Menuju siang Nick dan Quesha pergi ke laut dengan menggunakan perahu kecil seperti biasanya, mereka harus mencari ikan untuk dijual hari ini. Begitu teriknya sinar matahari yang dirasakan keduanya. "Apa yang terjadi hari ini, kenapa panas sekali?"Nick tidak mengerti, dia tidak kuat menahan panasnya matahari siang ini. "Ada apa Nick? Jangan khawatir, nanti setelah jala sudah banyak tertangkap ikan, kita akan pulang," balas Quesha memberikan semangat pada Nick. "Aku tau, tapi panasnya tidak biasa, apa kita tidak pulang saja sekarang? Mungkin tidak bagus jika di sini terus, aku takut ada apa-apa."Firasat Nick sangat kuat, namun Quesha hanya terus melihat ke arah jala yang sudah disebar dan diturunkan ke laut, wanita itu tidak merasakan panas sama sekali, tubuhnya normal seperti biasanya, karena bangsa penyihir yang sudah membuat panasnya tidak seperti biasanya, jadi hanya manusia yang bisa merasakannya. "Sayang, aku tidak tahan lagi, aku mau menyelam dulu sebentar, rasanya tubuhku
Quesha sekarang tidak lagi terbang, dia sudah ada di darat karena ingin mencari keberadaan sang rembulan, wanita itu tidak menyadari jika ada yang mendekatinya dari laut. "Istriku, kamu tidak apa-apa?" tanya Nick memegang tangan Quesha. Dengan kasar wanita itu menarik tangannya begitu dirinya melihat Nick kurang ajar menurutnya. "Ada apa dengannya? Apa dia lupa tentang aku?" batin Nick bertanya. Quesha mengeluarkan kekuatan dari tangannya yang tidak terlihat jelas oleh Nick, hanya pergerakan tangan istrinya yang menuju ke arahnya. "Manusia kurang ajar! Rasakan ini!"Setidaknya Quesha bisa membalas orang yang hampir membuatnya dilecehkan, mau pangeran atau manusia, dia akan mengajarnya dengan kekuatan. "Quesha, ini aku suami kamu," ucap Nick memberitahu semuanya. Wanita itu tidak percaya dirinya sudah menikah, karena ingatannya murni tanpa sihir dari sang rembulan, dia belum menikah, yang ada dia sedang dikejar pangeran matahari. Tubuh Nick terpental jauh karena serangan dari Q
Quesha memundurkan diri, selama ini tidak ada kata suami di dalam hidupnya dan ingatannya masih berada di dalam kerajaannya. "Kamu bohong! Aku tidak pernah memiliki suami manusia, jangan membuat karangan cerita yang akan membodohi aku, semua yang kamu katakan sama aku itu, palsu."Nick ingin mendekati istrinya lagi, akan tetapi wanita itu memundurkan dirinya dari Nick. "Jangan mendekati aku!"Suara Quesha begitu tidak menyukai Nick yang masih berusaha untuk menyakinkan istrinya. "Ada apa dengan kamu sayang? Kita ini suami istri yang saling mencintai, kita pulang ya, kamu dan aku akan hidup seperti biasanya."Kata-kata manusia yang ada di depan Quesha semakin membuatnya tidak mau bicara lagi, mengeluarkan kekuatan adalah cara terbaik untuk menyingkirkan Nick dari sana. "Rasakan ini manusia gila!"Quesha menyerang suaminya sendiri, Ingatannya memang sedang normal, bahkan Nick memundurkan dirinya, dia harus mencari tempat perlindungan yang paling aman. "Hentikan sayang, kamu jangan
Pagi ini Quesha dan suaminya pergi laut lagi, memang kegiatan mereka setiap hari mencari tangkapan laut untuk dijual, kalau tidak, mereka tidak akan bisa makan. Quesha berharap dengan penuh percaya diri, dia memilih untuk berhenti detik ini juga menjadi penangkap ikan di laut. "Nick, apa bisa kita tidak lagi mencari ikan di sini? Kita bisa pindah rumah, kamu dan aku bisa mencari pekerjaan baru, apa kamu mau?"Quesha ingin hidup tenang, ada yang mengganjal di hidupnya selama Ingatannya selalu terakhir oleh sang rembulan. "Aku tidak akan bisa meninggalkan tempat ini, karena ini adalah tempat kelahiran aku," jawab Nick. Bukan masalah pekerjaan, akan tetapi dia memang terlahir di sana, apalagi banyak sekali kenangan dari keluarganya yang selalu tersimpan dalam dirinya selama ini. "Aku tau, nanti kita bisa sesekali pulang ke sini, lagipula aku merasakan kalau tempat ini tidak aman lagi," balas Quesha. Nick mengerti kalau istrinya takut, namun laki-laki nelayan ini tidak mau pergi dar
"Ayahanda, di mana jam pasir yang diberikan ibunda ratu untuk ku? Apa Ayahanda mengetahuinya?"Quesha memberanikan diri untuk bisa bertanya pada sang rembulan, karena itu sangat penting untuknya. "Apa yang kamu tanyakan itu? Di sini banyak tugas aku, dan untuk mengurus jam pasir kamu, rasanya hanya dayang yang tau."Quesha tidak yakin kalau yang dibicarakan raja jujur kepadanya, karena saat ada jam pasir itu, ada kekuatan apa pun, maka akan terpental untuknya. "Ayahanda, aku bertanya serius, sungguh penting jam itu untuk aku."Quesha tetap menginginkan jam tersebut, tidak peduli kalau jam itu memang dibuang, dia akan mengambilnya lagi. "Sedikit yang aku tau, waktu itu pangeran matahari yang masuk ke dalam kamar."Raja berbohong pada anaknya lagi, ada rencana busuk yang tidak dibicarakan kepada Quesha. "Tidak mungkin dia bisa masuk kalau aku tidak mengizinkannya, karena yang memiliki kunci itu adalah Ayahanda dan aku, kunci gaib yang sulit dibuka," kata Quesha mengingatkan itu. Sa
"Kami tidak tau, bahkan tidak mengingat apa-apa selama ini, mungkin ada yang memberikan pengaruh Sihir kepada kami," balas salah satu kakaknya itu. Quesha sulit menjelaskan apa yang terjadi kalau mereka saja tidak mengingat semuanya. "Baiklah, sebaiknya kalian istirahat di kamarku, kita bisa tidur bertiga, besok baru kita bangun dan memulai kehidupan lagi.""Iya, kamu memang adik kita yang paling baik."Kedua kakaknya masuk ke dalam kamar Quesha, sekali melihat kamar itu begitu rapih, mereka bisa tidur di atas tempat yang empuk dan nyaman, karena keduanya terbiasa tidur di dalam penjara bawah tanah yang kotor dan gelap, walaupun mereka dalam pengaruh Sihir, mata mereka selalu melihat itu. Sebuah tangisan air mata menetes begitu saja, karena kebebasan keduanya sudah lama mereka inginkan, pagi ini merupakan hari pertama untuk ketiganya bisa bersama, Quesha masih bisa berada di dalam kerajaannya selama sang rembulan belum menyihirnya kembali. "Apa kalian mau makan enak?""Boleh, tapi
"Di mana aku?"Quesha sudah bangun karena ada pria yang sudah beberapa kali memberikan nafas buatan kepadanya, saat ini juga dia masih bingung atas apa yang terjadi, tubuhnya basah kuyup dan tidak mengingat apa-apa. Nick sudah lemah karena harus menyelamatkan Quesha dari air laut, tubuhnya tiba-tiba terjatuh ke air. "Eh, kenapa orang itu jatuh?!"Quesha menjatuhkan dirinya ke laut, memegang tangan pria yang tidak dikenalnya itu, bahkan ingatan tentang pembunuh ibundanya sudah hilang dalam sihir sang rembulan. "Astaga, pria ini berat sekali, aku tidak tau dia makannya apa, tubuhnya menyulitkan aku untuk naik ke perahu kecil ini."Nick masih dalam keadaan pingsan, dia tidak mengerti kenapa ada pria di didepannya yang tiba-tiba terjatuh ke air laut. "Hey, bangun kamu. Jangan pingsan di laut seperti ini, aku juga tidak mengenali kamu, siapa kamu?"Quesha hilang ingatan, dia sama sekali tidak mengingat nIck adalah suaminya, dan dirinya adalah seorang penyihir, ini hukuman untuk Quesha
"Entah kenapa, tempat tidur ini seperti bukan milikku," ucapnya. Quesha tidak sama sekali mengingat apa yang ada di tempat ini, bahkan foto Quesha dan Sunke saat mereka menikah membuat matanya sakit. "Foto itu asli?"Quesha masih melihat ke arah dinding kamar dengan menyentuh fotonya, dengan mata yang tersihir membuat Quesha menonton pernikahan itu, sihir Sunke memang cukup hebat, sekarang Quesha sedang menonton di alam lain tentang pernikahan keduanya. "Tidak mungkin mereka keluargaku! Apa yang baru aku lihat bukan asli, aku tidak mungkin satu keluarga dengan para penyihir."Menutup mata hingga memundurkan dirinya agar tidak lagi melihat hal-hal aneh. "Tidak! Aku tidak mau melihat itu lagi! Semuanya palsu!"Dalam pikiran Quesha hanya ingin mengatakan jika Sunke memang bukan suaminya, akan tetapi tidak bisa memberitahu pada diri Quesha. "Kamu kenapa?" Sunke baru datang dengan sangat khawatir pada Quesha, dia akan menjaga wanita ini sampai benar-benar bisa memilikinya. "Cukup! J
"Nick, aku harus pergi bersama dengan kamu, tapi kamu tidak boleh meninggalkan aku di tempat aman yang kamu maksud itu."Saat Quesha dan Nick sedang berbicara, ternyata suara air naik ke daratan, ada bencana besar menimpa tempat tinggal mereka. "Pegangan Nick!" Seru Quesha memegang tangan Nick dengan erat. Mereka terbang dan menyaksikan betapa air dengan dahsyatnya menenggelamkan tempat mereka, dan banyak orang yang berteriak-teriak meminta pertolongan, Quesha hanya bisa menjadi penonton bersama Nick. "Sayang, apa tidak ada cara untuk menolong mereka?""Tidak ada, aku tidak akan mampu menolong semuanya, aku hanya mau membantu orang yang paling dipercayai aku saja, yaitu kamu."Nick bersedih karena tidak bisa membantu teman-teman nelayannya, hanya bisa melihat betapa mayat-mayat mereka sudah terapung-apung di atas air laut yang bercampur dengan pasir daratan. "Semua sudah ditakdirkan Nick, aku tidak boleh ikut campur, kamu harus paham tentang ini, kamu juga tidak bisa berbuat apa-a
Nick sudah ada di depan pohon yang ada istrinya di atas, walaupun ketinggian pohon tersebut tidak mungkin ada orang yang menaikinya, tetapi kenyataannya adalah Quesha ada di atas sana. "Aku harus naik ke atas sebelum istriku jatuh, apa dia tersangkut sampai ke atas sana ya? Aku tidak mau kalau dia jatuh."Nick perlahan naik ke pohon yang tinggi itu, tetapi jarak antara Nick dan Quesha sangat jauh. Quesha melihat kalau Nick berusaha menjemput dirinya tanpa memikirkan nyawanya sendiri. "Ada apa dengan pria itu? Kenapa dia rela mengorbankan nyawanya demi aku sampai melakukan hal bodoh yang tidak mungkin di lakukan manusia lain?"Quesha turun dari pohon secara perlahan dengan terbang, dia akan menjemput Nick agar tidak terjadi hal-hal yang mengerikan. "Nick," panggilnya. Nick menoleh, ternyata sumber suara itu dari arah sebelah kiri dan dia melihat kalau istrinya yang memanggilnya. "Sayang, apa itu kamu?""Benar, ini aku."Quesha segera menarik tangan Nick, mereka terbang bersama, Ni
"Kamu di sini juga Pangeran?"Quesha mendekat di mana seseorang yang mirip dengan Sunke itu berdiri melihat dirinya sangat penasaran. "Aku bukan pangeran," jawabnya. "Eh, jangan pura-pura begini pangeran, kamu bisa mengaku identitas kamu sama aku, semestinya kamu tau kalau aku tidak mudah dibodohi."Quesha memastikan sekali lagi dengan kekuatannya yang keluar dari tangan, tidak ada reaksi kekuatan Sunke yang muncul, karena seharusnya bisa memancing kekuatan jika Sunke memang sedang menyamar. "Maaf, di tangan kamu itu terdapat cahaya seperti itu dari mana? Apa kamu seorang pesulap yang memang mengembara? Pakaianmu juga sangat berbeda dari orang biasanya.""Ah, apa yang kamu tanyakan itu sama aku tidak lucu, kamu ini Sunke kan pangeran penyihir yang sangat jahat itu?"Seseorang itu tertawa mendengar dirinya disamakan dengan penyihir jahat yang katanya sangat kejam di dunia manusia. "Hahaha, mana mungkin seperti itu. Aku hanyalah manusia biasa, bukan penyihir Sunke yang kamu maksud i
"Quesha, aku minta maaf sudah membuat kamu pergi, penyesalan ini memang bisa aku rasakan setelah kamu tidak ada."Nick masih duduk dengan kewaspadaan yang luar biasa, bukan tentang binatang buas, tetapi sebaliknya, yang dipikirkan hanyalah Quesha semata. Di atas pepohonan masih mengawasi gerak-gerik Nick yang tidak pernah hilang dari pandangannya. "Dia merasakan penyesalan, kenapa?"Quesha masih tidak mempercayai itu. Karena manusia di matanya sama, apalagi Nick termasuk anak dari pembunuh ibundanya. "Jangan harap aku tertipu oleh kamu manusia, tidak akan sampai aku mendapatkan kebenarannya."Nick menangis sendiri di sana, hujan mengiringi kesedihan pria itu, dia tidak kuat jika harus hidup sendiri tanpa istrinya. "Hujan lagi, dia bisa mati di sana."Quesha merasa iba melihat kondisi Nick yang diterjang hujan lebat, apalagi bisa-bisa terjadi banjir ataupun longsor di sana, atau tertimbun pepohonan yang jatuh. "Nick, dia harus aku selamatkan dulu, tapi bagaimana caranya agar aku t
"Ada apa sayang?" Nick terheran dengan sikap Quesha yang mudah berubah, sekarang sudah mulai berjarak dengannya. "Aku rasa kamu tidak perlu dekat dengan aku mulai sekarang, apa kamu bisa?""Apa ini? Itukah permintaan kamu untuk aku?"Quesha melihat kekecewaan di mata Nick, pria itu memang sudah sangat lama diperlakukan dingin oleh Quesha selama ini. "Benar. Aku meminta semua ini sama kamu, apa kamu bisa mewujudkan apa yang aku mau?"Nick memegang kepalanya dengan kedua tangan, seperti isi kepalanya sudah penuh dengan kekecewaan pada istrinya. "Aku tidak tau," jawab Nick. "Masa tidak tau, tinggal jawab iya atau tidak?"Nick semakin tidak mau menjawab pertanyaan istrinya yang menurutnya membuat hatinya sakit. "Cukup Quesha, ini di luar batas kesabaran aku selama ini," balas Nick. "Maksudnya?"Quesha bertanya balik, sedangkan dia hanya ingin Nick menjauhkan dirinya di saat dirinya memang ingin sendiri. "Dari dulu sikap kamu seperti ini sama aku, salah aku apa? Atau kamu tidak per
Saat Quesha ingin menjawab semua yang ditanyakan Nick, dia terjatuh dari tempat tidur usang di mana dirinya menyadarinya jika sudah berada di dalam rumah Nick kembali. "Aku tidur?"Quesha beranjak menuju rembulan yang ada di luar rumah. Terlihat masih sangat bercahaya sekali seolah-olah memberikan isyarat kepada dirinya yang telah bermimpi panjang. "Ayahanda, bisakah aku kembali ke rembulan?"Quesha tidak melihat cahaya itu merespon dirinya. Tetapi bisa tahu kalau di atas sana sang rembulan mengetahui dirinya ada di bawah. "Ayahanda, kenapa tega dengan aku?"Sang rembulan yang ada di atas melihat anaknya bersedih di bawah rembulan meminta agar bisa naik kembali, penyesalan anaknya tidak membuat hatinya gentar. "Maafkan Ayahanda yang tidak akan merubah takdir ini, kekuasaan di sini begitu menggelapkan hati dan pikiran Ayahanda. Tapi, aku akan menebusnya dalam waktu yang panjang agar kamu bisa bahagia hidup di bumi."Sang rembulan membuat mimpi panjang Quesha menjadi sangat buruk ke
"Ya, ini adalah keputusan yang tepat untuk kita bisa memulai semua dari awal," jawab Nick. Quesha sangat beruntung memiliki suami seperti Nick yang tidak pernah berhenti memperjuangkan dirinya dan selalu bisa sabar. "Nick, terima kasih," tuturnya dengan mata yang berkaca-kaca. Nick menggenggam tangan istrinya, dia percaya sekarang Quesha sudah mencintai dirinya sedalam yang dia rasakan. "Nick, apa kamu bahagia hidup bersama denganku?""Sama-sama sayang, tentu aku sangat bahagia bisa bersama dengan wanita tercantik seperti kamu, kita akan selalu bisa melewati berbagai rintangan."Nick segera memeluk istrinya itu dengan erat, dan membayangkan jika dirinya dulu tidak bersabar mencintai Quesha, mungkin dia tidak akan pernah mendapatkan istrinya ini. Quesha bisa bersama dengan Nick atas bantuan sang rembulan juga walaupun semua itu salah, tetapi bisa membuatnya jauh lebih damai. Sampai pagi mereka berdua terjaga tidak ada tidur, keduanya ingin menikmati kebahagiaan yang sesungguhnya
"Iya, aku rasa bisa bersama denganmu adalah keindahan yang tidak akan pernah aku lupakan, tapi kamu tau tidak, beberapa hari lalu aku bertemu seorang wanita yang mirip denganmu walaupun tubuhnya sangat gelap, dia cantik seperti mu sayang," kata Nick menceritakan kejadian kemarin. Quesha berhenti sejenak, padahal dia ingin melupakan kejadian dirinya menjadi sangat buruk rupa, dan sekarang dia kembali cantik lagi. "Nick, apa kamu jatuh hati padanya?""Hampir, itu juga karena dia mirip denganmu, aku merasakan sesuatu yang beda ketika dekat dengannya persis seperti dekat denganmu, mungkin aku hanya kesepian waktu itu."Quesha kembali termenung akibat jawaban dari Nick. Dengan wujudnya yang jelek sekalipun Nick tetap jatuh cinta kepadanya. "Benarkah? Apa yang dia lakukan?""Dia awalnya meminta makanan, buah, tetapi hari itu dia membunuh para pegawai," jawab Nick jujur pada Quesha."Dia orang jahat?"Nick tidak bisa memastikan jika penyihir itu jahat, dalam relung hatinya mengatakan tida
Masih ada di atas kerajaan matahari, Quesha kembali merenung sendiri sejak kejadian kemarin, sedangkan Nick harus mempertanggungjawabkan kematian orang-orang itu dengan membayarkan denda yang cukup besar pada keluarga masing-masing karena mereka mati di saat sedang bekerja. "Aku ingin melihat Nick, apa dia di sana baik-baik saja?"Quesha pergi melihat Nick dalam air ajaib yang ternyata sekarang Nick sendiri tidak bisa dilihat dari air ajaibnya. "Ada apa ini? Apa terjadi sesuatu dengannya sehingga air ini tidak bisa melihatnya? Aku harus mencari tau sendiri, tapi kalau aku turun menemuinya, maka aku memutuskan meninggalkan kerajaan ini, dan bersiap untuk wujud ku yang hitam."Nick di bumi merasakan sedih bukan karena harus menanggung semuanya dengan segala biaya yang dia bisa berikan, tetapi dia merasa kehilangan Quesha kembali. "Sayang, kamu ke mana? Aku merindukan kamu di sini dalam kenangan kita yang tidak pernah hilang, aku tidak bisa melupakan kamu walaupun itu hanya satu detik