*Happy Reading*
Ken dan Bunda Karin terpingkal cukup keras saat mendengar keluhan Kairo, yang meminta rekomendasi Dokter Kandungan lain, hanya karena tak ingin Aika berpaling pada Kennet, kembarannya.
Sungguh! Mereka berdua tidak menyangka, jika ternyata Kairo sudah sebucin ini terhadap istri gesreknya.
Ugh ... dulu aja sok ngenes dan menganggap Aika musibah. Sekarang? Lihat saja, pria itu bahkan repot-repot mengumpulkan Bunda dan adiknya pagi-pagi sekali, hanya untuk mendiskusikan hal yang ... astaga! Yang benar saja!
"Lo kira gue gila, Bang? Sampai harus ngembat bini Abang sendiri. Kek gak ada cewek lain aja!" tukas Ken sengit, tak terima dengan dugaan Abang beda tiga menitnya.
Namun seperti Biasa, Kairo hanya menanggapi Ken dengan wajah datarnya.
"Lagian, Kakak ipar bukan tipe gue, Bang. Gak mungkin gue ajak main api." Kennet kembali menambahkan.
Demi apa? Abangnya ini sejak nikah jadi konyol. Sering sekali mengkhawatirkan h
*Happy Reading* "Menurut lo, gimana, Bi? Gue bisa sembuh gak ya?" keluh Aika, setelah selesai menceritakan masalahnya pada Bianca. Tidak, tolong jangan salah paham dulu. Sebenarnya, Aika awalnya tidak mau meceritakan apapun pada si gesrek Bianca. Bukan karena kini dia sudah ingat bagaimana sifat kawannya itu. Tapi lebih ke ... ini kan urusan dapur rumah tangganya, yee kan? Jadi gak mungkinlah di umbar-umbar. Malu? Tentu saja. Begini-begini, Aika juga masih punya kemaluan. Eh, rasa malu maksudnya. Meski seringnya malu-maluin, sih. Makanya, awalnya Aika mau menyimpan semuanya sendiri saja. Akan tetapi, entah karena hormon datang bulan yang sebentar lagi akan nongol. Atau karena terlalu stress memikirkan hal itu. Alhasil, kerjaan Aika pun hari ini kacau sekali. Itulah yang akhirnya membuat Bianca curiga, dan memaksa Aika untuk curhat dadakan. Tidak tanggung-tanggung, gadis itu bahkan menyeret Aika dari divisinya ke Roof top, dengan alasan yang ti
*Happy Reading* Aika [Mas Bos. Kangen ....] Senyum manis sontak terulas di bibir Kairo. Saat melihat satu chat yang baru saja muncul di ponsel pintarnya, dari istri gesrek yang sudah kembali ingatannya. Kairo [Ya, udah. Ke Ruangan saya sekarang] Pria itu membalas singkat, disela kegiatan mendengarkan persentase dari Alvaro. Tring! Tak sampai 15 menit, balasan dari Aika sudah muncul. Aika [Mana boleh! Mas Bos lupa kita masih backstreet di kantor ini!] Putaran mata jengah pun hadir dari Kairo, yang gemas sekali dengan alasan sang istri yang tidak masuk akal. Dia lupa kalau sebelum pergi ke Gemawang, Novia membuat huru hara, hingga status Aika terbongkar. Kairo [Kamu ingat Novia?] Aika [Eh, apa maksudnya tuh? Kenapa jadi bahas mantan? Mas Bos mau balikan ya sama wanita itu?] Aika pun langsung ngegas, karena tersinggung dengan bahasan yang dibawa Kairo. Kairo [Bukan gitu, Aika]
*Happy Reading*Setelah mendengar keputusan Aika, Kairo pun tak membuang waktu lagi. Pria itu langsung menghubungi Bunda Karin dan Ken. Kemudian mengatur segala sesuatu yang Aika butuhkan.Bahkan, Kairo dengan senang hati mengambil cuti panjang hanya untuk menemani istri tercinta. Sebagai bentuk dukungan sebagai suami.Tidak masalah, perihal pekerjaan masih ada Alvaro yang bisa diandalkan. Meski untuk itu, Kairo tentu saja harus memberikan bonus lebih, dan mendapat wajah berlipat dari pria yang akan menjadi Kakak ipar dari Ammar, sahabatnya.Udah pada tahu, kan, hal itu? Yang belum tahu, bisa baca Novel 'Kanjeng Ratu Minta Mantu'. Atau ikutan PO buku cetaknya di sosmed Author.Okeh, mari kita lupakan Alvaro, Ammar dan calonnya. Kita kembali pada Aika dan pengobatannya. Dimulai dari cek kesehatan rahim, berakhir dengan debat kusir yang tak kunjung selesai dari gadis itu dan kembaran Kairo, Kenneth.Yes! Ternyata ketakutan Kairo tidak terbukti
*Happy Reading*"Mas Bos sama Ken tuh beneran kembar, gak, sih?" Aika masih menggerutu kesal di dalam mobil yang melaju meninggalkan Rumah sakit, karena keisengan Ken yang memang sangat menyebalkan hari ini.Mendesah pelan sejenak, Kairo pun menjawab dengan singkat. "Kamu liat wajah kami sama, kan?"Aika pun makin cemberut mendengar jawaban suaminya, sebab ... rasanya tidak rela saja, suaminya yang ganteng dan kalemnya Naudzubillah. Harus punya kembaran modelan si Kenneth yang nyebelin itu.Ih, pokoknya Aika gak rela!"Iya, sih. Wajah kalian memang mirip. Tapi kenapa sifat dan wataknya jauh bet, ya? Seperti dari sini ke alam surga."Apapula itu pepatah? Di mana-mana orang menggambarkan perbedaan tuh pake siang-malam, langit-bumi, atau apa gitu yang masuk akal.Aika doang memang yang selalu punya istilah unik. Yah ... maklumin saja. Orangnya juga ajaib begi
*Happy Reading*Suasana pun seketika riuh oleh orang-orang yang terkejut dengan kejadian itu, yang kemudian mulai mendekat dan memadati tempat Aika terjatuh.Tak ayal, hal itu membuat langkah Kairo makin terhambat, hingga pria itu harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menyingkirkan orang-orang yang menghalanginha untuk segera menuju posisi Aika.Tuhan! Tolong selamatkan Aika dan siapapun wanita yang menariknya tadi.Setelah cukup lama berdesak-desakan, dan menerobos deretan orang-orang kepo, yang bukannya nolongin tapi malah bikin video. Kairo pun akhirnya sampai dan langsung di suguhkan pemandangan Aika yang terduduk dengan linglung melirik tubuh yang terbaring di sampingnya."Aika?" panggil Kairo meminta fokus gadis itu."Mas Bos! Mas Bos! Darah!"Syukurlah, Aika masih bisa merespon dengan baik. Tapi apa katanya tadi? Darah? Astaga!"Darah? Dimana? Kasih tahu saya di mana yang sakit?" Seketika Kairo p
*Happy Reading*"Haaahhh ... Akhirnya ketemu kasur juga!" seru Aika lantang, seraya menghempasakan diri ke atas tempat tidur."Hai, guling? Apa kabar hari ini? Aika kangen banget loh sama kamu," ucapnya lagi lebay, sambil meraih dan memeluk guling yang tak jauh darinya dengan posesif."Ugh ... nyamannya. Aika jadi makin ngantuk." Gadis itu menambahkan, masih dengan gaya lebaynya membuat Kairo memutar mata jengah diam-diam."Jangan tidur dulu, Aika. Bebersih dulu sana. Mandi sekalian. Seharian di luar juga," tegur Kairo akhirnya. Menganggu kenyamanan Aika yang hampir terpejam.Gadis itu pun memajukan bibirnya dengan kesal, seraya makin memeluk bantal guling erat. Seakan tak rela dipisahkan dari benda bulat empuk itu."Mandinya besok aja deh, Aika ngantuk banget nih, Mas Bos. Lelah banget hayati," sahut Aika kemudian."Jangan jorok! Mandi sana. Saya gak mau sampai ada drama gatal-gatal nanti malam akibat ulah kamu, ya." Kairo berucap de
*Happy Reading*Mata Aika membulat sempurna dengan horor, hampir terlepas jika saja bukan ciptaan Tuhan. Saat baru saja selesai menuntaskan panggilan alam di pagi hari, menemukan banyak sekali tanda merah di leher dan sekitar dadanya.Astaga!"Apa ini? Bekas gigitan nyamuk? Atau ... apa? Kok banyak banget?" Aika bermonolog seraya memperhatikan tanda merah yang tiba-tiba menghiasi leher putihnya."Ah, kayaknya ini bukan bekas gigitan nyamuk. Gak gatel dan gak ada bentol juga." Aika masih bermonolog, sambil mengusap-usap tanda merah itu dengan penasaran."Eh, tapi ... kok ini tandanya mirip kek punya Bianca ya, kalau abis nginep bareng sama Cowoknya," gumam Aika, masih pada dirinya sendiri."Iya, sih. Ini mah mirip banget. Cuma lebih kecil-kecil dan rapi aja. Gak kayak punya Bianca yang besar dan kadang aneh bentukannya." Tanpa sadar Aika malah mengagumi tanda merah yang entah berasal dari mana itu."Eh, kalau gitu. Ini berarti cupangan
*Happy Reading*"Nyuk, oi!""Hm ....""Nyuk?""Apa?""Nyuk?""Ck, apa sih, Bi? Dari tadi nyak nyuk nyak nyuk aja! Udah gue sahut juga, masih aja nyak nyuk nyak nyuk. Mau lo apa sebenarnya?"Aika pun akhirnya menyalak garang. Saat Bianca terus memanggilnya meski sudah disahuti. Maunya apa coba, nih, orang?Sayangnya, meski sudah dihardik segalak itu pun, tanggapan Bianca hanya nyengir konyol dan ...."Gak ada apa-apa sih, Ka. Cuma tes kuping aja," jawab Bianca tanpa dosa.Kan, dia mah nyebelin. Bisa banget bikin orang kesel. Gak tahu apa kerjaan Aika lagi banyak banget ini. Bukannya bantuin, malah ngerecokin aja. Aika ngadu sama Mas Bos, baru nyaho lo, Bianca!"Rese lo, ya! Kampret banget kelakuan lo.""Lah, kan emang gue ratu kampret. Lo lupa kalau yang bikin lo jadi sekampret ini juga berkat gue?"Dia malah bangga!Benar-benar emang si Bianca ini, kelakuannya absurd banget.
Akhirnya, setelah lima jam berlalu. Aika pun sadar dari pengaruh obat biusnya. Semua orang langsung bersuka cita menyambutnya."Alhamdulilah ya Allah .... kamu sudah siuman, Nak," seru Mama Desi dengan gembira, seraya menciumi wajah Aika."Mamah, Mas Bos ....""Saya di sini," sela Kairo cepat, kala tahu Aika sedang mencarinya.Pria itu lalu mengambil tempat dibagian lain tempat tidur, seberangnya Mama Desi yang pastinya tidak ingin digantikan."Hai, honey. How do you feel?" sapa Kairo dengan sayang. Membelai dan mencium kening Aika lembut."Mas Bos, bayi kita ... mana?" lirihnya kemudian, meminta keyakinan pada sang suami tentang kondisi anaknya.Seketika senyum suka cita di ruangan itupun berganti dengan senyum sumir disertai sendu yang membayang. Mereka tidak tega memberitahukan kenyataan sebenarnya pada Aika."Ada. Mereka ada kok. Sedang di ruangan bayi." Kairo berusaha menjawab setegar mungkin.
*Happy Reading*Kairo menjatuhkan diri dengan sembarang di sebelah Aika, sambil mengusap kasar wajahnya yang penuh dengan peluh."Sudah puas?" tanya Kairo kemudian, melirik Aika yang tersenyum lebar dan langsung mengangguk cepat seraya memperlihatkan salah satu ibu jarinya ke hadapan wajah sang suami. Sementara tangan satunya lagi, memegang plastik bening berisi es sirup yang biasa dijual di pinggir jalan.Wanita satu ini, sejak hamil memang makin doyan jajan di pinggir jalan. Entah itu cilor, cilok, cilung, atau ci-ci yang lain. Pokoknya selama bentukannya jajanan dan adanya di pinggir jalan, pasti langsung dia borong.Kairo bahkan sudah lelah mendakwahi Aika tentang pentingnya gizi seimbang untuk triplet. Tapi, namanya bumil bebal, bisanya cuma manggut-manggut doang kek burung beo. Setelah itu, back to jajanan lagi tanpa merasa berdosa.Ah, Kairo hanya bisa pasrah."Mas Bos memang suami dan calon papa yang keren. Minum dulu Mas
Epilog*Happy reading*Kehamilan Aika bukan hanya menjadi kabar bahagia untuk Kairo seorang. Tetapi dua keluarga besar dan para pembaca novel ini yang memang tahu pasti perjuangan dua pasangan ini.Terima kasih sudah setia dengan mereka, ya? Terima kasih juga selalu mendukung dan memberikan suport pada author. Semoga kalian selalu sehat dan berkah berlimpah.Saat awal Kairo memberikan kabar kehamilan pada Mama Desi. Mama Desi pun langsung sujud syukur, setelah itu lari ke depan rumah demi menghentikan pedagang yang lewat dan memborong. Mama Desi mengadakan pengajian dadakan malam itu juga.Sementara Bunda Karina, langsung menyabotase acara Ken yang harusnya spesial untuk Rara seorang, jadi syukuran untuk kehamilan Aika.Tentu saja, Ken sempat merajuk awalnya. Namun, tidak berlangsung lama. Karena Rara akhirnya mau memberi kesempatan pada Dokter Obygn itu, dan bersedia membuka hatinya kembali untuk menerima cinta yang baru.&
Mas Bos 134*Happy Reading*Brak!"Aika?!"Sesampainya di Apartemen. Kairo langsung berseru mencari keberadaan Aika. Bahkan, tanpa sadar membanting pintu tadi."Aika?! Kamu di mana?!" Kairo berseru lagi, saat belum mendapatkan jawaban dari sang istri."Aik--" Seruan Kairo pun seketika terhenti di udara, saat membuka pintu kamar, langsung menemukan Aika sedang duduk bersandar di kepala ranjang sambil membenamkan wajah pada lipatan kakinya.Tidak tahu bagaimana tampang Aika sekarang. Yang jelas, Aika masih memakai baju tidur yang semalam, dan rambutnya pun masih terlihat acak-acakan seperti yang terakhir Kairo lihat saat pagi.Apa itu artinya Aika tidur lagi setelah Kairo pergi dan baru bangun? Sesiang ini? Berarti, wanita ini pasti belum mandi. Tapi kata Al ....Terserah saja. Saat ini, mengetahui kondisi Aika itu lebih penting. Namun, Kairo cukup lega melihat Aika baik-baik saja, tidak terlu
Mas Bos 133*Happy Reading*"Terima kasih untuk waktunya, Pak Kairo. Semoga kerja sama kita berjalan lancar.""Sama-sama, Bu. Itu juga yang menjadi harapan saya." Tanpa rasa curiga, Kairo menyambut uluran tangan rekan bisnisnya, yang baru saja mencapai kata deal untuk proyek baru mereka.Degh!Sedetik kemudian perasaan jengah pun langsung hadir, saat merasakan sebuah kode dari jabatan itu yang dilakukan wanita di depannya saat ini.Perlahan tapi pasti, Kairo segera melerai tautan tangan mereka."Bagaimana kalau setelah ini kita makan malam bersama, untuk merayakan kerja sama kita? Kebetulan jadwal saya sudah kosong dan katanya ada restauran baru buka di hotel dekat ini. Bagaimana? Anda mau kan?" Kode kedua sudah dilancarkan kembali.Kairo hanya tersenyum simpul sebelum berkata, "Terima kasih untuk undangannya. Tapi Maaf, saya tidak bisa menerimanya. Kebetulan setelah ini saya ada janji dengan istri saya." 
Mas Bos 132*Happy Reading*Brak!Kairo dan Alvaro sontak berjengit kaget. Saat tiba-tiba saja pintu ruangan itu di buka kasar dari luar. Pelakunya siapa lagi kalau bukan Aika, yang kabur dari kejaran Mama Desi akibat bikin konser dadakan di kamarnya.Kenapa sih, pada gak bisa banget liat Aika seneng dikit? Padahal dia kan cuma butuh hiburan saja. Dikata gak mumet apa harus dengerin nyinyiran orang selama ini?"Mas Bos Aika numpang tidur, ya? ucap Aika kemudian, seraya berlalu begitu saja ke arah kamar yang memang ada di sana. Tempat biasa Kairo tidur sejenak jika terlalu lelah.Tak ayal, kening Kairo pun berlipat dalam melihat kelakuan Aika barusan. Sudah datang bikin kaget orang, belum minta maaf udah main nyelonong saja. Ada apa dengan wanita itu?"Pak, haruskah saya batalkan meeting kita siang ini?" Seakan paham dengan situasi sang bos, Alvaro pun memberikan penawaran."Tidak usah. Kamu siapkan saja apa yang dib
Mas Bos 131*Happy Reading*"Eh, itu bukannya anaknya Jeng Desi yang waktu itu Nikah dadakan, ya?""Oh ... yang dulu dikira hamil duluan, makanya dinikahin dadakan. Eh, ternyata malah gak bisa punya anak, ya, katanya!""Eh, masa? Maksudnya mandul, gitu?""Katanya, sih! Buktinya sampai sekarang belum keliatan bawa anak, tuh!""Wah! Kasian, ya? Padahal suaminya ganteng, lho! Bule, kalem, baik lagi. Duh saya tawarin anak gadis saya, mau gak ya?""Tawarin aja, Jeng. Siapa tahu jodoh? Kasian orang ganteng gitu harus putus keturunannya gara-gara anaknya Jeng Desi."Aika mengeram kesal saat baru saja memasuki gerbang rumah ibunya. Tiba-tiba mendengar celetukan ibu-ibu yang sedang beli bakso keliling, yang saat mangkal tak jauh dari rumahnya.Aika pun mengurungkan langkahnya, putar balik dan menghampiri ibu-ibu yang tadi menggosipkannya, kemudian ...."Tuhan mereka. Sedang berghibah. Jaga mereka, lindungi mereka. Ja
Mas Bos 130*Happy Reading*"Jadi ... apa rencana lo setelah ini, Ron?" Kairo bertanya, setelah kembali dari menumbangkan ego dan emosi Damar beberapa jam lalu.Kini, mereka sudah berada di cafe seberang rumah sakit, meninggalkan Aika yang kini tengah beristirahat di ruangan Bunda Karina.Tadi, saat membawa Aika pergi menjauh dari Damar, Aaron memang berpapasan dengan Bunda Karina. Langsung saja, mertua Aika itu menyuruh Aaron membawa sang menantu ke ruangannya. Lalu memanggil psikiater secara pribadi.Aaron tidak bisa menceritakan detail apa yang Dokter Karina dan Dokter psikiater itu lakukan pada adiknya. Karena saat itu dia menunggu di luar ruangan sembari menunggu kabar dari Kairo.Semoga Damar tidak berulah lagi setelah ini.Seusai sesi bersama Dokter Psikiater, ternyata Aika langsung tertidur nyenyak di ruangan mertuanya. Itulah kenapa, para pria ini pun memilih tak mengganggunya dan menjauh sejenak untuk bicar
Mas Bos 129*Happy Reading*"Abang?" Aika menghampiri Aaron, yang saat ini tengah duduk termangu di depan ruang rawat Novia."Kok Abang di luar? Gak di dalam nemenin Novia?" cecarnya lagi, sesampainya dihadapan sang kakak.Bukannya menjawab, Aaron malah melihat Aika dengan gusar sambil beberapa kali melirik arah pintu ruangan Novia, seperti ada yang ditakutkan pria itu.Ada apa, sih?"Abang, ih! Ditanya juga. Bukannya jawab malah main lirik-lirikan. Ada siapa, sih? Perawat semoks, ya?" kelakar Aika tanpa curiga."Bukan. Itu ... itu ... Kamu ... kok ke sini? Gak kerja?" jawab Aaron kemudian. tidak nyambung sama sekali."Dih! Abang lupa atau gimana? Aika kan udah pensiun dini, Bang. Lebih tepatnya dipaksa pensiun sama Mas Bos," cebik Aika masih tanpa curiga, sambil melirik Kairo yang setia berdiri dibelakangnya."Eh, iya ya. Abang lupa." Aaron tertawa dipaksakan.Aneh! Ada apa sih