Nathalie mengerang. "Ini luar biasa..."Tatapan mereka saling bertaut saat jari-jari Damien terus menjelajahinya, mengitari klitnya, menggodanya tanpa ampun. Pinggul Nathalie bergoyang mengikuti irama jari-jari Damien. Sensasi itu tidak seperti yang pernah ia rasakan sebelumnya, dan jelas bahwa menonton pertandingan Aira dan Jayson berpengaruh padanya. Nafasnya terengah-engah, dadanya berdebar-debar setiap kali menghirup udara.Nathalie menarik wajah Damien dan mencium pria tampan itu dengan kasar, lidahnya menari-nari dengan lidah Damien, gairah mereka berada di titik yang sama dengan Aria dan Jayson di depan mereka.Pergumulan Jayson dan Aria semakin intens, nafas mereka bercampur aduk saat mereka saling menatap mata satu sama lain. Hujaman Jayson semakin dalam, semakin keras menekan tubuh Aria, kulit mereka basah oleh keringat. Aria melingkarkan kakinya di pinggang Jayson, mendesaknya, pinggul mereka bergerak dalam harmoni yang sempurna.Nafas Jayson semakin memburu saat ia merasak
Mobil Audi hitam milik Nathalie yang di kemudikan Damien, perlahan memasuki pekarangan rumah Nathalie. Damien tampak gugup, dan bergairah di saat yang bersamaan. Dia segera memarkir mobil yang dia kemudikan dan berbalik menatap Nathalie. "Nathalie, apa kamu yakin ingin melakukan ini?" tanya Damien dengan suara pelan dan sedikit serak.Nathalie ragu sejenak, menggigit bibir bawahnya sebelum menjawab, "Ya ... karena aku sudah berjanji, untuk membalas apa yang kamu lakukan di taman tadi untukku ..."Kata-kata Nathalie mengirimkan gelombang panas ke seluruh tubuh Damien. Dia meraih tangan Nathalie, menarik tubuh wanita cantik itu ke dalam pelukannya. Bibir mereka bertemu dalam ciuman penuh gairah yang seperti akan berlangsung selamanya. Nathalie mendesah pelan , lidahnya meliuk ke dalam mulut Damien, dengan kedua lengan melingkar di leher Damien.Mereka mengakhiri ciuman panas mereka, saling bertukar tatapan nakal dengan nafas sedikit memburu.Damien membuka pintu mobil dan melangkah kelu
Nathalie dengan mahir menurunkan celana Damien dan dalaman Damien bersamaan. Menikmati pemandangan paha berbulu Damien, saat mulutnya terus memainkan milik Damien, salah satu tangannya bergerak menuju dua bola Damien, memberikan pijatan lembut, yang membuat Damien kembali mengerang kenikmatan.Sensasi bibir dan lidah Nathalie membuat Damien hampir kehilangan kendali. Ia memegang rambut Nathalie, untuk menstabilkan dirinya. Saat Nathalie memasukkan milik Damien semakin dalam ke mulutnya, wanita cantik itu bisa merasakan rambut tipis milik Damien menyentuh hidungnya. Dia pun sedikit tersedak saat kepala jamur itu menyentuh tenggorokannya.Damien membimbing gerakan kepala Nathalie dengan sentuhan yang lebih kasar. Ia ingin menikmati mulut Nathalie yang hangat dan basah."Fu*k, kamu sangat hebat, Nathalie," Damien mendesis kenikmatan, mendorong pinggulnya ke depan hingga kejantanannya masuk lebih dalam ke tenggorokan Nathalie.Nathalie tersedak, dia mempercepat gerakan kepalanya, membuat
Setelah percumbuan penuh ga irah di kamar tidur Nathalie, Damien dan Nathalie memutuskan untuk mandi bersama. Mereka masuk ke ruangan yang luas dengan ubin putih yang elegan, memiliki bak mandi besar bergaya Jacuzzi yang terletak di tengahnya. Saat air hangat membasahi kulit mereka, mereka berbagi sebotol wine dingin dengan penuh kehangatan."Damien…” gumam Nathalie pelan.“Hem?”“Aku masih tidak percaya kita baru saja melakukanya," jawabnya dengan nada yang begitu lembut, dan meneguk wine yang ada di tangannya.Damien tersenyum dan tertawa pelan, "Bukan hanya kamu, aku bahkan masih tidak percaya jika saat ini sedang duduk tanpa busana bersamamu," jawab pria tampan itu."Dan jujur, aku menyukainya saat bersamamu seperti ini, kamu bahkan lebih cantik dari yang kubayangkan, Nat."Presdir tampan itu mengulurkan tangan dan dengan lembut membelai pipi Nathalie dengan ibu jarinya. Sorot matanya lekat menatap wajah cantik dengan pipi kemerahan milik Nathalie.Sejak mereka berendam di dalam b
"Fu*k!" erangnya, pinggulnya bergoyang kasar melawan hujaman Damien. Kenikmatan karena inti tubuhnya terisi penuh oleh ba tang kekar Damien sungguh luar biasa, tubuhnya merespon dengan sensasi antara rasa sakit dan nikmat yang luar biasa."Damn Nathalie! ini sangat nikmat," Damien mendengus sambil terus menyodok ke dalam tubuh Nathalie dengan keras.Tubuh Nathalie bergerak dalam irama yang sempurna dengan miliknya, kulit mereka saling beradu ketika keduanya larut dalam kenikmatan.Damien merebahkan tubuhnya diatas tubuh Nathalie, dadanya menekan kedua bongkahan indah milik Nathalie, dengan gerakan pinggul cepat yang menghentak kasar, Damien mendaratkan bibirnya di bibir Nathalie, merasakan kenikmatan luar biasa saat lidah mereka saling meliuk di sertai desahan tertahan Nathalie.Tubuh mereka bergerak seirama, setiap dorongan menghasilkan gelombang kenikmatan. Tangan Damien mencengkeram pinggul Nathalie dengan erat, memandu gerakan tubuh Nathalie agar selaras dengan gerakannya.Keringa
Saat Damien mulai menghunjam lebih keras dan lebih cepat, Nathalie dapat merasakan dirinya semakin basah, nafasnya tersengal-sengal di tenggorokannya, dengan kedua tangan mencengkeram kuat tepian wastafel.“Akh! Dami!”Desahan dan erangan mereka memenuhi kamar mandi saat tusukan Damien semakin dalam.Damien menarik tubuh Nathalie, membuat tubuh mereka rapat, Damien meraih wajah Nathalie dan melu mat bibir wanita cantik itu, sedangkan tangannya meremas bongkahan Nathalie dengan penuh ga irah.Tubuh Nathalie bergerak selaras mengikuti gerakan Damien, pinggul mereka bertemu setiap kali Damien menghujamkannya saat pria itu memegang pinggulnya dengan kuat.Nathalie merasakan puncak kenikmatannya semakin dekat setiap detiknya. Ketegangan pada otot-otot mahkota nya semakin tak tertahankan, dan dia dapat merasakan dinding-dinding bagian dalamnya meremas milik Damien.Tangan Damien yang memegang pinggulnya kembali bergerak naik ke bongkahan indah di dadanya, membelai lembut kedua bongkahan itu
Satu minggu kemudian...Pukul 07.00 pagi, Damien bangkit dari tempat tidur sambil meregangkan kedua tangannya. Dia lalu berjalan ke kamar mandi, membersihkan diri dan mengenakan pakaiannya.Selanjutnya ia sarapan, menuangkan kopi ke dalam cangkir dan menyantap sepotong roti bakar. Sambil makan, dia melirik jam tangannya, memastikan bahwa dia tidak akan terlambat ke kantor.Setelah selesai sarapan, ia menuju ke ruang tamu untuk mengambil tas kerjanya. Di sana, dia melihat sebuah kotak kecil berwarna merah di atas meja tamu. Damien mengambil dan membuka kotak itu, terlihatlah sebuah cincin berlian dan sebuah catatan yang bertuliskan, "Nathalie, maukah kau menikah denganku?"Damien merasakan jantungnya berdegup kencang. Dia telah merencanakan lamaran ini sejak dua hari yang lalu, memilih cincin secara cermat dan membuat catatan lamaran yang sempurna. Presdir tampan itu berniat melamar Nathalie malam ini, untuk memperjelas dan membawa hubungan mereka ke jenjang yang lebih tinggi, dan untu
Perjalanan menuju rumah Nathalie terasa sangat lama, setiap menit membawanya lebih dekat ke momen yang dia impikan. Damien mencoba mengalihkan perhatiannya dengan mendengar musik, namun, pikirannya terus kembali ke kotak yang berada di sakunya, kotak berisi benda yang mungkin akan mengubah dunianya malam ini.Saat berhenti di lampu merah, matanya tidak sengaja melirik ke sebuah kafe di seberang jalan. Dia tersentak kaget saat melihat Nathalie duduk bersama Dominic di bagian outdoor café itu."Kenapa aku merasa sangat cemburu melihat Nathalie tertawa bersama Dominic?" gumam Damien, berbagai macam emosi tiba-tiba bergejolak di dadanya. Dia tahu jika tak seharusnya dia merasa seperti ini, tetapi melihat Nathalie begitu dekat dengan pria lain, membuat dadanya terasa sesak.Dia mencoba untuk fokus pada jalan, tetapi pikirannya terus kembali ke Nathalie. Membayangkan rambut pirang Nathalie yang tergerai indah, serta bibir manisnya yang melengkung membentuk senyuman.Akhirnya, lampu hijau me
***"Siapa yang meneleponmu, Nathalie?" Dominic bertanya, dengan senyum bahagia terpampang di wajahnya."Damien... " Nathalie menjawab sambil menghela nafas, merasa bersalah karena telah membohongi Damien.Dominic memarkir mobilnya di tempat yang disediakan untuk tamu VIP, dia lalu menatap Nathalie dan tersenyum menyeringai, "Damien? Dia sepertinya atasan yang baik karena sangat peduli padamu."Nathalie tersenyum balik, dia melepas sabuk pengaman yang melingkar di perutnya, “Damien Bos yang baik, dan teman yang baik pula, aku sungguh beruntung karena memiliki pimpinan seperti dirinya.” Nathalie lalu membuka pintu mobil dan turun dari mobil.Dominic juga turun dari mobil dan menutup pintu mobilnya, dia lalu berjalan menghampiri Nathalie, mengagumi paras cantik dan bentuk tubuh Nathalie yang indah.Tangannya menyentuh pipi Nathalie, lalu bergerak turun menuju leher Nathalie, “Apakah dia alasan mengapa kamu tadi menolak ciumanku?”Nathalie menepis tangan Dominic, “Itu bukan urusanmu, seb
Perjalanan menuju rumah Nathalie terasa sangat lama, setiap menit membawanya lebih dekat ke momen yang dia impikan. Damien mencoba mengalihkan perhatiannya dengan mendengar musik, namun, pikirannya terus kembali ke kotak yang berada di sakunya, kotak berisi benda yang mungkin akan mengubah dunianya malam ini.Saat berhenti di lampu merah, matanya tidak sengaja melirik ke sebuah kafe di seberang jalan. Dia tersentak kaget saat melihat Nathalie duduk bersama Dominic di bagian outdoor café itu."Kenapa aku merasa sangat cemburu melihat Nathalie tertawa bersama Dominic?" gumam Damien, berbagai macam emosi tiba-tiba bergejolak di dadanya. Dia tahu jika tak seharusnya dia merasa seperti ini, tetapi melihat Nathalie begitu dekat dengan pria lain, membuat dadanya terasa sesak.Dia mencoba untuk fokus pada jalan, tetapi pikirannya terus kembali ke Nathalie. Membayangkan rambut pirang Nathalie yang tergerai indah, serta bibir manisnya yang melengkung membentuk senyuman.Akhirnya, lampu hijau me
Satu minggu kemudian...Pukul 07.00 pagi, Damien bangkit dari tempat tidur sambil meregangkan kedua tangannya. Dia lalu berjalan ke kamar mandi, membersihkan diri dan mengenakan pakaiannya.Selanjutnya ia sarapan, menuangkan kopi ke dalam cangkir dan menyantap sepotong roti bakar. Sambil makan, dia melirik jam tangannya, memastikan bahwa dia tidak akan terlambat ke kantor.Setelah selesai sarapan, ia menuju ke ruang tamu untuk mengambil tas kerjanya. Di sana, dia melihat sebuah kotak kecil berwarna merah di atas meja tamu. Damien mengambil dan membuka kotak itu, terlihatlah sebuah cincin berlian dan sebuah catatan yang bertuliskan, "Nathalie, maukah kau menikah denganku?"Damien merasakan jantungnya berdegup kencang. Dia telah merencanakan lamaran ini sejak dua hari yang lalu, memilih cincin secara cermat dan membuat catatan lamaran yang sempurna. Presdir tampan itu berniat melamar Nathalie malam ini, untuk memperjelas dan membawa hubungan mereka ke jenjang yang lebih tinggi, dan untu
Saat Damien mulai menghunjam lebih keras dan lebih cepat, Nathalie dapat merasakan dirinya semakin basah, nafasnya tersengal-sengal di tenggorokannya, dengan kedua tangan mencengkeram kuat tepian wastafel.“Akh! Dami!”Desahan dan erangan mereka memenuhi kamar mandi saat tusukan Damien semakin dalam.Damien menarik tubuh Nathalie, membuat tubuh mereka rapat, Damien meraih wajah Nathalie dan melu mat bibir wanita cantik itu, sedangkan tangannya meremas bongkahan Nathalie dengan penuh ga irah.Tubuh Nathalie bergerak selaras mengikuti gerakan Damien, pinggul mereka bertemu setiap kali Damien menghujamkannya saat pria itu memegang pinggulnya dengan kuat.Nathalie merasakan puncak kenikmatannya semakin dekat setiap detiknya. Ketegangan pada otot-otot mahkota nya semakin tak tertahankan, dan dia dapat merasakan dinding-dinding bagian dalamnya meremas milik Damien.Tangan Damien yang memegang pinggulnya kembali bergerak naik ke bongkahan indah di dadanya, membelai lembut kedua bongkahan itu
"Fu*k!" erangnya, pinggulnya bergoyang kasar melawan hujaman Damien. Kenikmatan karena inti tubuhnya terisi penuh oleh ba tang kekar Damien sungguh luar biasa, tubuhnya merespon dengan sensasi antara rasa sakit dan nikmat yang luar biasa."Damn Nathalie! ini sangat nikmat," Damien mendengus sambil terus menyodok ke dalam tubuh Nathalie dengan keras.Tubuh Nathalie bergerak dalam irama yang sempurna dengan miliknya, kulit mereka saling beradu ketika keduanya larut dalam kenikmatan.Damien merebahkan tubuhnya diatas tubuh Nathalie, dadanya menekan kedua bongkahan indah milik Nathalie, dengan gerakan pinggul cepat yang menghentak kasar, Damien mendaratkan bibirnya di bibir Nathalie, merasakan kenikmatan luar biasa saat lidah mereka saling meliuk di sertai desahan tertahan Nathalie.Tubuh mereka bergerak seirama, setiap dorongan menghasilkan gelombang kenikmatan. Tangan Damien mencengkeram pinggul Nathalie dengan erat, memandu gerakan tubuh Nathalie agar selaras dengan gerakannya.Keringa
Setelah percumbuan penuh ga irah di kamar tidur Nathalie, Damien dan Nathalie memutuskan untuk mandi bersama. Mereka masuk ke ruangan yang luas dengan ubin putih yang elegan, memiliki bak mandi besar bergaya Jacuzzi yang terletak di tengahnya. Saat air hangat membasahi kulit mereka, mereka berbagi sebotol wine dingin dengan penuh kehangatan."Damien…” gumam Nathalie pelan.“Hem?”“Aku masih tidak percaya kita baru saja melakukanya," jawabnya dengan nada yang begitu lembut, dan meneguk wine yang ada di tangannya.Damien tersenyum dan tertawa pelan, "Bukan hanya kamu, aku bahkan masih tidak percaya jika saat ini sedang duduk tanpa busana bersamamu," jawab pria tampan itu."Dan jujur, aku menyukainya saat bersamamu seperti ini, kamu bahkan lebih cantik dari yang kubayangkan, Nat."Presdir tampan itu mengulurkan tangan dan dengan lembut membelai pipi Nathalie dengan ibu jarinya. Sorot matanya lekat menatap wajah cantik dengan pipi kemerahan milik Nathalie.Sejak mereka berendam di dalam b
Nathalie dengan mahir menurunkan celana Damien dan dalaman Damien bersamaan. Menikmati pemandangan paha berbulu Damien, saat mulutnya terus memainkan milik Damien, salah satu tangannya bergerak menuju dua bola Damien, memberikan pijatan lembut, yang membuat Damien kembali mengerang kenikmatan.Sensasi bibir dan lidah Nathalie membuat Damien hampir kehilangan kendali. Ia memegang rambut Nathalie, untuk menstabilkan dirinya. Saat Nathalie memasukkan milik Damien semakin dalam ke mulutnya, wanita cantik itu bisa merasakan rambut tipis milik Damien menyentuh hidungnya. Dia pun sedikit tersedak saat kepala jamur itu menyentuh tenggorokannya.Damien membimbing gerakan kepala Nathalie dengan sentuhan yang lebih kasar. Ia ingin menikmati mulut Nathalie yang hangat dan basah."Fu*k, kamu sangat hebat, Nathalie," Damien mendesis kenikmatan, mendorong pinggulnya ke depan hingga kejantanannya masuk lebih dalam ke tenggorokan Nathalie.Nathalie tersedak, dia mempercepat gerakan kepalanya, membuat
Mobil Audi hitam milik Nathalie yang di kemudikan Damien, perlahan memasuki pekarangan rumah Nathalie. Damien tampak gugup, dan bergairah di saat yang bersamaan. Dia segera memarkir mobil yang dia kemudikan dan berbalik menatap Nathalie. "Nathalie, apa kamu yakin ingin melakukan ini?" tanya Damien dengan suara pelan dan sedikit serak.Nathalie ragu sejenak, menggigit bibir bawahnya sebelum menjawab, "Ya ... karena aku sudah berjanji, untuk membalas apa yang kamu lakukan di taman tadi untukku ..."Kata-kata Nathalie mengirimkan gelombang panas ke seluruh tubuh Damien. Dia meraih tangan Nathalie, menarik tubuh wanita cantik itu ke dalam pelukannya. Bibir mereka bertemu dalam ciuman penuh gairah yang seperti akan berlangsung selamanya. Nathalie mendesah pelan , lidahnya meliuk ke dalam mulut Damien, dengan kedua lengan melingkar di leher Damien.Mereka mengakhiri ciuman panas mereka, saling bertukar tatapan nakal dengan nafas sedikit memburu.Damien membuka pintu mobil dan melangkah kelu
Nathalie mengerang. "Ini luar biasa..."Tatapan mereka saling bertaut saat jari-jari Damien terus menjelajahinya, mengitari klitnya, menggodanya tanpa ampun. Pinggul Nathalie bergoyang mengikuti irama jari-jari Damien. Sensasi itu tidak seperti yang pernah ia rasakan sebelumnya, dan jelas bahwa menonton pertandingan Aira dan Jayson berpengaruh padanya. Nafasnya terengah-engah, dadanya berdebar-debar setiap kali menghirup udara.Nathalie menarik wajah Damien dan mencium pria tampan itu dengan kasar, lidahnya menari-nari dengan lidah Damien, gairah mereka berada di titik yang sama dengan Aria dan Jayson di depan mereka.Pergumulan Jayson dan Aria semakin intens, nafas mereka bercampur aduk saat mereka saling menatap mata satu sama lain. Hujaman Jayson semakin dalam, semakin keras menekan tubuh Aria, kulit mereka basah oleh keringat. Aria melingkarkan kakinya di pinggang Jayson, mendesaknya, pinggul mereka bergerak dalam harmoni yang sempurna.Nafas Jayson semakin memburu saat ia merasak