Beranda / CEO / Siap, Mas Bos! / Mas Bos 123

Share

Mas Bos 123

Penulis: Amih Lilis
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Mas Bos 123

*Happy Reading*

"Mas Bos?"

"Hm ...."

"Kayaknya, Mama Desi lagi punya masalah, deh," cerita Aika, seraya menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami.

"Masalah apa?" Kairo menanggapi dengan santai, memeluk Aika dari belakang. 

"Gak tahu. Mama Desi gak mau cerita," keluh Aika, sambil memainkan busa sabun yang ada di tangannya. 

Saat ini, kedua insan itu memang sedang mandi bersama, berendam dalam bathub penuh sabun seraya melepaskan penat dari rasa lelah hari ini.

"Maksudnya?" Kening Kairo berlipat samar mendengar keluhan istrinya. 

"Ya ... gitu, Beberapa hari yang lalu kan Aika main ke rumah Mama Desi. Terus, pas lagi bahas cucu, Aika kan bilang kalau Mama kan sebentar lagi bakal dapet dari bang Aaron sama Novia. Eh, mukanya langsung mendung," ungkap Aika lagi dengan menggebu.

Kairo terdiam sejenak, mencerna cerita Aika seraya ikut menebak apa yang sebenarnya tengah terjadi? Soalnya m

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Leny Lestarie
mas bos please tangan kondisikan.
goodnovel comment avatar
yeni diana sari
makasih ya mas
goodnovel comment avatar
yeni diana sari
lho mak anak tuyul blm tidur kq udahan ............
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 124

    Mas bos 124 *Happy Reading* "Mas Bos, ikuuuttt ...." Aika merajuk manja. Saat Kairo bersiap pergi. "Gak bisa Aika. Ini acara khusus para cowok. Kamu di sini aja ya, sama Bunda dan yang lainnya," bujuk Kairo lembut. Meminta pengertian istrinya. Bibir Aika pun makin maju, karena berat hati dalam melaksanakan titah sang suami. Biar dikata perintahnya hanya menunggu di Villa bersama para wanita yang ada. Tetap saja, Aika berat hati melakukannya. Bukan apa-apa, Aika hanya masih insecure saja dengan wanita hamil yang harus dia temani. Bukan tidak suka, hanya ... kalian ngerti gak sih perasaan Aika. Aika tuh selalu merasa rendah diri jika bersanding dengan dua wanita itu. Dia merasa tidak sempurna. "Ikuuuttt ...." Aika masih merajuk, membuat Kairo menghela napas panjang sarat akan beban. "Gak bisa, sayang. Ini beneran khusus acara pria." Kairo bahkan sudah mengganti panggilannya lebih manis, demi membujuk istrinya ya

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 125

    Mas Bos 125*Happy Reading*Aika menatap belasan box bayi di hadapannya dari balik jendela besar, dengan rasa takjub dan iri yang bercampur jadi satu kesatuan yang membuat hatinya bergemuruh kacau.Dia takjub melihat keberadaan para bayi-bayi itu. Melihat wajah merah ceri mereka, dan tenangnya tidur para malaikat kecil itu. Namun di sisi lain hatinya, rasa iri pun turut hadir, karena Aika belum bisa memiliki satu pun dari mereka.Tuhan ... sampai kapan Aika harus menunggu? Aika sudah sangat menginginkan rahimnya terisi, dan bisa memberikan suaminya keturunan.Bolehkah Aika minta hal itu segera terjadi, Tuhan."Syukurlah, Rara dan bayinya selamat dan sehat-sehat saja." Suara Kairo memecah lamunan Aika. Membuat gadis itu mengangguk kaku seraya terus menatap deretan box bayi di balik jendela.Saat ini, mereka memang tengah berada di luar ruangan bayi. Di mana anak lelakinya Rara baru saja di pindahkan ke sana.&nbs

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 126

    Mas Bos 126*Happy Reading*Menghianati tujuan awalnya, Aika pun membelokan langkah ke arah Aaron pergi dan mencoba membuntuti kakaknya tersebut.Wajarkan kalau Aika kepo, soalnya akhir-akhir ini Abangnya itu memang agak tertutup. Apalagi perihal Novia yang masih belum mau dinikahinya. Itu jugalah yang membuat Mama Desi masih mendung sampai sekarang.Aneh gak sih, menurut kalian? Novia itu kan hamil, ya? Harusnya dia senang dong, kalau Aaron mau tanggung jawab dan nikahin dia. Biar status anaknya jelas, gitu.Lah, ini? Sekian bulan berlalu masih aja nolak. Maunya apa, coba? Apa gak malu kini jadi bahan gunjingan orang? Apa gak kasian sama anaknya nanti kalau lahir dipertanyakan?Ah, Aika gagal paham, sumpah!"Ab--"Aika baru saja ingin berseru memanggil Aaron yang sedang gusar di depan sebuah ruangan, sebelum tiba-tiba melihat kedatangan Kenneth ke sana.Lah? Ade iparnya ngapain di sana? Eh, tapi ... kalau Ken yang

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 127

    Mas Bos 127*Happy Reading*"Dengar ini baik-baik. Saya, sudah memberi kesempatan pada putri anda untuk mendampingi putra saya, dan masuk ke keluarga Setiawan. Tapi kalian sendiri yang tidak datang hari itu, dan menggagalkan pernikahan secara sepihak. Jadi, bukan salah Aika jika akhirnya dia menempati sisi itu. Karena apapun alasan kalian waktu itu, jelas membuat kami seperti di lempar kotoran!" Bunda Karina memberi pernyataan tegas pada kedua orang tua Novia."Nyonya ... begini ... Kami mohon maaf untuk insident itu. Kami mengaku salah. Tapi, kami sungguh tidak tahu jika Nak Kairo itu putra anda. Dia tidak pernah mengenalkan kita dan tidak pernah secara gamblang mengatakan siapa keluarganya." Ayahnya Novia langsung memberikan alasan."Iya, benar! Nak Kairo hanya bilang orang tuanya sibuk, tidak bisa bertemu, namun akan hadir di pernikahan. Kami kira, Anda dan tuan Arjuna tidak menyetujui pernikahan itu makanya ingin memberi penolakan halus. Kami ha

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 128

    Mas Bos 128*Happy Reading*"Tolong. Lepaskan saya." Pria paruh baya itu menghiba dengan sangat. Bersimpuh dengan keadaan kaki yang sudah tidak bisa digerakkan akibat terkena timah panas di kedua pahanya.Selain itu, dua tangannya pun sudah tidak bisa dia gerakan, sebab sudah dipatahkan oleh orang-orang yang menculiknya. Jangan tanya kondisi istrinya. Wanita itu sudah tak bernyawa setelah digilir belasan pria yang ada di sana. Kecuali dirinya dan si mata hijau.Namun, bukannya rasa belas kasihan yang ia dapat. Malah senyum manis dari si pemilik netra hijau, sebelum beranjak mendekati dan menginjak kaki pria tua itu tepat dilukanya yang masih mengeluarkan darah.Tak ayal lolongan kesakitan pun membahana, membuat pria yang bernama Rein itu tersenyum senang. Bukankah lolongan itu terdengar sangat merdu ditelinga? Apalagi dengan raut wajah ketakutan itu. Oh, betapa indahnya.Katakan Rein gila. Namun itulah dia. Pria itu memang sangat menyu

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 129

    Mas Bos 129*Happy Reading*"Abang?" Aika menghampiri Aaron, yang saat ini tengah duduk termangu di depan ruang rawat Novia."Kok Abang di luar? Gak di dalam nemenin Novia?" cecarnya lagi, sesampainya dihadapan sang kakak.Bukannya menjawab, Aaron malah melihat Aika dengan gusar sambil beberapa kali melirik arah pintu ruangan Novia, seperti ada yang ditakutkan pria itu.Ada apa, sih?"Abang, ih! Ditanya juga. Bukannya jawab malah main lirik-lirikan. Ada siapa, sih? Perawat semoks, ya?" kelakar Aika tanpa curiga."Bukan. Itu ... itu ... Kamu ... kok ke sini? Gak kerja?" jawab Aaron kemudian. tidak nyambung sama sekali."Dih! Abang lupa atau gimana? Aika kan udah pensiun dini, Bang. Lebih tepatnya dipaksa pensiun sama Mas Bos," cebik Aika masih tanpa curiga, sambil melirik Kairo yang setia berdiri dibelakangnya."Eh, iya ya. Abang lupa." Aaron tertawa dipaksakan.Aneh! Ada apa sih

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 130

    Mas Bos 130*Happy Reading*"Jadi ... apa rencana lo setelah ini, Ron?" Kairo bertanya, setelah kembali dari menumbangkan ego dan emosi Damar beberapa jam lalu.Kini, mereka sudah berada di cafe seberang rumah sakit, meninggalkan Aika yang kini tengah beristirahat di ruangan Bunda Karina.Tadi, saat membawa Aika pergi menjauh dari Damar, Aaron memang berpapasan dengan Bunda Karina. Langsung saja, mertua Aika itu menyuruh Aaron membawa sang menantu ke ruangannya. Lalu memanggil psikiater secara pribadi.Aaron tidak bisa menceritakan detail apa yang Dokter Karina dan Dokter psikiater itu lakukan pada adiknya. Karena saat itu dia menunggu di luar ruangan sembari menunggu kabar dari Kairo.Semoga Damar tidak berulah lagi setelah ini.Seusai sesi bersama Dokter Psikiater, ternyata Aika langsung tertidur nyenyak di ruangan mertuanya. Itulah kenapa, para pria ini pun memilih tak mengganggunya dan menjauh sejenak untuk bicar

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 131

    Mas Bos 131*Happy Reading*"Eh, itu bukannya anaknya Jeng Desi yang waktu itu Nikah dadakan, ya?""Oh ... yang dulu dikira hamil duluan, makanya dinikahin dadakan. Eh, ternyata malah gak bisa punya anak, ya, katanya!""Eh, masa? Maksudnya mandul, gitu?""Katanya, sih! Buktinya sampai sekarang belum keliatan bawa anak, tuh!""Wah! Kasian, ya? Padahal suaminya ganteng, lho! Bule, kalem, baik lagi. Duh saya tawarin anak gadis saya, mau gak ya?""Tawarin aja, Jeng. Siapa tahu jodoh? Kasian orang ganteng gitu harus putus keturunannya gara-gara anaknya Jeng Desi."Aika mengeram kesal saat baru saja memasuki gerbang rumah ibunya. Tiba-tiba mendengar celetukan ibu-ibu yang sedang beli bakso keliling, yang saat mangkal tak jauh dari rumahnya.Aika pun mengurungkan langkahnya, putar balik dan menghampiri ibu-ibu yang tadi menggosipkannya, kemudian ...."Tuhan mereka. Sedang berghibah. Jaga mereka, lindungi mereka. Ja

Bab terbaru

  • Siap, Mas Bos!   Extra part 2

    Akhirnya, setelah lima jam berlalu. Aika pun sadar dari pengaruh obat biusnya. Semua orang langsung bersuka cita menyambutnya."Alhamdulilah ya Allah .... kamu sudah siuman, Nak," seru Mama Desi dengan gembira, seraya menciumi wajah Aika."Mamah, Mas Bos ....""Saya di sini," sela Kairo cepat, kala tahu Aika sedang mencarinya.Pria itu lalu mengambil tempat dibagian lain tempat tidur, seberangnya Mama Desi yang pastinya tidak ingin digantikan."Hai, honey. How do you feel?" sapa Kairo dengan sayang. Membelai dan mencium kening Aika lembut."Mas Bos, bayi kita ... mana?" lirihnya kemudian, meminta keyakinan pada sang suami tentang kondisi anaknya.Seketika senyum suka cita di ruangan itupun berganti dengan senyum sumir disertai sendu yang membayang. Mereka tidak tega memberitahukan kenyataan sebenarnya pada Aika."Ada. Mereka ada kok. Sedang di ruangan bayi." Kairo berusaha menjawab setegar mungkin.

  • Siap, Mas Bos!   Extra part 1

    *Happy Reading*Kairo menjatuhkan diri dengan sembarang di sebelah Aika, sambil mengusap kasar wajahnya yang penuh dengan peluh."Sudah puas?" tanya Kairo kemudian, melirik Aika yang tersenyum lebar dan langsung mengangguk cepat seraya memperlihatkan salah satu ibu jarinya ke hadapan wajah sang suami. Sementara tangan satunya lagi, memegang plastik bening berisi es sirup yang biasa dijual di pinggir jalan.Wanita satu ini, sejak hamil memang makin doyan jajan di pinggir jalan. Entah itu cilor, cilok, cilung, atau ci-ci yang lain. Pokoknya selama bentukannya jajanan dan adanya di pinggir jalan, pasti langsung dia borong.Kairo bahkan sudah lelah mendakwahi Aika tentang pentingnya gizi seimbang untuk triplet. Tapi, namanya bumil bebal, bisanya cuma manggut-manggut doang kek burung beo. Setelah itu, back to jajanan lagi tanpa merasa berdosa.Ah, Kairo hanya bisa pasrah."Mas Bos memang suami dan calon papa yang keren. Minum dulu Mas

  • Siap, Mas Bos!   Epilog

    Epilog*Happy reading*Kehamilan Aika bukan hanya menjadi kabar bahagia untuk Kairo seorang. Tetapi dua keluarga besar dan para pembaca novel ini yang memang tahu pasti perjuangan dua pasangan ini.Terima kasih sudah setia dengan mereka, ya? Terima kasih juga selalu mendukung dan memberikan suport pada author. Semoga kalian selalu sehat dan berkah berlimpah.Saat awal Kairo memberikan kabar kehamilan pada Mama Desi. Mama Desi pun langsung sujud syukur, setelah itu lari ke depan rumah demi menghentikan pedagang yang lewat dan memborong. Mama Desi mengadakan pengajian dadakan malam itu juga.Sementara Bunda Karina, langsung menyabotase acara Ken yang harusnya spesial untuk Rara seorang, jadi syukuran untuk kehamilan Aika.Tentu saja, Ken sempat merajuk awalnya. Namun, tidak berlangsung lama. Karena Rara akhirnya mau memberi kesempatan pada Dokter Obygn itu, dan bersedia membuka hatinya kembali untuk menerima cinta yang baru.&

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 134

    Mas Bos 134*Happy Reading*Brak!"Aika?!"Sesampainya di Apartemen. Kairo langsung berseru mencari keberadaan Aika. Bahkan, tanpa sadar membanting pintu tadi."Aika?! Kamu di mana?!" Kairo berseru lagi, saat belum mendapatkan jawaban dari sang istri."Aik--" Seruan Kairo pun seketika terhenti di udara, saat membuka pintu kamar, langsung menemukan Aika sedang duduk bersandar di kepala ranjang sambil membenamkan wajah pada lipatan kakinya.Tidak tahu bagaimana tampang Aika sekarang. Yang jelas, Aika masih memakai baju tidur yang semalam, dan rambutnya pun masih terlihat acak-acakan seperti yang terakhir Kairo lihat saat pagi.Apa itu artinya Aika tidur lagi setelah Kairo pergi dan baru bangun? Sesiang ini? Berarti, wanita ini pasti belum mandi. Tapi kata Al ....Terserah saja. Saat ini, mengetahui kondisi Aika itu lebih penting. Namun, Kairo cukup lega melihat Aika baik-baik saja, tidak terlu

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 133

    Mas Bos 133*Happy Reading*"Terima kasih untuk waktunya, Pak Kairo. Semoga kerja sama kita berjalan lancar.""Sama-sama, Bu. Itu juga yang menjadi harapan saya." Tanpa rasa curiga, Kairo menyambut uluran tangan rekan bisnisnya, yang baru saja mencapai kata deal untuk proyek baru mereka.Degh!Sedetik kemudian perasaan jengah pun langsung hadir, saat merasakan sebuah kode dari jabatan itu yang dilakukan wanita di depannya saat ini.Perlahan tapi pasti, Kairo segera melerai tautan tangan mereka."Bagaimana kalau setelah ini kita makan malam bersama, untuk merayakan kerja sama kita? Kebetulan jadwal saya sudah kosong dan katanya ada restauran baru buka di hotel dekat ini. Bagaimana? Anda mau kan?" Kode kedua sudah dilancarkan kembali.Kairo hanya tersenyum simpul sebelum berkata, "Terima kasih untuk undangannya. Tapi Maaf, saya tidak bisa menerimanya. Kebetulan setelah ini saya ada janji dengan istri saya." 

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 132

    Mas Bos 132*Happy Reading*Brak!Kairo dan Alvaro sontak berjengit kaget. Saat tiba-tiba saja pintu ruangan itu di buka kasar dari luar. Pelakunya siapa lagi kalau bukan Aika, yang kabur dari kejaran Mama Desi akibat bikin konser dadakan di kamarnya.Kenapa sih, pada gak bisa banget liat Aika seneng dikit? Padahal dia kan cuma butuh hiburan saja. Dikata gak mumet apa harus dengerin nyinyiran orang selama ini?"Mas Bos Aika numpang tidur, ya? ucap Aika kemudian, seraya berlalu begitu saja ke arah kamar yang memang ada di sana. Tempat biasa Kairo tidur sejenak jika terlalu lelah.Tak ayal, kening Kairo pun berlipat dalam melihat kelakuan Aika barusan. Sudah datang bikin kaget orang, belum minta maaf udah main nyelonong saja. Ada apa dengan wanita itu?"Pak, haruskah saya batalkan meeting kita siang ini?" Seakan paham dengan situasi sang bos, Alvaro pun memberikan penawaran."Tidak usah. Kamu siapkan saja apa yang dib

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 131

    Mas Bos 131*Happy Reading*"Eh, itu bukannya anaknya Jeng Desi yang waktu itu Nikah dadakan, ya?""Oh ... yang dulu dikira hamil duluan, makanya dinikahin dadakan. Eh, ternyata malah gak bisa punya anak, ya, katanya!""Eh, masa? Maksudnya mandul, gitu?""Katanya, sih! Buktinya sampai sekarang belum keliatan bawa anak, tuh!""Wah! Kasian, ya? Padahal suaminya ganteng, lho! Bule, kalem, baik lagi. Duh saya tawarin anak gadis saya, mau gak ya?""Tawarin aja, Jeng. Siapa tahu jodoh? Kasian orang ganteng gitu harus putus keturunannya gara-gara anaknya Jeng Desi."Aika mengeram kesal saat baru saja memasuki gerbang rumah ibunya. Tiba-tiba mendengar celetukan ibu-ibu yang sedang beli bakso keliling, yang saat mangkal tak jauh dari rumahnya.Aika pun mengurungkan langkahnya, putar balik dan menghampiri ibu-ibu yang tadi menggosipkannya, kemudian ...."Tuhan mereka. Sedang berghibah. Jaga mereka, lindungi mereka. Ja

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 130

    Mas Bos 130*Happy Reading*"Jadi ... apa rencana lo setelah ini, Ron?" Kairo bertanya, setelah kembali dari menumbangkan ego dan emosi Damar beberapa jam lalu.Kini, mereka sudah berada di cafe seberang rumah sakit, meninggalkan Aika yang kini tengah beristirahat di ruangan Bunda Karina.Tadi, saat membawa Aika pergi menjauh dari Damar, Aaron memang berpapasan dengan Bunda Karina. Langsung saja, mertua Aika itu menyuruh Aaron membawa sang menantu ke ruangannya. Lalu memanggil psikiater secara pribadi.Aaron tidak bisa menceritakan detail apa yang Dokter Karina dan Dokter psikiater itu lakukan pada adiknya. Karena saat itu dia menunggu di luar ruangan sembari menunggu kabar dari Kairo.Semoga Damar tidak berulah lagi setelah ini.Seusai sesi bersama Dokter Psikiater, ternyata Aika langsung tertidur nyenyak di ruangan mertuanya. Itulah kenapa, para pria ini pun memilih tak mengganggunya dan menjauh sejenak untuk bicar

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 129

    Mas Bos 129*Happy Reading*"Abang?" Aika menghampiri Aaron, yang saat ini tengah duduk termangu di depan ruang rawat Novia."Kok Abang di luar? Gak di dalam nemenin Novia?" cecarnya lagi, sesampainya dihadapan sang kakak.Bukannya menjawab, Aaron malah melihat Aika dengan gusar sambil beberapa kali melirik arah pintu ruangan Novia, seperti ada yang ditakutkan pria itu.Ada apa, sih?"Abang, ih! Ditanya juga. Bukannya jawab malah main lirik-lirikan. Ada siapa, sih? Perawat semoks, ya?" kelakar Aika tanpa curiga."Bukan. Itu ... itu ... Kamu ... kok ke sini? Gak kerja?" jawab Aaron kemudian. tidak nyambung sama sekali."Dih! Abang lupa atau gimana? Aika kan udah pensiun dini, Bang. Lebih tepatnya dipaksa pensiun sama Mas Bos," cebik Aika masih tanpa curiga, sambil melirik Kairo yang setia berdiri dibelakangnya."Eh, iya ya. Abang lupa." Aaron tertawa dipaksakan.Aneh! Ada apa sih

DMCA.com Protection Status