Tiga hari kemudian.Singka Wang sudah mulai pulih dari penyakitnya. Namun, dia masih bisu. Ampy Ang mengajukan sebuah rencana kepada Ratu Sin untuk menangkap para penghianat kerajaan. Sosok gadis itu memang sangat mengagumkan hingga membuat Li Lin tak bisa berpaling darinya. Anak itu sudah mengaguminya sejak kecil hingga sekarang.“Aku memiliki pendengaran yang tajam. Kau bisa mengandalkanku dalam penyelidikan ini, Ampy Ang,” ucap anak itu.“Mari kita lihat, apakah kau benar-benar bisa diandalkan?” balas Ampy Ang tersenyum.Pada tengah malam, Ratu Sin sengaja tidak memperketat penjagaan di kamar Singka Wang atas permintaan Ampy Ang. Li Lin dan gadis itu telah bersiap menunggu di atas atap kamar. Hal ini pun telah diketahui oleh Singka Wang."Hahaha! Tak disangka penjagaan tabib istana hanya sebatas ini. Apakah karena dia sudah pulih, sehingga penjagaan merenggang? Malam ini kita tidak boleh melewatkan kesempatan.""Benar. Sudah saatnya dia untuk menyusul Jendral Muda. Kita akan segera
Sraaak!Gesekan tubuh si pengintai dengan genting atap pun terdengar oleh Li Lin membuat Anak itu menengadah.Whuuuuuus! Bugh!"Tidak. Ini bukan suara gesekan, tapi suara pertarungan," gumam Li Lin. Dia menoleh menatap Ampy Ang."Sepertinya Paman Sina Hun berhasil memergokinya," ujar Ampy Ang.Tiba-tiba, seseorang datang ke hadapan sang ratu dengan terburu-buru."Beribu ampun, Ratu. Wilayah Lan telah dijajah oleh pasukan Kerajaan Bai. Semua penduduk mengungsi ke Wilayah Han dan kini, Wilayah Han telah didesak dari dua sisi. Serangan pasukan Kerajaan Bai dari arah timur dan serangan pasukan Kerajaan Kai dari arah selatan. Apa yang harus kami lakukan, Ratu?"Kemudian, datang lagi beberapa orang dari Wilayah Cang membawa kabar, bahwa Pemimpin Cang menjadikan semua orang di Perguruan Rasa menjadi tawanan. Jika Ratu Sin berani menggerakan pasukannya untuk mempertahankan Wilayah Han, semua orang dari Perguruan Rasa akan disiksa sampai titik darah penghabisan.Ratu Sin duduk termenung. Tangan
Roh-roh pedang itu masuk ke dalam tubuh para pasukan Kerajaan Wong. Yang memiliki kekuatan mental lemah, jiwanya akan langsung lenyap dan tubuh sepenuhnya dikendalikan oleh roh pedang.Dari lima ratus pasukan Kerajaan Wong, hanya tiga prajurit yang mampu bertahan. Itu pun mengalami rasa sakit yang luar biasa. Bahkan jiwa Ratu Sin dalam alam bawah sadarnya sendiri juga kesulitan menghadapi roh pedang yang tampak ganas. Kecuali Sina Hun, Ampy Ang, dan Li Lin.Sina Hun dan Ampy Ang adalah darah keturunan Keluarga Hun yang pasti mewarisi kekuatan mental yang kuat. Sedangkan Li Lin dengan bantuan roh pedang kayu yang merupakan roh pedang terkuat dengan mudah melenyapkan roh pedang asing yang memasuki alam bawah sadarnya."Aaaaargh!" Ratu Sin terjatuh mengerang hebat."Kalian, bantulah Ratu. Biarkan Paman yang mengalihkan perhatiannya," ucap Sina Hun kepada Ampy Ang dan Li Lin.Ratu Sin duduk bersila dan dari belakangnya, Ampy Ang menyalurkan suatu energi agar bisa masuk ke alam bawah sadar
Master King memukul tengkuk Ampy Ang hingga membuatnya pingsan. Kemudian, dia membawa gadis itu pergi dengan membopongnya. Ratu Sin mengejar pria itu untuk menolong Ampy Ang. Mereka terbang ke arah barat hingga melewati Laut Pelangi."Jangan harap kau bisa membawanya pergi!" teriak Ratu Sin kepada Master King.Di sisi lain, setelah Li Lin membereskan serangan seribu pedang yang dilesatkan oleh Master King, dia membantu Sina Hun menghancurkan formasi pedang matahari.Sina Hun pun terbebas. Dia pulih dengan cepat dengan teknik regenerasi. Lalu mereka segera bergegas mengejar Ratu Sin.Akan tetapi, rupanya mereka terlambat. Mereka mendapati Ratu Sin di atas roh hewan spiritualnya, dalam keadaan pedang menancap di dada hingga keluar menembus punggung. Darah segarnya mengalir dan menetes dari ujung pedang. Roh hewan spiritualnya lenyap dan Ratu Sin terjatuh terjun bebas ke lautan."Ratu!"Sina Hun dan Li Lin dengan sang naga biru segera bergegas menangkap Ratu Sin sebelum ia tercebur ke la
Ampy Ang terbangun di dalam sebuah gua batu dengan cahaya obor yang sedikit redup. Sebuah Gua yang memiliki begitu banyak intan permata dengan beberapa pekerja yang tampak lelah terus menggali benda berharga itu.Gadis itu menyadari sepasang mata merah milik pria bertopeng yang berada di sisinya terus mengawasinya. Tubuh Ampy Ang diikat oleh tali, tapi bukan tali biasa. Sebuah tali cahaya yang apabila seorang semakin meronta untuk bisa lepas, maka tali itu akan semakin kencang mengikatnya."Kau, bermarga Ang, kan?" tanya pria itu. Sorot matanya begitu tajam, membuat Ampy Ang enggan menatapnya.Apa yang sedang pria ini pikirkan? Apakah dia mengenal seseorang dari Keluarga Ang? Batin Ampy masih mengunci mulutnya rapat-rapat.Melihat Ampy Ang terus terdiam, rupanya Master King menyadari bahwa ia tidak akan mendapatkan infomasi apapun. Pria itu perlahan menyentuh wajah Ampy Ang sembari mengingat masa lalunya."Wajah ini, aku sangat merindukannya. Sosok wanita hebat yang tak bisa kulupakan
Pada tengah malam di sel tahanan Kerajaan Wong. Renggin Ang berubah pikiran, karena yang datang pada malam ini, ternyata bukan hanya Lan Cang, tapi juga Beru Ang. Dia dan Li Lin menunggu di sekitar tahanan hampir memakan waktu satu jam."Renggin Ang, dia bukanlah saudaramu. Kau tidak akan mengasihaninya, kan?" ujar Li Lin."Aku sudah mengetahuinya dari Singka Wang beberapa saat yang lalu. Tapi, aku harus memastikan, apakah jiwa Beru Ang benar-benar sudah lenyap, atau hanya ditenggelamkan begitu dalam di alam bawah sadarnya."Renggin Ang menghebuskan napas kasar hingga beberapa kali. Dia sangat khawatir dengan keadaan adiknya saat ini. Namun, dia juga tidak bisa mengabaikan wasiat sang ratu."Semoga Ampy Ang baik-baik saja," ujar Renggin Ang memejamkan mata sembari sedikit mengangkat kepalanya."Mengapa kau tidak mengutusku untuk mencari Ampy Ang saja?" tanya Li Lin."Tidak. Aku sangat membutuhkan kemampuanmu untuk mengintai orang-orang itu.""Kalau begitu, biar aku saja yang mencari A
Setelah menunggu cukup lama di kaki gunung dan tidak kunjung mendapatkan suatu tanda apapun dari Renggin Ang, tiba-tiba muncul firasat tidak menyenangkan di hati Li Lin. Timbul rasa cemas dalam dirinya. Dia pun akhirnya pergi untuk mengecek apa yang terjadi dari kejauhan.Pertarungan sengit antara Renggin Ang dan Mu Bai mengguncang daratan Wilayah Lan. Ternyata, Mu Bai adalah pangeran pertama Kerajaan Bai sekaligus putera mahkota. Namun, karena kesetiaannya kepada Master King, yaitu gurunya. Dia memberikan posisi putera mahkota kepada adik ketiganya yang bernama Fan Bai."Di-dia ...!" Badan Li Lin sedikit gemetar. Masa lalunya terbayang-bayang ketika Mu Bai dengan kejamnya menusuk kedua bola matanya tanpa belas kasih. Pria itu sama sekali tidak memiliki rasa iba terhadap siapapun."Aku tidak menyangka bahwa kau cukup sulit dihadapi, Pangeran Pertama Kerajaan Bai!" ucap Renggin Ang kepada Mu Bai.Mu Bai menyeringai menampakkan gigi taringnya. "Ha ha ha. Wilayah yang telah dikuasai ole
Mu Bai segera membentuk pertahanan dengan kedua lengannya untuk menangkis lesatan pedang kayu milik Li Lin. Tubuhnya terdorong kuat menghantam pepohonan yang berada di belakang. Debu debu serta dedaunan kering beterbangan memenuhi tempat itu."Ba Rong, ayo kejar!"Li Lin melompat menunggangi roh hewan spiritualnya dan berlari menghampiri Mu Bai. Kini, pria bengis itu tentu tergeletak tak berdaya. Dia mendarat di sebuah batu besar dengan hantaman yang sangat keras, sampai membuat batu tersebut retak. Sang pedang kayu menancap kokoh di dadanya. Cairan merah segar pun keluar mengalir deras dari tancapan sang pedang hingga menetes ke tanah."Uhuk!"Pria itu terbatuk memuntahkan darah. Matanya remang-remang melihat sosok anak lelaki sedang berlari ke arahnya.Anak itu berhenti dan melangkah mendekatinya seraya berkata, "Saatnya membayar hutang!"Li Lin menggunakan teknik penyatuan dengan roh hewan spiritual pada kedua tangannya. Tangan kecil itu sedikit membesar dan tumbuh kuku pada setiap
Saat itu juga, Li Lin datang menarik tangan Ampy Ang agar terhindar dari serangan sang pedang iblis. Namun, asap gelap masih mencekik gadis itu bahkan masuk ke mulutnya hingga ke bagian dalam tubuhnya."Ampy Ang, tubuhmu!" Sorot mata kekhawatiran Li Lin menunjukan rasa takut akan kehilangan gadis itu."Tak apa, aku bisa menahannya. Ugh!" Ampy Ang merintih."Apa yang harus kulakukan untukmu?" "Cepat lakukan penggabungan denganku dan bunuh makhluk itu! Asap gelap ini akan hilang dengan sendirinya ketika inangnya telah lenyap.""Penggabungan?""Ikuti aku! Uhuk!" Ampy Ang memuntahkan darah. "Jangan pedulikan aku, dan fokuslah! Jika kau tidak ingin terjadi sesuatu denganku, setelah penggabungan ini, kau harus cepat membunuhnya. Setelah dia mati, aku akan baik-baik saja."Li Lin tak bisa berbuat apapun kecuali hanya bisa menuruti Ampy Ang. Tidak ada pilihan lain dan tidak ada yang lebih penting selain keselamatannya.Telapak tangan kanan Li Lin bertautan dengan telapak tangan kiri Ampy Ang.
Ampy Ang beradu kekuatan dengan sang pedang kayu menggunakan telunjuk halilintarnya. Saat ia sedang disibukkan dengan sang pedang kayu, pedang karang melesat menembus pertahanannya. Namun, untungnya aksi pedang karang tersebut berhasil dihalau oleh Li Lin tepat waktu."Ha ha ha! Aku akui, kekuatanmu memang berkembang sangat pesat, gadis kecil. Tetapi lelaki di sampingmu, bukankah dia hanya akan menjadi bebanmu? Dia bukanlah siapapun tanpa diriku. Siapa lagi yang kau harapkan? Kakakmu? Meskipun dia sudah membereskan orang-orang di Akademi Jianshu, Master King sudah mengerahkan pasukan siluman ular putih untuk menyerang Kerajaan Wong, apa kau pikir dia akan datang membantumu, atau pergi ke Kerajaan Wong? Hahaha!"Ampy Ang sangat tercengang dengan pernyataan yang dilontarkan oleh sang roh pedang kayu. Begitu pula dengan Li Lin. Anak itu tak bisa berkata-kata."Maafkan aku, Ampy Ang," bisik Li Lin menautkan punggungnya berdempetan dengan punggung gadis itu."Jangan dengarkan ocehannya! Me
"Kemarilah, sayang! Dekap aku, manjakan aku!" ajak Yu Jin menarik lengan Li Lin ke sebuah dipan yang penuh hiasan bunga mawar dan melati.Hari menjelang malam, malam yang begitu indah, tiba-tiba dikacaukan oleh suara genteng yang berhasil dijebol.Braak!Baru saja mereka akan memadu kasih, suara itu seketika menghentikan aktivitas mereka dan membuat mereka terperanjat."Siapa ...! Siapa yang berani mengganggu kesenanganku? Grr!!!" seru Yu Jin menggeram.Ampy Ang, muncul dari lubang genteng yang jebol. Dia melihat Li Lin tepat di bawahnya dengan hanya mengenakan celana kolor. Tanpa pikir panjang, Ampy Ang bergelantungan meraih rambut pemuda itu. Setelah mendapatkannya, ia mencengkeram kuat, lalu melemparnya ke atas hingga menembus genteng.Braak!"Oh, ini sangat bagus untuk melampiaskan kekesalanku!" gumam Ampy Ang. Kemudian dia menyusulnya dan melihat, ke mana pemuda itu mendarat.Yu Jin mengikuti gadis itu tak membiarkan kekasihnya dibawa pergi begitu saja. Lagi-lagi, Ampy Ang mencen
Dua tahun yang di lalui Ampy Ang tanpa kabar,di Kerajaan Wong, dia mendapati Kakaknya sedang kalang kabut menghadapi keadaan Tu Lung Dong yang tiba-tiba menjadi sangat kritis. Sepeninggalnya menghadapi perang melawan Kerajaan Ye, Renggin Ang menyerahkan tanggung jawab pertumbuhan dan pemasokan buah avoka kepada Singka Wang.Sedikit kelalaian Singka Wang, berakibat fatal bahkan mengancam nyawa Tu Lung Dong. Dia terlambat satu menit memberi pupuk pohon avoka, sehingga membuat kematangan buah terlambat.Satu detik keterlambatan mengkonsumsi buah avoka, maka racun dingin dalam tubuh Tu Lung Dong akan menyebar satu ruas jari mendekati jantungnya. Sekarang, hanya sisa satu titik bagian jantungnya yang sama sekali belum terkontaminasi oleh racun.Renggin Ang dan ibunya terus menekan racun itu. Namun, racun itu semakin ganas dan tidak kunjung berkurang.Andai saja Tu Lung Dong masih memiliki walau hanya sedikit tenaga, masalah akan terselesaikan. Namun, pria itu sama sekali tak berdaya. Jang
Di dalam akademi, tiba-tiba seorang tetua berkoar-koar mengatakan bahwa seorang murid bernama Meili Fang menghilang. Dia meminta semua muridnya berkumpul di halaman akademi dan memerintahkan mereka untuk mencari Meili Fang dalam keadaan hidup ataupun mati.Pendengaran Li Lin semakin tajam. Jauh di belakang akademi, dia mendengar suara pertarungan. Yaitu pertarungan Ai Lang dan hewan spiritual harimau hutan.Ketika semua murid dibubarkan untuk mencari Meili Fang, anak itu langsung bergegas pergi ke belakang akademi. Sebelah matanya melihat Ampy Ang sedang mematung menghadapi seorang gadis berbaju merah. Tak disangka, semakin lama semakin banyak binatang buas yang mendekati mereka.Li Lin pun datang membantu Ai Lang menyingkirkan binatang-binatang itu. Dia mengetahui bahwa kedua gadis itu sedang beradu kekuatan mental.Tiba-tiba, keduanya tumbang. Li Lin hanya menangkap tubuh Ampy Ang dan membiarkan gadis berbaju merah itu terjatuh ke tanah."Hei! Ampy Ang! Apa yang terjadi denganmu?"Sa
Beberapa waktu yang lalu sebelumnya, di pusat pemerintahan Kerajaan Zuqin yaitu Istana Kerajaan Zu. Li Lin, Ampy Ang, Yang Zu, dan Xue An Qin tidak ikut bersama rombongan mengiringi pemimpin baru, sedangkan Renggin Ang dan ibunya sudah kembali ke Kerajaan Wong usai pesta pernikahan. Ketika makan siang, mereka mengobrol bersama di ruang tengah."Kapan kau akan kembali ke Perguruan Jianshu?" tanya Ampy Ang kepada Li Lin."Secepatnya! Mungkin besok, atau nanti malam," jawabnya."Bukankah itu terlalu cepat, Kakak Lin?" ujar Xue An Qin tampak sedikit resah."Ya. Bagaimanapun juga, aku harus menunggu Senior Xing dan Paman Hun untuk berpamitan," timpal Li Lin. Anak itu pun melihat kegelisahan sepupunya dan bertanya, "Apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?""Semalam, saat aku melamun, tiba-tiba aku terbayang, bahwa ada suatu tempat di salah satu wilayah bekas Kerajaan Ye, sedang mengalami kesulitan pangan. Banyak dari mereka mati kelaparan. Tempat yang mereka tinggali sangat tandus dan
"Ayo kita bawa keluar dulu! Di sini terlalu gelap."Ampy Ang mengangguk dan segera menghancurkan rantai yang membelenggu tangan Xing Zu. Kemudian, Meriy Ang membopong gadis yang tak bardaya itu keluar dari ruang bawah tanah dan Ampy Ang pun mengikutinya.Di saat yang sama, Sina Hun sudah hampir mengalahkan Pangeran Zhan Ye. Pangeran itu meringkuk lemas dan gemetar."Paman, Ayo keluar! Ruangan ini akan runtuh!" seru Ampy Ang sembari menjebol bagian atas ruangan itu hingga tampak cahaya permukaan.Mengambil jalan biasa yang mereka lalui saat masuk sangat membuang waktu. Mereka pun segera keluar dari ruang bawah tanah itu, sedangkan Pangeran Zhan Ye mati tertimbun tanah.Saat ini, mereka tampak sedang berada di halaman belakang istana. Meriy Ang kembali memeriksa keadaan Xing Zu. Dia belum bisa memulihkan keadaannya karena pil yang ia berikan masih tersangkut di bagian leher."Bagaimana keadaannya, Kakak?" tanya Sina Hun tampak khawatir."Kita lihat setelah aku mencabut jarum itu!" jawab
"Aku tidak memiliki hubungan apapun dengan Master Yu. Dan aku berlepas diri terhadap semua master dari Benua Yu. Tapi, dengan adanya mereka, aku benar-benar diuntungkan. Karena mereka berhasil membunuh Seta Hun. Sebelum ibumu bertemu dengan pria itu, aku lah orang yang lebih dulu jatuh cinta pada ibumu. Jika kau mengizinkanku untuk menikahinya, aku akan dengan senang hati menganggapmu dan adikmu sebagai anak kebanggaanku," ujar Master King."Menikahi ibuku? Ha ha ha! Jangan harap kau bisa menyentuhnya walau hanya sekejap mata!" Salah satu klon Renggin Ang muncul di hadapan pria itu dan mencekik lehernya dengan kuat.Namun, pria itu tampak kokoh. Dia mampu menahan cekikan itu bahkan tanpa suara rintihan. Sorot matanya begitu lekat. Dia memutar bola matanya dari ujung kiri ke kanan.Tiba-tiba ...Syuuut syuuut syuuut!Pedang-pedang berdatangan dari arah yang tak disangka-sangka menembus klon-klon Renggin Ang.Poof! Poof! Poof!Satu per satu dari mereka lenyap. Master King meraih salah s
Di wilayah kekuasaan Keluarga Ang, Xue An Qin dan Yang Zu menceritakan apa yang mereka alami. Gadis itu juga menceritakan perihal mimpinya tentang seorang pria misterius yang mengejarnya beberapa waktu lalu.Mendengar hal tersebut, Meriy Ang memahami situasi mereka. Anak-anaknya pun pernah mengalami situasi pahit semacam ini. Dimana mereka harus berjuang dan menjadi kuat untuk membalas pengorbanan orang tua mereka."Ibu, tidakkah kita memiliki cara untuk membantu An Qin?" celetuk Ampy Ang."Hmm ... mungkin kita bisa pergi ke Kerajaan Wong dan membicarakan ini dengan kakakmu," sahut Shen Tie Er menanggapi."Benar. Ayo pergi ke sana dan bicarakan masalah ini dengan kakakmu!" Meriy Ang memanggil sang elang hitam dan menjadikannya sebagai kendaraan mereka menuju Kerajaan Wong.Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan Sina Hun. Lelaki itu pun ikut serta bersama mereka.Sesampainya di Kerajaan Wong, mereka melihat Renggin Ang sedang sibuk mengurusi banyak orang. Xue An Qin dan Yang Zu me