“Kakakku David,” gumam Indah dengan suara pelan.“David? Di antara kalian ada yang namanya David?” tanya karyawan itu pada beberapa sekuriti. Para sekuriti lainnya saling berpandangan sejenak dan menjawab, “Nggak.”Jantung Aurel berdegup ketika mendengar nama David disebutkan oleh Indah. Apakah David yang sama dengan yang menolongnya kemarin?Ketika dia bersiap-siap untuk bicara, Indah kembali bersuara, “Kakakku tadi dibawa pergi oleh seseorang yang bernama Kak Wanto. Katanya mau ngomongin bisnis dan naik ke lantai tiga.”Semua orang yang ada di sana tercengang ketika mendengar nama Wanto. Di Badu orang yang bernama Wanto hanya satu orang saja. Dia merupakan orang yang sangat terpandang di kota ini.Semua karyawan dan Aldo tampak panik. Mereka tidak akan sanggup menentang Wanto. Kalau lelaki itu menjadi temannya, maka lelaki itu akan memperlakukanmu dengan segenap hati. Akan tetapi jika menjadi musuh, maka lelaki itu akan bersikap kejam.Badu terkenal sekali dengan satu kalimat andalan
“Saya nggak suka mengatakan sesuatu sebanyak dua kali!” kata Wanto dengan wajah datar.Aldo yang sudah putus asa tiba-tiba merasa tertolong ketika mendengar seruan, “Wanto, kamu lagi-lagi ganggu orang lain?”“Pak Yoga, tolong aku! Kita pernah kerja sama! Saya Aldo dari Wonda Properti!” ujar Aldo meminta tolong pada Yoga.Yoga merupakan satu-satunya orang di Badu yang bisa menolongnya. Awalnya dia hanya sebagai anak kedua dari keluarga Warsito, tetapi lelaki itu mampu membuatnya menjadi salah satu penerus keluarga Warsito selanjutnya.Semua keluarganya tidak bisa menentukan siapa di antara dia atau kakaknya yang menjadi calon penerus. Hingga akhirnya keluarga mereka memberikan keduanya sebuah usaha dan meminta mereka untuk merintis dengan bebas di luar sana selama sepuluh tahun.Sepuluh tahun kemudian, siapa yang lebih sukses maka orang itu yang akan menjadi calon penerusnya. Sampai saat ini sudah lima tahun terlewati. Menurut kabar yang beredar, Yoga sudah memegang Kartu As pemenang di
Kota Jiwan, Jina International Mansion.Prisca mengendarai mobil Porsche 911 miliknya dan memasuki gerbang. Dia tidak menyadari di belakang ada sebuah taksi yang mengikutinya. Di dalam taksi ada sepasang anak muda yang.“Pak, ini tempat apa?” tanya pemuda itu.“Ini tempat termahal di Jiwan. Saya nggak mau masuk dan hanya bisa berhenti di sini. Totalnya seratus ribu,” ujar sopir taksi.“Mahal sekali?!” seru pemuda itu.“Anak muda, saya sudah menunggu setengah jam lebih. Waktu itu mahal!”“Baiklah! Terima kasih, Pak!”Keduanya turun dari mobil setelah bayar. Mereka berhenti di depan Jina International Mansion sesaat. Baru saja hendak mendekat, seorang sekuriti menghentikan mereka.“Hei! Kalian berdua ada keperluan apa? Buruan minggir! Ini bukan tempat kalian yang seharusnya!” K“Pak, saya mau nanya mobil merah Porsche yang baru saja masuk itu siapa?” tanya pemuda itu.“Siapa? Tentu saja punya pemiliknya, kamu pikir punya kamu? Buruan minggir!”“Pak, rumah di sini mahal?”“Anak muda, kamu
“Mita, kamu juga telepon orang tua kamu dan minta mereka datang,” kata Andre pada kekasihnya.“Untuk apa minta mereka datang? Buat bawa aku pulang? Mereka memang nggak setuju kita bersama.”“Kamu ini, orang tua kamu nggak setuju kita bersama karena kalian di kota dan aku di desa. Kami nggak lebih kaya dari kalian. Tapi kalau mereka datang dan lihat kakak aku kaya, mereka nggak akan menentang kita lagi. Nanti kita akan diizinkan bersama-sama dengan bebas.”Mita berpikir sejenak dan merasa apa yang Andre katakan tadi masuk akal. Dia menghubungi keluarganya dan langsung disambut dengan amarah dari ibunya. Akan tetapi mereka bersedia untuk datang ke Jiwan besok.Andre berbaring di kasur sambil memeluk Mita, “Mita, kita nggak usah balik lagi, kita tinggal di Jiwan saja dan minta kakak aku belikan aku mobil mahal dan rumah mewah. Nanti kita akan jalan-jalan terus setiap hari.”“Tapi kakakmu mau membelikannya untukmu?” tanya Mita sedikit ragu.“Kalau aku yang minta, dia nggak akan mau. Tapi k
Hingga tiba di giliran Aurel, perempuan itu mau menjual tariannya. David juga ikut membeli dengan harga 100 miliar. Lelaki itu membalas kebaikan orang-orang dengan caranya. Mereka berdua sudah membantu adiknya, maka David ingin memberikan sesuatu pada kedua perempuan itu.Hingga tanpa terasa acara amal ini sudah tiba di penghujung. Ketika barang terakhir sudah terjual, maka acara sudah akan berakhir. Mendadak David mengangkat papannya dan berkata,“Saya mau menyumbangkan sebuah lagu.”Citra yang hendak mengatakan kalimat penutup terdiam ketika mendengar ucapan David. Lelaki itu sudah menghabiskan 200 miliar! Tentu saja dia akan menuruti kemampuan David. Citra mempersilakan David untuk naik ke pentas.“Pak David ingin menyumbangkan sebuah lagu, ada yang mau buka harga?” tanya Citra.“Eum … apakah saya bisa membelinya sendiri?” tanya David.“Beli sendiri?”“Iya.”“Boleh, karena Pak David yang mau beli sendiri, maka silakan kita dengar lagu dari Pak David! Berapa harga yang mau dibuka ole
Keesokan harinya, David mengantarkan Indah kembali ke sekolah. Dia mengirimkan uang sebanyak dua triliun ke rekening perempuan itu dan memintanya untuk menghabiskannya sesuka hati. Kalau tidak cukup maka Indah boleh minta lagi kepadanya. David juga meminta Indah untuk pelan-pelan memberi tahu pada om dan tantenya.Setelah itu David membawa mobil miliknya kembali ke Jiwan. Jarak dari Badu ke Jiwan hanya terpaut 1000 kilometer saja. Ada harga maka ada kualitas, dari berbagai sisi mobil ini ditambah dengan kemampuan mengemudi David membuatnya bisa melampaui mobil yang lainnya.Setelah kejadian selama dua hari ini, dia sudah berpikir dengan matang. Wanto yang membantunya selama adiknya diganggu di Gempita hingga saat acara amal. Meski dia memiliki uang yang tanpa batas, David tidak bisa memberikan hal yang lainnya pada Wanto selain uang.Menyelesaikan sesuatu dengan mengandalkan orang lain tidak akan bisa bertahan lama. Kalau Yoga dan Wanto mengetahui latar belakangnya, apakah mereka akan
Awalnya David ingin menyudahi saja jika tidak ada kendala besar. Dia juga tidak butuh uang sekali. Namun ternyata dia bertemu dengan orang yang begitu sombong. Saat ini dia juga tidak ingin repot, sehingga David langsung menghubungi polisi untuk menyelesaikan masalah ini.Suara melengking perempuan itu menarik perhatian cukup banyak orang. Banyak orang yang berhenti karena melihat sebuah mobil Bugatti yang ditabrak.“Gila! Bugatti?! Ini harganya mulai dari 60 miliar! Hanya perbaiki cat saja tetap aja butuh berapa ratus juta.”“Mahal sekali! Berarti yang ganti pemilik BMW itu. Jual BMW saja belum tentu bisa sanggup ganti rugi.”“Wah, nggak sanggup ganti rugi mobil mahal. Lain kali kita harus jaga jarak!”“Hei! Apa yang kalian bicarakan! Nggak ada kerjaan?!” seru perempuan itu.Sesaat kemudian polisi lalu lintas tiba di lokasi kejadian. Setelah pemeriksaan dan video CCTV, mereka menentukan bahwa BMW yang salah. Mendadak perempuan itu tidak bisa berkata apa pun.“Ibu, karena Anda terbukti
Kota Jiwan.Prisca pulang dari kantor dan kembali ke rumahnya dengan mengendarai mobil merahnya. Baru saja tiba di depan gerbang Jina International Mansion, tiba-tiba ada yang menahannya.Bukankah itu adalah orang tua dan adiknya? Tiga orang yang lainnya siapa? Kenapa mereka bisa ada di sini?Prisca buru-buru turun dari mobil dan berseru, “Pa, Ma, Andre, kenapa kalian datang ke sini?”“Cih! Kalau kami nggak datang, bagaimana kami bisa tahu kamu ada mobil dan rumah mahal di kota? Sedangkan kami di rumah kerja keras,” kata ibunya Prisca, Nina.“Ma, bukan seperti yang Mama pikirkan. Ini mobil bos aku,” kata Prisca.“Bos kamu? Kamu yang tiap hari bawa mobil bos kamu? Kenapa dia kasih ke orang lain?”“Ma, kita cari tempat buat bicara, ya? Kalian ada tempat tinggal? Aku bawa kalian ke hotel dan buka dua kamar.”“Mama nggak akan ke mana-mana, maunya tinggal di dalam sana! Kamu jangan pikir Mama nggak tahu! Adik kamu sudah memperhatikan kamu selama beberapa hari dan setiap hari kamu selalu tin
Sekarang sudah masuk hari Minggu. David pikir Yoga akan menghubunginya, tapi setelah ditunggu seharian, tidak ada telepon yang masuk. Kemarin malam David mendapat telepon dari Selly yang menanyakan mengapa David tidak datang ke rumahnya. David baru ingat kalau dua membuat janji akan datang ke rumahnya Selly, tapi rencana itu harus tertunda karena kedatangan Yasmine, jadi mau tidak mau David mencari waktu lain untuk datang.Siang harinya David mendapatkan sebuah kabar. Prisca melaporkan tim sudah terbentuk. Dengan bantuan uang, dia berhasil menarik banyak orang-orang berbakat untuk bergabung dengannya. David meminta Prisca untuk melakukan investasi ke proyek mana pun yang cukup potensial, tanpa harus mengkhawatirkan soal uang sedikit pun. Dia juga menyuruhnya menghubungi Wanto. Masih ada investasi senilai 10 triliun, setara dengan 50 Poin Kekayaan.Sekarang David harus cepat mengeluarkan uang untuk mendapatkan Poin Kekayaan agar dia bisa meng-upgrade Sistem. Dia merasa Fisik dan Mental-
Memang, unit ini jelas lebih kecil jika dibandingkan dengan penthouse yang David tempati, tapi dari segi dekorasi interior, unit ini tidak kalah mewah dan layak dinobatkan sebagai rumah 200 miliar.“David, ngapain kamu ajak kami ke sini?” tanya Yasmine.“Om, Tante, kira-kira rumah ini gimana?” tanya David balik.“Bagus, sih! Tapi Tante mana sanggup beli!”“Rumahnya sudah aku beli! Tinggal urus surat-suratnya saja, habis itu bisa langsung ditempati.”Dari awal Yasmine dan Yovi sudah punya firasat David pasti akan membelikan rumah ini untuk mereka, makanya dia mengajak mereka melihat-lihat. Kendati demikian, mereka tetap tidak bisa menutupi rasa kaget mereka saat David benar-benar melakukannya.“Mana bisa begitu! David, kamu sudah kerja keras cari uang. Kami nggak bisa terima rumahnya!” kata Yasmine.“Iya! Rumah ini terlalu mahal, kamu nggak perlu!” timpal Yovi.Hanya Indah seorang yang menikmati pemandangan dari balik kaca. Berhubung David yang bersikeras ingin memberi, maka diterima sa
Siang hari itu David menghubungi Karin untuk menanyakan apakah ada unit kosong untuk ditempati. Dia ingin membelikan rumah untuk kedua tantenya, kemudian mempekerjakan mereka di Golden Hotel. Tidak menghasilkan juga tidak masalah, yang penting mereka punya kesibukan. Setahun David tinggal memberikan mereka sekian miliar untuk biaya hidup satu tahun, dengan begitu mereka sudah bisa hidup berkecukupan.David mendatangi Karin yang sudah berjaga di resepsionis dan langsung pergi melihat unit. Kedatangan David kali ini berhasil membangkitkan kenangan pahit beberapa sales lainnya. Waktu itu tidak ada yang mau melayani David, dan Karin yang masih pegawai baru saat itu langsung melayaninya, dan berhasil mengantongi komisi miliaran.Belajar dari kesalahan di masa lalu, kali ini mereka langsung mengelilingi David begitu dia tiba di kantor pemasaran.“Permisi, Pak, ada yang bisa dibantu?”“Bapak mau beli rumah? Mari saya antar!”“Ini kartu nama saya. Kalau Bapak butuh bantuan, bisa langsung hubun
Di suatu kediaman yang sunyi di Amba, seorang pemuda dan pria tua sedang asyik bermain catur. Pria tua terlihat sudah berusia 70-80 tahun. Namun meski di usianya yang uzur, rambutnya masih terlihat lebat hitam, dan matanya masih terlihat begitu bergairah. Tidak ada sedikit pun tanda-tanda penuaan dalam dirinya. Sedangkan lawan mainnya, mesti disebut dengan pemuda, usianya sudah menginjak 30 tahun, tapi jika dibandingkan dengan si pria tua, tidak salah dia disebut sebagai pemuda.“Permainan kamu makin hari makin bagus saja!” puji si pria tua.“Mana adalah! Permainanku masih jauh dari kata bagus!”Pemuda itu bernama Ruben, salah satu anggota Partai Terio. Nama Ruben tidak hanya terkenal di kalangan anak muda, tapi juga cukup dikagumi di kalangan orang tua.“Ruben, main catur itu sama kayak kehidupan nyata. Waktunya maju, kamu harus maju dengan berani. Waktunya mundur, ya harus mundur. Kayaknya belakangan ini kamu lagi ada masalah, ya?” tanya si pria tua yang bernama Joseph itu.“Pengamat
“Eh … ha-halo! A-aku … Carlos!” ucap Carlos terbata-bata sembari menjabat tangan Sasha. Hanya sentuhan tangan saja sudah membuat wajahnya merah padam. Sasha tidak menyadari ada sesuatu yang aneh dari Carlos, dia hanya menjabat tangan dan langsung melepasnya.David menoleh kepalanya ke Carlos seketika mendengar ucapannya yang gagap, dan dia melihat wajah Carlos sudah memerah seperti tomat dengan tingkah lakunya yang aneh pula. Penampilan Sasha yang mengenakan seragam rok mini memang memberikan kesan anak muda yang sangat kuat. Untuk Carlos yang sedang masa puber, Sasha memiliki daya pikat yang luar biasa. Akan tetapi, Sasha bukanlah gadis yang mudah untuk ditaklukkan, sepertinya lebih baik David menyarankan Carlos untuk mengurungkan niatnya daripada nanti dia sendiri yang terluka.“Kak David, aku sudah titip salam ke sekolah. Kaka tinggal langsung bawa Carlos ke dalam saja untuk urus administrasinya!” kata Sasha.“Oke, makasih, ya, Sasha!”“Kak David nggak usah sungkah begitulah!”“Oh,
Di hari berikutnya, David meminta Sasha untuk mengurus prosedur masuk sekolah Carlos di sekolah yang sama dengannya. Meski sekarang David punya uang yang tak terbatas, tak bisa dipungkiri bahwa dia masih belum membangun reputasi. Namanya hanya baru sekadar diperbincangkan saja di KMB dan Partai Terio.Sebagai anak kesayangan keluarga Lumanto, hal semacam ini tentu adalah tugas sepele bagi Sasha. Hanya dalam hitungan menit, dia sudah mengabari David bahwa Carlos berhasil diterima. Lantas, David pun segera membawa Carlos ke sekolah yang bernama Ricci School itu.Ricci School adalah akademi untuk kaum elite yang paling ternama di Provinsi Jina. Meski termasuk sekolah swasta, kualitas pengajar di sana sangat tinggi dan berpengalaman di bidangnya masing-masing, dan mereka juga disokong oleh keluarga Lumanto secara langsung.Murid yang bisa belajar di sekolah tersebut entah memang berprestasi sehingga mendapatkan beasiswa penuh, atau anak orang kaya yang harta keluarganya sudah di luar nalar
Yang paling Yasmine dan Yovi khawatirkan saat ini, adalah anak bungsu mereka.“David, Tante tahu sekarang kamu sudah sukses, tapi kami sudah lama tinggal di Suta. Lagian, om kamu kan kerjanya di sana. Kalau pindah ke sini, kami nggak bisa apa-apa,” kata Yasmine.“Tante cukup datang ke sini saja, nggak usah ngapa-ngapain. Kalau memang bosan, aku bisa kasih kerjaan yang santai supaya Tante bisa tetap jagain Carlos. Gimana?”“Pa, Ma, kita ikutin apa kata Kak David saja! Kalau Carlos terus di Suta, dia bakal terpengaruh sama anak-anak nakal lainnya. Papa Mama juga harus mikir demi kebaikan Carlos,” kata Indah.“Hmmm … kita coba diskusi saja dulu, ya!” sahut Yasmine.“Oke! Tapi aku berharap Om Tante bisa tinggal di sini. Kalian berdua sudah banyak berjasa buatku, sekarang giliran aku yang membalas kebaikan kalian. Lagi pula, sekarang aku punya hotel. Aku masih belum ketemu orang yang bisa aku percaya, aku berharap Om Tante mau bantu aku,” jelas David.“Kamu punya hotel?”“Iya! Sekarang aku
Carlos yang duduk di kursi penumpang depan terlihat begitu bersemangat, sementara Yasmine, Yovi, dan Indah duduk di kursi belakang. Ada harga, maka ada barang. Kalau orang dengan sakit pinggang seperti Yasmine duduk di mobil biasa, dia pasti sudah sangat menderita selama perjalanan. Namun ketika duduk di Mercy G Class ini, dia merasa sangat nyaman karena mobil melaju stabil tanpa ada getaran yang mengganggu. Selama perjalanan, David menghubungi Cakra memintanya untuk menghubungi Jina Medical Center. Tepat pukul dua siang David sudah tiba di rumah sakit tersebut.Riyadi selaku kepala Jina Medical Center sudah menunggu kedatangan David.“Pak David, kita ketemu lagi!” sapa Riyadi begitu melihat David turun dari mobilnya.“Pak Riyadi, tolong, ya!”“Nggak perlu sungan, Pak David. Ini sudah jadi tanggung jawab kami.”Mereka berdua langsung pergi ke ruang klinik VIP seusai bertukar salam, dan tepat pukul empat sore langsung menjalankan operasi yang berlangsung selama satu jam. Selagi menungg
“Aku ngerti Tante pasti keberatan keluar uang untuk berobat. Tapi Tante nggak perlu khawatir, sekarang aku sudah bisa cari uang. Yang penting sekarang kita berobat dulu, ya!” bujuk David.“Kamu kan masih kuliah, cari uang dari mana? David, kamu harus belajar yang benar. Habis lulus cari kerja yang bagus, jangan malah bergaul sama yang nggak baik! Kalau nggak, gimana nanti kamu menghadap ke Tante Giani atau orang tua kamu?” tegur Yasmine.“Tante, aku nggak kerja yang aneh-aneh, kok. Tante yang membesarkan aku dari kecil masa nggak paham?”David tidak ingin memberi tahu tantenya kalau dia sudah kaya karena takut Yasmine akan berpikir yang macam-macam. Awalnya dia ingin menunjukkannya pelan-pelan melalui Indah, tapi Indah tidak berani mengatakannya. Karena tidak ada jalan lain, mau tidak mau David harus mengakuinya terus terang. Akan tetapi … sudah pasti Yasmine tidak akan percaya. Dibujuk seperti apa pun, Yasmine tetap ngotot tidak mau berobat ke Jiwan. Bahkan Yovi dan Indah yang juga me