Share

SSUM Part 32

Penulis: Firdawati
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-16 16:29:07

Bismillahirrahmanirrahim.

Aku mau tahu, apa Bang Juna mau menerima konsekuensi dari kesalahannya atau malah justru tak terima aku menolak keinginannya. Mungkin aku harus meyakinkan hatiku lebih dulu, bahwa dia layak menerima maafku. Aku juga ingin melihat perjuangannya, sejauh mana ia sanggup bertahan dengan syarat yang kuajukan, dan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan cintaku lagi. Aku butuh kepastian, agar maaf yang kuberikan tidak berakhir dengan kesia-siaan.

Seberapa lama ia bisa sabar menunggu. Jika ia mampu melewati ujian ini, maka dengan senang hati aku akan menerimanya kembali, bahkan seutuhnya. Tanpa ada lagi penolakan terhadap keinginannya.

Malam ini, entah malam yang ke berapa, Bang Juna menginginkan diriku. Aku masih dengan sikap seakan tidak peduli dan tidak mau tahu. Aku hanya ingin ia merasakan, seperti yang aku rasa saat ia bersikap tidak sewajarnya. Bukan untuk balas dendam, hanya saja untuk membuatnya menyadari kesalahannya, bagaimana kalau dia diperlakukan deng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
ceroyani
laki gk tau diri, usir aj
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 33

    Bismillahirrahmanirrahim."Bang! Jangan menuduhku sembarangan, mana mungkin aku berhubungan dengan pak Andra. Sejauh ini hubungan kami tidak lebih dari pesanan nasi box untuk karyawan saja. Hanya hubungan bisnis semata tak lebih.”“Apa omonganmu bisa dipercaya, apa lagi belakangan ini kamu selalu menolak keinginanku.” tanya Bang Juna dengan napas menderu kencang. Tatapannya semakin tajam seakan ia hendak menelanku hidup-hidup. Setelah menarik napas panjang Bang Juna kembali bicara.“Semakin kuat saja dugaanku, kamu telah memiliki seseorang untuk bersandar.” Sambung Bang Juna dengan wajah datar."Benarkan dugaanku, jangan menyangkal lagi, Arini. Bukti sudah di depan mata. Aku tak menyangka, begini caramu balas dendam padaku."“Jangan samakan diriku dengan dirimu Bang, aku wanita setia.” Hardikku, tak terima dengan tuduhannya. Aku segera merendahkan suara, ketika beberapa pelanggan mulai terpancing perhatiannya.Mita yang sedang melayani pelanggan di meja kasir sempat menoleh, mungkin

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-17
  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 34

    Bismillahirrahmanirrahim.Perkataan Mita ada benarnya, tidak ada yang salah dengan keputusanku menerima Bang Juna kembali. Aku hanya manusia biasa yang berusaha memperbaiki apa yang rusak. Bila telah kuperbaiki dan kembali rusak, mungkin sebaiknya tidak perlu dibenahi lagi. Jalan satu-satunya harus kubuang. Begitulah hubunganku dengan Bang Juna, ibarat lemari yang rusak yang tidak mungkin bisa kuperbaiki. Aku harus ikhlas, melepaskannya dengan wanita lain. Terlebih wanita itu tengah hamil, meskipun belum jelas hamil anak siapa. Sebagai sesama wanita aku tidak boleh egois. Aku harus siap dengan segala kemungkinan yang ada.Akan tetapi aku juga tidak perlu gegabah memutuskan berpisah. Biarlah Bang Juna berusaha membuktikan lebih dulu, apa benar anak itu berasal dari benihnya atau tidak. Aku sangat memahami, Bang Juna tidaklah 100 persen bersalah, karena dalam pengaruh ilmu hitam. Tapi sebagai seorang pria sejati, ia tidak boleh melalaikan tanggung jawabnya itu.Untuk sementara biarlah b

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-18
  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 35

    Bismillahirrahmanirrahim.“Eh ibu! Silakan masuk Bu,” ajakku pada ibu mertua yang datang. Ingin rasanya melabrak ibu, tega dia mengambil hak anak-anak, tapi aku tidak punya keberanian untuk itu. Hampir lima bulan dia tidak datang ke sini. Tumben sekarang dia muncul. Tumben-tumbenan ibu datang sekarang, sungguh tidak tepat pikirku. Tapi biarlah, biar ibu tahu kejadian yang menimpa anaknya. Justru kedatangannya suatu keuntungan bagiku. Aku bisa menanyakan perihal uang yang dititipkan bang Juna padanya.Ada apa gerangan. Rasa penasaranku sangat membuncah hari ini, aku juga butuh kejelasan dari ibu. Penjelasan Bang Juna kemaren tidak bisa aku percaya begitu saja. Aku harus mendengar sendiri dari ibu. Ada hikmahnya juga ibu mertua datang, supaya kekisruhan ini semakin jelas. Kemana saja perginya uang yang dititipkan Bang Juna. Kenapa selama ini ibu menutupinya dariku. Bahkan, ibu seakan tidak peduli dengan kekurangan yang kami alami. Tidakkah dia sayang pada cucunya.Ibu segera masuk mene

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-19
  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 36

    Bismillahirrahmanirrahim.Baru saja ibu dan aku menaiki undakan tangga lantai 2 terdengar lagi pertanyaan dari seorang perempuan, siapa lagi kalau bukan Mbak Zara. "Biasanya jam berapa sih si Juna pulang, lama amat saya menunggu." Wanita itu terus saja menggerutu. Mendadak hatiku kecut, berharap ibu tidak terpengaruh. Tapi saya harapanku tidak menjadi kenyataan.Spontan ibu diam menghentikan langkah dan berbalik badan, lalu menatapku sejenak."Siapa perempuan itu?” Tanya ibu kepo. Mungkin ibu penasaran, kenapa wanita itu mencari anaknya. Aku bisa maklum, namanya orang tua selalu punya rasa keingintahuan yang besar.“Bukan siapa-siapa Bu, tidak usah pedulikan orang itu.” Sanggahku cepat. “Ayo Bu, kita ke atas,” ajakku lagi. Jangan sampai ibu melabrak wanita itu. Apalagi keadaan kafe tengah ramai pelanggan, bisa menurunkan nama baik kafe nanti. Itu bisa merugikan bisnis yang tengah aku rintis.“Tidak! Kamu saja yang ke atas. Ibu penasaran kenapa wanita itu mau mencari Juna, ada hubunga

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-20
  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 37

    Bismillahirrahmanirrahiim.“Tidak Dek, kamu tidak bisa memaksa Abang untuk menikahi Zara. Abang hanya mencintai kamu. Percayalah! Anak itu bukan anak Abang?” Tiba-tiba Bang Juna muncul tanpa kuduga. Tetap yakin dan teguh pendirian. Sepertinya Bang Juna mendadak pikun. Saking semangat menolak mengakui anak yang dikandung Mbak Zara, ia sampai tidak menyadari kehadiran ibu yang tengah melotot padanya. Spontan Bang Juna terdiam, saat menyadari keberadaan ibu yang tengah menatapnya lekat-lekat. Seakan ibu hendak menguliti tubuhnya. Bang Juna tampak resah dan gelisah. Takut mungkin belangnya bakal ketahuan oleh ibu.“I-ibu? Dari kapan ibu berada di sini? Ayo Bu, kita bicara di atas,” ajak Bang Juna gugup, seraya menarik tangan perempuan yang telah melahirkannya itu, untuk naik ke lantai atas.Pasti Bang Juna tidak mau rahasianya terbongkar, karena perbuatan yang sangat memalukan dan merendahkan martabat keluarga. Jadi dia berusaha menjauhkan ibu dari wanita itu. Namun sayang, sang ibu mena

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-21
  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 38

    Bismillahirrahmanirrahim.“Arini, apa kamu mendengar semua pembicaraan kami?” tanya Bang Juna curiga, seraya menatapku lekat-lekat.“Tidak, aku baru saja dari dapur, langsung ke sini. Emang ada apa?” kilahku penasaran.“Tidak ada apa-apa,” elak Bang Juna cepat, seraya memalingkan wajah ke televisi yang sedang menyiarkan acara gosip.“Sebenarnya kalian sedang membicarakan apa sih, takut banget kalau aku mengetahuinya.” Sambungku kepo. Pura-pura tidak tahu yang mereka bicarakan, padahal sebenarnya aku mengetahui semuanya. Dalam hati, aku tersenyum culas.“Tidak ada yang penting kok, kamu tidak perlu khawatir. Ayo letakkan teh itu segera, tadi ibu kayaknya haus banget, benarkan Bu.” Ujar Bang Juna sedikit mengedipkan mata pada ibu. Dengan sudut mata, aku bisa lihat jelas, kalau Bang Juna memberi isyarat pada perempuan yang telah melahirkannya itu.Ibu mengangguk sekilas seraya menatapku dengan sikap yang canggung. Aneh! Tidak biasanya ibu bersikap seperti ini. Kenapa sekarang ibu kayak

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-22
  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 39

    "Kalian tengah membicarakan aku ya, kenapa namaku disebut-sebut." Tiba-tiba entah kapan datangnya, lelaki berdasi itu muncul di hadapan kami dengan senyum manisnya. Senyumnya itu sempat membuatku terpana akan keindahan makhluk ciptaan Allah.Sontak kami terkejut bukan kepalang. Lalu menoleh ke belakang. Tampak Mita membalas senyuman pria berdasi itu. Sepertinya Mita sukses jadi detektif dadakan, karena cepat juga dia dapat informasi mengenai pekerjaan mas Syafik.Tentu saja Mita dapat mengetahui dengan cepat, hampir tiap hari mas Syafik datang ke sini. Mita tak akan membuang kesempatan untuk mengintegrasi pria tampan itu.Lelaki itu datang mendekat. Langkah kakinya terasa panjang dengan tinggi badan menjulang. Tampak gagah dengan balutan kemeja kotak-kotak biru yang lengannya digulung sampai batas siku, dengan stelan celana bahan hitam. Tubuh tinggi jangkung dan rahang kokoh dihiasi dengan dada bidang, menambah kesan maskulin. Pasti banyak wanita yang antri ingin mendapatkan cintanya

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-23
  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 40

    POV ArjunaSemenjak kerja jadi sopir keluarga kaya di kota, aku hidup terpisah dengan keluargaku. Berat rasanya harus berpisah dengan istri dan anak-anakku. demi pekerjaan untuk memenuhi segala kebutuhan hidup, terpaksa aku terima tawaran kerja dari teman. Pulang hanya sekali dalam satu Minggu. Itulah bentuk tanggung jawabku sebagai kepala keluarga. Bahkan istriku yang ingin bekerja untuk membantu perekonomian keluarga aku larang, biarlah itu menjadi tugasku saja. Dia cukup merawat dan menjaga kedua buah hati kami.Hari demi hari aku lewati dengan kesepian, tanpa canda dan gelak tawa istri dan anak-anak. Seringnya aku sendiri, lama kelamaan jadi terbiasa. Tidak lagi kurasakan rindu yang teramat sangat untuk mereka.Sebenarnya Arini ingin ikut tinggal bersamaku di kota. Tapi majikan melarang, alasannya, biar fokus kerja dan tidak terbebani dengan urusan keluarga.Arini terpaksa menerima dan tidak memaksa lagi untuk ikut.Entah kapan tepatnya, aku menerima panggilan telpon dari ibu, me

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-24

Bab terbaru

  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 49

    Bismillahirrahmanirrahim.“Kenapa ya Mit, Bang Juna melakukan ini padaku.”“Tentu saja ia ingin hidup enak denganmu. Sejarah, sekarang ini kamu wanita karier berpenghasilan besar. Tentu rugi bagi Juna itu berpisah denganmu."“Tapi, apa harus dengan cara mengambil paksa Nisa dariku, sehingga membuatku urung bercerai darinya. Itu membuatku semakin ilfil dan benci padanya.”“Jangan heran, uang bisa mengubah perilaku orang Rin, termasuk suamimu itu.”Aku mengangguk menanggapi perkataan Mita, ada benarnya juga sih. Aku tak heran, sejak ibu tahu aku memiliki usaha kafe itu, sifatnya mulai berubah. Percuma ibu mengambil hatiku sekarang, karena sudah tidak ada gunanya. Ibarat kata orang, sudah terlambat. Hatiku terlanjur sakit dan mati rasa.Suasana hening sejenak, kami sibuk dengan pikiran masing-masing.“Eh Arini, aku ada ide. Bagaimana kalau sementara ini, kita biarkan saja Nisa tinggal sama ayahnya. Paling juga tidak bertahan lama, sejarah lelaki itu pasti akan terbebani dengan mengurus N

  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 48

    Bismillahirrahmanirrahim.Hampir setengah jam aku berdiri terpaku di depan mobil, namun Nisa tidak kelihatan juga batang hidungnya. Kenapa lama sekali anak itu muncul, apa ia sedang menangis lagi di kelas? Kayak waktu itu, batinku dalam hati. Sementara anak-anak yang lain sudah pulang dari tadi. Sekolah juga sudah mulai sepi. Aku jadi khawatir dibuatnya. Salahku juga sih tadi, datang terlambat. Bukan disengaja, tapi saat akan berangkat, Dio ingin pipis lebih dulu. Aku hanya telat 10 menit, kok bisa-bisanya Nisa tidak ada di sekolah. Aku semakin gelisah tak karuan.Apa Bang Juna yang menjemputnya lalu membawanya kabur. Kepanikan melandaku sesaat. ‘Ya Allah lindungi anakku.’ Bisikku dalam hati.Dengan langkah cepat seakan hendak berlari, aku meluncur ke gerbang sekolah. Lalu terus berjalan menuju ruang kelas, sesampainya di sana ruangan itu kosong melompong tanpa penghuni. Terus Nisa di mana? Tidak ada siapa pun tempat untuk bertanya. Aku beralih ke ruang guru dan menanyakan keberadaa

  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 47

    Bismillahirrahmanirrahim.Hari demi hari terus berganti, tak terasa tiba saatnya bagiku melakukan tes DNA ulang terhadap bayi Mbak Zara dan Bang Juna. Aku sendiri yang turun tangan, biar lebih yakin. Supaya tidak ada lagi kecurigaan dan keterangan yang berbeda. Jangan sampai kali ini ada kekeliruan. Itu tidak akan kubiarkan terjadi, kudu hati-hati.Setengah jam yang lalu, aku telah berada di sini. Memastikan semuanya berjalan lancar. Mbak Zara juga sudah aku beritahu, sekalian sharelok tempat tes dilaksanakan. Begitu juga dengan Bang Juna. Pasangan yang bertolak belakang itu kini seperti orang kayak musuhan saja. Padahal sebelumnya mereka telah melewati malam yang dingin untuk saling menghangatkan.Apa salahnya mereka membesarkan bayi itu dengan kasih sayang yang melimpah seperti layaknya orang tua lain pada anaknya. Bukan mengingkari keberadaan bayi itu, seperti yang dilakukan Bang Juna. Habis manis sepah dibuang, begitulah ibarat peribahasa. Aku datang lebih awal dibandingkan yan

  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 46

    Bismillahirrahmanirrahim.“Beberapa hari yang lalu, saat jemput Nisa di sekolah. Aku tidak sengaja mendengar percakapanmu dengan seorang perempuan yang mengatakan bahwa aku ini, wanita yang tidak pandai berterima kasih, sudah ditolong malah sok jual mahal. Kalau boleh tahu, apa maksud perkataanmu waktu itu ya.” Arini memandang tak sabaran perempuan di depannya dengan rasa kepo tingkat tinggi. Wanita itu terdiam. Tak menyangka mungkin akan bertemu denganku di sini. Apalagi dengan pertanyaan to the poin yang aku lontarkan. Waktu itu jelas sekali mukanya tampak marah dan kesal. Apa ia tidak salah orang? Bagaimana bisa perkataannya itu dialamatkan padaku. Apa salahku? Jadi wajar bukan? Kalau aku bertanya. “Bisa jelaskan! Biar aku tidak kepikiran.” Sambungku lagi karena wanita ini tetap bungkam tanpa berkomentar apa pun. Sedangkan aku, sudah tak sabaran ingin mendengar langsung penjelasannya.Dret, dret.Tiba-tiba ponsel wanita itu berbunyi. Tanpa menjawab pertanyaanku, wanita itu langsu

  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 45

    "Baiklah, jika itu yang kamu mau. Kita lakukan tes ulang, di mana tempatnya?" ucap ibu yakin. Tidak terlihat gentar dan takut, bila hasilnya tidak memihak padanya. Ibu sangat percaya diri nampaknya. Gantian aku yang gelisah, akibat terlanjur berjanji akan menerima Bang Juna seutuhnya bila hasil tes itu negatif. Sedangkan aku sangat berharap kali ini hasilnya positif. “Oh iya mengenai tempat tesnya biar ibu yang cari, kamu sangat sibuk, tentu tidak mungkin sempat—“ perkataan ibu langsung aku potong begitu saja. “Tidak Bu, tempat tes sudah aku tentuin. Pagi hari sebelum ke sana, aku info in tempatnya.”“A-apa,” tanya ibu terbata-bata.“Iya Bu, mengenai tempatnya ibu tidak perlu repot, aku sudah ada tempat untuk itu.”“Di mana?”“Pada hari H, aku akan sharelok ke ibu atau Bang Juna,” kataku datar.“Apa tidak bisa sekarang?”Aku menatap sejenak perempuan yang ada di hadapanku. Apa katanya tadi, minta share tempatnya sekarang? Yang benar saja, mana mungkin aku kasih tahu saat ini. Bisa-b

  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 44

    Bismillahirrahmanirrahim.Dengan kedua bukti di tangan, aku pergi sendiri ke rumah sakit, membuktikan keabsahan kedua surat itu. Untung Pak Andra memberitahuku tempat yang bisa dipercaya dan tidak mudah termakan sogokan.Sesampainya di sana, betapa terkejutnya aku. Katanya kedua surat keterangan itu sah tanpa ada pemalsuan. Kok bisa anak yang dilahirkan itu memiliki dua hasil tes yang berbeda. Rasanya kok aneh, siapa yang bisa aku percaya sekarang? Mbak Zara atau Bang Juna. Mereka berdua menunjukkan bukti yang benar.“Tidak salah apa yang dokter sampaikan, jadi kedua surat keterangan itu sah, bukan hasil rekayasa.”“Tentu saja kedua surat keterangan itu sah. Saya bisa pastikan tidak ada kekeliruan dari hasil tes itu.” Jelas Dokter seraya tersenyum ramah.“Itu tidak mungkin Dok? Satu anak memiliki dua hasil tes yang berbeda.” Ucapku menyangsikan keterangan yang dokter berikan.Dokter itu nampak mengernyit bingung, seraya berpikir.“Begini saja, tolong ceritakan lebih detail mengenai du

  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 43

    Bismillahirrahmanirrahim."Kabar ibu baik Nak, kabar kamu sendiri gimana? kabar cucu ibu--" ibu berhenti bicara, air matanya menetes tanpa dapat dicegah.“Alhadulillah kabarku baik, Kenapa Ibu menangis?”“Ibu kangen dengan cucu ibu, sejak kamu pergi waktu itu, ibu tidak bertemu dengan Nisa dan Dio lagi. Kamu juga tidak datang mengunjungi Ibu. Kenapa? Kamu masih marah pada Ibu dan Juna."Aku tersenyum seraya menggeleng, "Tidak bu, yang lalu biarlah berlalu. Lagian Nisa dan Dio baik-baik saja kok Bu, jangan khawatir.”“Alhamdulillah! Syukurlah! Ibu percaya kok sama kamu. Kamu pasti bisa mengurus mereka dengan baik."“Ada apa ibu datang ke sini?”“Maafkan ibu Arini, ibu tahu ibu banyak salah padamu. Ibu berharap, hubungan kalian bisa diperbaiki. Kini Zara telah melahirkan anaknya. Seperti yang kamu bilang dulu, jika Juna bisa membuktikan kalau anak yang dikandungnya bukan anak Juna, kamu bersedia menerimanya kembali. Sekarang Juna juga telah berubah menjadi lebih baik. Apa ada kemungkin

  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 42

    Bismillahirrahmanirrahim.“Baiklah! Kamu boleh pergi, tapi pergi sendiri. Abang tidak izinkan kamu bawa Dio dan Nisa.”Apa? Apa katanya?Aku pergi sendiri? Tidak boleh bawa Nisa dan Dio, yang benar saja.Mana bisa aku hidup tanpa mereka, merekalah penyemangatku. Demi merekalah aku rela membanting tulang selama ini. Kalau bukan demi mereka, tidak akan kulakukan pekerjaan itu. Seenaknya saja Bang Juna melarangku membawa anak-anak. Dasar lelaki tak punya hati, seenak perutnya saja bicara.Sekarang apa yang harus kulakukan, aku terduduk diam di tepian ranjang. Tinggal terpisah dengan kedua buah hatiku, membuatku tidak sanggup membayangkannya. Apa aku batalkan saja pergi dari rumah ini? Langkah apa yang harus aku tempuh. Aku bingung ya Allah, beri aku petunjuk dan jalan keluarnya.Aku tidak pernah membayangkan Bang Juna akan bersikap kekanak-kanakan begini. Tau begini akhirnya, menyesal aku terima dia kembali. Aku hanya bisa menarik napas panjang menahan kekesalan di hati.Sejenak aku berp

  • Simpan Saja Uangmu Mas   SSUM Part 41

    Bismillahirrahmanirrahiim.Sore itu, sepulang dari melihat apartemen bersama mas Syafiq, aku disambut Bang Juna dengan kecemburuan tiada habisnya. Bahkan dia menuduhku yang tidak-tidak. Apakah begitu gaya orang yang selingkuh, untuk menutupi belangnya, sekarang malah berbalik menuduhku selingkuh. Jadi tak ubah selingkuh, teriak selingkuh. Entahlah, aku malas memikirkannya, mumet kepalaku jadinya.Masalahku saja sudah cukup rumit, yang perlu ditangani segera. Mana ada waktu memikirian tuduhannya. Biarkan saja dia mau bilang apa, yang penting aku tidak melakukan seperti yang ia tuduh. Mita belum lama ini mengadu, kalau uang pendapatan terus merosot tajam. Siapa yang berani melakukan tindakan penggelapan uang pendapatan kafe. Ini harus aku selidiki lebih jauh, tak bisa dibiarkan begitu saja. Bisa jadi usaha yang baru aku rintis merugi, bila tidak diselidiki dengan cepat.Bang Juna terus saja minta penjelasan.“Apa maksud perkataan Abang? Abang menuduhku selingkuh dengan pria tadi, benar

DMCA.com Protection Status