"TING."Lift yang dinaiki Agus berhenti di lantai 2, dia segera berlari-lari kecil ke butik majikannya dengan perasaan kuatir. "Permisi, Mbak Desi. Apa Mbak Anita masih di kantornya?" tanya Agus ke bagian kasir butik milik Anita."Ohh, iya. Masih kok, Mas. Coba diketok aja pintu kantornya," jawab Desi dengan ramah.Agus pun berjalan ke depan pintu kaca kantor Anita, dia mengetok pintu itu lalu masuk ke dalam saat dipersilakan masuk oleh majikannya itu.Saat ia melihat wajah wanita itu, hatinya seolah tercubit. Pipi kanan Anita bengkak dan memar sepertinya bekas dipukul keras. Agus segera berjalan ke sisi wanita itu dan menyentuh perlahan pipi Anita sebelah kanan. "Ini pipinya kenapa, Mbak?" tanyanya."Ditempeleng suami, Mas," jawab Anita ringan sembari tersenyum lalu meringis kesakitan."Apa mau saya anterin ke dokter, Mbak? Bengkak lho!" ujar Agus dengan hati cemas. Wajah halus majikannya berantakan begitu."Coba ke IGD aja ya kali, Mas. Butuh disalep aja mungkin, tapi nggak tahu me
"Paaa ... Maaa ... Nita pulang!" seru Anita ketika dia sampai di kediaman Hadinegoro. Papa mamanya yang sedang bersantai menonton TV pun berdiri menyambut puteri semata wayang mereka itu. "Lho ... tumben, Nit kok malam-malam ke sini? Mana Radit?" tanya Nyonya Laksmi penasaran sambil celingukan mencari sosok Radit menantunya.Namun, papanya yang sangat menyayangi Anita melihat wajah puterinya dengan teliti. "Ini siapa yang gampar mukamu, Nak? Memar dan bengkak begini. Tsskkk!" ujar Pak Subroto kesal."Mas Radit, Pa."Pak Subroto melotot lalu berseru, "RADIT?!""Kamu salah apa, Nit kok sampai suami kamu main tangan begini? Apa kamu masih dekat-dekat sama si Agus, sopir kamu itu?" cecar Nyonya Laksmi yang lebih membela menantu kesayangannya itu.Nita menundukkan kepalanya di hadapan papa mamanya. Mereka duduk bertiga di ruang tengah. Dia merasa bersalah sudah ikut-ikutan berselingkuh seperti suaminya. Namun, suaminya itu memang patut dipertanyakan rasa cintanya selama ini."Jawab, Nit
"Nita Sayang, karena kita sudah rujuk. Mas minta kamu pecat aja sopir kamu, nanti Mas carikan sopir pengganti yang baru ya?!" ujar Radit duduk sarapan pagi bersama Anita di ruang makan rumah mereka.Anita sontak menoleh ke arah suaminya dan mengerutkan alisnya seolah keberatan dengan permintaan Radit itu. Mereka baru dua minggu ini tinggal serumah lagi setelah Anita pulang ke rumah papa mamanya."Memang kenapa, Mas sama Mas Agus?" tanya Anita bernada ketus lalu melanjutkan makannya.Radit pun menyalakan rokoknya lalu mengisap dan mengepulkan asapnya. "Dia selingkuhanmu, aku nggak suka kamu deket-deket dia, Nit!" "Uhukk ... uhukk ..." Anita terbatuk-batuk menghirup asap rokok suaminya yang duduk di sampingnya. Dia pun lalu bangkit berdiri. "Nggak mau, Mas. Aku suka kerjaannya bagus. Nita berangkat kerja dulu ya. Bye.""Tsskkk!" Radit berdecak kesal menatap kepergian istrinya yang kini kerap membangkang kepadanya.Saat melewati Radit di ruang makan, Agus menganggukkan kepalanya untuk m
Pertandingan sepak bola sore ini bukan turnamen sembarangan, ini adalah ajang perebutan Piala Bergilir Gubernur DKI Jakarta untuk liga bola seri C di Indonesia. Lawan tanding Harum Tanurie FC pada babak final kali ini bukan kelas ecek-ecek, juara bertahan turnamen seri C yaitu Bintaro Jaya FC."Ayo semuanya semangat, lakukan kerja sama tim yang baik karena ini kali pertama tim Harum Tanurie FC masuk babak final pertandingan sepak bola Piala Gubernur. Kalian pasti bisa menang. Berjuang!" Yan Mulyadi, manager sekaligus pelatih Harum Tanurie FC memompa semangat anak-anak didiknya dengan penuh semangat.Pasukan punggawa Harum Tanurie FC berseru kompak. "SIAP, PELATIH!"Peluit wasit ditiup panjang dan kencang menandakan pertandingan siap dimulai. Kedua kapten tim berhadapan mengadu nasib di tengah lapangan hijau berebut bola sepak pertama kali yang akan memulai pertandingan babak pertama."BUUUKKK!" Sepakan keras kaki Endro Bagaskara, kapten Harum Tanurie FC mengoper bola ke arah depan ga
Usai acara penyerahan Piala Bergilir Gubernur DKI Jakarta di podium, para penonton pertandingan final seri C petang itu akan dihibur oleh deretan artis dangdut goyang Pantura yang disponsori oleh Pemda DKI Jakarta.Agus justru buru-buru kabur ke ruang ganti atlet untuk mandi dan berganti pakaian bersih. Dia harus menjemput majikannya di Mall Plaza Senayan. Setelah mandi bersih dan wangi, ia tak lupa menyemprotkan AXE for Men, kesan pertama begitu menggoda ... slogan itu begitu melekat di benaknya hingga tak pernah lupa memakai body mist pria itu sesudah mandi."Buru-buru amat, Gus? Loe kagak nonton dangdut nih? Seru, Bro, nyesel kagak ikutan!" ujar Endro, kapten Harum Tanurie FC yang baru saja mau mandi dan berjalan ke bilik kamar mandi.Dengan segera Agus menjawab, "Jemput si cantik di mall dulu, Capt. Ntar pasti aku balik kok ke mari. Udahan dulu ya keburu bubar!"Pemuda itu berlarian menuju ke parkiran kendaraan pemain kesebelasan yang bertanding. Agus mengendarai sepeda motor Yama
"Silakan menikmati malam yang indah di Hotel Indonesia Kempinski, Pak, Bu. Saya permisi ...," ujar bell boy ramah yang mengantarkan Agus dan Anita ke sebuah kamar Deluxe King di lantai 7. Kemudian bell boy itu menutup pintu setelah keluar dari kamar tersebut. Anita bergelanyut manja di leher Agus sembari memerhatikan wajah pemuda itu. Pasalnya, dia baru saja menguras dompet sopirnya dengan membayar biaya menginap semalam di hotel bintang 5. Harganya semalam 4,5 juta rupiah. Hmm ... berat tentunya bagi seorang pekerja kelas rendahan seperti Agus.Namun, di luar dugaannya tak ada raut wajah menyesal atau kesal yang Anita lihat dari Agus. Dia pun bertanya, "Mas nggakpapa bayar mahal buat semalam aja sama aku di sini?""Memang kenapa, Mbak? Saya suka ... hari ini kemenangan pertandingan yang luar biasa buat saya. Cocok dirayakan dengan seorang wanita istimewa," jawab Agus mulai menurunkan risleting punggung midi dress yang dikenakan Anita hingga berhenti di atas bokong wanita itu."Nggak
Langit telah berubah warna dari hitam pekat menjadi putih kelabu sebelum mentari tiba pagi itu. Dari kaca kamar Hotel Indonesia Kempinski, Agus tahu sudah saatnya dia bangun, semalam yang indah bersama pujaan hatinya telah usai. Ada rasa tak rela saat dia harus melepas tubuh indah majikannya dari dekapan hangatnya.Layar ponsel Anita di nakas samping tempat tidur yang mereka berdua tempati menyala terus sejak semalam. Agus juga tahu itu mungkin suami majikannya yang mencari istrinya yang semalaman tak pulang ke rumah.Dia memilih tak ambil pusing dan malah melanjutkan kemesraannya pagi ini dengan menciumi tubuh molek yang masih terlelap dalam buaian mimpi indah itu. Agus suka menyentuh kulit halus Anita terutama di bagian dadanya yang membulat seukuran buah jeruk Bali.Sang pemilik tubuh molek itu menggeliat karena geli dengan sentuhan yang membangkitkan hasrat kewanitaannya. "Mass ... aahh!" Perlahan sepasang mata indahnya terbuka bersitatap dengan mata Agus yang seolah memujanya."P
Saat Agus masuk ke ruang tamu depan, Anita sedang tersungkur di lantai memegangi pipinya yang merah bekas telapak tangan. "Dasar wanita murahan! Kamu memang pantas dipukul. Cuihh!" Radit meludah di hadapan istrinya sembari bertolak pinggang.Sementara Anita dengan wajah basah oleh air matanya berkata, "Aku sudah bilang kalau aku minta cerai, Mas. Kamu bebas nikahi Sheila, pacar selingkuhan kamu itu!""Yang selingkuh sama sopir 'kan kamu, kenapa jadi Sheila yang dijadikan alasan?" kelit Radit tak terima.Anita bangkit dari lantai dan membuka tasnya lalu melemparkan berlembar-lembar foto ke wajah Radit hingga lembaran foto itu berhamburan ke mana-mana. Itu adalah foto mesra Radit dan Sheila baru-baru ini. Mereka berciuman dan berpelukan di tempat umum tanpa jengah. Kini Radit tahu bahwa selama ini dia telah dibuntuti oleh mata-mata suruhan istrinya. Dia pun bertepuk tangan sambil tertawa keras. "Hebat ... hebat ..., cocok jadi istri politikus, kamu Nit! Lalu mau kamu apa setelah menyu
Gustav Gonzales berdiri menatap piala Copa Del Rey yang berdiri tegak di rak kaca pajang di kantornya. Di dinding hall of fame ruangan itu terpajang momen-momen selebrasi kemenangan tak terlupakan yang telah dijalani oleh sang kapten Agus Sampurna.Sepuluh tahun sudah pemuda asal sebuah kampung di Indonesia membela timnya. Pria itu membawa kejayaan bagi FC Barcelona dalam setiap tetes peluh perjuangannya. Kini tiba saatnya untuk mengucap sebuah kata perpisahan dengannya."TOK TOK TOK.""Masuk!" sahut Gustav dari dalam ruang kantornya. Dia sudah menunggu kedatangan pria yang dia kasihinya selama 10 tahun belakangan, yang menjadi kesayangan Barcelonistas juga."Selamat siang, Señor Gustav," sapa Agus dengan tatapan sendu dibarengi hati yang tegar. Baginya saat ini sungguh berat, separuh jiwanya telah ada bersama Barça selama satu dasawarsa.Pria berdarah Spanyol itu bergegas mendekati Agus dan memberikan pelukan eratnya. Dia menepuk-nepuk punggung Agus dengan mata basah. Rasanya terlalu
Sebuah kejutan yang terjadi di Final Match Copa Del Rey (Piala Raja Spanyol) musim kali ini, klub FC Levante berhasil naik kelas dengan bertemu juara bertahan FC Barcelona di babak puncak perjuangan itu.Mantan kapten FC Barcelona yaitu William Aufbahn rupanya membuktikan performa terbaiknya bersama tim barunya, FC Levante. Pria asal Perancis itu bermain dengan sangat mengesankan, membuat gol-gol jitunya bersama rekan-rekannya dalam setiap pertandingan.Kekecewaannya terhadap Barça dalam hal ini mantan bosnya yang melecut semangatnya untuk bangkit. Bahkan, William Aufbahn masih belum bisa move on dengan perasaan cintanya kepada Paula Simona Gonzales, adik perempuan bos Barça yang justru menikahi striker baru asal Argentina itu yang kini merumput bersama tim Blaugrana di Barcelona.William Aufbahn sekali lagi berhadapan dengan Agus Sampurna memperebutkan bola tendangan pertama di garis tengah lapangan hijau setelah peluit wasit berbunyi."Priiittt!"Bola bergulir ke kaki Jorge Barrocel
"Pak ... mohon sedekah ... saya belum makan sejak kemarin ...," ucap Radit dengan tangan menengadah di depan kaca jendela mobil yang berhenti di lampu lalu lintas yang menyala merah.Tiba-tiba beberapa pria berseragam Satpol PP ibukota bergegas mendekat ke arah Radit dengan tatapan tak bersahabat."Hey, kamu! Dilarang mengemis di lampu merah, jangan kabur kamu! Ayo ikut ke kantor!" teriak petugas Satpol PP mengacungkan tongkat hitamnya yang keras ke arah Radit yang lari tunggang langgang menghindari kejaran Satpol PP itu.Sayangnya Radit tertangkap dan kedua petugas Satpol PP itu sudah bersiap memukulinya dengan tongkat hitam yang keras. "TIDAAAAKKKKK!!!" jerit Radit kencang yang membangunkan ketiga rekan satu selnya jelang pagi itu.Pak Untung Saripan dan Pak Bintoro Wasesa mendekati ranjang Radit lalu menepuk-nepuk badan Radit agar pria itu terbangun daru mimpi buruknya yang membuatnya sampai mengigau berteriak-teriak."Pak ... Pak ... bangun, Pak Radit!" ujar Pak Bintoro yang beru
"Hey Satria, papa kamu keren banget! Dia idolaku," ucap Jordan Ralleigh, teman sekolah Satria Sampurna di sekolah Taman Kanak-kanak di Barri Gothic."Aku juga ngefans dengan Kapten Agus, tendangannya jitu dan jarang sekali meleset dari gawang!" timpal anak yang lain.Sementara bocah yang ayahnya dipuji oleh teman-temannya itu tersenyum lebar. "Tentu saja, papaku memang keren. Larinya secepat kilat dan badannya seperti Hercules!" sahut Satria dengan bangga.Sesampainya di depan butik mamanya, Satria pun melambaikan tangannya kepada rombongan teman-teman sekolahnya yang berjalan kaki menjauh meneruskan perjalanan pulang ke rumah mereka masing-masing yang terletak tak jauh dari situ."TING." Bel pintu butik penanda ada tamu yang datang berbunyi."Mamaaa ...," panggil Satria manja lalu menubruk tubuh ramping mamanya yang cantik itu di belakang konter meja kasir.Sambil mengusap-usap kepala puteranya, Anita bertanya, "Apa sekolahnya asik, Sayang?"Bocah laki-laki kesayangan Anita itu menja
Yuni Sahara menggendong puterinya yang masih berusia 5 bulan saat menghadiri sidang vonis suaminya atas kasus suap perundangan megaproyek. "Terdakwa Raditya Poncobuwono terbukti bersalah terlibat dalam kasus suap PT. DPU, PT. SKC, PT. UBM, PT. GGA, PT. KPA. Sanksi yang akan diterima adalah sebagai berikut; denda senilai 1 milyar rupiah dan penjara selama 10 tahun. Ada pun barang bukti berupa hasil korupsi akan disita oleh negara. TOK TOK TOK!" Hakim ketua persidangan tipikor mengetuk palu 3 kali untuk mengesahkan putusan vonis untuk kasus yang menjerat Radit.Sang terdakwa yang mengenakan baju oranye pun tertunduk lesu di kursi pesakitan. Dalam benak Radit masa depannya terasa gelap, kebahagiaan yang seharusnya dia nikmati bersama istrinya yang beberapa bulan lalu melahirkan puterinya, Juwita seolah sirna.Petugas kepolisian menggelandang pria berperawakan tegap itu keluar dari ruang persidangan di antara serbuan kilat blitz kamera kuli tinta dan reporter pencari berita utama. Radit
"TING." Bunyi bel penanda ada tamu yang masuk ke butik Bohemian Twilight itu terdengar nyaring.Kepala Anita dan Claudia sontak menoleh ke arah pintu butik mereka. Keduanya pun tersenyum menyambut kedatangan kedua suami mereka masing-masing. Mereka berdua sedang melayani pelanggan yang membayar belanjaan."Terima kasih, Nyonya Anderson!" ucap Anita melepas kepergian klien langganannya.Kedua pemuda tampan berpakaian setelan jas necis itu mendekati pasangan mereka masing-masing di meja konter kasir."Hallo Liefje!" (Halo Sayangku!) sapa Pedro dalam bahasa Belanda lalu memeluk dan mengecup bibir Claudia dengan mesra.Claudia Bijlow pun bertanya, "Apa menang tadi pertandingannya, Bebe?" "Kapten dan Argentine Boy membuat gol. Barça menang lagi, Cloud," jawab Pedro santai lalu dia bertanya, "apa kau suka model rambutku yang baru?""Itu cute, Pedro," jawab Claudia terkikik geli menatap wajah suaminya yang kali ini berganti model rambut spike Harajuku, sedikit funky dan kekanak-kanakan.Sem
La Liga Espanol yang dimainkan sore ini adalah pertandingan tengah musim antara FC Barcelona versus Deportivo La Coruña di Stadion Riazor yang berkapasitas hingga 34.000 penonton. Beberapa pemain yang sudah memiliki anak menggandeng anaknya masuk ke lapangan sebelum pertandingan dimulai sambil menyanyikan lagu mars tim kesebelasan di tengah lapangan. Agus pun tak sabar menantikan Satria, puteranya bisa digandeng masuk ke lapangan hijau sebelum bertanding, pasti sangat membanggakan bila anak itu kelak dewasa dan mengenangnya.Sayangnya bayi itu masih berusia 3 bulan. Sedangkan, rekan satu timnya Pedro Van Bergen juga tengah menantikan kelahiran putera pertamanya bersama Claudia. Pasangan pengantin baru yang fenomenal Paula Simona Gonzales dan Diego Martinez juga kabarnya akan segera memiliki anak setelah menikah beberapa minggu, adik bos Barça itu hamil.Karena performa Diego Martinez yang bagus di setiap pertandingan, Senhor Jose Mourinho memilih untuk menaruh posisi pemuda Argentina
"Ouuhh ... Diego ... sube sube ... akkh!" racau señorita cantik itu meminta pemuda Argentina itu bergerak menaikkan bibirnya dari betis mulus hingga ke pangkal pahanya. (sube=naik)Permainan cinta Paula Simona Gonzales bersama pemain libero Barça itu selalu liar. Malam-malam panas di Barcelona membuat Diego Martinez terperangkap dalam gairah si nona muda adik bosnya.Tubuh kekar Diego bersimbah peluh hingga nampak seperti sehabis mandi. Dia main di atas berjam-jam dengan berbagai posisi dan Simona tak kunjung lelah melayani pemain sepak bola yang tangguh staminanya itu. "Señorita, Espero que disfrutes de nuestro amor!" (Nona, saya harap Anda menikmati percintaan kita!) Diego terengah dengan jantung berpacu memagut bibir ranum wanita binal itu yang kini tengah menindih tubuh Diego."Milikmu keras terus dan aku suka, Argentine Boy! Kupikir lebih baik kita menikah saja, kau membuatku kecanduan tubuh tangguhmu ini, Diego. Uhmm ... akkh!" Simona bergerak menghentakkan tubuhnya dengan liar
Pagi itu pesawat Malaysia Airlines yang membawa Bu Rodiyah dari Jakarta menuju ke Barcelona baru saja mendarat. Wanita desa berusia setengah abad lebih itu berusaha tetap tenang dan mengikuti panduan pramugari hingga berhasil keluar dari gerbang kedatangan penumpang internasional di Bandara International Barcelona El-Prat."Ibuuu!" sambut Anita bergegas mendekati Bu Rodiyah lalu saling bertukar cium peluk dengan ibu suaminya itu."Syukur kalau nggak nyasar, Bu! Hahaha," tukas Agus sembari tertawa berderai. Sebenarnya dia sudah cemas sedari semalam karena ibunya baru sekali pergi keluar negeri sendirian.Bu Rodiyah pun tertawa gembira dan menjawab, "Aslinya Ibu juga grogi, Gus. Di pesawat akeh londo-ne (banyak bule-nya), nggak paham omong apa. Ibu cuma senyum ngangguk-ngangguk aja kalau diajak ngomong.""Kita ke tempat tinggal Agus ya, Bu. Sini tas jinjingnya Agus bawakan saja," ujar puteranya lalu mengangkat tas berisi baju ganti yang berukuran sedang itu.Mereka bertiga berkendara de