Share

Chapter 37

Penulis: Yui246
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Shushu sedang terlentang di atas kursi makan dengan posisi yang sedikit aneh.  Dia seperti kayang dengan dibantu satu kursi untuk menampu punggungnya. Salah satu tangannya menahan dirinya agar tak terjatuh dengan memegang sofa di depannya. Tangan lainnya ia gunakan untuk melihat ponselnya.

Lebih tepatnya melihat sebuah topik pembicaraan yang hangat terjadi di semua sosial media. Tentu saja ia menggunakan akun baru yang sudah ia buat.

“Kemarin hanya nama Samara Gwenn saja yang menjadi pembicaraan hangat. Kini orangnya secara langsung tampak namun semua orang tidak sadar dia adalah Samara Gwenn. Ironi sekali,” gumam Shushu.

Dalam semua unggahan video tentang penggebrekan di Distrik Merah memperlihatkan dirinya digendong seorang polisi intel, bernama Senho. Untung saja ia cukup pintar untuk menyembunyikan wajahnya di tengkuk pria itu. Jika tidak wajahnya akan terlihat. Pasti berita ini juga akan terdengar o

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 38

    Pembobolan salah satu apartemen di daerah Distrik Merah itu masih menjadi obrolan terhangat sejagat raya Internet. Ada banyak isu yang berkembang, di sana ada narkoba, pembunuhan, dan hal bohong lainnya.Shushu menatap wajah Pengacara Jung yang terlihat kaget dengan kabar yang baru saja ia ceritakan. Walaupun Pengacara Jung belum pernah ke rumah Ka Quo Xin. Namun ia pernah diberitahu pemilik apartemen itu, tentang dimana Ka Quo Xin tinggal. Apa dia melupakannya?“Ah, saya benar-benar lupa rumahnya Ahli Peretas itu daerah Distrik Merah. Maafkan saya Shushu, ada banyak klien yang sedang dikejar tenggan waktu penyelesaian kasus. Bahkan ada beberapa yang mempunyai jadwal sidang yang bersamaan,” ungkap Pengacara Jung.Shushu menatap wajah yang terlihat lelah itu. Ia memaafkan Pengacara Jung dengan cepat. Dia juga tahu ada banyak klien yang ia urus. “Lalu, apa yang harus saya lakukan sekarang?” tanya Sh

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 39

    “Kau benar-benar yakin tidak ada jejak yang tertinggal kan?” tanya Pengacara Jung dengan penuh curiga pada pemuda yang terlihat berantakan penampilannya itu. Dia sudah menanyakan ini berulang kali. Bahkan ketika mau pergi dari ruangan kecil itu saja ia masih menanyakan hal yang sama lagi.“Kau ini merepotkan. Kalau saja kau mengontrol dia lebih baik, aku tak perlu turun tangan. Sudah kubilang aman!” kesal pemuda itu lagi sembari menendang bokong Pengacara Jung dengan kakinya.“Sialan kau, Weizhe!” pekik Pengacara Jung dari luar sana. Namun pemuda itu tak menghiraukannya.Ia segera menutup pintu ketika tamu tak diundang itu keluar dari tempatnya.Kemudian dia langsung melangkah ke ruangan kerjanya yang dikunci dengan pengamanan khusus. Dia meletakan telapak tangannya ke sebuah dinding, yang sebenarnya adalah sebuah pintu ke ruang kerjanya.Siapa sangka dinding beton yang putih itu sebenarnya adalah layar yang mampu mendeteksi sidik jari yang sudah dikenali. Saat pemilknya sudah teriden

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 40

    Sudah lima minggu berlalu semenjak terakhir kali Shushu dipanggil oleh polisi dan terlibat beberapa hal dengan mereka. Kini penyelidikan kasusnya mulai dibantu oleh Ka Quo Xin. Shushu sangat bersyukur dengan hal ini. Walaupun prosesnya cukup lambat sebab peretas itu selalu diganggu oleh mantan mertuanya. Benar, Quo Xin masih berada di Kota H. Ia berniat membawa putrinya ke Kota B bersamanya. Namun sedikit sulit karena masalah internal keluarga. Ditambah masalah administrasi pemindahan cukup ribet. Terlebih baru-baru ini apartemennya di Distrik Merah dibobol orang yang tak dikenal, atau lebih tepat terduga komplotan dari situs judi online itu. Sebab barang yang hilang hanyalah harddisk yang berisi data-data dari komputer lama Shushu. Selain berkomunikasi baik dengan Quo Xin, wanita itu juga kerap dikabari proses perkembangan kasus melalui Penyidik Huang. Terakhir kali ia berkomunikasi dengan wanita paruh baya yang keren ini adalah dua minggu yang lalu. Dia menyatakan akan mencoba menc

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 41

    Binbin Club terletak di sisi Barat, masih dalam Puast Kota B. Bagaimanapun sebagai Ibukota Republik Cina, wilayah kota ini sangat besar dan segala hal bisa ditemukan di sini.Shushu datang lebih dahulu dibandingkan Yuyu. Ia pikir tempat ini seperti klub malam biasa. Ternyata tidak. Ini lebih mirip kasino. Namun yang boleh masuk ke dalam sana hanya yang sudah berusia 18 tahun saja. Jadi wajib menunjukan identitas diri. Jika tidak, ya, tidak bisa masuk.“Nona, apa Anda akan masuk?” tanya seorang pria bertubuh besar pada Shushu yang mematung dengan tenang sejak 15 menit yang lalu.“Teman saya belum datang,” jawab Shushu santai.Alhasil para penjaga di sana hanya bisa membiarkan Shushu berdiam diri di depan pintu masuk. Hanya saja setelah itu mereka membawakan sebuah kursi lipat untuk Shushu menunggu. Mereka tak berani mengusir tamu ini karena pakaian yang ia kenakan salah satu edisi musim dingin merek X. Para penjaga itu menyadarinya setelah mendengar beberapa tamu yang paham tata busana

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 42

    Juanxi sudah tak lagi bermimpi tentang Shushu. Lambat laun pun ia melupakan tentang sosok itu. Terlebih dirinya punya kesibukan yang perlu diselesaikan. Ia merasa tidurnya lebih semenjak terakhir kali ia bertemu dengan Shushu, dan secara tak sengaja menyentuh pipinya.Mimpi terakhir yang dialami Juanxi pada saat ia tertidur sangat berbeda dari sebelumnya. Dalam pemandangan itu ia melihat sekelibat sosok yang mirip dengan Shushu berlari ke arah hutan dengan membawa kaleng dalam pelukannya. Ia melihat itu dari atas sebuah kapal pesiar.Pemandangan yang ia lihat dari atas lantai tiga di Binbin Club ini mengkonfirmasi mimpinya terakhir kali. Bahwa sosok Shushu dari bawah sana mirip dengan mimpi yang ia lihat.Juanxi menyadari ada Shushu di bawah sana semenjak gadis di sampingnya, yang kalau dirinya tak salah ingat adalah pianis yang pernah manggung di Klun Shenzhenie. Suara Yuyu begitu khas dan bersemangat. Di tengah banyaknya suara di lantai satu di sana, selalu saja terdengar suara pian

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 43

    “Ka Shushu, walaupun uangnya sudah di rekeningku. Namun ini semua kan hasil kerja keras Kakak sendirian,” tutur Yuyu dengan gugup. Ia memandangi layar ponselnya atau lebih tepatnya aplikasi bank mobile dengan keterangan saldo yang bertambah. Tidak. Nominalnya masih sama seperti sebelum dia dihutangi ketiga temannya. “Kau ikut bermain. Kau jadi support system di sebelahku. Jadi, kau juga menang,” jelas Shushu dengan kerangka logika yang cukup aneh. “Tapi aku kan gak bermain!” Kesal Yuyu. Kendati demikian wajahnya terukir senyuman di saat Shushu tak melihatnya. Dia menyukai pribadi Shushu. “Yuyu, kau tetap harus cerita soal tiga temanmu berhutang pada kakakmu,” ungkap Shushu mendadak. Yuyu yang sedari tadi melangkah di belakangnya langsung mematung. Yuyu menarik perasaan sukanya pada pribadi Shushu. Sekarang ia membenci Shushu! “Kakakmu mungkin akan marah padamu. Kau membenci situasi itu. Tapi yakinlah kau akan lebih membenci tak mendengar atau melihat reaksi itu lagi suatu saat. Jad

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 44

    Juanxi terbangung di sebuah ruang inap rumah sakit. Hanya lampu putih yang begitu terang di atasnya, sebagai penanda dirinya menebak berada dimana.“Aku tak memimpikan apapun,” ucapnya. Dia pikir rasa sakit yang ia alami sebelumnya akan membuatnya melihat adegan baru dalam mimpinya. Nyatanya tidak. Ia melirik ke arah semua dinding di ruangan tersebut. Hanya untuk mencari jam yang melekat di sana. Rupanya sudah jam 3 dini hari. Jam tersebut terletak dekat jendela yang memperlihatkan langit malam.Juanxi bangkit dari kasurnya dan ia tak melihat tangannya terhubung dengan selang infus. Hanya saja ada bekas suntikan di lengannya, dan ia menduga pihak rumah sakit mengambil sampel darahnya untuk diperiksa.Dia di ruangan itu sendirian. Tidak memikirkan apapun. Hanya diam duduk di atas kasur.“Terima kasih untuk penjelasannya ners,” ucap seorang pemuda di luar ruangan. Kemudian ia masuk ke dalam ruangan Juanxi. Lalu kembali berteriak, “Suster! Pasiennya sudah bangun,” ucapnya.Juanxi hanya d

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 45

    Shushu yang melamun menatap sketsa gambarannya yang melukiskan sebuah keluarga yang lengkap. Semenjak melihat interaksi kakak dan adik Han semalam. Siapa lagi kalau bukan Han You si pianis, dan Han Xiodi si petenis. Dia merasa baru pertama kali merasa sesak di dalam rumah ini.Padahal dewa sedang memaksanya membuka bab pengembangan karakternya dengan paksa. Namun dia memilih untuk tetap di dalam rumah dan pasrah saja. Dia merasa terlalu menyerahkan segala hal di tangan para polisi dan Pengacara Jung. Walaupun ia tak terlalu yakin Pengacara Jung juga masih teringat dengan kasusnya.Walaupun begitu Shushu tetap menelpon pria itu. Tumben sekali terhubung dan diangkat! Namun saat Shushu menyapanya. Pengacara Jung langsung mematikan telponnya._________Pengacara JungMaaf Nona Ding. Saya sedang dalam sidang. Ada apa? (10.12)Ding ShuBagaimana dengan

Bab terbaru

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 83

    Setelah pemeriksaan singkat, Shushu menyadarinya dirinya mengalami gejala anemia dan tekanan darah rendah. Dokter meminta ners yang mendampinginya untuk memasukan Shushu sebagai daftar pasien agar bisa diberi beberapa obat untuk dikonsumsi.Pada akhirnya, ada dua pasien di dalam satu bangsal ini. Satu yang terlihat seperti akan mati kapan saja. Satu lagi yang berusaha meyakinkan semua orang dirinya tak sakit.Sebenarnya Shushu melakukan itu sebab dirinya takut disuntik dan diinfus. Dia terlihat ingin pergi dari tempat itu kapan saja. Namun Juanxi mengenggam erat pergelangan tangannya.Para perawat telah memasukan satu ranjang lagi ke ruangan rawat inap itu. Posisinya bersampingan dengan ranjang milik Juanxi.“Tidurlah dengan benar,” tegas Juanxi yang sudah mulai berbicara lancar.“Sa-sa-saya tak sakit kok,” jawab Shushu dengan formal dan tergagap. Dia terl

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 82

    Tempat yang paling tak disukai Shushu terpaksa harus ia tempati selama empat hari lamanya. Sebab, kondisi suaminya yang baru ia nikahi belum seminggu itu terlihat sangat mengkhawatirkan. Suhu demamnya mencapai 40 derajat celcius.Selama dirinya di rumah sakit, bohong, jika Shushu juga tidak merasa sakit. Wajahnya pucat, makannya pun tidak karuan.Siapapun yang mengunjungi mengira Shushu sangat khawatir dengan suaminya yang terbaring tak sadarkan diri. Bahkan makan pun harus dipenuhi dengan cairan nutrisi melalui selang infus.Ada kalanya setiap Juanxi sadarkan diri untuk beberapa menit, Shushu akan membantu menyuapi air hangat atau sup hangat perlahan dengan sendok kecil. Sebab pria itu sendiri tak memiliki tenaga untuk mengangkat kepalanya.“Nak, kamu pulang saja dulu, tidak apa-apa,” tutur Sun Lili yang datang pagi sekali untuk membantu Shushu. Juanxi masih tak sadarkan diri. Namun suhu

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 81

    “Kenapa kau tak cerita soal kebakaran itu padaku? Bukankah kita teman?” tanya Quo Xin. Dia benar-benar tidak tahu soal itu.Sejujurnya Quo Xin bisa menyelesaikan permasalahan dokumen yang rusak itu secepat mungkin. Hanya saja keadaannya dengan mantan mertua serta putrinya kala itu cukup rumit. Dia jarang punya waktu leluasa membuka laptopnya.Semua menjadi mudah ketika ia sudah memindahkan data putrinya di Kota B ini. Namun ini semua hanya alasan. Quo Xin merasa bersalah atas waktu yang terbuang secara cuma-cuma. Dia tak mengira masalah keterlibatan Shushu dengan situs judi online ini begitu berat. Bahkan pihak di sana berani mengancam dengan cara murahan seperti itu.“Walaupun begitu kau setuju begitu cepat untuk menikah,” ungkap Quo Xin. Kemudian ia meraih tangan Shushu dan menggenggamnya erat. “Batalkan saja kontraknya!”“Tidak bisa, kita sudah menikah. Lagipula keadaanya tidak sesimpel ini, Zhou.co itu mungkin saja tidak terlibat dengan judi online saja,” ucap Shushu. Dia menginga

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 80

    Pukul enam pagi, seorang wanita paruh baya berjalan cepat menelusuri lorong rumah sakit yang panjang. Dia hanya menggunakan sandal, dan jaket untuk menutupi pakaian tidurnya. Bahkan helm pun masih bertengger setia di kepalanya.Ruang 278, tanpa ragu-ragu, dia langsung membukanya. Di dalam sana ada seorang wanita muda berdiri menganggukan kepala berulang kali atas penjelasan dokter yang bertugas.“Bagaimana?” tanya Quo Xin.“Baru saja dipindahkan dari UGD, dia demam sushu 40 derajat, sepertinya kelelahan bekerja,” tutur Shushu dengan wajah yang lelah.“Ibu juga harus istirahat yang baik untuk menjaga suami Anda. Wajah Ibu kurang baik,” ucap dokter pria itu lagi. Shushu hanya menganggukan kepalanya berulang kaliFokus Quo Xin bukan lagi cerita dibalik kenapa ia membutuhkan ambulans di pagi buta lagi. Namun, bagaimana bisa ia mendapatkan suami dalam waktu yang begitu cepat setelah ia tinggal beberapa bulan di kota lain?Setelah kepergian dokter dan perawat tersebut. Quo Xin hanya diam sa

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 79 - Kehidupan Kedua? (2)

    Juanxi terus mengalami mimpi yang panjang, dan semua kejadian itu membuatnya merasa tak nyaman. Kepalanya terasa berat dan panas menerima semua informasi itu. Fakta bahwa kematian Shushu itu begitu menyedihkan membuatnya sangat terpukul.Tidak seharusnya Shushu mengalami itu semua. Dia bukan seperti apa yang digambarkan semua artikel tersebut. Wanita nakal, pemakai narkoba, penipu, dan lainnya.Hal yang membuatnya lebih terpukul ialah adegan dimana Paman Zinbei dan Ibu Yanyan datang ke kantornya untuk meminta tolong mencari kebenaran kematian Shushu.Kini Juanxi paham kenapa Shushu tadi menangis begitu lelah ketika ia tahu bahwa namanya bisa dibersihkan tidak terlibat situs judi online itu. Semua usaha Shushu menyelidiki kasusnya sendiri selama ini, agar tidak membuat dua orang tua itu sedih dan terpukul.Dalam kehidupan pertama itu, ia melihat wajah Paman Zinbei, dan Ibu Yanyan, lima kali lipat terlihat lebih tua dibandingkan kehidupannya sekarang. Mereka telah mendatangi berbagai ka

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 78 - Kehidupan Kedua?

    Juanxi menjadi kesal melihat ponsel milik Shushu yang terus berdering sedari tadi. Dia langsung mematikannya secara total. Lalu membawa tubuh Shushu yang tertidur karena lelah menangis ke kamarnya. Juanxi melihat keseluruhan interior ruangan yang sederhana, namun memiliki tiga pintu ruangan lainnya lagi. Dia penasaran untuk apa saja tiga ruangan di dalam kamarnya ini. Juanxi menerka salah satunya pasti toilet, dan ruang pakaian. Adapun sisanya ia tak begitu yakin. Juanxi menyadari beberapa hal dari mengenal Shushu dalam waktu yang sangat singkat ini. Dia terlalu mudah untuk percaya, namun tak ingin menaruh rasa percaya begitu dalam. Kontradiksi sekali bukan? Dua kata yang bisa dijelaskan ialah polos kebangetan. Kendati dikatakan polos, dia tahu dunia lebih baik. Apalagi soal pekerjaannya dan mengatur finansialnya. Hanya saja melihat ia menangis begitu lepas karena namanya bisa dibersihkan dari tuduhan sindikat judi online itu. Juanxi melihat sosok Shushu menjadi lebih kompleks lagi

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 77

    Setelah Juanxi memakan hidangan makan malam, ia sepakat dengan satu hal penting dalam kisah cinta keduanya bahwa Juanxi lah yang pertama kali tertarik. Untungnya kesimpulan ini bisa ditarik setelah keduanya mengetahui kegemaran yang mirip dalam mengumpulkan pundi-pundi kekayaan.“Kau benar-benar yang merancang semua perhiasan itu?” tanya Juanxi masih tak percaya. Shushu hanya menganggukan kepalanya. “Aku tak menyangka kau designernya!” pekik Juanxi lagi dengan bersemangat.Tiga tahun yang lalu ia pernah dipaksa ikut adiknya, Lin Yi mengunjungi sebuah lelang perhiasan esklusif di Negara S. Tak pernah terbayang anting yang dibeli adiknya itu dengan harga 2 juta dollar. Itu sebuah karya duet antara desainer dan pengrajin yang berbeda. Anting itu termasuk salah satu barang termahal kelima yang terjual dalam lelang malam itu.“Aku masih tidak paham bagaimana kau bisa melakukan itu semua? Kebanyakan illustrator akan mengambil jalan sebagai komikus,” tanya Juanxi.“Seberapa baik kamu menggam

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 76

    Shushu dan Juanxi diam di depan pintu lift yang sudah tertutup lama. Suasana yang heboh sebelumnya mendadak tenang.Juanxi sibuk dengan pikirannya, dia tak tahu harus memulai obrolan dengan membahas hal apa, ataukah basa-basi saja terlebih dahulu? Dia merasa canggung dengan keheningan ini. “Kau menangani mereka lebih baik dari dugaanku,” ujarnya.“Nenek Huang dan Ibu Lili orang yang baik, Paman Haifeng juga,” ungkap Shushu.Juanxi yang mendengar hal itu mengernyitkan keningnya. “Panggil mereka Ibu dan Ayah saja mulai dari sekarang,” timpal Juanxi.“Aku memahami kekhawatiranmu. Namun, tidak. Ini batasanku ketika tidak ada mereka. Pernikahan ini hanya berlangsung sebentar. Apa kau sudah makan?” ujar Shushu sembari mengalihkan pembicaraan.“Aku belum makan malam,” jujur Juanxi tanpa pikir panjang.“Kalau begitu makan di tempatku saja,” balas Shushu. Kemudian ia berjalan lebih dahulu untuk membuka pintu apartemennya, lalu membuka pintu lebar-lebar agar pria bertubuh tinggi dan besar itu

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 75

    “Gege, bagaimana bisa kau menikah begitu cepat?” bisik Dongxi, si anak bungsu.“Ugh, tak bisakah kalian datang itu mengabari terlebih dahulu,” ucap Juanxi yang mulai kesal dengan ribuan pertanyaan yang dilontarkan anggota keluarganya.Awalnya ia senang melihat kepanikan yang muncul di wajah Shushu. Kini semua berubah semenjak, Shushu berkomunikasi dengan sangat baik dengan nenek, dan kedua orang tuanya di ruang tengah apartemennya. Padahal tadi dia benar-benar terlihat seperti tak tahu harus apa.Juanxi yang melihat itu merasa senang sebab merasakan Shushu bergantung untuk pertolongannya. Namun lihat sekarang, dia tertawa santai dengan nenek, ibu, dan ayahnya juga.“Santailah ka, aku juga penasaran kenapa kalian berdua tiba-tiba mendaftarkan pernikahan,” sanggah Lin Yi, adik perempuan Juanxi.Shushu diam saja menatap Juanxi. Dia juga ingin mendengar alasan apa yang akan dilontarkan Juanxi. Sisanya ia akan mengikuti alur dari cerita pria itu.Sedari Shushu bertemu Keluarga Huang secara

DMCA.com Protection Status