Share

Bab LXIV

Author: Kezia Zakiyah Ma
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Jaring Dibentangkan, Terperosok Ke Sumur Maut

Dua minggu masa penahanan Rita di BNN, mengkondisikan perempuan ini jatuh ke lubang sumur maut yang gelap, dengan bau gas mematikan. Aroma awal dari peta gambaran kasus hukum yang ia alami ini, aura dan aromanya berbau kematian. Meski penyidik belum memberi penjelasan tentang ini, ia diajari oleh seorang napi kawakan yang kembali diangkut BNN dengan tuduhan ada kasus baru.  

Tersangka Rita Anastasia, 27 th, ibu rumah tangga mantan penari streaptease diskotek, teridentifikasi oleh team penyidik terpadu BNN berkaitan dengan kejahatan 25 kurir sabu dengan total barang bukti 105 kg sabu-sabu, selama periode satu bulan ini. Posisi Rita sebagai otak kejahatan atau pengendali masuknya narkoba ke Indonesia. Meski mulutnya tak bersedia mengaku, seluruh kurir yang tertangkap membenarkan bahwa perempuan ini adalah orang yang memberangkatkan mereka ke luar negeri, Malaysia dan Timor Leste.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Siluet Cinta Olive    Bab LXV

    Memasuki Medan Pertempuran Ranah Hukum Suara gaduh amukan memenuhi apartemen tempat Rita tinggal. Refan mananta, Suami Rita yang adalah suami orang itu mengamuk di rumahnya. Amukan Refan membangunkan pembantu yang bekerja di sana. Prang!!! Gubrak!!! Disusul teriakan kencang . ‘’Sialan! Gue dibikin repot!” Bunyi benda-benda keras sedang ditendang. Barang-barang jatuh berhamburan. Mba Atik mendengar bunyi-bunyian gaduh di kamar majikannya. Padahal, majikannya sedang mendekam di kantor polisi. Ia buru-buru keluar dari kamarnya, mencari tahu sedang ada apa. Ia kaget, suami majikannya sedang mengamuk di kamar istrinya. ‘’Bapak, maaf ini saya Mba Atik. Bapak kenapa kok banting-banting perabot Ibu?” Mendengar sapaan seseorang dari balik pintu, Refan yang tegang urat leher dan sekujur otot tubuhnya itu, meredakan emosinya. Ia memang tengah mengamuk mencari tempat penyimpanan ekstasi. Ia tahu biasanya Rit

  • Siluet Cinta Olive    Bab LXVI

    Mantan PSK yang Belajar dari Suhu Para Mafia Penjara bukan selalu menjadi tempat pertobatan. Seringkali penjara justru menjadi sekolah bagi para terpidana untuk menempuh ilmu kejahatan, memperkaya pengetahuan mereka menjadi lihai dalam menyiasati endusan aparat penegak hukum. Buat Rita seorang mantan PSK, terjun di dunia narkoba sebenarnya hanya coba-coba. Namun setelah melakoninya tiga tahun lamanya, ia baru sadar ia tak punya bekal apa-apa tentang dunia narkoba. Yang mengajarinya selama ini juga mantan germo, Cece Melanie. Bosnya itu tak punya pengetahuan sebanyak narapidana berpangkat jenderal yang ia temui di sel tahanan itu. ‘’Main narkoba, jangan setengah-setengah. Belajarnya harus dari jendral. Suhu para mafia. Nih, panggil aku Jendral Noella. Biar kata sebentar lagi aku didor hukuman mati, belajarlah dari aku. Kalian-kalian ini gimana, main narkoba, tapi nggak ada yang ngajarin ‘main cantik’. Mainnya pada jorok, alasanny

  • Siluet Cinta Olive    Bab LXVII

    Suamiku Nyaris Gila, Sebuah Konfirmasi Aku tak terbiasa menelisik kehidupan pribadi orang lain termasuk suamiku sendiri, jika itu bukan karena alasan-alasan urgen menyangkut keamanan dan kenyamanan rumah tanggaku. Begitu itu aturan baku yang aku dapat dari ayahku yang mengajari budaya western ini sejak aku kecil. Sampai aku pernah ikut kursus bahasa Inggris TOEFL IELTS, dosenku mengajari etika western ini hingga mendarah daging. "Jangan suka kepo. Jangan jadi istri dominan yang menguasai suamimu. Jangan pernah buat suamimu bertekuk lutut di hadapanmu. Biarlah dia bertekuk lutut hanya kepada Tuhan." Itu wejangan orang tuaku. Menyoal ttg menelisik kehidupan suamiku, yang enggan kulakukan, itu memang lain soal. Ada sebab lain. Sejak pertama kali menikah, aku memang tidak pernah dianggap ada oleh suamiku, sampai kemudian aku alami koma, sebulan lalu. Tiga tahun lamanya masa pernikahanku, aku cuman patung manekin y

  • Siluet Cinta Olive    BabLXVIII

    Sinonimitas dan korelasi Dukun Vs Jablay Olive berada di titik nadir kesadaran bahwa kesehatan suaminya ada di batas ambang mendekati bahaya. Saat disebut-sebut nama penyakit yang akan mengancam suaminya adalah skizophrenia alias gangguan jiwa berat yang dikenal masyarakat awam sebagai penyakit gila, ia mulai terpikirkan mencari jalan kesembuhan supranatural. Jangan-jangan suaminya juga jadi nyaris gila gara-gara dibikin orang. Ketika pembahasan tentang orang ketiga dalam rumah tangganya minggu lalu disebut oleh sahabatnya si Tubagus, ia ada kepikiran, mungkin saja perempuan bekas pelacur diskotek itu yang ‘ngerjain’ suaminya ke ‘orang pinter’. Olive menemukan korelasi antara jablay simpanan suaminya dengan penyakit yang diderita suaminya, dihubungkan oleh dukun. Dugaan sementara itu seketika berubah ketika a membolak-balik file binder kumpulan berkas-berkas penting di lemari bukunya. Ia jadi ingat bahwa suaminya pernah i

  • Siluet Cinta Olive    Bab LXIX

    Tak Ada Rahasia Di Antara Kita Jam pulang kantor. Seperti biasa, telah satu bulan ini setiap hari jam pulang kantor, Refan selalu menjemput istrinya. Apapun aktivitas Refan pasca pulang kantor, ketemu siapapun klien atau rekanan perusahaannya, Olive selalu diajak. Refan tak ingin lagi meninggalkan istrinya jauh dari kehidupannya. Sebab istrinya kini mengambil peran penuh sebagai ahli gizi dalam menu makan Refan, terutama saat ada acara jamuan makan di luar kantor usai jam kerja kelar. Di Parkiran Plaza Slipi Jaya, Mobil Mercedes Benz S-Class hitam yang dikendarai Refan Mananta, masih dinyalakan mesinnya. Refan menyempatkan menanyakan istrinya sebelum mematikan mesin. ‘’Bentar ya, Ma. Mama mau tunggu di mobil atau ikut Papa ketemu orang?” ‘’Lama nggak, Pa?” ‘’Nggak tahu juga, bisa sebentar, atau mungkin paling lama dua jam. Gimana?” ‘’Papa, kalau dua jam itu lama, Pa. Mama ikut aja, boleh ngga? Mama nggak akan ga

  • Siluet Cinta Olive    Bab LXX

    Skenario Evakuasi, Sebuah InisiatifMalam itu, pukul 00.00 Olive terbangun, mengendap-endap meninggalkan suaminya yang tengah tidur mendengkur, menuju ke ruang kerja. Ia mendengar bayinya menangis. Ia membuka kamar pembantu dan mendapati Adek Eif di box bayi, anaknya merengek. Ia menggendong bayi berumur kurang dari dua tahun itu lalu membangunkan Mba Nung di tempat tidur tingkat.‘’Mba, tolong si Adhek, Mba. Pempersnya penuh,’’‘’Oh, iya, Bu. Padahal tadi sebelum ditidurkan saya sudah ganti pempers,’’Olive menyerahkan buah hatinya ke baby sitter itu, lalu meninggalkan kamar itu menuju ruang kerja. Ia menyasar name card holder dua biji yang terpajang di lemari buku plitur. Sebelumnya ia tengah menelisik rak buku, ia lupa di rak buku itu kebanyakan tersimpan buku miliknya. ‘’Lah ngapain aku ke rak buku. Ini kan kebanyakan isinya punya aku. Tempat penyimpanan b

  • Siluet Cinta Olive    Bab LXXI

    Simpan Harta di Rumah Kuntilanak Dicolong Jin Jam pulang kantor. Ritual pengantin baru (baca: baru rekonsiliasi) itu dimulai. Refan menjemput istrinya. Mercedez S-Class hitam itu sudah minggir di depan loby kantornya, sampai-sampai harus muter lagi, lantaran diusir satpam. ‘’Bapak, muter dulu kalau mau nunggu yang dijemput belum nongol,’’Pinta Satpam. ‘’Ok. Ok,’’Refan membawa kendaraannya berputar ke belakang gedung kantor Olive dan parkir sejenak menunggu istrinya keluar gedung. Olive masih di dalam ruangannya meski mendengar misscall tiga kali dari suaminya. Ia hanya mengirim pesan WA ke nomor suaminya. ‘’Bentar, Papa. 15 menit lagi, Olive keluar. Mau ngeberesin meja Olive baru selesai gelar layout K3,’’ ‘’Gus. Bener tuh ramalan kamu. Si kuntilanak udah ditahan di BNN Cawang, dua mingguan,’’ ‘’Tadi? Kamu dibilangin pengacara itu?” ‘’Iya, Gus. Pengacara itu lagi siap-siap antisipasi kalau suami ak

  • Siluet Cinta Olive    Bab LXXII

    Ilmu Selamat Mafia, Mencari Bantalan Minggu keempat, BAP pengembangan yang melelahkan. BAP ini kembali diproses atas Rita, setelah keluar pengakuan dari 25 kurir yang tertangkap oleh BNN, semuanya menunjuk Rita sebagai pengendalinya. Rita-lah orang yang memberangkatkan mereka, mengontrol mereka selama perjalanan, mengarahkan mereka harus ke mana dan menemui siapa. ‘’Rita, sudah berapa lama kamu jalani bisnis ini? Jawab!” bentak Polwan AKP Yuries. ‘’Baru sekali ini, Bu. Baru bulan ini saya mulai,’’ ‘’Jangan bohong!" Plakkk!! Tamparan kembali mendarat di wajah Rita. ‘’Semua kurir kamu yang 25 orang itu ngaku kerja ikut kamu sudah setahun lebih! Tiap bulan berangkat minimal 2 kali. Beraninya kamu bohongi polisi!” Plakkk! Tamparan telak mengenai hidung dan dagu suntikan perempuan ini. ‘’Awww...., sakit, Bu! Tolong jangan tampar saya lagi, Bu” ‘’Oh, k

Latest chapter

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXIV

    Perlawanan Sayap Patah, Suami Tertebus Sore itu cukup panas. Suhu udara Jakarta 28 derajat. Hangat tergolong panas. Namun, sore itu sangat sejuk buat Refan dan Olive. Sementara buat sebelas orang pengacara kuasa hukum pembela Refan, cuaca hari itu sangat segar menyemangati mereka. Detik-detik pelepasan klien mereka sedang berlangsung. Kemenangan mereka di depan mata. ‘’Selamat, Bapak Refan, buat prestasinya, luput dari jerat hukum,’’Kompol Agung menyalami Refan dengan sebuah senyuman. Refan membalas dengan senyuman asli, benar-benar tersenyum. ‘’Selamat, Pak Irawan. Sukses dalam tugas, ya, Pak?” Kompol Agung juga menyalami Ketua Tim Kuasa Hukum beranggotakan 10 orang pengacara ini. ‘’Terima kasih, Bapak Agung,’’balas Irawan. ‘’Saran dan masukan saya buat Bapak Refan dan juga 11 orang kuasa hukumnya. Barangkali bisa disampaikan ke khalayak yang lain. Tapi secara khusus siang ini saya pesan buat Bapak Refan. Bahwa jerat hukum narkoba itu sulit buat mengurainya, buat lepas dari itu.

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXIII

    Akhir dari Perang DinginIrawan dan Olive sedang mendiskusikan perihal keterkaitan keuangan suaminya dengan selingkuhannya. Namun, Irawan menggiring Olive agar ia memiliki strategi defensif yang lebih baik saat menghadapi suami yang berselingkuh. Irawan melihat Olive terlalu lembek menghadapi perselingkuhan suaminya. Sebagai akibatnya sangat fatal, kesehatan suaminya menjadi taruhan.‘’Saya punya klien orang-orang hebat sekelas Bapak Refan di habitat pekerjaannya masing-masing. Kasus pemakai narkoba. Kemiripannya sama. Mereka mengalami gangguan kejiwaan. Terlihat dari penjelasan keluarganya bahwa klien saya itu konsul ke dokter psikhiater. Umumnya mereka itu sama seperti Ibu, terlalu lembek, tidak mau sedikit galak. Akibatnya, racun narkoba masuk terus. Pemakaian narkoba jangka panjang bikin syaraf dan otak putus,’’ papar Irawan.‘’Bukannya Bapak pernah bilang, suami saya bukan sekedar dira

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXII

    Pembuktian Dua Lacak Jejak TerakhirDari mana datangya lintah? Dari darat turun ke kali. Dari mana datangnya Rita? Dari diskotek turun ke kantor polisi. Ini peribahasa yang mencibir Refan sejak tadi. Ia mendengar seorang polisi berkelakar tentang perilaku selingkuhnya. Ia merasa sangat malu dan geram.Sepi kembali mencekam. Refan masih meniduri sofa panjang berlapis kain wool kuning. Berusaha tidur, namun ia gelisah. Dari terbaring, kembali berubah posisi ke duduk. Ia yakin Rita berada hanya berjarak beberapa meter dari gedung ini. Ia merasa sangat heran, kenapa kisah cinta yang ia tutup rapat seakan hanya dia dan iblis yang tahu, dipisahkan di tempat ini dengan cara ditelanjangi banyak pihak. Ketika rombongan pengacara, istri dan ibunya meninggalkannya di tempat itu seorang diri malam ini, ia merasakan lagi kesepian ini sebagai sebuah hukuman Tuhan. Sebuah karma. Jika bukan, tidak mungkin perasaan yang ia alami seperti ini.Ia mel

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXI

    Harta Dalam Pernikahan dengan Mafia Narkoba, Disita Negara Refan adalah orang pertama yang kaget dan tidak bisa terima penjelasan itu. Namun ia menahan diri seolah tanpa ekspresi meski dalam batinnya marah, kecewa tak terperi. Yang jelas sedih mendengar hal itu adalah Olive. Ia berpikir, mulai malam ini ia beristirahat dari penat mengumpulkan data pembelaan untuk suaminya. Namun, Olive juga berusaha berwajah dingin seolah tak perlu bereaksi. Namun, yang wajahnya tak bisa dibohongi dan tak bisa menyembunyikan ekspresi kagetnya adlah Tante Anita. ‘’Loh, kenapa?” Tanya Tante Anita. Irawan segera menghadap Kompol Agung dan membahas hal itu tidak di hadapan kliennya. Dari kejauhan terlihat Polisi dan Irawan terlibat negosiasi yang alot. Namun tak berapa lama kemudian, Irawan kembali ke ruangan di mana klien dan keluarganya sedang berkumpul. Tim kuasa hukum Refan berada di pihak yang diombang-ambingkan nasibnya. Di dalam hati s

  • Siluet Cinta Olive    Bab CX

    Detik-Detik Penentuan ''Kutunggu Cinta.Apakah berpihak kepadaku. Ku meminta jawab saat ini.''Sebuah puisi yang dituliskan entah oleh siapa di sebuah brosur sekolah playgroup yang sengaja dimasukkan orang ke celah di bawah pintu unit apertemennya. Olive berterima kasih atas tanda alam yang dianugerahkan Tuhan lewat brosur ini. Ia meminggirkannya ke tong sampah. Brosur itu ia baca sesaat sebelum meninggalkan apartemennya, malam itu Waktu menunjukkan pukul 20.10. Langit Jakarta tak segelap rona hidup yang baru saja melewati rumah tangga Olive-Refan. Olive dan mertuanya sedang dalam perjalanan menuju BNN Cawang. Mercedes Benz S-Class Hitam bernomor polisi B 1988 RO itu memasuki jalan besar Gatot Subroto menuju arah Cawang. Mereka masih membahas perselingkuhan Refan dengan penari striptis mafia narkoba, Rita Anastasia ‘’Nak, kamu memang beda dibandingkan para istri kebanyakan. Ekspresi kamu itu melihat kelakuan anak Tant

  • Siluet Cinta Olive    Bab CIX

    Mencerna Sebuah Kehilangan Hari ini pertempuran wanita murahan Vs wanita rumahan sepertinya segera berakhir, Olive mencerna makna kehilangan. Ia menemukan kembali hati suaminya utuh, meski raganya babak belur. Suaminya lolos dari lubang maut jerat hukum cinta sang mafia narkoba, Rita Anastasia. Bisa maut service ranjang Rita Anastasia yang merasuk di tubuh Refan juga telah habis. Refan Mananta akhirnya menyadari ia meminum racun mut setiap hari. Namun bersyukur ia punya Tuhan yang memberi dia seorang penolong, istri yang baik budi. Irawan menghubungi istri kliennya, Olivia Mananta memberitahukan bahwa malam itu sekitar pukul 11. 00 dalam tiga jam ke depan suaminya akan dibebaskan BNN. Irawan meminta Olive agar menyiapkan penyambutan terbaik atas kemenangan suaminya melawan mafia narkoba yang menjeratnya dalam masalah besar ini. Olive sedang kelelahan beristrahat di rumah. Namun ia siaga dengan ponselnya kalau-kalau pengac

  • Siluet Cinta Olive    Bab CVIII

    Titik Terang Olive merasakan kelelahannya memuncak hari ini. Ia berharap dua rekening bank ini adalah pencarian terakhirnya. Ia sungguh kecewa, ketika sampai di kantor Bank, itu Customer Service (CS) mengatakan akan tutup dalam satu jam ke depan dan tidak menerima permintaan pelayanan yang membutuhkan waktu tunggu cukup lama. Maka ia meminta kepada staf CS itu agar mengerjakan print out rekening bank suaminya esok hari. ‘’Jika Ibu bisa kerjakan selesai besok siang jam 12, saya ambil ke sini jam 12. Saya minta nomor ponselnya, boleh? Saya akan memberikan tips yang layak untuk kerja keras Ibu. Karena saya sadar, yang saya minta itu cetak buku rekening koran selama 5 tahun,’’jelas Olive ke staf CS Bank OCBC NISP Gedung wisma 46. Staf perempuan berambut panjang dengan bulu mata lentik itu langsung membelalakkan matanya, lalu tersenyum. ‘’Ibu sangat membutuhkan segera ya, Bu? Saya bisa kerjakan setelah ini. Berhubung i

  • Siluet Cinta Olive    Bab CVII

    Sesal Itu Pasti Belakangan Jam tangan menunjukkan Pukul 11.30. Olive bersiap meluncur ke BNN untuk membesuk suaminya. Namun sebelum berangkat ke sana, ia merasa perlu menghubungi pengacaranya.‘’Halo, selamat siang, Pak Irawan. Bapak sudah ketemu suami saya hari ini? Ada kabar apa, Bapak?” Tanya Olive saat menghubungi Irawan, siang itu.‘’Sudah, Ibu. Saya sudah ketemu beliau. Saya juga sudah menghadap Kepala Deputy IV BNN Pak Benny. Saya beritahukan kepada BNN, bahwa kuasa hukum Pak Refan sudah mendaftarkan praperadilan ke PN Selatan,’’‘’Terus itu reaksi BNN gimana, Pak?”‘’Ya, itu ancaman buat mereka. Itu akan menurunkan kredibilitas kinerja mereka. Karena kalau menang atau tidak di praperadilan, kita tetap akan laporkan kinerja institusi BNN ke Indonesia Police Watch. Terus bukan itu saja, kita akan laporkan juga ke lembaga PBB United Nations

  • Siluet Cinta Olive    Bab CVI

    Menghitung Hari Dag Dig Dug Hari keempat penangkapan Refan Mananta. Hari masih pagi. Olive tak jenak bekerja. Sebentar-sebentar ia melihat jam. Ia ingin jam cepat menunuju 11.30, dia harus mengunjungi suaminya. Saat ini baru jam 09.00. Lalu ia pergi menuju ruangan Tubagus, seperti biasa ingin minta saran dan masukan. Ia melihat Tubagus berada di kabin server IT, maka ia tak berani mengganggu. Namun karena telah satu jam Tubagus tak kunjung nongol ke luar kabin, maka ia memberanikan diri masuk ke ruangan Tubagus. ‘’Gus....Gus....Lagi sibuk ya, Gus?” ‘’Hem...kenapa, Non?’’ Tubagus mencondongkan kepala ke luar kabin. ‘’Aku duduk di sini aja boleh ya, Gus? Aku ganggu kamu sehari ini, boleh? Mau ngomongin itu tuh?” ‘’Boleh....Tapi aku di sini, ya Non? Soalnya ini sedikit lagi kelar. Paling setengah jam,’’jelas Bagus. ‘’Ok, makasih, Gus,’’jawab Olive. ‘’Udah, kamu sambil cerita, aku dengerin,’’Jawab Tu

DMCA.com Protection Status