Home / Pendekar / Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana / Bab 08. Lantai Pertama, Lapis Ke Empat

Share

Bab 08. Lantai Pertama, Lapis Ke Empat

last update Last Updated: 2023-05-25 20:27:07

Mendengar suara dari dua wanita yang mulutnya terbekap tersebut, membuat Zhu Lian buru-buru mendatangi mereka.

“Maafkan aku, nona-nona. Aku barusan … wow …!” Zhu Lian berkata-kata. Lucu. Dia sempat bersuara tanda kagum. Karena, melihat kemolekan tubuh para pendekar perempuan yang ada di hadapannya.

Kocak dan canggung sejurus. Jika saja ada orang yang melihat Zhu Lian dan kedua wanita tersebut, bisa-bisa menyangka bakal terjadi hal-hal yang tidak senonoh di antara mereka.

Sang adam bertelanjang dada di hadapan dua perempuan yang terikat dalam keadaan telanjang bulat. Pun, mereka berada dalam posisi mengangkang.

Sorot mata wanita-wanita itu bagai berharap agar Zhu Lian segera bertindak. Meski begitu, kulit wajah kedua gadis itu juga memerah. Karena, merasa malu pastinya. Maklum. Yang berdiri di hadapan mereka adalah seorang pria jangkung bertubuh atletis nan tampan berhidung bangir.

Rambut Zhu Lian memiliki potongan bergaya poni. Juga, bak tertata acak dengan sembarangan. Sedangkan ia memiliki wajah berbentuk persegi nan manis. Meski begitu, paras Zhu Lian tidak ketinggalan kesan jantannya.

Sempat kaku sedetik, Zhu Lian kembali berucap, “Euh … maksudku: wah …, begitu. Baiklah. Kalian berdua harus segera dilepaskan!”

Menggunakan mata tombak para Goblin, Zhu Lian melepaskan dua wanita itu dari tali-tali yang mengikat tangan dan kaki mereka. Setelahnya, para pendekar wanita tersebut memanfaatkan baju yang ditinggalkan para Goblin itu sebagai busana mereka.

Zhu Lian berkenalan dengan dua perempuan yang ia selamatkan. Yang berambut panjang mencapai punggung memperkenalkan diri dengan nama Camar Putih. Sedangkan nama wanita yang rambutnya hanya mencapai pundak adalah Bangau Jambon.

Terkadang, para pendekar memang memiliki nama julukan yang diberikan oleh perguruan atau sekte mereka.

“Bagaimana bisa kalian berhadapan dengan para Goblin ini, Nona-nona?” tanya Zhu Lian.

Kikuk sejurus. Ia berusaha untuk tidak terus memperhatikan bentuk tubuh dari dua sosok sintal yang ada di hadapannya. Bukan apa-apa. Dua-duanya hanya membuat busana sederhana nan minim dari pakaian yang ditinggalkan para Goblin. Sementara, bentuk tubuh mereka elok-elok.

“Kami adalah para Ronin, Kak,” jawab Bangau Jambon.

Tidak semua petualang bergabung bersama sebuah sekte. Sebagian dari mereka beroperasi secara independen. Mereka itulah yang disebut dengan Ronin.

“Oh, begitu rupanya. Apakah kalian tengah mencari bahan tertentu?” Zhu Lian kembali bertanya. Karena biasanya, para Ronin bertualang untuk mencari item spesifik yang dibutuhkan klien mereka.

“Ya, benar. Itulah kenapa kami berhadapan degan para Goblin ini. Kami tidak tahu, kepala sukunya juga ada. Sebab biasanya, kepala suku Goblin memiliki ilmu sihir. Kami lengah. Sehingga, kami ditaklukkan oleh dia,” jelas Camar Putih.

“Kak, maaf. Sudah jelas. Kakaklah yang mengalahkan para Goblin tersebut. Tetapi, bolehkah kami yang mengambil testikelnya? Sebab, bagian itulah yang dicari oleh klien kami,” pinta Bangau Jambon.

Peraturan di dunia petualangan Menara Nirwana. Pendekar yang berhasil menaklukkan makhluk tertentu, berhak untuk mengambil organ-organ mereka. Terkecuali, jika si pendekar merelakan jarahannya itu dipinta. Atau bisa saja, dibeli oleh orang lain.

Pada saat mendengar permintaan Bangau Jambon, ekspresi Zhu Lian agak berubah. Ia merasa sedikit jijik pada saat gadis yang usianya kemungkin berada di bawah dirinya itu meminta testikel Goblin.

Lagi pula, salah satu yang tersisa dari makhluk-makhluk itu memang adalah bagian dari organ vital mereka.

“Iya, Kak. Kami mohon. Kakak bisa mengambil organ tubuh yang lain. Kalung Kepala Suku Goblin dan tongkatnya itu pasti memiliki harga yang tinggi. Begitu juga mata tombak hasil tempaan mereka. Tapi tolong, izinkan kami mendapatkan testikel mereka,” giliran Camar Putih memohon.

“Euh … sebetulnya …, aku juga tidak berniat untuk mengambil testikel para Goblin itu. Silahkan, kalian boleh mengambil organ mereka tersebut semuanya,” Zhu Lian berujar ditutup seutas senyum ramah.

“Terima kasih, Kak! Tidak perlu khawatir, kami akan membayar Kakak untuk organ-organ itu!” semangat Bangau Jambon.

Memanfaatkan tas-tas milik para Goblin, Zhu Lian dan kedua teman barunya mengumpulkan hasil jarahan ketiganya. Setelah, itu, Zhu Lian mengantar kedua perempuan belia tersebut menuju perkemahan mereka.

“Apakah Kakak berasal dari sekte tertentu?” Camar Putih bertanya pada Zhu Lian.

“Jangan-jangan, Kakak ini berasal dari Thousand Rainbows, Golden Lotus atau sekte-sekte besar lain. Kakak datang dari Precious City, kah?” cecar Bangau Jambon.

“Oh, tidak, tidak. Aku memang berasal dari Precious City. Tapi bukan dari sekte di sana atau sekte manapun di kota ini. Jika memang begitu, kalian pasti sudah melihat aku mengenakan atribut dengan logo perkumpulan pendekar petualang tertentu, bukan?” Zhu Lian berkelit.

“Lantas, mengapa Kakak bisa ada di ‘lapisan ke empat’ dari lantai pertama Menara Nirwana ini?”

Sontak, kepala Zhu Lian menoleh ke arah Camar Putih karena apa yang diperkatakan wanita muda itu.

“Apa …? Jadi sebenarnya … kami berada di lapisan 4 …?!”

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Hari Anto
mantap lanjut ceritanya
goodnovel comment avatar
Ahmad Yusuf
seru tapi koin nya kurang
goodnovel comment avatar
Riska Widiantoj
koin lagi....parah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 09. Pulang Membawa Uang Ratusan Juta

    Dalam hatinya, Zhu Lian terkaget-kaget. Bukan apa-apa. Semakin seseorang berada di tingkat yang lebih tinggi dari Menara Nirwana, tingkat kesulitan wilayah yang berada di dalamnya semakin rumit, tergantung dari lapisannya.Setiap tingkat dari Menara Nirwana memiliki wilayah yang dibagi dalam 7 daerah atau biasa disebut dengan: ‘Lapis’.Ia belum menyadari. Ternyata malam itu, entah bagaimana caranya, sistem Kesatria Langit membawa Zhu Lian langsung masuk lebih jauh ke dalam lapisan ke empat dari lantai 1 Menara Nirwana.Lapisan pertama biasanya diisi oleh makhluk-makhluk atau monster yang tidak agresif. Semakin jauh ke dalam, makhluk-makhluk yang ada di sana semakin buas dan berbahaya.Sekarang, Zhu Lian baru mengetahui. Ia berada di Lapis 4. Tidak mengherankan apabila dia berhadapan dengan makhluk-makhluk seperti Seriga Tanduk yang bagai enggan diganggu. Juga, para Goblin yang memiliki ritual vulgar. “Aku memang memiliki kekuatan spiritual. Namun selama ini …, aku memilih untuk tidak

    Last Updated : 2023-05-25
  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 10. Kaya Mendadak!

    Begitu Zhu Lian berkata, sinar putih berpendar muncul dari ukiran tempat dirinya berpijak. Setelah itu, tubuhnya terbungkus oleh cahaya yang begitu terang.Selanjutnya, Zhu Lian bagai berada di langit malam yang bertaburan bintang. Secara otomatis, ia melangkah. Kedua kakinya terasa seperti tengah mengayun di atas sebuah treadmill.Nampak di depan dia, sebuah ambang berkilau sama seperti ujung dari sebuah gua yang gelap. Zhu Lian tiba di ambang itu dan terus melenggang. Tahu-tahu saja, ia muncul di sebuah tempat. Pintu mengilau yang ada di belakangnya tertutup. Ia berkata-kata dalam hati.“Aku … telah tiba …?”Untuk sejenak, Zhu Lian memandangi sekeliling sembari lanjut melangkah. Ia berada di sebuah gang buntu di antara dua gedung yang tidak terlalu tinggi.“Aku berada di …”Begitu keluar dari lorong mati itu, Zhu Lian tersenyum meriah penuh keterkaguman. Benar. Dia memang telah tiba di Taman Hijau. Yaitu, salah satu pusat keramaian di Kota Great North.“Ether Realm memang luar biasa

    Last Updated : 2023-05-25
  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 11. Sistem Kultivasi Yang Curang

    Rasa-rasanya, Zhu Lian nyaris tersedak pada saat petugas Pusat Petualangan itu menyebutkan bahwa dia akan menerima uang sebesar 1 miliar lebih. Meskipun, ia tahu. Para pendekar petualang memang banyak uangnya.Apalagi, para pemimpin sekte. Karena, mereka memiliki tambang Kristal Pijar. Yaitu, sumber energi ramah lingkungan baru yang hanya bisa didapatkan di Ether Realm.Tapi kini, Zhu Lian mengalaminya secara langsung. Membawa pulang organ-organ monster yang ia taklukkan saja sudah membuat dia memiliki uang miliaran!Seolah tahu Zhu Lian terperangah karena jumlah yang ia sebutkan, sang petugas berkata, “Boleh minta nomor rekeningmu, Nak Zhu Lian? Rajin-rajinlah bertualang dan menabung. Maka kamu akan kaya sejak usia muda,” kocak dia pada kliennya yang langsung menjawab.“B-ba-baik, Pak. Nomor rekening saya …”Dengan wajah berseri-seri, Zhu Lian tiba di Gang Biru III untuk kembali berdagang bakmi. Yang membuat ia mendapat uang sebesar itu adalah kalung dan tongkat milik kepala suku Gob

    Last Updated : 2023-05-26
  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 12. Berburu Tikus Beracun

    [Tidak semua makhluk di Ether Realm berguna untuk menaikkan aura spiritual] “Hmpphhh …” Zhu Lian tersenyum seraya mendengus seperti mengejek. Pasalnya, ia pernah mendengar. Para pendekar petualang harus menaklukkan semua monster yang berada di Ether Realm. Selain untuk menajamkan kemampuan mereka, konon, monster di dunia lain tersebut akan mengeluarkan energi spiritual setelah mereka dimusnahkan. Energi spiritual itu tentu saja akan menaikkan kekuatan spiritual seorang pendekar. Tapi sekarang, ia tahu dari Sistem Kesatria Langit. Nyatanya, tidak semua makhluk di sana bisa membuat mereka menjadi hebat. [Tempo hari, dirimu langsung dibawa ke Lapis 4, agar kekuatan spiritualmu cepat bangkit dan mendapat poin aura spiritual yang tinggi] Benar-benar curang. Bagi Zhu Lian, memiliki sistem dalam dirinya sama dengan bermain game dan menggunakan ‘cheat code’. Sehingga, ia tahu apa yang mesti dirinya lakukan agar lekas menjadi kuat. [Setelah mengalahkan Serigala-serigala Tanduk dan Goblin,

    Last Updated : 2023-05-26
  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 13. Pelecehan, Zhu Lian Bertindak

    “Ia lari ke arah kami, Nona. Kalau kami tidak memusnahkannya, dia akan menyerang kami. Hehehe …!” “Kelinci itu berhasil berkelit dari cengkeramanku. Berarti akulah yang lebih dahulu menyentuh dia, bukan Kakak!”Saat itu, Zhu Lian berada di jarak sekira 10 meter dari 5 orang pendekar pria dan 1 orang gadis tersebut. Dari balik pepohonan, dia menyimak. Rupanya, mereka sedang memperkarakan buruan mereka.Ding![Kelinci Terbang. Salah satu spesies kelinci di Ether Realm. Kulit induk Kelinci Terbang yang telah memiliki keturunan mengandung zat yang berguna untuk pengobatan kanker][Namun, sama seperti sebagian makhluk di ether Realm, Kelinci Terbang bukan termasuk jenis monster untuk berkultivasi]Sistem Kesatria Langit memberitahu Zhu Lian tentang manfaat dari Kelinci Terbang. Ternyata walaupun ada makhluk di dunia lain tersebut yang tidak berguna untuk meningkatkan energi spiritual, mereka masih berguna untuk hal lain.Sementara itu, sekelompok lelaki dan gadis yang ada bersama mereka,

    Last Updated : 2023-05-27
  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 14. Memperebutkan Kulit Kelinci

    Yang menjawab pertanyaan Zhu Lian adalah si pendekar wanita. Mata Zhu Lian langsung terarah pada gadis itu.Perempuan yang kemungkinan berada satu usia dengan Zhu Lian tersebut mengenakan atasan tanpa lengan, celana pendek dan boot. Ia juga menggunakan cardigan krem panjang hingga ke lutut.Pada lengan kanan dari luaran yang ia kenakan tersebut tertera logo biru yang menyimbolkan air mancur.“Nona ini … dia …, datang dari sekte Heavenly Fountain Blessings?” batin Zhu Lian bertanya-tanya. Lantas, barulah ia menanggapi perkataan perempuan belia itu. “Ya, benar. Yang membuat peraturan di dunia petualangan itu adalah Grandmaster Ren Hao.”Grandmaster Ren Hao merupakan pemimpin dari Sekte Penguasa Tujuh Langit, perkumpulan pendekar petualang asal Precious City yang sangat disegani seantero Mortal Relam.Berawal dari sebuah perguruan seni bela diri, mereka termasuk sekte yang pertama kali didirikan untuk mengarungi Menara Nirwana. Itulah mengapa, sabda seorang Grandmaster Ren Hao sangat ber

    Last Updated : 2023-05-27
  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 15. Gada vs Longma

    Begitu Zhu Lian menyetujui bahwa mereka akan mengerahkan kekuatan spiritual, Gada Perak langsung mengambil kuda-kuda. Ia melakukan teknik olah pernapasan untuk mengerahkan qi.“Heaaa …,” erang Gada Perak, tanda bahwa dia membangkitkan kemampuannya.Untuk sejenak, Zhu Lian memperhatikan lawannya. Kakinya melebar. Tangan Gada Perak bergerak-gerak untuk mengumpulkan tenaga.Dari tempat ia berdiri, Zhu Lian dapat melihat. Ada pendaran cahaya layaknya asap tipis berwarna hijau muncul di sekujur tubuh Gada Perak.“Kenapa kau diam saja, bocah Ronin? Ayo, rapal qi milikmu. Kalau tidak, aku bisa mengalahkanmu dengan sekali pukul saja! Hahaha!” Gada Perak meninggikan diri.Tetap tenang, Zhu Lian tidak terpancing dengan provokasi lawan. Meski begitu, dia langsung membuka kaki dengan lutut tertekuk.Kedua tangan Zhu Lian terangkat rendah di depan dada. Lantas, ia mengambil napas untuk membangkitkan qi.Sama seperti Gada Perak, pancaran energi kekuatan spiritual milik Zhu Lian pun nampak. Pendaran

    Last Updated : 2023-05-28
  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 16. Dia Terlalu Kuat?!

    Tidak percuma Zhu Lian digembleng ilmu bela diri oleh kakeknya. Jika saja qi bukan sesuatu yang penting di dunia persilatan sekarang ini, tanpa kekuatan spiritual Zhu Lian bisa dipastikan merupakan seorang petarung yang tangguh.Sekarang, ia membutktikannya. Seperti yang ia katakan dalam hati barusan. Zhu Lian dapat melihat. Serangan agresif Gada Perak membuat pendekar dari Sekte Tambang Harta itu melupakan pertahanan. Sehingga, ada celah dari tubuhnya yang tak terlindungi.“Inilah saatnya!” tegas Zhu Lian dalam hati. Usai menangkis salah satu serangan Gada Perak, dengan begitu cepat, ia langsung menjulurkan tangan.Dhuast!Telapak tangan kiri Zhu Lian menghantam dada Gada Perak. Menahan dampak dari hantaman Zhu Lian, lawannya berusaha membalas.Penuh nafsu, Gada Perak terus berusaha merobohkan Zhu Lian. Tapi apa yang terjadi terulang. Ia mengerahkan dua tiga pukulan. Semuanya bisa dihalau Zhu Lian dengan baik.Sebaliknya. Begitu Zhu Lian melancarkan jurus serangan telapaknya, hantama

    Last Updated : 2023-05-28

Latest chapter

  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 271: Sistem Kesatria Langit di Non Aktifkan

    Merapal ilmu spiritual sementara ia telah menenggak pil kultivasi, sama seperti Hu Chen, wujud Duan Bao berubah dan menyerang Zhu Lian.Pertarungan antara dua pendekar itu pun terjadi. Satu kesalahan Duan Bao selama ini. Merasa ajaran ayahnya adalah yang terbaik untuk mengalahkan pendekar, ia melupakan legenda di Negeri Utama. Zhu Lian bukan orang sembarangan.Sekarang, ia merasakan kesaktian Zhu Lian yang telah mencapai tingkat Summit. Menggunakan teknik Kuda-kuda Salib Pengusir Roh Jahat, Zhu Lian berhasil merobohkan Duan Bao. Kini, si Konselor merebah tak berdaya di tanah walau berusaha untuk tersenyum.“Tetaplah berbaring di sana, Tuan Duan Bao. Kamu beruntung. Metodis Liu merasa bertanggungjawab karena sektenya telah disusupi pengikut ilmu hitam seperti kamu. Kamu hanya akan dipenjara, entah berapa lama.”Perkataan Zhu Lian ia ucapkan sembari beranjak. Pendekar-pendekar Bintang Antariksa muncul untuk membekuk Duan Bao yang masih tergeletak di tempat latihan mereka.“Ayah …, sehar

  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 270: Menaklukkan Ilmu Hitam

    “Tendangan Kibasan Ekor Naga Mabuk Mengamuk!”Buagh!Seketika itu para pendekar yang tengah menyaksikan kota mereka terancam bersorak-sorak. Ya. God Cultivatron V hadir.Barusan, Jing Yi yang berseru dan melepas salah satu teknik andalannya. Robot yang ia kemudikan bersama dengan teman-temannya itu menyepak Si Bayangan Kelam yang berbentuk setengah bayangan hingga mundur cukup jauh.“Yeaaah!”“Bagus Zhu Lian, hajar mereka!” Dokter Chou berkomentar.“Zexian, ayo Nak, bikin ayah bangga!”“Hei, hei, Zemin. Putriku juga mengemudikan robot itu, tahu tidak!”“Dasar para kakek. Jangan meributkan hal yang tidak penting! Omong-omong, tangan kiri robot itu dikemudikan oleh Bai Lu.”Agak kocak jadinya. Para Ayah seperti membanggakan putri mereka masing-masing. Suasana jadi tambah lucu, pada saat Qian Bingbing yang entah berada di mana berbicara melalui alat komunikasi nirkabel yang mereka gunakan.“Maaf, kakek-kakek. Kalau aku boleh berbangga hati, putrinya Qian Bingbing juga ada di sana.”Walau

  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 269: Kebangkitan Sang Kelam

    “Kau … tukang bakmi berengsek …, kamu—, akan ku bunuh kau …!”Semuanya berlangsung dengan cepat. Crocodile Hu hanya bisa terperangah tataka melihat fisik putranya berubah.Wajah Hu Chen menjadi pucat. Perlahan-lahan suaranya tidak lagi seperti sebelumnya, menjadi berat dan seperti menggeram.Kemudian, tubuh Hu chen juga berubah menjadi beberapa kali lipat dari postur dia yang sebenarnya. Sehingga, baju pendekar yang ia kenakan robek.“Heaaa …!”Set!Berubah menjadi seperti makhluk lain, Hu Chen melompat dan menerjang ke arah Zhu Lian. Akan tetapi, tentu saja orang yang baru dilantik menjadi kapten atau pemimpin lapangan pasukan pembunuh Bayangan Teratai Merah itu bergeming.Deps!Hu Chen melayangkan tinju pada Zhu Lian namun ditahan bagai tanpa menegrahkan tenaga oleh calon suami Qian Xue Er tersebut. Malah dengan cepat, Zhu Lian membanting tubuh Hu Chen ke tanah.Buak!Semua orang di situ tak dapat berbuat apa-apa tidak terkecuali Corcodile Hu. Mereka menyaksikan dengan mata kepala m

  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 268: Usaha Pembunuhan Terhadap Xian Hua

    Begitu Qian Bingbing berkata seperti itu, Zhu Lian dan Xue Er saling menoleh tipis. Keduanya silih bertatapan malu-malu.Selama ini, Bingbing memang memiliki hubungan baik dengan keluarga Ren. Ia sudah mendengar desas-desus mengenai putra Songyun dan Daoming yang konon tidak memiliki qi.Kini, pemuda itu tinggal satu rumah dengannya. Malahan sebentar lagi seperti yang ia katakan. Zhu Lian bakal menjadi menantunya. “Ibumu itu seru orangnya, Zhu Lian. Sudah berapa kali kami berjumpa dan kami banyak persamaannya. Lihat, bahkan kami berdua saja sepertinya cocok menjadi besan,” ujar Qian Bingbing.“Kami akan menikah. Lalu bagaimana dengan Ibu dan Paman Topeng badut ini?” celetuk Xue Er sembari melahap hidangan makan malamnya.“Aku dan ibumu katakanlah … ‘agak berbeda’, Xue Er. Kami akan menikah memang. Akan tetapi, rasa-rasanya kami tidak butuh perayaan. Panggil saja pendeta kemari, dirayakan oleh sekte, sudah selesai. Tapi kalian adalah pangeran dan putri sekte masing-masing,” jelas Lin

  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 267: Eksekusi Penghakiman Penguasa Tujuh Langit

    Sang Menteri bersama Raven Zhou dan Wendu Yawen berada di ruangan dalam markas mereka yang berfungsi sebagai ruang perawatan medis, tempat Zhu Lian menjalani pemerikasaan tempo hari.Dari situ, Doaming dapat memantau medan pertempuran dan para pilot Cultivatron dari sebuah monitor berukuran besar dan monitor-monitor kecil yang berada di hadapannya.Raven Zhou dan Wendu Yawen berdiri di atas sebuah panggung besi berbentuk bundar. Di tengah-tengah palform tersebut terdapat sebuah logo yang sama dengan simbol pada Exit Portal.Dua pendekar tingkat Summit itu segera menggerak-gerakkan tangan mereka. Kemudian, keduanya merentangkan tangan, saling berhadapan.“Ha …!” hentak Raven Zhou dan Wendu Yawen.Sebuah cahaya menyilaukan tercipta. Simbol tempat mereka berpijak memancarkan cahaya biru yang sangat terang.Kemudian cahaya terang-benderang tersebut memudar. Tahu-tahu saja, sosok Xian Hua muncul, tergolek di atas platform.Chou Tien Chen yang sejak tadi berdiri di bawah pijakan berbentuk l

  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 266: Demi Seorang Sahabat

    Pagi hari itu, Ren Daoming tengah berbincang dengan para stafnya. Wendu Yawen dan Raven Zhou ada di sana. Beberapa pendekar sekaligus cendikiawan termasuk Dokter Chou Tien Chen duduk bersama dia. Termasuk, sang putra.“Apakah memutuskan untuk memberi Xian Hua kesempatan mengendarai Cultivatron 01 merupakan tindakan yang tepat, Daoming?” tanya Dokter Chou.“Untuk mengendarainya, sipapun di antara kita bisa. Tapi terus terang, pada saat penggabungan, itu adalah sebuah pertanyaan besar. Zhu Lian telah bertualang lama bersama para gadis cantik itu dan kekuatannya tidaklah biasa. Itulah yang membuat ia mampu menyatu dengan mereka.”Doaming menjelaskan, sementara Zhu Lian duduk menyimak perbincangan yang terjadi di situ dengan lugu. Raven Zhou berkata.“Jika terjadi sesuatu, apakah itu akan menempatkan kita pada risiko yang besar, Master Daoming?”Menatap pada Raven Zhou sejenak, Daoming menjawab dengan tenang. “Sebetulnya, kita tinggal menukar Xian Hua dengan Zhu Lian secara paksa. Itu ada

  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 265: Siapa Si Konselor Sebenarnya

    Bai Lu mendatangi Zhu Lian dari arah belakang. Tempat mereka berada adalah sebuah ruangan santai yang memiliki balkon.Sedangkan Xue Er dan Feihong ada di bawahnya, duduk-duduk pada sebuah ruangan lain yang begitu lega layaknya sebuah hangar. Di sana, Jing Yi dan Zexian juga duduk bersama mereka.“Ya, Guru?” sahut Zhu Lian tidak seserius itu.“Kau masih mau memanggilku ‘guru’?” canda Bai Lu.“Bagaimana pun juga kamu adalah guru keduaku, bahkan orang yang mau mengajariku bertualang,” kata Zhu Lian.“Dan ternyata sebetulnya kau tidak juga membutuhkan seorang guru,” Bai Lu berkata seraya tersenyum.“Tidak juga. Sekuat apapun seorang pendekar, ia membutuhkan seorang mentor, bukan?” ujar Zhu Lian lagi.“Jika aku adalah guru, bagaimana dengan Xue Er?”Pertanyaan Bai Lu membuat Zhu Lian terdiam. Terus terang, mendengar nama kekasihnya itu disebut saja, hati Zhu Lian bak bergetar.Dia bagai percaya tidak percaya. Ia sudah memastikan bahwa dirinya sudah bertekad bakal menikahi Xue Er yang begi

  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 264: Dua Pemuda Galau

    Hu Chen tercengang. Xue Er berkata-kata di belakangnya. Tubuhnya tidak dapat digerakkan sementara ia merasakan ada sesuatu yang menjalar dalam badannya.Si Buaya Penjelajah melakukan kebodohan. Baru saja, Xue Er memperagakan teknik tingkat Summit miliknya yang bernama Ilusi Klon Para Penari Maut.Selain itu, dia langsung mengerahkan jurus totoknya yang disebut Sentuhan Bayangan Racun Perampas Sukma.Xue Er berkata lagi, “Kau beruntung karena hasrat pembunuhku tidak sedang menggelora, Hu Chen. Tapi sekali lagi kamu berani berada di dekatku, kau bahkan tidak akan menyadari bahwa aku telah merenggut nyawamu.”Selanjutnya, Hu Chen merasa salah satu titik pada tulang punggungnya disentuh. Ia dapat kembali bergerak. Begitu ia membalikkan badan, dirinya melihat. Xue Er sudah ada berada dengan Zhu Lian jauh di sudut ruangan sebelah sana.“Aku melihatnya, berengsek. Apa yang kau katakan pada Xue Er sehingga si Putri Teratai Emas mengamuk, Hu Chen?”Untuk yang kedua kali, Hu Chen dibuat terkeju

  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 263: Buaya Merayu Teratai

    Sekali lagi, Xue Er merapal kekuatan spiritualnya. “Kak Zhu Lian, aku mengasihimu dan ini adalah kekuatan cinta,” Xue Er berkata dalam benaknya.Seketika itu tangan kanan God Cultivatron V yang berwarna keemasan menyala layaknya bara api. Lalu, Xue Er berucap.“Tinju Badai Sakti Pemurni Jiwa!”Kekuatan spiritual berkaitan dengan kekuatan pikiran juka tekad. Nama-nama teknik yang dimiliki para pendekar tercetus begitu saja dalam pikiran mereka secara spontan.Sementara Bai Lu yang pernah menggunakan busur panah ayahnya mengucapkan jurus yang pernah ia kerahkan, Xue Er menciptakan dan menamai tekniknya sendiri.“Xue Er …” ucap Zhu Lian kagum dalam dirinya.Tangan kanan God Cultivatron V yang mengepal pun menghentak ke depan. Seketika itu, bara pada lengan mesin tempur tersebut melesat ke arah Jenderal Kelam.Pancaran energi tersebut berbentuk sebuah kepalan berwarna layaknya api tersebut menerpa tubuh makhluk itu.Bwussshhh …!“Hriaaaakh …!”Dalam hitungan detik, tubuh dari monster raks

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status