Quesha jatuh pingsan, kini sangat disayangkan oleh Sang Raja yang telah mengeluarkan banyak sihir pada putrinya itu. "Akhirnya putriku jatuh juga, aku harus menurunkan dia ke bumi dan membuat Sunke kembali lagi sebagai sosok yang dulu."Sang Raja selalu menyelamatkan Sunke, padahal pangeran tidak pernah baik terhadapnya. "Sunke, kamu tunggu di sini dulu."Walaupun Sunke menjadi batu, dia bisa mendengarkan dan melihat kalau Sang Raja membawa Quesha dari sana. "Mau dibawa ke mana dia?"Sunke hanya bisa mengucapkannya dalam hati, dia tidak bisa mengejar mereka yang sudah menghilang secara tiba-tiba. Perlahan tubuh mereka turun ke bumi, terlihat lautan yang luas menyambut kedatangan wanita penyihir itu, seperti menjadi teman yang selalu datang menemani lautan saat ada Quesha di tengah laut bersama dengan suaminya. "Ombak di lautan lepas ini sangat keras, mungkin laut sudah mengenal Quesha yang datang dari langit, apakah aku salah membawanya ke sini?"Sang Raja sedikit tidak tenang sa
Bukan pangeran namanya kalau menyerah, walaupun tanpa tongkat sihir, akan tetapi dia masih bisa menggunakan matanya untuk tetap melihat keberadaan Quesha, wanita itu masih ada di langit. "Rupanya kamu ada di sini!"Pangeran menemukan Quesha kembali, dia justru ingin mengambil tingkatnya lagi saat wanita itu tengah kebingungan dengan identitasnya. "Jangan mendekat!"Quesha menahan tangannya untuk membuat pangeran berhenti di posisinya. "Ada apa? Apakah aku tidak boleh dekat dengan kamu lagi?"Sungguh ini pertanyaan yang membuat Quesha semakin bingung, dia tidak akan sanggup berdekatan dengan orang asing. "Aku tidak mengenal kamu!"Quesha menjauhkan dirinya dari Sunke, menjatuhkan tongkat sihir milik pangeran di depannya. "Bagus, bodohnya dia."Dengan tongkat itulah yang akan membuat Quesha bisa menurutinya lagi. "Jangan harap kamu bisa mengalahkan aku lagi, kita baru saja memulai untuk berperang, Quesha!"Sunke sangat ingin membuat dirinya berkuasa atas dua kerajaan, dengan begit
Di dalam kamar yang seadanya, Quesha berbaring di temani sang suami, dengan sadar dirinya membuka mata dan mengganti posisi menjadi duduk. "Aku, kenapa ada di sini?"Rasa bingungnya bertambah, tetapi dia melihat satu lelaki manusia yang ada di sampingnya, dan tangannya melingkar satu cincin emas yang dia pikir itu adalah tanda pernikahannya. "Cincin ini, apakah milik aku dengan pria ini?"Quesha ingin mencari tahu kebenaran yang terjadi, dia menarik tangan sang pria, pada akhirnya Quesha tidak menyangka, situasi ini dihadapkan untuknya. "Benar, bentuknya sama, apa yang sudah terjadi? Mungkinkah ini karena Ayahanda?"Turun dari atas tempat tidur, dia mencari cahaya rembulan yang ada di atas langit sana. Cukup jauh dari rumah, seluruh langit sudah gelap gulita, dan kini Quesha berteriak. "AYAH, berikan penjelasan atas semua ini! Apa yang Ayahanda lakukan sehingga aku ada di dunia manusia dan aku menikah dengan pria itu?!"Teriakan Quesha terdengar Sang Rembulan, kali ini ingin berb
"Jangan sentuh!"Quesha tetap tidak mau menerima Nick sebagai suaminya, baginya tidak mudah. "Tenang, aku akan tidur di luar kamar, kamu jangan histeris lagi, kita akan menjalani kehidupan ini pelan-pelan, aku akan memakluminya seumur hidup sampai kamu bisa melihat cinta ini.""Sampai kapanpun aku tidak akan mengakui kamu sebagai suami! Cinta itu cuma kamu yang merasakan, bukan aku."Quesha dengan jelas dan tegas mengucapkannya, membuat Nick menggelengkan kepala, dirinya tidak pernah memasukkan semua itu ke dalam hati, karena sudah mengetahui risiko apa saat menikah dengan Quesha yang tidak tahu asal-usulnya, dan apa pun yang dia dapatkan dari mulut Quesha dan kehidupan istrinya sebelum menikah dengannya, dia hanya akan selalu menerima. Quesha di dalam kamar sendirian, betapa sedihnya keputusan sang ayah membiarkannya ada di dunia manusia. "Kalau tidak bersama dengan Ayahanda dan kerajaan, untuk apa aku hidup? Apalagi sekarang sudah menjadi istri yang sama sekali tidak aku inginkan
"Quesha tidak mau hidup bersamamu!"Sang Rembulan sangat jelas menolak perjanjiannya yang sudah dibuatnya dengan Sunke. "Kamu mengingkarinya, tahu kelak aku akan berbuat apa saat nanti marah padamu.""Silakan, karena sekarang aku sudah menjadi Raja, tidak mungkin kamu berani!"Sunke tertawa kecil, sudut bibirnya yang tertarik ke belakang membuatnya mulai berpikir keras. "Jadi kamu mau aku bertindak sekarang?""Lakukan saja! Kamu akan menerima hukuman karena sudah melawan Raja.""Aku seorang pangeran, tidak ada yang mau menangkap aku, termasuk Raja seperti mu.""Jadi kamu mau apa?""Hanya menangkap orang yang sudah memanfaatkan aku, paham?!""Aku tidak akan biarkan kamu, seluruh penyihir akan menyerang mu, Pangeran!""Haha, siapa mereka mau menandingi aku? Kekuatan ini mampu melumpuhkan seluruh isi penyihir yang ada di sini, kecuali Quesha.""Aku bisa saja memanggilnya ke sini, tapi rasanya aku mampu untuk mengakhiri semua ini."Sang Raja tidak takut pada Sunke, akan tetapi pangeran
"Sudah jelas kamu akan kalah, Quesha!"Sunke berseru seolah dirinya sudah memenangkan semua ini, dia lupa akan sesuatu, kekuatannya sudah melewati jalur penyihir biasa. "Quesha, kamu terlalu lama untuk berandai-andai, kematian kamu akan menjadi awal dari seorang penyihir pembangkang seperti kamu mati di tangan aku.""Cih, ada apa dengan kamu? Mungkin kah kamu itu termasuk orang yang kurang percaya akan dirimu sendiri, pangeran yang terhormat?"Quesha bertanya dan masih memiliki kebenarannya agar menantang sang pangeran. "Jadi kamu masih kuat di saat aku sudah ingin melenyapkan kamu?""Tentu, karena aku tidak bisa berambisi sendiri mengalahkan kamu, mungkin belum cukup untuk kekalahan kamu di waktu yang lalu, sekarang kamu mau merasakannya lagi?"Quesha sedikit mengingat apa yang terjadi, bahkan pangeran sedang tidak ingin berpikir. "Hentikan apa yang kamu ucapkan itu, semua tidaklah penting, kini aku hanya perlu mengalahkan kamu, Quesha.""Lantas apa pantas kamu menangkap Ayahanda?
"Jangan munafik Quesha, kamu bisa setuju atas permintaan aku selama ini, belum terlambat untuk menyetujuinya, kita akan menikah, sekarang."Sunke tidak menyerah, tangannya mengeluarkan kekuatan agar melumpuhkan wanita idamannya itu. Mata Quesha terpejam, memang benar kekuatan di sana hanya keluar dari tangan pangeran saja. "Bagus, anggaplah kamu seperti ratu tidur untuk aku, tidurlah sampai bulan purnama tiba, kita akan menikah di bawah sinarnya, maka seluruh kekuatan bisa berpindah untuk aku."Sunke sangat meyakinkan dirinya sendiri, dia segera membawa Quesha pulang ke kerajaannya yang begitu panas. "Tidurlah sayang, kamu di sini akan menjadi ratu selama yang kamu mau, jangan penuhi amarahmu untuk melarikan diri dari aku, kita tidak mungkin berpisah."Sunke tidak menyangka bisa melihat orang yang dia harapkan sejak dulu ada di depan matanya, sangat dekat dan dia bisa menghirup betapa semerbak harus wangi alami tubuh Quesha. "Lihat dirimu, begitu cantik, aroma mu yang menjadi khas
Cahaya itu membuat Quesha tidak sadarkan diri, dia terbang ke atas tempat tidur disaksikan banyaknya penyihir yang melihatnya. "Gila, bahkan dalam hal ini kekuatan aku pun tidak dapat seperti itu," kata Sunke. Dari awal Sunke sudah mengetahui kalau ini akan terjadi, tetapi tidak masalah untuk dirinya, ritual akan tetap berlangsung, itu masih bagus karena Quesha dalam keadaan tidak sadarkan diri. "Sekarang kalian semua bisa menyaksikan sendiri, apa yang terjadi pada Quesha, lihatlah para penyihir yang ada di sini, dia akan terbang lebih tinggi dan jatuhkan kekuatannya untuk penerusnya, yaitu aku," katanya lantang berbicara di depan mereka. Tangannya digerakkan hanya untuk menunjukkan jika dirinya yang menerbangkan Quesha di sana, tetapi ada yang lain terjadi. Cahaya dari Quesha menyerangnya sampai Sunke mengalami kulit yang terbakar. "PANAS!"Teriakan Sunke terdengar di sana, dan membuat mereka gaduh berbisik tentang apa yang terjadi pada pangeran matahari. "Tidak, jangan hirauka
"Nick, aku harus pergi bersama dengan kamu, tapi kamu tidak boleh meninggalkan aku di tempat aman yang kamu maksud itu."Saat Quesha dan Nick sedang berbicara, ternyata suara air naik ke daratan, ada bencana besar menimpa tempat tinggal mereka. "Pegangan Nick!" Seru Quesha memegang tangan Nick dengan erat. Mereka terbang dan menyaksikan betapa air dengan dahsyatnya menenggelamkan tempat mereka, dan banyak orang yang berteriak-teriak meminta pertolongan, Quesha hanya bisa menjadi penonton bersama Nick. "Sayang, apa tidak ada cara untuk menolong mereka?""Tidak ada, aku tidak akan mampu menolong semuanya, aku hanya mau membantu orang yang paling dipercayai aku saja, yaitu kamu."Nick bersedih karena tidak bisa membantu teman-teman nelayannya, hanya bisa melihat betapa mayat-mayat mereka sudah terapung-apung di atas air laut yang bercampur dengan pasir daratan. "Semua sudah ditakdirkan Nick, aku tidak boleh ikut campur, kamu harus paham tentang ini, kamu juga tidak bisa berbuat apa-a
Nick sudah ada di depan pohon yang ada istrinya di atas, walaupun ketinggian pohon tersebut tidak mungkin ada orang yang menaikinya, tetapi kenyataannya adalah Quesha ada di atas sana. "Aku harus naik ke atas sebelum istriku jatuh, apa dia tersangkut sampai ke atas sana ya? Aku tidak mau kalau dia jatuh."Nick perlahan naik ke pohon yang tinggi itu, tetapi jarak antara Nick dan Quesha sangat jauh. Quesha melihat kalau Nick berusaha menjemput dirinya tanpa memikirkan nyawanya sendiri. "Ada apa dengan pria itu? Kenapa dia rela mengorbankan nyawanya demi aku sampai melakukan hal bodoh yang tidak mungkin di lakukan manusia lain?"Quesha turun dari pohon secara perlahan dengan terbang, dia akan menjemput Nick agar tidak terjadi hal-hal yang mengerikan. "Nick," panggilnya. Nick menoleh, ternyata sumber suara itu dari arah sebelah kiri dan dia melihat kalau istrinya yang memanggilnya. "Sayang, apa itu kamu?""Benar, ini aku."Quesha segera menarik tangan Nick, mereka terbang bersama, Ni
"Kamu di sini juga Pangeran?"Quesha mendekat di mana seseorang yang mirip dengan Sunke itu berdiri melihat dirinya sangat penasaran. "Aku bukan pangeran," jawabnya. "Eh, jangan pura-pura begini pangeran, kamu bisa mengaku identitas kamu sama aku, semestinya kamu tau kalau aku tidak mudah dibodohi."Quesha memastikan sekali lagi dengan kekuatannya yang keluar dari tangan, tidak ada reaksi kekuatan Sunke yang muncul, karena seharusnya bisa memancing kekuatan jika Sunke memang sedang menyamar. "Maaf, di tangan kamu itu terdapat cahaya seperti itu dari mana? Apa kamu seorang pesulap yang memang mengembara? Pakaianmu juga sangat berbeda dari orang biasanya.""Ah, apa yang kamu tanyakan itu sama aku tidak lucu, kamu ini Sunke kan pangeran penyihir yang sangat jahat itu?"Seseorang itu tertawa mendengar dirinya disamakan dengan penyihir jahat yang katanya sangat kejam di dunia manusia. "Hahaha, mana mungkin seperti itu. Aku hanyalah manusia biasa, bukan penyihir Sunke yang kamu maksud i
"Quesha, aku minta maaf sudah membuat kamu pergi, penyesalan ini memang bisa aku rasakan setelah kamu tidak ada."Nick masih duduk dengan kewaspadaan yang luar biasa, bukan tentang binatang buas, tetapi sebaliknya, yang dipikirkan hanyalah Quesha semata. Di atas pepohonan masih mengawasi gerak-gerik Nick yang tidak pernah hilang dari pandangannya. "Dia merasakan penyesalan, kenapa?"Quesha masih tidak mempercayai itu. Karena manusia di matanya sama, apalagi Nick termasuk anak dari pembunuh ibundanya. "Jangan harap aku tertipu oleh kamu manusia, tidak akan sampai aku mendapatkan kebenarannya."Nick menangis sendiri di sana, hujan mengiringi kesedihan pria itu, dia tidak kuat jika harus hidup sendiri tanpa istrinya. "Hujan lagi, dia bisa mati di sana."Quesha merasa iba melihat kondisi Nick yang diterjang hujan lebat, apalagi bisa-bisa terjadi banjir ataupun longsor di sana, atau tertimbun pepohonan yang jatuh. "Nick, dia harus aku selamatkan dulu, tapi bagaimana caranya agar aku t
"Ada apa sayang?" Nick terheran dengan sikap Quesha yang mudah berubah, sekarang sudah mulai berjarak dengannya. "Aku rasa kamu tidak perlu dekat dengan aku mulai sekarang, apa kamu bisa?""Apa ini? Itukah permintaan kamu untuk aku?"Quesha melihat kekecewaan di mata Nick, pria itu memang sudah sangat lama diperlakukan dingin oleh Quesha selama ini. "Benar. Aku meminta semua ini sama kamu, apa kamu bisa mewujudkan apa yang aku mau?"Nick memegang kepalanya dengan kedua tangan, seperti isi kepalanya sudah penuh dengan kekecewaan pada istrinya. "Aku tidak tau," jawab Nick. "Masa tidak tau, tinggal jawab iya atau tidak?"Nick semakin tidak mau menjawab pertanyaan istrinya yang menurutnya membuat hatinya sakit. "Cukup Quesha, ini di luar batas kesabaran aku selama ini," balas Nick. "Maksudnya?"Quesha bertanya balik, sedangkan dia hanya ingin Nick menjauhkan dirinya di saat dirinya memang ingin sendiri. "Dari dulu sikap kamu seperti ini sama aku, salah aku apa? Atau kamu tidak per
Saat Quesha ingin menjawab semua yang ditanyakan Nick, dia terjatuh dari tempat tidur usang di mana dirinya menyadarinya jika sudah berada di dalam rumah Nick kembali. "Aku tidur?"Quesha beranjak menuju rembulan yang ada di luar rumah. Terlihat masih sangat bercahaya sekali seolah-olah memberikan isyarat kepada dirinya yang telah bermimpi panjang. "Ayahanda, bisakah aku kembali ke rembulan?"Quesha tidak melihat cahaya itu merespon dirinya. Tetapi bisa tahu kalau di atas sana sang rembulan mengetahui dirinya ada di bawah. "Ayahanda, kenapa tega dengan aku?"Sang rembulan yang ada di atas melihat anaknya bersedih di bawah rembulan meminta agar bisa naik kembali, penyesalan anaknya tidak membuat hatinya gentar. "Maafkan Ayahanda yang tidak akan merubah takdir ini, kekuasaan di sini begitu menggelapkan hati dan pikiran Ayahanda. Tapi, aku akan menebusnya dalam waktu yang panjang agar kamu bisa bahagia hidup di bumi."Sang rembulan membuat mimpi panjang Quesha menjadi sangat buruk ke
"Ya, ini adalah keputusan yang tepat untuk kita bisa memulai semua dari awal," jawab Nick. Quesha sangat beruntung memiliki suami seperti Nick yang tidak pernah berhenti memperjuangkan dirinya dan selalu bisa sabar. "Nick, terima kasih," tuturnya dengan mata yang berkaca-kaca. Nick menggenggam tangan istrinya, dia percaya sekarang Quesha sudah mencintai dirinya sedalam yang dia rasakan. "Nick, apa kamu bahagia hidup bersama denganku?""Sama-sama sayang, tentu aku sangat bahagia bisa bersama dengan wanita tercantik seperti kamu, kita akan selalu bisa melewati berbagai rintangan."Nick segera memeluk istrinya itu dengan erat, dan membayangkan jika dirinya dulu tidak bersabar mencintai Quesha, mungkin dia tidak akan pernah mendapatkan istrinya ini. Quesha bisa bersama dengan Nick atas bantuan sang rembulan juga walaupun semua itu salah, tetapi bisa membuatnya jauh lebih damai. Sampai pagi mereka berdua terjaga tidak ada tidur, keduanya ingin menikmati kebahagiaan yang sesungguhnya
"Iya, aku rasa bisa bersama denganmu adalah keindahan yang tidak akan pernah aku lupakan, tapi kamu tau tidak, beberapa hari lalu aku bertemu seorang wanita yang mirip denganmu walaupun tubuhnya sangat gelap, dia cantik seperti mu sayang," kata Nick menceritakan kejadian kemarin. Quesha berhenti sejenak, padahal dia ingin melupakan kejadian dirinya menjadi sangat buruk rupa, dan sekarang dia kembali cantik lagi. "Nick, apa kamu jatuh hati padanya?""Hampir, itu juga karena dia mirip denganmu, aku merasakan sesuatu yang beda ketika dekat dengannya persis seperti dekat denganmu, mungkin aku hanya kesepian waktu itu."Quesha kembali termenung akibat jawaban dari Nick. Dengan wujudnya yang jelek sekalipun Nick tetap jatuh cinta kepadanya. "Benarkah? Apa yang dia lakukan?""Dia awalnya meminta makanan, buah, tetapi hari itu dia membunuh para pegawai," jawab Nick jujur pada Quesha."Dia orang jahat?"Nick tidak bisa memastikan jika penyihir itu jahat, dalam relung hatinya mengatakan tida
Masih ada di atas kerajaan matahari, Quesha kembali merenung sendiri sejak kejadian kemarin, sedangkan Nick harus mempertanggungjawabkan kematian orang-orang itu dengan membayarkan denda yang cukup besar pada keluarga masing-masing karena mereka mati di saat sedang bekerja. "Aku ingin melihat Nick, apa dia di sana baik-baik saja?"Quesha pergi melihat Nick dalam air ajaib yang ternyata sekarang Nick sendiri tidak bisa dilihat dari air ajaibnya. "Ada apa ini? Apa terjadi sesuatu dengannya sehingga air ini tidak bisa melihatnya? Aku harus mencari tau sendiri, tapi kalau aku turun menemuinya, maka aku memutuskan meninggalkan kerajaan ini, dan bersiap untuk wujud ku yang hitam."Nick di bumi merasakan sedih bukan karena harus menanggung semuanya dengan segala biaya yang dia bisa berikan, tetapi dia merasa kehilangan Quesha kembali. "Sayang, kamu ke mana? Aku merindukan kamu di sini dalam kenangan kita yang tidak pernah hilang, aku tidak bisa melupakan kamu walaupun itu hanya satu detik