Januar tertegun sejenak, lalu menatapku sambil tersenyum sinis. "Hazel, jangan menyesal. Kalau kamu mengakui kesalahanmu dan minta maaf kepada Liora sekarang, aku mungkin akan memaafkanmu."Banyak orang di sekitar yang melirik kami dengan penasaran, termasuk kolega dan teman kami.Namun, Januar dan Liora mempermalukanku di depan umum seperti ini.Aku tidak boleh diam saja.Liora juga berkata dengan hati-hati, "Maaf, Kakak Ipar. Aku nggak sangka kamu nggak setuju dengan masalah ini. Maafkan aku. Jangan bercerai dengan Kak Januar, ya?"Januar menarik Liora kembali. "Sudah kubilang, jangan minta maaf pada wanita ini. Kamu nggak salah. Yang salah itu Hazel. Dia nggak seharusnya perhitungan dengan pasien sepertimu."Januar menatapku. "Nggak punya etika. Bagaimana orang tuamu mendidikmu?"Dia bukan hanya menceramahiku, tetapi sekarang dia malah membicarakan orang tuaku.Tentu saja aku tidak tinggal diam. Aku langsung maju ke depan dan mendaratkan sebuah tamparan di wajah Januar."Aku peringa
Aku hanya berpura-pura tidak melihatnya. Setelah mengambil barang-barangku, aku pun berbalik dan pergi.Sebelum pergi, aku menatap Januar. "Besok kita pergi ke kantor sipil untuk mendaftar. Setelah masa tenang cerai berlalu, kita ajukan perceraian."Januar menatapku dengan nanar, tetapi tidak mengatakan apa pun.Keesokan paginya, aku membuat janji untuk perawatan diri dan menyewa penata rias untuk mendandani wajahku.Aku juga meminta dua model pria dari toko teman untuk menemaniku.Sesampainya di kantor sipil, Januar juga telah datang. Dia bahkan mengajak Liora bersamanya.Aku mengira dia tidak berani datang.Saat melihatku, Liora lebih dulu membuka mulut. "Kakak Ipar, aku kira kamu akan sedih setelah bercerai dengan Kak Januar. Tak disangka, kamu akan secepat ini ...."Sorot mata Januar yang mulanya ragu-ragu berubah menjadi tegas saat melihat pria di belakangku. "Hazel, aku nggak sangka kamu ternyata orang seperti ini. Nggak peduli cara apa pun yang kamu gunakan kali ini, aku nggak a
Setelah dia selesai berbicara, aku baru menyadari bahwa unggahan instagram tadi malam benar-benar berguna.Aku menepis tangannya. Leherku sakit karena dicekik olehnya. "Apa hubungannya denganmu? Bukankah kita akan bercerai sekarang?"Januar mengertakkan gigi. "Bukankah kita masih belum bercerai? Kamu tahu kan aku paling benci wanita selingkuh?""Hazel, kapan kamu dan pria itu bertemu? Apa kamu selingkuh dalam pernikahan kita?"Melihat ekspresi marah Januar, aku malah ingin tertawa.Januar tidak bisa menoleransi masalah perselingkuhan, tetapi dia sendiri malah mengadakan upacara pernikahan dengan wanita lain.Bukankah ini standar ganda yang tidak masuk akal?"Januar, kamu pahami baik-baik. Meski aku selingkuh, aku juga hanya mengembalikan hal yang kamu lakukan padaku.""Kenapa kamu bisa melangsungkan pernikahan dengan wanita lain, tapi aku nggak boleh membuat pengumuman resmi pacaran dengan pria lain?""Nggak sama."Januar memelototiku. "Jadi, kamu mengaku selingkuh?"Januar bersikap ti
Aku tidak berdebat lagi, berbalik, dan langsung pergi.Bagaimanapun, orang-orang ini tampaknya sudah disuap oleh Januar. Sekalipun aku membuat keributan, juga tidak ada gunanya sama sekali.Setelah keluar dari perusahaan, aku pernah menelepon Januar."Masalah yang terjadi di perusahaanku itu ulahmu, 'kan?"Ada sedikit rasa bangga dalam nada bicara Januar. "Kenapa? Kamu dipecat?""Memangnya kenapa kalau itu ulahku? Aku beri tahu, jangan harap kamu bisa mendapatkan pekerjaan lagi di kota ini!"Aku malas berdebat dengan Januar dan langsung menutup telepon.Setelah itu, aku pergi ke perusahaan pesaing Januar. Kemudian, mencari resepsionis dan meminta untuk bertemu dengan CEO mereka.Resepsionis menatapku dengan jijik. "Kamu siapa? Kamu harus buat janji untuk bertemu Pak Owen. Apa kamu sudah buat janji sebelumnya?"Dia memandangku dari atas ke bawah dengan tatapan jijik.Aku paham dengan tatapannya. Setelah Januar dan aku bercerai, aku tidak mengambil pakaian terkenal yang dia berikan kepad
Kantor Owen berada di lantai paling atas. Apalagi, seluruhnya lantai atas ini miliknya.Begitu keluar dari lift, aku mengamati lingkungan gedung perkantoran ini.Tampak gelap di mana-mana, hanya dindingnya yang putih.Kedua warna bertabrakan dan menciptakan kontras tertinggi.Aku masuk ke dalam sebuah ruangan dan mendapati seorang pria duduk di kursi bos."Pak Owen, halo. Aku Hazel."Dia menatapku dengan ekspresi datar. "Aku pernah dengar sebelumnya, tapi mengapa kamu datang menemuiku hari ini?"Aku tersenyum. "Pak Owen, Anda orang yang cerdas. Anda pasti tahu kejadian yang menimpa saya beberapa waktu yang lalu. Apa saya punya alasan lain datang ke sini? Tentu saja, untuk balas dendam pada Januar.""Anda mempersilakan saya naik ke atas juga karena Anda menantikan hal ini, 'kan?”Owen mengangkat bibirnya dan tersenyum. "Nggak juga. Aku hanya penasaran wanita seperti apa yang bisa menoleransi sikap Owen yang nggak masuk akal itu. Sekarang aku sudah melihatnya. Kamu sudah boleh pergi."Ow
Aku hanya bisa menahan serangan tanpa alasan jelas itu dalam diam. Tak disangka, mereka malah akan berbalik membicarakanku.Yang lainnya ikut menimpali. "Oh ya, Liora, bagaimana kalau kamu bilang di luar negeri sana sudah ditemukan obat baru yang bisa mengobati penyakitmu? Terus, kamu pergi ke luar negeri selama sebulan. Setelah itu, kamu kembali dan beri tahu Januar bahwa penyakitnya sudah sembuh.""Lagi pula, satu-satunya wanita yang ada di sampingnya saat ini hanya kamu saja."Mata Liora berbinar. "Ide yang bagus. Aku akan berangkat dalam beberapa hari. Jangan ditunda lagi."Sosok beberapa orang itu berangsur-angsur menghilang. Aku berjalan keluar dari tempat persembunyian dan tersenyum sinis. "Bodoh sekali. Apa kalian kira Januar mudah ditipu?"Namun setelah dipikir-pikir lagi, Januar juga pernah ditipu oleh Liora sebelumnya. Jadi, juga bukannya tidak mungkin terjadi.Kedua orang ini punya sifat yang serupa dan sangat cocok satu sama lain.Lantaran Liora bertemu denganku hari ini,
Liora tertegun. Dia tiba-tiba panik."Kak Januar, itu semua nggak benar. Ada orang yang menjebakku."Sembari berbicara, dia menoleh dan menatap teman-temannya. "Dasar jalang! Siapa yang merekam suara dan mengirimkannya pada Kak Januar? Jelas-jelas, itu nggak benar!"Selesai memarahi mereka, Liora berbalik dan memandang Januar sambil memasang tampang menyedihkan. "Kak Januar, percayalah padaku, itu semua nggak benar. Aku nggak membohongimu. Aku benar-benar sakit."Januar menatap Liora dengan dingin. "Kamu bilang kamu dijebak?"Liora mengangguk berulang kali. Bahkan, ada air mata yang keluar dari matanya.Januar mengulurkan tangan dan menyeka air matanya.Liora mengira Januar memercayainya. Dia langsung memperlihatkan senyuman. "Kak Januar, kamu memang paling baik kepadaku."Namun, siapa sangka perkataan Januar berikutnya langsung mengantarnya ke jurang maut."Aku akan bawa kamu ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan ulang. Biar kita lihat bagaimana kondisi tubuhmu, ok?"Suara Januar
Setelah itu, aku langsung menutup telepon.Owen menatapku dengan heran. "Aku kira kamu nggak bisa emosi."Setelah memarahinya, aku baru merasa lega. "Dulu aku jarang emosi, tapi karena memendam terlalu banyak selama ini, aku nggak bisa menahan diri lagi."Setelah Owen dan aku mulai makan, Januar sepertinya baru menyadari segalanya. Dia terus membombardir ponselku dengan panggilan telepon.Menyebalkan sekali.Aku ingin mematikan telepon, tetapi Owen mengulurkan tangannya dan memberi isyarat agar aku memberikan ponsel kepadanya.Aku menyerahkannya dengan patuh. Owen mengangkat telepon dan berkata dengan nada datar, "Apa kamu nggak dengar Hazel menyuruhmu enyah?"Saingan Januar memang paling tahu cara membuatnya emosi.Kalau aku adalah Januar, mungkin aku tidak akan bisa tidur malam ini karena terlalu emosi.Usai makan malam dengan Owen, dia mengantarku pulang ke rumah.Tak disangka, begitu sampai di depan rumah sahabatku, aku melihat Januar berdiri di sana.Tangannya memegang sebatang ro
Setelah itu, aku langsung menutup telepon.Owen menatapku dengan heran. "Aku kira kamu nggak bisa emosi."Setelah memarahinya, aku baru merasa lega. "Dulu aku jarang emosi, tapi karena memendam terlalu banyak selama ini, aku nggak bisa menahan diri lagi."Setelah Owen dan aku mulai makan, Januar sepertinya baru menyadari segalanya. Dia terus membombardir ponselku dengan panggilan telepon.Menyebalkan sekali.Aku ingin mematikan telepon, tetapi Owen mengulurkan tangannya dan memberi isyarat agar aku memberikan ponsel kepadanya.Aku menyerahkannya dengan patuh. Owen mengangkat telepon dan berkata dengan nada datar, "Apa kamu nggak dengar Hazel menyuruhmu enyah?"Saingan Januar memang paling tahu cara membuatnya emosi.Kalau aku adalah Januar, mungkin aku tidak akan bisa tidur malam ini karena terlalu emosi.Usai makan malam dengan Owen, dia mengantarku pulang ke rumah.Tak disangka, begitu sampai di depan rumah sahabatku, aku melihat Januar berdiri di sana.Tangannya memegang sebatang ro
Liora tertegun. Dia tiba-tiba panik."Kak Januar, itu semua nggak benar. Ada orang yang menjebakku."Sembari berbicara, dia menoleh dan menatap teman-temannya. "Dasar jalang! Siapa yang merekam suara dan mengirimkannya pada Kak Januar? Jelas-jelas, itu nggak benar!"Selesai memarahi mereka, Liora berbalik dan memandang Januar sambil memasang tampang menyedihkan. "Kak Januar, percayalah padaku, itu semua nggak benar. Aku nggak membohongimu. Aku benar-benar sakit."Januar menatap Liora dengan dingin. "Kamu bilang kamu dijebak?"Liora mengangguk berulang kali. Bahkan, ada air mata yang keluar dari matanya.Januar mengulurkan tangan dan menyeka air matanya.Liora mengira Januar memercayainya. Dia langsung memperlihatkan senyuman. "Kak Januar, kamu memang paling baik kepadaku."Namun, siapa sangka perkataan Januar berikutnya langsung mengantarnya ke jurang maut."Aku akan bawa kamu ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan ulang. Biar kita lihat bagaimana kondisi tubuhmu, ok?"Suara Januar
Aku hanya bisa menahan serangan tanpa alasan jelas itu dalam diam. Tak disangka, mereka malah akan berbalik membicarakanku.Yang lainnya ikut menimpali. "Oh ya, Liora, bagaimana kalau kamu bilang di luar negeri sana sudah ditemukan obat baru yang bisa mengobati penyakitmu? Terus, kamu pergi ke luar negeri selama sebulan. Setelah itu, kamu kembali dan beri tahu Januar bahwa penyakitnya sudah sembuh.""Lagi pula, satu-satunya wanita yang ada di sampingnya saat ini hanya kamu saja."Mata Liora berbinar. "Ide yang bagus. Aku akan berangkat dalam beberapa hari. Jangan ditunda lagi."Sosok beberapa orang itu berangsur-angsur menghilang. Aku berjalan keluar dari tempat persembunyian dan tersenyum sinis. "Bodoh sekali. Apa kalian kira Januar mudah ditipu?"Namun setelah dipikir-pikir lagi, Januar juga pernah ditipu oleh Liora sebelumnya. Jadi, juga bukannya tidak mungkin terjadi.Kedua orang ini punya sifat yang serupa dan sangat cocok satu sama lain.Lantaran Liora bertemu denganku hari ini,
Kantor Owen berada di lantai paling atas. Apalagi, seluruhnya lantai atas ini miliknya.Begitu keluar dari lift, aku mengamati lingkungan gedung perkantoran ini.Tampak gelap di mana-mana, hanya dindingnya yang putih.Kedua warna bertabrakan dan menciptakan kontras tertinggi.Aku masuk ke dalam sebuah ruangan dan mendapati seorang pria duduk di kursi bos."Pak Owen, halo. Aku Hazel."Dia menatapku dengan ekspresi datar. "Aku pernah dengar sebelumnya, tapi mengapa kamu datang menemuiku hari ini?"Aku tersenyum. "Pak Owen, Anda orang yang cerdas. Anda pasti tahu kejadian yang menimpa saya beberapa waktu yang lalu. Apa saya punya alasan lain datang ke sini? Tentu saja, untuk balas dendam pada Januar.""Anda mempersilakan saya naik ke atas juga karena Anda menantikan hal ini, 'kan?”Owen mengangkat bibirnya dan tersenyum. "Nggak juga. Aku hanya penasaran wanita seperti apa yang bisa menoleransi sikap Owen yang nggak masuk akal itu. Sekarang aku sudah melihatnya. Kamu sudah boleh pergi."Ow
Aku tidak berdebat lagi, berbalik, dan langsung pergi.Bagaimanapun, orang-orang ini tampaknya sudah disuap oleh Januar. Sekalipun aku membuat keributan, juga tidak ada gunanya sama sekali.Setelah keluar dari perusahaan, aku pernah menelepon Januar."Masalah yang terjadi di perusahaanku itu ulahmu, 'kan?"Ada sedikit rasa bangga dalam nada bicara Januar. "Kenapa? Kamu dipecat?""Memangnya kenapa kalau itu ulahku? Aku beri tahu, jangan harap kamu bisa mendapatkan pekerjaan lagi di kota ini!"Aku malas berdebat dengan Januar dan langsung menutup telepon.Setelah itu, aku pergi ke perusahaan pesaing Januar. Kemudian, mencari resepsionis dan meminta untuk bertemu dengan CEO mereka.Resepsionis menatapku dengan jijik. "Kamu siapa? Kamu harus buat janji untuk bertemu Pak Owen. Apa kamu sudah buat janji sebelumnya?"Dia memandangku dari atas ke bawah dengan tatapan jijik.Aku paham dengan tatapannya. Setelah Januar dan aku bercerai, aku tidak mengambil pakaian terkenal yang dia berikan kepad
Setelah dia selesai berbicara, aku baru menyadari bahwa unggahan instagram tadi malam benar-benar berguna.Aku menepis tangannya. Leherku sakit karena dicekik olehnya. "Apa hubungannya denganmu? Bukankah kita akan bercerai sekarang?"Januar mengertakkan gigi. "Bukankah kita masih belum bercerai? Kamu tahu kan aku paling benci wanita selingkuh?""Hazel, kapan kamu dan pria itu bertemu? Apa kamu selingkuh dalam pernikahan kita?"Melihat ekspresi marah Januar, aku malah ingin tertawa.Januar tidak bisa menoleransi masalah perselingkuhan, tetapi dia sendiri malah mengadakan upacara pernikahan dengan wanita lain.Bukankah ini standar ganda yang tidak masuk akal?"Januar, kamu pahami baik-baik. Meski aku selingkuh, aku juga hanya mengembalikan hal yang kamu lakukan padaku.""Kenapa kamu bisa melangsungkan pernikahan dengan wanita lain, tapi aku nggak boleh membuat pengumuman resmi pacaran dengan pria lain?""Nggak sama."Januar memelototiku. "Jadi, kamu mengaku selingkuh?"Januar bersikap ti
Aku hanya berpura-pura tidak melihatnya. Setelah mengambil barang-barangku, aku pun berbalik dan pergi.Sebelum pergi, aku menatap Januar. "Besok kita pergi ke kantor sipil untuk mendaftar. Setelah masa tenang cerai berlalu, kita ajukan perceraian."Januar menatapku dengan nanar, tetapi tidak mengatakan apa pun.Keesokan paginya, aku membuat janji untuk perawatan diri dan menyewa penata rias untuk mendandani wajahku.Aku juga meminta dua model pria dari toko teman untuk menemaniku.Sesampainya di kantor sipil, Januar juga telah datang. Dia bahkan mengajak Liora bersamanya.Aku mengira dia tidak berani datang.Saat melihatku, Liora lebih dulu membuka mulut. "Kakak Ipar, aku kira kamu akan sedih setelah bercerai dengan Kak Januar. Tak disangka, kamu akan secepat ini ...."Sorot mata Januar yang mulanya ragu-ragu berubah menjadi tegas saat melihat pria di belakangku. "Hazel, aku nggak sangka kamu ternyata orang seperti ini. Nggak peduli cara apa pun yang kamu gunakan kali ini, aku nggak a
Januar tertegun sejenak, lalu menatapku sambil tersenyum sinis. "Hazel, jangan menyesal. Kalau kamu mengakui kesalahanmu dan minta maaf kepada Liora sekarang, aku mungkin akan memaafkanmu."Banyak orang di sekitar yang melirik kami dengan penasaran, termasuk kolega dan teman kami.Namun, Januar dan Liora mempermalukanku di depan umum seperti ini.Aku tidak boleh diam saja.Liora juga berkata dengan hati-hati, "Maaf, Kakak Ipar. Aku nggak sangka kamu nggak setuju dengan masalah ini. Maafkan aku. Jangan bercerai dengan Kak Januar, ya?"Januar menarik Liora kembali. "Sudah kubilang, jangan minta maaf pada wanita ini. Kamu nggak salah. Yang salah itu Hazel. Dia nggak seharusnya perhitungan dengan pasien sepertimu."Januar menatapku. "Nggak punya etika. Bagaimana orang tuamu mendidikmu?"Dia bukan hanya menceramahiku, tetapi sekarang dia malah membicarakan orang tuaku.Tentu saja aku tidak tinggal diam. Aku langsung maju ke depan dan mendaratkan sebuah tamparan di wajah Januar."Aku peringa
Saat suamiku menelepon untuk memberitahuku bahwa dia akan mengadakan pernikahan dengan cinta pertamanya, dia sudah berada di tempat acara pernikahan.Aku naik taksi ke sana. Namun, acara pernikahan sudah sampai di penghujung.Suamiku, Januar, dan cinta pertamanya, Liora, tengah berciuman dan berpelukan di atas panggung.Layaknya pasangan sungguhan.Saat melihatku, Januar mengerutkan kening. "Hazel, apa yang kamu lakukan di sini? Tahukah kamu kedatanganmu sudah membuat Liora malu? Apa dia masih punya muka untuk bertemu orang lain ke depannya?"Konyol sekali. Suamiku melangsungkan pernikahan dengan wanita lain.Namun, yang dia khawatirkan justru martabatnya Liora."Kalau kamu ingin menikah dengan Liora, kamu bisa minta cerai denganku. Mengapa kamu melakukan semua ini?"Jika bukan karena ada teman yang merekam lokasi pernikahan, mungkin aku masih belum tahu hal ini.Siapa sangka, Januar malah tidak sabar dan langsung berteriak kepadaku, "Hazel, kamu punya hati nurani nggak, sih? Liora sak