"Gita ini bintang FTV ya kalau saya nggak salah?" pancing Anita sembari memerhatikan wajah selingkuhan suaminya itu dengan seksama.Gita pun tersenyum bangga dan menganggukkan kepalanya. "Iya, benar, Mbak. Ada beberapa judul FTV yang baru selesai syuting dan sudah mulai tayang di Surya TV. Mbak Anita apa suka nonton FTV?" sahutnya ramah."Ohh ... ikutan anak-anak yang kerja di butik saya yang biasa nonton FTV aja kok, tapi memang pernah lihat wajah Gita karena cantik di atas rata-rata jadi ingat," jawab Anita memuji kecantikan selingkuhan suaminya.Sebelum dia kemudian berkata ke Radit, "Mas, jangan sampai jadi viral lho beritanya. Pesannya 'kan kalau ke aku, jangan bikin skandal sama selingkuhanku. Nah ... Gita ini artis lho, mana lagi naik daun pula. Apa mau kalau Mas Radit masuk berita infotainment?!"Radit pun sontak gelagapan mendengar sindiran halus Anita yang ada benarnya. Dia pun memijit pelipisnya yang mendadak terasa pening. Ribut sih nggak, tapi runyam iya.Tak puas begitu
Jantung Agus seolah selalu berpacu kencang setiap berhadapan dengan majikannya yang binal berduaan. "Mbak ... nggak jadi bobo siang?" desah Agus saat tubuh kekarnya dipepet Anita di balik pintu apartment yang baru saja disewa itu.Pemuda itu membatin, 'Lagunya Ahmad Dhani banget 'di setiap ada kamu kenapa jantung ini berdetak lebih kencang seperti genderang mau perang'Anita menyusuri dada bidang yang ditumbuhi bulu lebat itu dengan bibirnya sambil memelintir puncak dada Agus hingga pria itu mengerang memejamkan matanya. "Aku lagi pengin main-main deh, Mas ... badan Mas Agus gemesin soalnya," jawabnya santai.Akhirnya Agus memilih untuk membiarkan majikannya itu berbuat nakal sepuasnya dengan tubuhnya. "Mas Agus apa bisa mijit?" "Bisa, Mbak. Apa mau saya pijit?" jawab Agus menatap Anita yang lebih pendek sehasta dari tinggi badannya. Tubuh majikannya yang menggairahkan itu menempel erat di hadapannya membuat kepalanya pusing.Anita pun tersenyum lebar. "Wah, asik! Mau dong dipijitin
Semalaman memeluk pujaan hatinya membuat hati Agus berbunga-bunga. Sejak mendengar bahwa besok pagi Agus harus ikut seleksi pemain timnas untuk ajang AFC, Anita menahan diri tidak memancing keganasan yang akan berakhir dengan pergumulan ranjang yang menguras stamina.Wanita itu tahu bahwa Agus lebih memerlukan stamina untuk hal lain yang akan menentukan masa depan pemuda itu di bidang sepak bola. Dipeluk boleh, dicium boleh, ditusuk jangan, kata Anita pada Agus saat tadi malam mulai bergairah. Ketika langit berubah warna menjadi lebih terang di sisi timur, cahaya kekuningan itu menembus ke tirai tipis warna putih yang menutupi kaca jendela unit apartment Fallpoint yang baru disewa Anita kemarin siang. Tubuh molek itu menggeliat mengusir rasa kantuk yang masih menguasai raganya. Tanpa selembar pakaian pun saat ia tidur semalam di bawah bed cover karena tak ada rencana menginap di luar rumah. "Pagi, Cantik ...," sapa Agus sembari menatap wanita di sebelahnya yang mulai membuka sepasa
"Iwan, Pak Bandi, jangan salah paham. Kayaknya Mas Radit salah makan obat jadi ngelantur ngomongnya. Jangan sampai aku jadi bahan gosip ya!" pesan Anita dengan nada tegas kepada dua karyawannya yang ada di halaman depan teras.Dia lalu bersedekap di hadapan Radit. "Mas, kalau masih butuh aku, tolong mulutnya dijaga!"Dengan sigap Agus membukakan pintu mobil sedan Camry hitam itu untuk majikannya lalu ia berlari-lari ke sisi bangku pengemudi. Mereka berdua meninggalkan Radit berdiri tertegun menatap kepergian mobil itu.Setelah mengantarkan Anita ke Mall Plaza Senayan, Agus bergegas mengambil sepeda motor Yamaha Vixion miliknya di parkiran mall itu juga. Dia segera melaju menuju ke Stadion Utama Gelora Bung Karno untuk mengikuti seleksi pemain timnas yang akan menjadi punggawa membawa nama Indonesia di turnamen sepak bola se-Asia.Di lapangan hijau itu Agus melihat pelatihnya Pak Rinto Sibutar Butar. Segera saja dia berlari mendekat untuk menyapa pria beruban berkulit gelap bergigi put
"Ssshhh!" desis Sheila ketika sejuknya es jeruk murni membasahi kepalanya sekali lagi.Semenjak menjadi pacar bapak kepala dinas Raditya Poncobuwono, sudah dua kali dia merasakan siraman kesejukan. Bukan siraman illahi melainkan siraman minuman segar di kepalanya saat makan di restoran mahal.Dengan mencebik kesal, gadis itu menoleh ke orang yang tega mempermalukannya siang itu. Dia pikir itu Anita, istri sah Radit. Namun, kali ini wanita cantik tinggi semampai yang lain, bukan Anita. Sheila pun berdiri sambil melotot kesal berhadapan dengan wanita itu. "Heh! Kurang ajar banget sih main siram kepala orang! Memangnya Mbak ini siapa? Aku nggak kenal sama sekali, jangan-jangan salah orang!" semburnya dengan bertolak pinggang."Woiii ... jangan petentengan ya! Kamu jalan sama laki orang. Kenalin ya namaku Anggita Rosanna, ibunya anak Mas Radit!" ujar Gita melengking tak mau kalah suara dengan selingkuhan terbaru Radit itu.Sejenak Sheila memproses dalam otaknya yang rada loading lama 'Ib
Seperti janjinya dengan Radit pagi tadi, Anita berdandan untuk menghadiri pesta jamuan pejabat yang diadakan oleh Partai Banteng Ngamuk di Hotel Pullman Jakarta. Dia sudah hampir selesai berdandan, hanya tinggal memulas lipstick warna merah pastel saja di bibirnya.Kali ini Anita mengenakan long dress bermodel bahu terbuka warna merah maroon. Gaun itu panjangnya hingga menempel sedikit ke permukaan lantai dengan belahan setinggi setengah paha sebelah kiri, sangat anggun sekaligus seksi.Sebuah kalung berlian tumpuk 3 berderet seharga ratusan juta melingkari leher jenjangnya yang indah dan mulus. Rambut panjang Anita disanggul sederhana yang ia buat sendiri hanya agar tampil lebih rapi dan tidak gerah selama pesta."Cantik sekali istriku ini!" puji Radit yang berdiri di belakang Anita yang duduk menghadap cermin riasnya dan sedang menyimpan kembali botol parfum yang baru saja ia semprotkan ke tubuhnya.Bibir liar Radit menyosor lekuk leher mulus yang menguarkan aroma parfum mahal, tan
Sudah nyaris tengah malam saat selusin kali Anita menguap karena kantuk di pesta jamuan parpol yang penuh basa-basi membosankan itu. "Pak Radit, istrinya sudah ngantuk itu kayaknya, kalau mau pulang duluan silakan saja!" saran Pak Bratayudha, ketua DPP Partai Banteng Ngamuk wilayah Jawa Tengah yang sopan dan pembawaannya menyenangkan itu.Anita tersenyum sungkan karena ter-gap menguap oleh Pak Bratayudha. Dia pun berkata, "Iya, Pak ... maklum sudah larut malam."Akhirnya, Radit pun berpamitan dengan kolega-kolega politiknya lalu menggandeng Anita turun ke lobi dengan lift. Sebelum turun, Anita sudah menghubungi Agus agar menjemput mereka. Jadi saat mereka sampai di lantai lobi, mobil Expander hitam mengkilap itu sudah siap menunggu di depan pintu lobi Hotel Pullman Jakarta.Jalanan kota Jakarta Pusat sudah mulai lengang sekitar pukul 23.00 WIB. Namun, Agus belum mengantuk karena harus menyetir pulang, dia sempat minum kopi bersama sopir-sopir pejabat yang lain di warteg sekitar hotel
"SAH!" seru para saksi dan penghulu yang menikahkan Radit dan Gita siang itu di apartment sewaan Gita di Menteng Emerald.Dengan takzim Gita mengecup punggung tangan Radit, imam barunya dalam rumah tangga. Sudah 2 tahun ia menantikan dipinang dan dinikahi secara resmi oleh Raditya Poncobuwono. Ibunya mengusap air mata haru di belakang Gita, dia yang tahu betapa nestapanya putri satu-satunya mengandung dan membesarkan Alvino sendirian. Akhirnya ayahnya Alvino mau bertanggungjawab menikahi Gita hari ini.Kemudian Gita berpelukan dengan ibunya yang duduk di belakangnya. "Selamat ya, Git. Semoga jadi keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah dan langgeng sampai akhir hayat," doa dari Nyonya Utami Sukmawati. untuk puterinya."Terima kasih doanya, Bunda. Gita tak mampu membalas segala kebaikan yang telah Bunda berikan selama ini," ucap Gita dengan terisak usai memohon restu.Nyonya Utami mengelus punggung puterinya dan berpesan, "Bunda tidak meminta balasan apapun, Git. Hanya berharap bisa
Gustav Gonzales berdiri menatap piala Copa Del Rey yang berdiri tegak di rak kaca pajang di kantornya. Di dinding hall of fame ruangan itu terpajang momen-momen selebrasi kemenangan tak terlupakan yang telah dijalani oleh sang kapten Agus Sampurna.Sepuluh tahun sudah pemuda asal sebuah kampung di Indonesia membela timnya. Pria itu membawa kejayaan bagi FC Barcelona dalam setiap tetes peluh perjuangannya. Kini tiba saatnya untuk mengucap sebuah kata perpisahan dengannya."TOK TOK TOK.""Masuk!" sahut Gustav dari dalam ruang kantornya. Dia sudah menunggu kedatangan pria yang dia kasihinya selama 10 tahun belakangan, yang menjadi kesayangan Barcelonistas juga."Selamat siang, Señor Gustav," sapa Agus dengan tatapan sendu dibarengi hati yang tegar. Baginya saat ini sungguh berat, separuh jiwanya telah ada bersama Barça selama satu dasawarsa.Pria berdarah Spanyol itu bergegas mendekati Agus dan memberikan pelukan eratnya. Dia menepuk-nepuk punggung Agus dengan mata basah. Rasanya terlalu
Sebuah kejutan yang terjadi di Final Match Copa Del Rey (Piala Raja Spanyol) musim kali ini, klub FC Levante berhasil naik kelas dengan bertemu juara bertahan FC Barcelona di babak puncak perjuangan itu.Mantan kapten FC Barcelona yaitu William Aufbahn rupanya membuktikan performa terbaiknya bersama tim barunya, FC Levante. Pria asal Perancis itu bermain dengan sangat mengesankan, membuat gol-gol jitunya bersama rekan-rekannya dalam setiap pertandingan.Kekecewaannya terhadap Barça dalam hal ini mantan bosnya yang melecut semangatnya untuk bangkit. Bahkan, William Aufbahn masih belum bisa move on dengan perasaan cintanya kepada Paula Simona Gonzales, adik perempuan bos Barça yang justru menikahi striker baru asal Argentina itu yang kini merumput bersama tim Blaugrana di Barcelona.William Aufbahn sekali lagi berhadapan dengan Agus Sampurna memperebutkan bola tendangan pertama di garis tengah lapangan hijau setelah peluit wasit berbunyi."Priiittt!"Bola bergulir ke kaki Jorge Barrocel
"Pak ... mohon sedekah ... saya belum makan sejak kemarin ...," ucap Radit dengan tangan menengadah di depan kaca jendela mobil yang berhenti di lampu lalu lintas yang menyala merah.Tiba-tiba beberapa pria berseragam Satpol PP ibukota bergegas mendekat ke arah Radit dengan tatapan tak bersahabat."Hey, kamu! Dilarang mengemis di lampu merah, jangan kabur kamu! Ayo ikut ke kantor!" teriak petugas Satpol PP mengacungkan tongkat hitamnya yang keras ke arah Radit yang lari tunggang langgang menghindari kejaran Satpol PP itu.Sayangnya Radit tertangkap dan kedua petugas Satpol PP itu sudah bersiap memukulinya dengan tongkat hitam yang keras. "TIDAAAAKKKKK!!!" jerit Radit kencang yang membangunkan ketiga rekan satu selnya jelang pagi itu.Pak Untung Saripan dan Pak Bintoro Wasesa mendekati ranjang Radit lalu menepuk-nepuk badan Radit agar pria itu terbangun daru mimpi buruknya yang membuatnya sampai mengigau berteriak-teriak."Pak ... Pak ... bangun, Pak Radit!" ujar Pak Bintoro yang beru
"Hey Satria, papa kamu keren banget! Dia idolaku," ucap Jordan Ralleigh, teman sekolah Satria Sampurna di sekolah Taman Kanak-kanak di Barri Gothic."Aku juga ngefans dengan Kapten Agus, tendangannya jitu dan jarang sekali meleset dari gawang!" timpal anak yang lain.Sementara bocah yang ayahnya dipuji oleh teman-temannya itu tersenyum lebar. "Tentu saja, papaku memang keren. Larinya secepat kilat dan badannya seperti Hercules!" sahut Satria dengan bangga.Sesampainya di depan butik mamanya, Satria pun melambaikan tangannya kepada rombongan teman-teman sekolahnya yang berjalan kaki menjauh meneruskan perjalanan pulang ke rumah mereka masing-masing yang terletak tak jauh dari situ."TING." Bel pintu butik penanda ada tamu yang datang berbunyi."Mamaaa ...," panggil Satria manja lalu menubruk tubuh ramping mamanya yang cantik itu di belakang konter meja kasir.Sambil mengusap-usap kepala puteranya, Anita bertanya, "Apa sekolahnya asik, Sayang?"Bocah laki-laki kesayangan Anita itu menja
Yuni Sahara menggendong puterinya yang masih berusia 5 bulan saat menghadiri sidang vonis suaminya atas kasus suap perundangan megaproyek. "Terdakwa Raditya Poncobuwono terbukti bersalah terlibat dalam kasus suap PT. DPU, PT. SKC, PT. UBM, PT. GGA, PT. KPA. Sanksi yang akan diterima adalah sebagai berikut; denda senilai 1 milyar rupiah dan penjara selama 10 tahun. Ada pun barang bukti berupa hasil korupsi akan disita oleh negara. TOK TOK TOK!" Hakim ketua persidangan tipikor mengetuk palu 3 kali untuk mengesahkan putusan vonis untuk kasus yang menjerat Radit.Sang terdakwa yang mengenakan baju oranye pun tertunduk lesu di kursi pesakitan. Dalam benak Radit masa depannya terasa gelap, kebahagiaan yang seharusnya dia nikmati bersama istrinya yang beberapa bulan lalu melahirkan puterinya, Juwita seolah sirna.Petugas kepolisian menggelandang pria berperawakan tegap itu keluar dari ruang persidangan di antara serbuan kilat blitz kamera kuli tinta dan reporter pencari berita utama. Radit
"TING." Bunyi bel penanda ada tamu yang masuk ke butik Bohemian Twilight itu terdengar nyaring.Kepala Anita dan Claudia sontak menoleh ke arah pintu butik mereka. Keduanya pun tersenyum menyambut kedatangan kedua suami mereka masing-masing. Mereka berdua sedang melayani pelanggan yang membayar belanjaan."Terima kasih, Nyonya Anderson!" ucap Anita melepas kepergian klien langganannya.Kedua pemuda tampan berpakaian setelan jas necis itu mendekati pasangan mereka masing-masing di meja konter kasir."Hallo Liefje!" (Halo Sayangku!) sapa Pedro dalam bahasa Belanda lalu memeluk dan mengecup bibir Claudia dengan mesra.Claudia Bijlow pun bertanya, "Apa menang tadi pertandingannya, Bebe?" "Kapten dan Argentine Boy membuat gol. Barça menang lagi, Cloud," jawab Pedro santai lalu dia bertanya, "apa kau suka model rambutku yang baru?""Itu cute, Pedro," jawab Claudia terkikik geli menatap wajah suaminya yang kali ini berganti model rambut spike Harajuku, sedikit funky dan kekanak-kanakan.Sem
La Liga Espanol yang dimainkan sore ini adalah pertandingan tengah musim antara FC Barcelona versus Deportivo La Coruña di Stadion Riazor yang berkapasitas hingga 34.000 penonton. Beberapa pemain yang sudah memiliki anak menggandeng anaknya masuk ke lapangan sebelum pertandingan dimulai sambil menyanyikan lagu mars tim kesebelasan di tengah lapangan. Agus pun tak sabar menantikan Satria, puteranya bisa digandeng masuk ke lapangan hijau sebelum bertanding, pasti sangat membanggakan bila anak itu kelak dewasa dan mengenangnya.Sayangnya bayi itu masih berusia 3 bulan. Sedangkan, rekan satu timnya Pedro Van Bergen juga tengah menantikan kelahiran putera pertamanya bersama Claudia. Pasangan pengantin baru yang fenomenal Paula Simona Gonzales dan Diego Martinez juga kabarnya akan segera memiliki anak setelah menikah beberapa minggu, adik bos Barça itu hamil.Karena performa Diego Martinez yang bagus di setiap pertandingan, Senhor Jose Mourinho memilih untuk menaruh posisi pemuda Argentina
"Ouuhh ... Diego ... sube sube ... akkh!" racau señorita cantik itu meminta pemuda Argentina itu bergerak menaikkan bibirnya dari betis mulus hingga ke pangkal pahanya. (sube=naik)Permainan cinta Paula Simona Gonzales bersama pemain libero Barça itu selalu liar. Malam-malam panas di Barcelona membuat Diego Martinez terperangkap dalam gairah si nona muda adik bosnya.Tubuh kekar Diego bersimbah peluh hingga nampak seperti sehabis mandi. Dia main di atas berjam-jam dengan berbagai posisi dan Simona tak kunjung lelah melayani pemain sepak bola yang tangguh staminanya itu. "Señorita, Espero que disfrutes de nuestro amor!" (Nona, saya harap Anda menikmati percintaan kita!) Diego terengah dengan jantung berpacu memagut bibir ranum wanita binal itu yang kini tengah menindih tubuh Diego."Milikmu keras terus dan aku suka, Argentine Boy! Kupikir lebih baik kita menikah saja, kau membuatku kecanduan tubuh tangguhmu ini, Diego. Uhmm ... akkh!" Simona bergerak menghentakkan tubuhnya dengan liar
Pagi itu pesawat Malaysia Airlines yang membawa Bu Rodiyah dari Jakarta menuju ke Barcelona baru saja mendarat. Wanita desa berusia setengah abad lebih itu berusaha tetap tenang dan mengikuti panduan pramugari hingga berhasil keluar dari gerbang kedatangan penumpang internasional di Bandara International Barcelona El-Prat."Ibuuu!" sambut Anita bergegas mendekati Bu Rodiyah lalu saling bertukar cium peluk dengan ibu suaminya itu."Syukur kalau nggak nyasar, Bu! Hahaha," tukas Agus sembari tertawa berderai. Sebenarnya dia sudah cemas sedari semalam karena ibunya baru sekali pergi keluar negeri sendirian.Bu Rodiyah pun tertawa gembira dan menjawab, "Aslinya Ibu juga grogi, Gus. Di pesawat akeh londo-ne (banyak bule-nya), nggak paham omong apa. Ibu cuma senyum ngangguk-ngangguk aja kalau diajak ngomong.""Kita ke tempat tinggal Agus ya, Bu. Sini tas jinjingnya Agus bawakan saja," ujar puteranya lalu mengangkat tas berisi baju ganti yang berukuran sedang itu.Mereka bertiga berkendara de