Share

Siapa Sebenarnya Suamiku
Siapa Sebenarnya Suamiku
Author: Yuliswar

BAB 01

Author: Yuliswar
last update Last Updated: 2023-02-01 09:09:44

Siapa Sebenarnya Suamiku

BAB 01

Kaya siapa sich manusia didunia ini yang tidak ingin hidup kaya? Namun tidak semua orang kaya itu bahagia.

contoh kecil dengan Ku. Sebut saja aku Nadia. Aku adalah istri dari seorang suami bernama Herman Kusumo. Seorang pengusaha sukses dan kaya raya.

Memiliki suami yang ekonomi sangat fantastic tak membuatku bisa menikmati hidup bahagia.

setiap hari waktu suamiku harus tersita oleh pekerjaan dan sangat jarang bisa meluangkan waktu untukku.

setiap hari waktuku habis hanya dirumah. Setiap ingin keluar rumah untuk sekedar jalan-jalan selalu dilarang, dengan dalih terlalu berbahaya jika aku keluar sendiri tanpa mas Herman.

Bayangkan setiap hari selalu dimonitor. CCTV ada dimana-mana. Setiap apa yang aku lakukan selalu diintai.

Pernah aku melayangkan protes terhadap mas Herman, namun ujung-ujung nya jadi sebuah pertengkaran.

Mendengar cerita Dina jadi membuat Ku teringat akan mas Herman.

Seketika aku tidak fokus dalam menyetir, lalu aku meminta Dina untuk menggantikanku.

Dua puluh menit kemudian kami pun sampai mall. Aku turun duluan karena Dina mau memarkirkan mobil terlebih dahulu.

Kami pun masuk kedalam mall dan mulai berbelanja. Ku edarkan pandangan karena aku merasa jika ada yang sedang memperhatikan kami. Namun setelah aku cari-cari tak menemukan siapa pun. Ah! Mungkin hanya pikiranku saja "bathinku"

Setelah terasa kakiku capek. Aku ajak Dina untuk istirahat disebuah cafe di lantai tiga. Kami memesan makanan dan minuman karena memang sudah waktunya perut untuk diisi.

Ketika sedang menikmati makananku, gawaiku berbunyi menandakan ada sebuah panggilan.

Aku jadi salah tingkah dan sedikit takut setelah melihat siapa yang menghubungi Ku.

Tapi jika tidak ku angkat maka akan menjadi masalah besar nantinya.

" Hallo mas."jawab ku

"Dek! Mas kan sudah bilang jangan pergi tanpa ijin dari mas."jawabnya sedikit kesal.

"Maaf Mas." Jawabku lirih.

"Sekarang kamu pulang dan tunggu ditempat. Jangan kemana-mana. Mas akan suruh Bobi jemput kamu."ucap mas Herman dengan sedikit menekan suaranya.

Lalu sambungan tlp terputus.

Tidak perlu menunggu lama Bobi sudah datang. Aku menyuruh Dina untuk membawa mobilku dan nanti biar anak buah mas Herman yang mengambil kerumah Dina.

Bobi adalah bodyguard sekaligus orang kepercayaan mas Herman.

"Mari Bu." Ajaknya dengan sopan. Lalu dia membawa semua paper bag belanjaan ku.

Bobi membukakan pintu untuk ku. Jujur aku merasa tidak nyaman diperlukan seperti ini, apa lagi ditempat umum banyak mata yang melihat kearah kami.

Didalam mobil Bobi hanya diam tanpa bicara sepatah kata pun.

" Bob. Nanti didepan berhenti sebentar. Saya mau beli buah." Kataku padanya sambil menunjuk kios buah.

Mobil berhenti pas didepan kios buah, ketika aku hendak turun.

"Maaf Bu... Biar saya yang membelikan buahnya. Ibu mau buah apa?"tanyanya dengan sopan.

Aku hempaskan nafas dengan kasar. Jujur aku sangat jengkel.

"Beli aja setiap macam buah yang menurut mu selera saya." Jawabku dengan nada kesal. Sepertinya Bobi tahu jika aku sedang kesal.

"Maafkan saya, Bu. Saya bertanggung jawab atas keselamatan Ibu." Ucapnya dan berlalu berjalan kearah kios.

Setelah menunggu sedikit lama, Bobi datang dan membuka bagasi belakang. Aku terkejut ketika ada tiga orang pelayan kios mengangkat beberapa kardus dan langsung memasukkan kedalam bagasi.

Setelah semua selesai. Bobi langsung naik kembali kedalam mobil.

"Kamu beli buah banyak sekali?"tanya ku.

"Saya tidak tahu Ibu suka buah apa? Jadi saya beli beberapa macam buah." Jawabnya sopan.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang.

"Bob, bapak dimana?" Tanyaku. Bobi tidak langsung menjawabku. Dia seperti sedang berpikir untuk memberi jawaban.

" Kenapa sich Bob! Susah sekali menjawab pertanyaan saya."jawabku sedikit ku tekan.

"Bukan seperti itu Bu. Tapi, Bapak menyuruh saya untuk merahasiakan keberadaannya." Jawabannya dengan ragu.

"Sebenarnya ada apa sich dengan bapak? sampai harus dirahasiakan dari saya?"tanyaku lagi membuatku semakin penasaran.

"Ti-tidak ada apa-apa Bu." Jawab Bobi terbata. Jadi semakin membuatku yakin jika ada hal tidak beres.

Tanpa terasa kami pun sampai, setelah barang belanjaan diturunkan dari mobil. Bobi memanggil bodyguard yang bertanggung jawab menjagaku.

Entah apa yang mereka bicarakan, karena aku sudah capek, lalu aku langsung masuk kedalam rumah dan membersihkan diri lalu beristirahat.

Dua jam beristirahat tenggorokan terasa kering, lalu aku kedapur untuk mengambil minum.

Aku adalah perempuan mandiri, jadi sangat risih jika semua kebutuhanku harus selalu dilayani.

Kadang mas Herman memarahiku jika melihatku masuk kedapur untuk sekedar minum.

Tiba-tiba aku teringat Mas Herman. Aku bingung mas Herman tahu darimana kalau aku sedang jalan ke mall?

Sedangkan aku bilang kepada bodyguardku jika aku hanya main di kompleks sebelah.

Ah! Sudahlah dari pada aku pusing nanti ku tanyakan langsung padanya jika dia pulang.

πŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘Œ

Hari ini hari dimana mas Herman pulang dari dinas luarnya.

Aku sudah mempercantik diri untuk menyambutnya. Rasa rindu yang menggebu membuatku lupa akan kecurigaanku.

Tiga puluh menit menunggu akhirnya mobil mas Herman datang.

Bobi turun dari mobil lalu berlari kecil menuju pintu dimana mas Herman duduk, lalu Bobi membukakan pintu untuk mas Herman.

Ketika Bobi masuk kedalam mobil. Aku sedikit heran karena biasanya ketika pintu terbuka mas Herman langsung keluar. Namun mengapa kali ini harus Bobi masuk kemobil lagi?

Dengan rasa penasaran. Ku beranikan diri untuk mendekat kearah mobil dan ketika aku tepat berada di samping mobil mataku dikejutkan dengan melihat mas Herman.

" Mas!!!"teriakku histeris. Bobi langsung turun dari mobil sambil memapah mas Herman.

"Jangan panik Dek. Mas gak apa-apa."jawabnya dengan lembut.

"Gak apa-apa bagaimana?"kataku meninggikan suaraku.

"Sudah ayo masuk, mas mau istirahat."ajaknya sambil berjalan dibantu Bobi.

Hatiku semakin yakin jika ada banyak hal yang mas Herman sembunyikan dari ku.

Tiga tahun menikah, aku belum tahu sifat asli mas Herman. Karena waktu mas Herman habis diluar rumah, entah itu pergi kekantor, keluar kota atau bahkan kadang sering keluar malam dengan alasan meeting dengan klien.

Hari libur pun mas Herman selalu pergi entah kemana. Dia selalu marah jika aku banyak bertanya dengannya. Bagi mas Herman selama, Dia masih bertanggung jawab dan mencukupi kebutuhanku, aku harus nurut dengannya dan tidak banyak menuntut.

Pernah aku berpikir jika mas Herman memiliki perempuan lain diluar sana, namun semua itu segera aku tepis. Karena aku yakin cinta mas Herman hanya untuk ku.

Ketika itu mas Herman pamit bekerja keluar kota selama seminggu dan mengatakan jika tempat yang dia tuju adalah sebuah perkampungan yang susah sinyal. Jadi mas Herman mengatakan jika selama disana gawainya akan dimatikan. Dan jika ada sinyal baru mas Herman yang akan menghubungiku.

Dua hari setelah kepergian mas Herman, hatiku mulai tak tenang. Entah mengapa ada perasaan perih didada. Aku mencoba menghubungi sekertaris mas Herman yang bernama Dewi.

"Hallo Dewi..." sapa Ku dalam panggilan telephone

"I-iya hallo bu Nadia..." jawab Dewi dengan sopan.

"Saya boleh bertanya?" ucapku sedikit ragu

"Si-silahkan Bu, apa yang ingin ibu Nadia tanyakan?" jawabnya

"Dimana kota pak Herman datangi sekarang.?" tanyaku dengan ragu

"OH... Maaf Bu, saya tida tahu pak Herman dikota mana saat ini." jawaban Dewi membuatku mengernyitkan dahi, bagaimana bisa seorang sekertaris tidak tahu dimana bosnya berada? bukankah tugasnya untuk mengatur dan mengingat kan bosnya jadwal pekerjaannya.

"Lho! Kamu kan sekertaris pak Herman. Bagaimana bisa tidak tahu pak Herman dimana sekarang?" tanya ku sedikit menyelidik.

"I-iya Bu. Memang biasanya Pak Herman selalu memberitahu saya. Namun kali ini pak Herman tidak mengatakan kemana beliau pergi." jawab Dewi sedikit takut

Karena kesal aku langsung mematikan sambungan telephone secara sepihak.

Aku yakin jika Dewi pasti merahasiakan sesuatu dariku. Tidak mungkin Dewi tidak tahu atasannya pergi kemana jika memang kepergian itu urusan pekerjaan.

Karena merasa jenuh dirumah. Akhirnya ku putuskan untuk jalan-jalan kesebuah Mall. Sebenarnya Mas Herman akan sangat marah jika tahu aku pergi sendirian tanpa membawa bodyguard dan tidak meminta ijin darinya, entah apa yang membuat mas Herman seperti itu.

Aku menghubungi sahabatku, Dina untuk menemaniku jalan-jalan.

Aku mengenalnya ketika tanpa sengaja kami bertemu di sebuah Mall. Dan semenjak itulah aku dekat dengannya dan sangat kebetulan ternyata suaminya adalah rekan kerja Mas Herman.

"Hallo... Dina temenin aku yok. Kita jalan ke mall suntuk dirumah." ajakku

"Eeeith... Ada angin apa nich? Emang boleh kamu jalan sama suamimu yang........" ucapan Dina menggantung.

"Mas Herman lagi keluar kota, sudah ah! Siap-siap tiga puluh menit ku jemput." ucap ku lalu mematikan telepon

Setelah berdadan rapi dan siap untuk berangkat. Tiba-tiba dua bodyguard sudah siap didepan pintu mobil dan membuka kan untukku. Setelah aku masuk kedalam mobil mereka juga langsung ikut naik.

"Kalian tidak usah ikut. Saya cuma main kerumah teman di perumahan sebelah." kataku berbohong

"Tapi Bu... " jawab mereka bareng

"Sudah tidak ada a tapi-tapian!" jawab tegas. Lalu mereka turun dari mobil dengan wajah ragu.

Tak membuang waktu. Aku lalu bergegas memasuki mobil dan menyetirnya sendiri, ada rasa puas dihati bisa keluar rumah tanpa harus diawasi.

Tepat tiga puluh menit. Aku sudah berada digerbang rumah Dina. Ku bunyikan klakson agar Dina tahu jika aku sudah di luar dan tak butuh menunggu waktu Lama Dina pun keluar dan langsung naik kemobil.

Tanpa membuang waktu langsung ku tancap gas dan meluncur menuju Mall. Dalam perjalanan Dina bercerita tentang sebuah kasus seorang pengusaha yang keluarganya dihabisi oleh orang suruhan rekan bisnisnya, entah mengapa setelah mendengar cerita Dina. tiba-tiba aku teringat tentang mas Herman.

Related chapters

  • Siapa Sebenarnya SuamikuΒ Β Β BAB 02

    Siapa Sebenarnya Suamiku BAB 02Istri mana yang tidak sedih melihat kondisi suaminya yang tangan dan kaki terbalut perban.Bobi mengantar Mas Herman kekamar untuk beristirahat. Setelah itu dia pamit untuk kembali kekantor. Aku mendekat kearah suamiku. Ku beranikan diri untuk bertanya. "Mas! Sebenarnya apa yang terjadi kepada Mas? mengapa sampai seperti ini Mas? "tanyaku dengan raut wajah sedih. "Mas baik-baik saja Dek."jawabnya lembut namun singkat. "Tapi... Mengapa Mas bisa terluka seperti ini?"tanyaku lagi karena tidak puas dengan jawaban Mas Herman. "Namanya bisnis iya seperti ini Dek. Sudah jangan sedih, hapus air mata mu. "ucapnya lembut dan tegas. "Sebenarnya apa yang Mas rahasiakan dariku?"tanyaku lagi"Dek! Kamu harus kuat menghadapi situasi apapun. Hidup itu keras penuh perjuangan. Jika kamu lemah akan ditindas."jawabnya dengan sedikit ditekan."Tapi Mas! Aku takut jika terjadi sesuatu kepada mu. Kita ini hanya berdua, Mas tidak memiliki sanak sodara lagi. Jika terjadi

    Last Updated : 2023-02-01
  • Siapa Sebenarnya SuamikuΒ Β Β BAB 03

    Siapa Sebenarnya SuamikuBAB 03Malam hari Mas Herman baru pulang diantar Bobi. "Dek. Gimana cocok sama bodyguard perempuan it? "tanya Mas Herman sambil mengecup keningku. "Iya Mas..."jawabku singkat tapi lembut. "Mas kekamar dulu iya mau mandi. "ucapnya sambil berlalu kearah kamar. Lalu aku menuju dapur membantu Mbok Sannah menyiapkan makan malam untuk kami. "Aduh Bu jangan nanti Pak Herman marah jika Ibu kedapur."ucapnya ketika melihatku memasuki dapur. "Udahlah Mbok. Bapak lagi mandi. "Jawabku sambil membawa piring untuk ditata dimeja. "Tapi Bu..."ucapnya."Sudah, ayo siapkan makanannya. Sebentar lagi Bapak selesei mandi. "jawabku sedikit menekan.Mbok Sannah tidak membatah lagi, kami menyiapkan semua menu makanan dimeja. Setelah semua selesei. Aku duduk dimeja makan sambil menunggu Mas Herman keluar kamar. Setelah menunggu kurang lebih sepuluh menit. Mas Herman keluar dan langsung duduk dikursi meja makan. Kami pun makan tanpa ada pembicaraan. Selesei makan ku ajak Mas

    Last Updated : 2023-02-01
  • Siapa Sebenarnya SuamikuΒ Β Β BAB 04

    Siapa Sebenarnya SuamikuBAB 04Kami masih duduk dikursi taman dengan posisi yang belum berubah dan masih bersandar dibahu Mas Herman. "Mas... tiga tahun Kita menikah. Mengapa Mas belum memperbolehkan Aku untuk hamil?"ucapku sambil menggegam tangan Mas Herman. "Mas... Hanya ingin menundanya sebentar lagi sayang. Bersabarlah sebentar lagi ya..."ucapnya lembut dan tak henti-hentinya Mas Herman mengecup keningku. "Tapi Mas! Aku kesepian. Aku takut Kamu akan pergi meninggalkanku."ucapku"Sampai kapanpun Mas tidak akan meninggalkan Mu, Dek. Buang jauh-jauh pemikiran seperti itu."ucapnya. Lalu Mas Herman bangkit dan mengajak untuk istirahat karena sudah larut malam. keesokkan paginya. Mas Herman bangun lebih dulu dan Ku lihat sudah berpakaian rapi. "Lho Mas! Inikan masih terlalu pagi?"ucapku heran. "Iya Dek. Mas ada meeting mendadak. "jawabnya sambil mengecup keningku. "Mas gak sarapan dulu?"tanyaku lagi. "Maaf Dek, Mas sudah sangat terlambat kalau harus sarapan dulu, Adek sarapan

    Last Updated : 2023-02-01
  • Siapa Sebenarnya SuamikuΒ Β Β BAB 05

    Siapa Sebenarnya SuamikuBAB 05Ketika aku membuka mata. Orang yang pertama kali Ku lihat adalah Vivi.Ku edarkan pandanganku keseluruh ruangan, namun tak Ku temukan sosok Mas Herman.Vivi yang melihatku sadar langsung mendekat."Bu, Sudah sadar."ucapnya sopan."Dimana Bapak?"tanyaku."Bapak sedang mengejar orang yang sudah melukai Ibu."jawabnya."Cepat hubungi Bapak, katakan jika Saya sudah sadar."ucapku padanya. Vivi mengangguk dan langsung menghubungi Bobi.Satu jam kemudian Mas Herman datang dengan wajah cemas."Sayang, Bagaimana kondisimu??"ucapnya sambil memeluk tubuhku."Aku sudah lebih baik."Jawabku tak ingin membuatnya semakin cemas."Mas, Siapa mereka?"tanyaku serius."Sudahlah Dek. Itu biar menjadi urusan Mas."jawabnya dengan lembut."Tapi Mas, Aku harus tahu sebenarnya ada apa ini?"ucapku lagi dengan nada kesal."Sudah! Mas malas berdebat"ucap Mas Herman dengan nada sedikit ditekan. Mas Herman menemui Dokter yang merawatku.Setelah satu jam berlalu, Mas Herman kembali ber

    Last Updated : 2023-02-06
  • Siapa Sebenarnya SuamikuΒ Β Β BAB 06

    Siapa Sebenarnya SuamikuBAB 06Setelah keluar dari ruang kerja Mas Herman. Aku langsung menuju kekamar.Ku hubungi Vivi dan mengirimkan gambar kotak itu kepadanya agar Vivi segera mencari kotak yang sama persis.Dua hari berselang belum ada kabar dari Vivi. Aku mulai gelisah apa begitu sulit mencari kotak yang sama persis seperti ini gumamku.Mas Herman dua hari ini tidak ada dirumah. Jadi aku bisa sedikit leluasa untuk mencari sesuatu yang Mas Herman sembunyikan.Ketika sedang melamun tiba-tiba gawaiku berbunyi. Aku segera bangkit dan mengangkatnya."Hallo Bu, Bapak sedang koma dirumah sakit."ucap Bobi diseberang telepon. Aku sangat terkejut mendengar kabar dari Bobi badanku gemetar, jantungku berdegup kencang nafasku terasa sesak."Di rumah sakit mana?"tanyaku dengan tangis histeris. Lalu Bobi menyebutkan nama rumah sakitnya dan Bobi juga sudah menyuruh anak buahnya untuk menjemputku.Satu jam berlalu namun anak buah Bobi belum juga datang. Aku sudah tidak sabar untuk segera sam

    Last Updated : 2023-02-10

Latest chapter

  • Siapa Sebenarnya SuamikuΒ Β Β BAB 06

    Siapa Sebenarnya SuamikuBAB 06Setelah keluar dari ruang kerja Mas Herman. Aku langsung menuju kekamar.Ku hubungi Vivi dan mengirimkan gambar kotak itu kepadanya agar Vivi segera mencari kotak yang sama persis.Dua hari berselang belum ada kabar dari Vivi. Aku mulai gelisah apa begitu sulit mencari kotak yang sama persis seperti ini gumamku.Mas Herman dua hari ini tidak ada dirumah. Jadi aku bisa sedikit leluasa untuk mencari sesuatu yang Mas Herman sembunyikan.Ketika sedang melamun tiba-tiba gawaiku berbunyi. Aku segera bangkit dan mengangkatnya."Hallo Bu, Bapak sedang koma dirumah sakit."ucap Bobi diseberang telepon. Aku sangat terkejut mendengar kabar dari Bobi badanku gemetar, jantungku berdegup kencang nafasku terasa sesak."Di rumah sakit mana?"tanyaku dengan tangis histeris. Lalu Bobi menyebutkan nama rumah sakitnya dan Bobi juga sudah menyuruh anak buahnya untuk menjemputku.Satu jam berlalu namun anak buah Bobi belum juga datang. Aku sudah tidak sabar untuk segera sam

  • Siapa Sebenarnya SuamikuΒ Β Β BAB 05

    Siapa Sebenarnya SuamikuBAB 05Ketika aku membuka mata. Orang yang pertama kali Ku lihat adalah Vivi.Ku edarkan pandanganku keseluruh ruangan, namun tak Ku temukan sosok Mas Herman.Vivi yang melihatku sadar langsung mendekat."Bu, Sudah sadar."ucapnya sopan."Dimana Bapak?"tanyaku."Bapak sedang mengejar orang yang sudah melukai Ibu."jawabnya."Cepat hubungi Bapak, katakan jika Saya sudah sadar."ucapku padanya. Vivi mengangguk dan langsung menghubungi Bobi.Satu jam kemudian Mas Herman datang dengan wajah cemas."Sayang, Bagaimana kondisimu??"ucapnya sambil memeluk tubuhku."Aku sudah lebih baik."Jawabku tak ingin membuatnya semakin cemas."Mas, Siapa mereka?"tanyaku serius."Sudahlah Dek. Itu biar menjadi urusan Mas."jawabnya dengan lembut."Tapi Mas, Aku harus tahu sebenarnya ada apa ini?"ucapku lagi dengan nada kesal."Sudah! Mas malas berdebat"ucap Mas Herman dengan nada sedikit ditekan. Mas Herman menemui Dokter yang merawatku.Setelah satu jam berlalu, Mas Herman kembali ber

  • Siapa Sebenarnya SuamikuΒ Β Β BAB 04

    Siapa Sebenarnya SuamikuBAB 04Kami masih duduk dikursi taman dengan posisi yang belum berubah dan masih bersandar dibahu Mas Herman. "Mas... tiga tahun Kita menikah. Mengapa Mas belum memperbolehkan Aku untuk hamil?"ucapku sambil menggegam tangan Mas Herman. "Mas... Hanya ingin menundanya sebentar lagi sayang. Bersabarlah sebentar lagi ya..."ucapnya lembut dan tak henti-hentinya Mas Herman mengecup keningku. "Tapi Mas! Aku kesepian. Aku takut Kamu akan pergi meninggalkanku."ucapku"Sampai kapanpun Mas tidak akan meninggalkan Mu, Dek. Buang jauh-jauh pemikiran seperti itu."ucapnya. Lalu Mas Herman bangkit dan mengajak untuk istirahat karena sudah larut malam. keesokkan paginya. Mas Herman bangun lebih dulu dan Ku lihat sudah berpakaian rapi. "Lho Mas! Inikan masih terlalu pagi?"ucapku heran. "Iya Dek. Mas ada meeting mendadak. "jawabnya sambil mengecup keningku. "Mas gak sarapan dulu?"tanyaku lagi. "Maaf Dek, Mas sudah sangat terlambat kalau harus sarapan dulu, Adek sarapan

  • Siapa Sebenarnya SuamikuΒ Β Β BAB 03

    Siapa Sebenarnya SuamikuBAB 03Malam hari Mas Herman baru pulang diantar Bobi. "Dek. Gimana cocok sama bodyguard perempuan it? "tanya Mas Herman sambil mengecup keningku. "Iya Mas..."jawabku singkat tapi lembut. "Mas kekamar dulu iya mau mandi. "ucapnya sambil berlalu kearah kamar. Lalu aku menuju dapur membantu Mbok Sannah menyiapkan makan malam untuk kami. "Aduh Bu jangan nanti Pak Herman marah jika Ibu kedapur."ucapnya ketika melihatku memasuki dapur. "Udahlah Mbok. Bapak lagi mandi. "Jawabku sambil membawa piring untuk ditata dimeja. "Tapi Bu..."ucapnya."Sudah, ayo siapkan makanannya. Sebentar lagi Bapak selesei mandi. "jawabku sedikit menekan.Mbok Sannah tidak membatah lagi, kami menyiapkan semua menu makanan dimeja. Setelah semua selesei. Aku duduk dimeja makan sambil menunggu Mas Herman keluar kamar. Setelah menunggu kurang lebih sepuluh menit. Mas Herman keluar dan langsung duduk dikursi meja makan. Kami pun makan tanpa ada pembicaraan. Selesei makan ku ajak Mas

  • Siapa Sebenarnya SuamikuΒ Β Β BAB 02

    Siapa Sebenarnya Suamiku BAB 02Istri mana yang tidak sedih melihat kondisi suaminya yang tangan dan kaki terbalut perban.Bobi mengantar Mas Herman kekamar untuk beristirahat. Setelah itu dia pamit untuk kembali kekantor. Aku mendekat kearah suamiku. Ku beranikan diri untuk bertanya. "Mas! Sebenarnya apa yang terjadi kepada Mas? mengapa sampai seperti ini Mas? "tanyaku dengan raut wajah sedih. "Mas baik-baik saja Dek."jawabnya lembut namun singkat. "Tapi... Mengapa Mas bisa terluka seperti ini?"tanyaku lagi karena tidak puas dengan jawaban Mas Herman. "Namanya bisnis iya seperti ini Dek. Sudah jangan sedih, hapus air mata mu. "ucapnya lembut dan tegas. "Sebenarnya apa yang Mas rahasiakan dariku?"tanyaku lagi"Dek! Kamu harus kuat menghadapi situasi apapun. Hidup itu keras penuh perjuangan. Jika kamu lemah akan ditindas."jawabnya dengan sedikit ditekan."Tapi Mas! Aku takut jika terjadi sesuatu kepada mu. Kita ini hanya berdua, Mas tidak memiliki sanak sodara lagi. Jika terjadi

  • Siapa Sebenarnya SuamikuΒ Β Β BAB 01

    Siapa Sebenarnya Suamiku BAB 01Kaya siapa sich manusia didunia ini yang tidak ingin hidup kaya? Namun tidak semua orang kaya itu bahagia.contoh kecil dengan Ku. Sebut saja aku Nadia. Aku adalah istri dari seorang suami bernama Herman Kusumo. Seorang pengusaha sukses dan kaya raya.Memiliki suami yang ekonomi sangat fantastic tak membuatku bisa menikmati hidup bahagia. setiap hari waktu suamiku harus tersita oleh pekerjaan dan sangat jarang bisa meluangkan waktu untukku.setiap hari waktuku habis hanya dirumah. Setiap ingin keluar rumah untuk sekedar jalan-jalan selalu dilarang, dengan dalih terlalu berbahaya jika aku keluar sendiri tanpa mas Herman. Bayangkan setiap hari selalu dimonitor. CCTV ada dimana-mana. Setiap apa yang aku lakukan selalu diintai.Pernah aku melayangkan protes terhadap mas Herman, namun ujung-ujung nya jadi sebuah pertengkaran. Mendengar cerita Dina jadi membuat Ku teringat akan mas Herman. Seketika aku tidak fokus dalam menyetir, lalu aku memi

DMCA.com Protection Status