dan deg-degan di dalam hatinya belum juga surut. Ada kalanya Elena mencubit tangannya, demi memastikan kalau dia sedang tidak bermimpi. Raka putra Dirgantara kini sudah jadi suaminya. "Sedikit," jawabnya pelan, hanya sekali mengangkat kepala lalu kembali menunduk tak tahan dengan tatapan mesra Raka. Raka menarik tangan Elena, menyelipkan j

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   122. Menikah Saja

    "Bagaimana permintaan papi?" Dirga sudah muncul dan duduk di samping Raka yang tengah duduk di teras rumah menikmati kesunyian berteman secangkir kopi. Ayahnya kembali mendesak, tidak mungkin terus menghindar. Tapi, kalau dituruti juga dia tidak punya kandidat. Puas pacaran selama kuliah, menjadi sosok badboy, membuat Raka tidak lagi minat pada pernikahan. Ambisinya sudah terikat dengan urusan kantor. Ada kalanya dia menerima tawaran dari beberapa temannya untuk kumpul di sebuah bar, minum dan menikmati dunia malam. "Hei, kau dengar tidak? Diajak ngobrol kok, malah diam?" "Dengar, Pi. Tapi untuk saat ini aku masih belum ada jawaban untuk pertanyaan papi." Lebih baik pembicaraan ini langsung diputus, jangan lagi ada perpanjangan. "Kalau begitu kamu menerima putusan dari papi. Biar papi jodohkan pada anak teman papi aja," sambar Dirga tidak memberi celah. Terlalu lama bersabar dengan putra bungsunya ini, kalau tidak gerak cepat, bisa-bisa, dia tidak jadi menikah. "Jangan

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   121. Ingatan Tentangmu

    "Wajah kamu kenapa?" Raka memiringkan kepala, mencoba melihat lebih jelas ke arah pipi Elena yang dia temui pagi ini di lift. "Gak papa, Pak," jawabnya singkat. Rambut panjangnya dibiarkan menutup pipi sebelah kanan, agar memar bekas tampar ibu tirinya tidak terlihat. Kalau bukan karena demi ayahnya, dia pasti sudah kabur lagi dari rumah.Elena mengutuk keberadaan ibu tirinya ada dalam hidup mereka, bukan memberi kebanggaan bagi ayahnya, justru derita. Elena harus menerima kekejaman dan penyiksaan ibu tirinya karena sudah menolak pernikahan dengan Edgar. Mau bagaimana lagi, dia tidak menyukai pria yang sombong dan sok berkuasa itu. Kalau dari hikayat Edgar yang dia dengar dari orang tuanya, harusnya pria yatim piatu itu berbudi pekerti dan bersikap baik, bukan justru sebaliknya. Dia juga tidak merasa perlu dinikahi Edgar karena permintaan terakhir Jason. Bahkan dengan Jason sendiri pun dia belum terlalu yakin, semua ini juga karena keluarganya yang memaksa dia harus menikah deng

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   120. Cinta Hingga Maut Memisahkan

    Rasa penasaran Nasya menggerogoti pikirannya hingga tidak bisa tidur malam itu. Tidak sabar menunggu datangnya pagi agar dia bisa mencari Chris. Jelas kalau suara wanita yang dia dengar tadi milik Helen. Pertanyaan, mengapa malam selarut itu Chris ada bersama Helen? Memikirkan banyak kemungkinan buruk yang akan terjadi, membuat Nasya tak kuasa menahan air matanya. Apakah dia akan kehilangan Chris lagi? Apakah hati pria itu sudah berubah, kembali pada Helen? Segala tanya dia simpan hingga esok. Penantian Nasya berakhir. Langit sudah terang, begitu cerah, tapi tetap saja tidak bisa menghilangkan cemas di hatinya. "Pagi sekali, mau kemana?" tanya Anisa mendapati Nasya di anak tangga terakhir. Dia sudah bersiap, terlihat cantik meski kantong mata tetap menunjukkan kebenaran kalau dia semalaman tidak tidur. "Mau mencari Chris!" jawabnya tegas. Dia tidak perlu melirik ke arah Dirga yang saat itu juga ada mendengar obrolan mereka, karena dia yakin kalau ayahnya pasti saat ini tengah

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   119. Kebohongan Telah Usai

    Helen tidak tahu bagaimana lagi menyembunyikan wajah malunya. Di tengah semua tatapan menghakimi orang di kafe itu, dia mencoba untuk tetap bisa berdiri. Kalaupun mau mundur lagi, sudah kepalang tanggung. "Bagaimana, Bu, kita tetap melanjutkan tujuan kita kemari?" teguran dari petugas menyadarkan dirinya. Dengan ragu, Helen mengangguk. Dia akan terus berjuang, menggunakan kesempatan terakhirnya. Siang itu, Nasya membuat sedang ada di ruangannya. Kristal ikut bersamanya ke kafe dan sedang mencoba membujuk putrinya itu untuk tidur siang, jadi huru-hara di luar sana tidak sampai ke telinganya. Namun, begitu mendapati pintu ruang kerjanya didobrak, Nasya mengalihkan pandangannya. "Bapak ada kepentingan apa masuk ke mari?" tanya Nasya sewot, pasalnya menidurkan Kristal, dia harus ikut berbaring dan gaunnya sedikit tersingkap menunjukkan paha mulusnya. "Itu orangnya, Pak, tangkap saja!" seru Helen yang ternyata sudah ada di belakang petugas. Secara paksa, petugas menyeret Nas

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   118. Huru Hara

    Acara pernikahan itu pada akhirnya batal. Keluarga Ferdi tetap tidak terima. Mereka menuntut keluarga Nasya dengan tuduhan penjebakan. Namun, Dirga sudah tidak mau mendengar apapun penjelasan keluarga Ferdi, disaat itu juga diminta untuk membatalkan pernikahan itu. Sekarang, setelah semua orang pamit pulang dengan tanda tanya besar dalam hati mereka, kini semua anggota keluarga duduk di saling berhadapan. Rapat keluarga dimulai. Dirga duduk berdampingan dengan Anisa, mengamati Chris dan Nasya yang duduk tepat di depan mereka. Di sisi lainnya ada Raka, dan pasangan suami istri, Radit dan Airin. "Jelaskan!" perintah Dirga, menatap lekat pada wajah Chris. Matanya memicing, tanda tidak suka karena Chris menggenggam tangan Nasya dengan erat. Mengapa putrinya bisa bersama Chris sementara waktu itu, pria yang disebut bernama Andrew ini justru diusir Nasya. "Papi," Nasya mulai angkat bicara. Dia ingin menjadi tameng bagi Chris atas interogasi ayahnya. Tatapan Dirga pada suaminya s

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   117. Jangan Meninggalkan ku lagi

    Nasya tidak perduli kalau air matanya akan menghancurkan hasil karya-karyas pengantin yang sudah lebih 2 jam memoles wajahnya tadi. Meski mencoba untuk menahan air matanya tetap saja turun setelah mendengar semua cerita Chris. "Jangan menangis lagi, aku minta maaf karena sudah membuatmu menderita dan menungguku terlalu lama," bisik Chris sembari terus mengusap punggung Nasya yang menangis dalam pelukannya. Tuhan begitu sayang kepadanya, di saat dia akan terperangkap dalam jebakan Ferdi, keajaiban datang dan membuatnya mengetahui sifat busuk pria itu dan kini kebahagiaan nya disempurnakan lagi oleh berita yang baru dia dengar dari Chris. "Sayang, jangan menangis lagi, aku semakin bersalah," bujuk Chris lembut. Nasya tidak terima, dia memukul dada bidang Chris, kesal, tapi juga sangat bahagia. Kesal karena harus melalui penderitaan yang panjang berpisah dengan pria itu, tapi senang karena mengetahui kalau suaminya belum meninggal dan dia kini bersamanya. "Ini seperti mimpi. Aku t

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   116. Pria Pendusta Hidung Belang

    Lily batal tinggal di rumah orang tua Nasya. Dia menempatkan wanita itu di rumahnya bersama Bi Sumi yang selama ini mengurus rumah mereka yang sudah lama ditinggalkan setelah kepergian Chris. Ingin sekali rasanya menolak, takut merepotkan Nasya dan keluarganya, tapi Nasya tetap bersikeras meminta wanita itu tetap tinggal di rumahnya. Setelah selesai mengamankan Bu Lily, Nasya dan Airin meneruskan rencana mereka ke toko perhiasan, mengambil perhiasan milik Anisa. Sesaat Nasya berangkat mencari Lily, ibundanya menghubungi meminta anaknya singgah ke toko perhiasan. "Tunggu, itu bukannya-" Airin menghentikan ucapannya dan menarik tangan Nasya untuk mundur. Mata Nasya mengikuti telunjuk Airin. Benar, dia mengenal pria yang sedang memeluk pinggang wanita bertubuh sedikit berisi. "Itu mas Ferdi!" desisnya tidak percaya. Pria yang akan berubah status menjadi suaminya besok justru jalan berduaan dengan wanita lain. Jangan bilang wanita itu saudara, sepupu atau kerabat, tidak ada hubungan

  • Skandal Pernikahan: Satu Malam Bersama Paman Suamiku   115. Menemukan Persembunyian Lily

    Kejadian di salon itu menorehkan luka sekaligus trauma yang cukup besar. Kalau bukan Radit datang menjemput mereka, Nasya tidak akan berani keluar dari salon itu. Imbasnya, saat Ferdi menyarankan mempercepat pernikahan mereka, Nasya manut saja. Dia menyerahkan semua urusan pernikahannya yang kali ketiga ini pada Anisa dan ibu Ferdi, sementara dia hanya mengurung diri di kamar menangisi takdirnya. "Nay, kamu mau kemana? Gak baik keluar rumah lagi. Besok kamu menikah, sebaiknya jangan pergi," tegur Anisa yang mendapati putrinya itu sudah rapi dan bersiap pergi. "Sebentar aja, Mi. Cuma mau bertemu seseorang," balas Nasya. Baru saja dia mendapatkan pesan dari Airin. Orang suruhannya berhasil menemukan alamat Lily dan sekarang dia ingin mengunjungi wanita itu hanya sekedar ingin memastikan kalau Lily baik-baik saja. "Gak boleh! Nanti mami dimarahi papi kamu." "Mi, please." Nasya menyatukan telapak tangan di depan dada. Suaranya diusahakan pelan agar Kristal yang sedang tidur siang tid

DMCA.com Protection Status