Joel merasa bangga bukan main. Dia sudah banyak keluar uang membeli barang untuk menyenangkan Sarah, tapi Sarah sama sekali tidak menghiraukannya. Sampai akhirnya, Joel pun kesal dan memberikan uang sebesar 100 juta dan mereka berdua pun berpisah. Merasa hubungannya dengan Sarah sudah berakhir, Joel langsung mencari target baru. Maka itu sekarang dia mengincar Yuni. Hingga detik ini belum ada satu pria yang berhasil memikat hatinya, jadi Joel merasa tertantang. Belum lagi Joel sudah menghabiskan kurang lebih sekian miliar untuknya, jelas dia tidak rela jika harus menyerah begitu saja.Uang sebanyak itu bukanlah angka yang sedikit, bahkan untuk anak konglomerat seperti Joel sekalipun. Jadi dia mencari berbagai alasan untuk meminjam uang kepada orang tuanya.“Joel, kalung itu nggak pantas buat Yuni. Yun, coba lihat apa hadiah yang aku bawa,” kata Yongki.Yuni lalu membuka kado dari Yongki yang ternyata berisi sebuah kunci mobil BMW.Mobil? Teman sekamar Yuni dan teman-teman lainnya pin j
“Yuni, aku tulis ngasih ini buat kamu, jadi kamu nggak perlu merasa terbebani.”“Iya, aku juga!”“Kalian berdua dengar aku dulu,” kata Yuni. “Aku mengundang kalian berdua bukan untuk minta kado. Aku cuma mau berterima kasih karena kalian berdua sudah jagain aku selama ini. Sekalian aku juga mau kasih tahu ke kalian kalau sebenarnya aku suka sama orang lain. Jadi, tolong kalian stop kasih hadiah ke aku. Kita jadi teman biasa saja, ya?”Yuni sudah memikirkan hal ini baik-baik sebelumnya. Saat terakhir kali Yuni masuk ke peringkat besar, David dan Joel sama-sama memberikan hadiah sebesar lebih dari puluhan miliar. Yuni mendapatkan bagian sebanyak 14 miliar lebih, dan dia gunakan uang itu untuk membeli rumah dan mobil baru untuk kedua orang tuanya. Dia juga menyisakan sekitar enam miliar untuk dirinya sendiri. Tak disangka harapan Yuni untuk membahagiakan kedua orang tuanya menjadi kenyataan secepat ini. Oleh karena itu, saat ini dia tidak memiliki hasrat akan materi, dan tidak ingin terli
Yuni hanya bisa berdiam tak berdaya di tempat. Dia sudah berpikir pasti tidak mudah untuk membebaskan diri dari situasi ini, tapi dia juga tidak mengira Joel dan Yongki akan berkata seperti itu! Bahkan orang lain yang ada di sana juga merasa hal ini sudah tidak benar.“Joel, Yongki, mau apa kalian berdua? Aku peringatkan, jangan macam-macam kalian, atau aku lapor ke penanggung jawab kampus!” ancam Yuni.“Iya, jangan sok jagoan kalian berdua! Bakal kami laporin biar kalian berdua di-DO!” ujar salah seorang teman dekat Yuni.“Nggak usah ikut-ikutan kalian semua! Atau aku habisi kalian sekalian!” bentak Joel.Alhasil, orang itu pun ketakutan melihat Joel seolah berubah menjadi orang lain. Joel dan Yongki adalah anak dari keluarga berkuasa di kota ini, dia tidak berani macam-macam dengan mereka. Saat itu Yuni mulai meneteskan air mata. Bagaimanapun juga dia adalah seorang wanita, wajar dia merasa sedih diancam seperti itu, apalagi di hari ulang tahunnya sendiri.“Nggak ada gunanya kamu nan
“Kak David, orang ini siapa namanya?” tanya Sasha.“Joel. Keluarga dia juga tinggal di kota ini. Seharusnya sih dia berasal dari keluarga yang lumayan ternama!” jawab David.“Oh ya?” tanya Sasha. “Kalian pernah dengar di lingkaran pertemanan kalian yang namanya si Joel ini?”“Nggak!”“Nggak kenal!”“Nggak tahu, tuh!”“Aku juga nggak pernah dengar!”“Tuh! Bahkan di dalam lingkaran pertemanan Jiwan saja nggak ada yang tahu siapa dia! Keluarga ternama dari mana?!” seru Sasha.Seketika itu Joel langsung berlutut di hadapan Sasha dan berkata tergesa-gesa, “Iya, iya! Aku bukan siapa-siapa, aku cuma dari keluarga biasa. Jadi tolong ampuni aku!”“Kamu masih berharap aku bakal mengampuni kamu? Asal tahu saja, dari aku masih kecil, belum pernah ada satu orang pun yang berani ngata-ngatain kau kayak tadi. Kamu bilang mau kasih aku pelajaran dan ngusir aku dari sini? Kakekku, orang tuaku, bahkan kakku saja nggak pernah ngomong begitu.”“Iya, aku salah! Mulutku memang kurang ajar! Aku minta maaf!”
“Masa kamu mau getok pala dia pakai botol bir cuma gara-gara dia maki-maki kamu? Apa kamu nggak sadar apa akibatnya nanti? Terkadang kamu nggak bisa pakai kekerasan untuk menyelesaikan masalah. Cepat taruh botol itu di meja!”“Ya sudah, deh!” ucap Sasha sambil dengan berat hati menaruh kembali botolnya.“Oh ya, lain kali jangan datang ke tempat kayak begini di jam sekolah! Lihat, tuh, kayak apa penampilan kamu! Mana kelihatan kayak seorang pelajar? Kalau lain kali aku masih ngelihat kamu kayak begini, aku yang kasih kamu pelajaran.”David tidak suka melihat Sasha berpenampilan seperti sekarang. Kalau setiap hari Sasha masih terus begini, pasti sudah dari dulu David menegurnya. Perkataan David ini juga membuat semua orang yang ada di sana tertegun. Baru saja beberapa saat yang lalu Joel mengatakan akan memberikan pelajaran kepada Sasha, dan sampai detik ini juga dia masih berlutut di lantai, sekarang David masih berani berbicara seperti itu kepada Sasha? Bahkan pengikutnya Sasha saja sa
Di ruang makan sekarang hanya tersisa Yuni dan teman-temannya. Joel masih terduduk lesu di lantai dengan tatapan kosong di kedua matanya, sementara Yongki cukup beruntung terhindar dari malapetaka. Tidak hanya Yuni saja, tapi semua wanita di sana menatap David dengan mata bercahaya. Mereka sungguh tidak menduga ternyata David adalah seorang tokoh penting yang bahkan disegani oleh orang besar sekalipun.“Ehm … Yuni, aku masih ada keperluan lagi, pamit dulu, ya. Kalian semua lanjut bersenang-senang saja!” kata David.Yuni tentu keberatan mengetahui David hendak pergi, jadi dia menarik tangan David dan berkata, “David, jangan buru-buru pergi, dong. Hari ini kan ulang tahunku, kamu masih belum kasih kado buat aku!”David ingin pergi dari tempat itu secepat mungkin, tapi dia jadi merasa tidak enak hati setelah merasakan kelembutan Yuni.“Ehm, kalau kadonya nyusul nggak apa-apa? Aku benar-benar nggak tahu kalau hari ini hari ulang tahun kamu!”“Nggak bisa! Aku maunya hari ini juga!”Yuni sen
Semua orang langsung mengeluarkan ponsel mereka untuk mencari tahu mobil apa yang dimiliki oleh David ini.“Wah! Ini Bugatti Chiron limited edition, harga resminya … 120 miliar?”Bagi mahasiswa seperti mereka, 120 miliar adalah angka yang tidak mungkin bisa mereka gapai. Bahkan untuk anak konglomerat seperti Joel dan Yongki saja, mobil itu hanya akan menjadi angan-angan.“Maaf, hari ini aku nggak bisa antar kalian semua. Kalian cari tumpangan sendiri, ya! Nanti biayanya biar aku yang tanggung, bye!” Seusai berkata demikian, David langsung menyalakan mesin mobil dan bersiap untuk pergi. Hari ini dia sudah cukup lelah dikelilingi oleh banyak wanita yang mata duitan. Namun ketika David baru saja masuk, tiba-tiba pintu penumpang depan terbuka dan Yuni langsung duduk ke dalam. Sekarang sudah bukan waktunya lagi untuk malu-malu. Yuni harus memanfaatkan setiap kesempatan yang dia punya jika dia ingin mendapatkan David.Melihat Yuni sudah berada di dalam, teman-temannya yang lain hanya bisa je
David memacu mobil kesayangannya menuju Jina International Mansion. Dia lalu memarkir mobilnya di depan dan berkata kepada Yuni, “Ini kesempatan terakhir. Kalau kamu mau menyesali ucapan kamu, aku antar balik ke kampus sekarang!”“Siapa yang menyesal!”Yuni tentu saja tidak menyesali perbuatannya, tapi harus diakui dia merasa sedikit tegang. Bagaimanapun juga, bagi seorang wanita ini adalah fase yang sangat penting dalam hidupnya. Sejak kecil Yuni adalah tipe gadis yang sangat menjaga kesuciannya. Meski kondisi ekonomi keluarganya sudah jauh membaik berkat dirinya sendiri, Yuni masih tetap menjaga diri dengan baik. Dia pun sering kali mendambakan hal-hal yang sewajarnya diharapkan oleh seorang wanita, berharap menemukan pangeran berkuda putih dan menyerahkan diri seutuhnya kepada sang pangeran. Sekarang, pangeran itu adalah David.Yuni pertama kali mengetahui tentang David ketika dia muntah darah dan pingsan ketika diputus oleh Sarah. Lalu Joel juga mengunggah kejadian itu ke media sos
Sekarang sudah masuk hari Minggu. David pikir Yoga akan menghubunginya, tapi setelah ditunggu seharian, tidak ada telepon yang masuk. Kemarin malam David mendapat telepon dari Selly yang menanyakan mengapa David tidak datang ke rumahnya. David baru ingat kalau dua membuat janji akan datang ke rumahnya Selly, tapi rencana itu harus tertunda karena kedatangan Yasmine, jadi mau tidak mau David mencari waktu lain untuk datang.Siang harinya David mendapatkan sebuah kabar. Prisca melaporkan tim sudah terbentuk. Dengan bantuan uang, dia berhasil menarik banyak orang-orang berbakat untuk bergabung dengannya. David meminta Prisca untuk melakukan investasi ke proyek mana pun yang cukup potensial, tanpa harus mengkhawatirkan soal uang sedikit pun. Dia juga menyuruhnya menghubungi Wanto. Masih ada investasi senilai 10 triliun, setara dengan 50 Poin Kekayaan.Sekarang David harus cepat mengeluarkan uang untuk mendapatkan Poin Kekayaan agar dia bisa meng-upgrade Sistem. Dia merasa Fisik dan Mental-
Memang, unit ini jelas lebih kecil jika dibandingkan dengan penthouse yang David tempati, tapi dari segi dekorasi interior, unit ini tidak kalah mewah dan layak dinobatkan sebagai rumah 200 miliar.“David, ngapain kamu ajak kami ke sini?” tanya Yasmine.“Om, Tante, kira-kira rumah ini gimana?” tanya David balik.“Bagus, sih! Tapi Tante mana sanggup beli!”“Rumahnya sudah aku beli! Tinggal urus surat-suratnya saja, habis itu bisa langsung ditempati.”Dari awal Yasmine dan Yovi sudah punya firasat David pasti akan membelikan rumah ini untuk mereka, makanya dia mengajak mereka melihat-lihat. Kendati demikian, mereka tetap tidak bisa menutupi rasa kaget mereka saat David benar-benar melakukannya.“Mana bisa begitu! David, kamu sudah kerja keras cari uang. Kami nggak bisa terima rumahnya!” kata Yasmine.“Iya! Rumah ini terlalu mahal, kamu nggak perlu!” timpal Yovi.Hanya Indah seorang yang menikmati pemandangan dari balik kaca. Berhubung David yang bersikeras ingin memberi, maka diterima sa
Siang hari itu David menghubungi Karin untuk menanyakan apakah ada unit kosong untuk ditempati. Dia ingin membelikan rumah untuk kedua tantenya, kemudian mempekerjakan mereka di Golden Hotel. Tidak menghasilkan juga tidak masalah, yang penting mereka punya kesibukan. Setahun David tinggal memberikan mereka sekian miliar untuk biaya hidup satu tahun, dengan begitu mereka sudah bisa hidup berkecukupan.David mendatangi Karin yang sudah berjaga di resepsionis dan langsung pergi melihat unit. Kedatangan David kali ini berhasil membangkitkan kenangan pahit beberapa sales lainnya. Waktu itu tidak ada yang mau melayani David, dan Karin yang masih pegawai baru saat itu langsung melayaninya, dan berhasil mengantongi komisi miliaran.Belajar dari kesalahan di masa lalu, kali ini mereka langsung mengelilingi David begitu dia tiba di kantor pemasaran.“Permisi, Pak, ada yang bisa dibantu?”“Bapak mau beli rumah? Mari saya antar!”“Ini kartu nama saya. Kalau Bapak butuh bantuan, bisa langsung hubun
Di suatu kediaman yang sunyi di Amba, seorang pemuda dan pria tua sedang asyik bermain catur. Pria tua terlihat sudah berusia 70-80 tahun. Namun meski di usianya yang uzur, rambutnya masih terlihat lebat hitam, dan matanya masih terlihat begitu bergairah. Tidak ada sedikit pun tanda-tanda penuaan dalam dirinya. Sedangkan lawan mainnya, mesti disebut dengan pemuda, usianya sudah menginjak 30 tahun, tapi jika dibandingkan dengan si pria tua, tidak salah dia disebut sebagai pemuda.“Permainan kamu makin hari makin bagus saja!” puji si pria tua.“Mana adalah! Permainanku masih jauh dari kata bagus!”Pemuda itu bernama Ruben, salah satu anggota Partai Terio. Nama Ruben tidak hanya terkenal di kalangan anak muda, tapi juga cukup dikagumi di kalangan orang tua.“Ruben, main catur itu sama kayak kehidupan nyata. Waktunya maju, kamu harus maju dengan berani. Waktunya mundur, ya harus mundur. Kayaknya belakangan ini kamu lagi ada masalah, ya?” tanya si pria tua yang bernama Joseph itu.“Pengamat
“Eh … ha-halo! A-aku … Carlos!” ucap Carlos terbata-bata sembari menjabat tangan Sasha. Hanya sentuhan tangan saja sudah membuat wajahnya merah padam. Sasha tidak menyadari ada sesuatu yang aneh dari Carlos, dia hanya menjabat tangan dan langsung melepasnya.David menoleh kepalanya ke Carlos seketika mendengar ucapannya yang gagap, dan dia melihat wajah Carlos sudah memerah seperti tomat dengan tingkah lakunya yang aneh pula. Penampilan Sasha yang mengenakan seragam rok mini memang memberikan kesan anak muda yang sangat kuat. Untuk Carlos yang sedang masa puber, Sasha memiliki daya pikat yang luar biasa. Akan tetapi, Sasha bukanlah gadis yang mudah untuk ditaklukkan, sepertinya lebih baik David menyarankan Carlos untuk mengurungkan niatnya daripada nanti dia sendiri yang terluka.“Kak David, aku sudah titip salam ke sekolah. Kaka tinggal langsung bawa Carlos ke dalam saja untuk urus administrasinya!” kata Sasha.“Oke, makasih, ya, Sasha!”“Kak David nggak usah sungkah begitulah!”“Oh,
Di hari berikutnya, David meminta Sasha untuk mengurus prosedur masuk sekolah Carlos di sekolah yang sama dengannya. Meski sekarang David punya uang yang tak terbatas, tak bisa dipungkiri bahwa dia masih belum membangun reputasi. Namanya hanya baru sekadar diperbincangkan saja di KMB dan Partai Terio.Sebagai anak kesayangan keluarga Lumanto, hal semacam ini tentu adalah tugas sepele bagi Sasha. Hanya dalam hitungan menit, dia sudah mengabari David bahwa Carlos berhasil diterima. Lantas, David pun segera membawa Carlos ke sekolah yang bernama Ricci School itu.Ricci School adalah akademi untuk kaum elite yang paling ternama di Provinsi Jina. Meski termasuk sekolah swasta, kualitas pengajar di sana sangat tinggi dan berpengalaman di bidangnya masing-masing, dan mereka juga disokong oleh keluarga Lumanto secara langsung.Murid yang bisa belajar di sekolah tersebut entah memang berprestasi sehingga mendapatkan beasiswa penuh, atau anak orang kaya yang harta keluarganya sudah di luar nalar
Yang paling Yasmine dan Yovi khawatirkan saat ini, adalah anak bungsu mereka.“David, Tante tahu sekarang kamu sudah sukses, tapi kami sudah lama tinggal di Suta. Lagian, om kamu kan kerjanya di sana. Kalau pindah ke sini, kami nggak bisa apa-apa,” kata Yasmine.“Tante cukup datang ke sini saja, nggak usah ngapa-ngapain. Kalau memang bosan, aku bisa kasih kerjaan yang santai supaya Tante bisa tetap jagain Carlos. Gimana?”“Pa, Ma, kita ikutin apa kata Kak David saja! Kalau Carlos terus di Suta, dia bakal terpengaruh sama anak-anak nakal lainnya. Papa Mama juga harus mikir demi kebaikan Carlos,” kata Indah.“Hmmm … kita coba diskusi saja dulu, ya!” sahut Yasmine.“Oke! Tapi aku berharap Om Tante bisa tinggal di sini. Kalian berdua sudah banyak berjasa buatku, sekarang giliran aku yang membalas kebaikan kalian. Lagi pula, sekarang aku punya hotel. Aku masih belum ketemu orang yang bisa aku percaya, aku berharap Om Tante mau bantu aku,” jelas David.“Kamu punya hotel?”“Iya! Sekarang aku
Carlos yang duduk di kursi penumpang depan terlihat begitu bersemangat, sementara Yasmine, Yovi, dan Indah duduk di kursi belakang. Ada harga, maka ada barang. Kalau orang dengan sakit pinggang seperti Yasmine duduk di mobil biasa, dia pasti sudah sangat menderita selama perjalanan. Namun ketika duduk di Mercy G Class ini, dia merasa sangat nyaman karena mobil melaju stabil tanpa ada getaran yang mengganggu. Selama perjalanan, David menghubungi Cakra memintanya untuk menghubungi Jina Medical Center. Tepat pukul dua siang David sudah tiba di rumah sakit tersebut.Riyadi selaku kepala Jina Medical Center sudah menunggu kedatangan David.“Pak David, kita ketemu lagi!” sapa Riyadi begitu melihat David turun dari mobilnya.“Pak Riyadi, tolong, ya!”“Nggak perlu sungan, Pak David. Ini sudah jadi tanggung jawab kami.”Mereka berdua langsung pergi ke ruang klinik VIP seusai bertukar salam, dan tepat pukul empat sore langsung menjalankan operasi yang berlangsung selama satu jam. Selagi menungg
“Aku ngerti Tante pasti keberatan keluar uang untuk berobat. Tapi Tante nggak perlu khawatir, sekarang aku sudah bisa cari uang. Yang penting sekarang kita berobat dulu, ya!” bujuk David.“Kamu kan masih kuliah, cari uang dari mana? David, kamu harus belajar yang benar. Habis lulus cari kerja yang bagus, jangan malah bergaul sama yang nggak baik! Kalau nggak, gimana nanti kamu menghadap ke Tante Giani atau orang tua kamu?” tegur Yasmine.“Tante, aku nggak kerja yang aneh-aneh, kok. Tante yang membesarkan aku dari kecil masa nggak paham?”David tidak ingin memberi tahu tantenya kalau dia sudah kaya karena takut Yasmine akan berpikir yang macam-macam. Awalnya dia ingin menunjukkannya pelan-pelan melalui Indah, tapi Indah tidak berani mengatakannya. Karena tidak ada jalan lain, mau tidak mau David harus mengakuinya terus terang. Akan tetapi … sudah pasti Yasmine tidak akan percaya. Dibujuk seperti apa pun, Yasmine tetap ngotot tidak mau berobat ke Jiwan. Bahkan Yovi dan Indah yang juga me