“Ada apa Be?”
Bukannya menjawab, Bening malah terlihat meneteskan air mata. Karena tahu putrinya hari itu pergi ke makam cucunya yang sudah meninggal, Arkan sengaja mengirimkan foto bayi itu ke sang putri.
Bening pun terkejut, dia tidak tahu jika selama ini papanya memiliki foto anaknya dan Glass yang sudah meninggal. Hingga pundaknya bergetar, dia takjub sekaligus kembali berduka melihat foto bayinya yang seperti tertidur dengan damai.
Glass pun berdiri, dia merangkul pundak Bening dan menerima ponsel yang masih berada digenggaman gadis itu. Glass pun melihat pesan Arkan, bibirnya tersenyum pilu. Ia peluk Bening sambil memandangi foto yang dikirimkan pria yang masih dia anggap papa mertua itu.
“Dia cantik Be, dia tidak mirip denganku, dia mirip denganmu,” ucap Glass sebelum memeluk Bening erat. “Maaf! maaf karena membiarkanmu menanggung duka sendirian selama ini,” bisiknya.
Beberapa menit kemudian, keduany
“Menikah Minggu depan?” Bening jelas saja terekejut, meski memang tidak mengharapkan pesta meriah tapi tetap saja pertanyaan Glass itu membuatnya bingung.“Jangan bercanda Glass! setidaknya satu bulan lagi,” jawab Bening dengan mata menyipit.“Tidak bisa, aku akan mengurus semua secepatnya. Jika perlu kita menikah secara agama lagi saja dulu.”“Glass!”Bening tak habis pikir, kenapa Glass nampak begitu buru-buru. Pria itu bahkan memintanya untuk tidak perlu memikirkan apa-apa karena dia yang akan menyiapkan semuanya.“Lebih baik ayo kita pergi menengok Maha.” Glass menarik tangan Bening keluar kamar.Melepasnya setelah sampai di luar dan menggendong Olla. Ia membiarkan Bening tertinggal di belakang.“Om, Olla bisa jalan sendiri kok,” ucap Olla. Bocah itu kaget karena Glass tiba-tiba menggendongnya seperti itu.“Tidak apa-apa, nanti Olla capek,&rdq
Hari berikutnya, Bening benar datang ke penthose yang dulu menjadi miliknya dan sekarang sudah menjadi milik Glass. Gadis itu nampak membawa banyak tentengan.Selain tas yang dicangklong di pundak, Bening juga membawa tas laptop dan dua kantong besar berisi makanan.Setelah Glass membukakan pintu, Bening langsung menerobos masuk ke dalam, dia meletakkan dua kantong besar itu ke meja makan sebelum sibuk menatanya ke dalam kulkas dan lemari penyimpanan.Glass hanya melihat apa yang dikerjakan Bening dari dekat meja makan, hingga mantan istri yang sebentar lagi menjadi istrinya lagi itu, berdiri di hadapan kemudian memeluk pinggangnya dengan sangat mesra.Mata Glass membeliak saat Bening berjinjit dan hampir menciumnya. Namun, sayang di saat yang bersamaan Alex keluar dan membuat gadis itu kaget hingga mendorong tubuhnya menjauh. Baik Alex dan Glass pun sampai harus menahan tawa, sedangkan Bening harus menahan malu yang tiba-tiba menyergap.
“Tidak, tapi kalau dia berani menyentuhmu. Aku akan benar-benar melakukannya.”Sorot mata Glass yang berbeda membuat Bening sedikit takut, dia raih tangan pria itu dan berkata bahwa dia pasti akan baik-baik saja. Aline pasti tidak akan berani mendekatinya.Namun, meski begitu, Glass tak bisa tinggal diam. Ia memilih untuk menabuh genderang perang, dia ingin melawan Aline dan langkah pertama yang dia ambil adalah tidak memperbolehkan Alex menemui wanita itu, agar Aline tahu bahwa selama ini dia dikhianati.“Aku harus menemui Arnold di penjara,” ucap Glass kemudian. Terang saja dia membuat Alex kaget dan Bening bingung.“Arnold?”“Aku tahu dia punya bukti besar kejahatan adiknya dan aku bisa membuat kesepakatan dengannya untuk menjatuhkan Aline, tapi jelas itu akan aku lakukan setelah pernikahan kita,” jawab Glass penuh ketegasan.š„š„š„Hari berikutnya, mungkin sudah set
Glass membuang muka, bersedekap dan nampak kesal. Ia tak menyangka Romi akan kembali datang setelah sekian lama. Padahal dulu dia sudah meminta Romi agar bekerja lagi dengannya tapi pria itu tak memberi jawaban. Namun, saat hari pernikahannya hanya tinggal menunggu jam, pria yang mengaku menyukai Bening itu datang ke penthouse dengan membawa satu koper besar yang jelas berisi pakaian.“Apa kamu merencanakan sesuatu? Mengacaukan pernikahanku?” sindir Glass.Romi pun tak enak hati, dia bahkan berdehem sambil menatap Alex yang duduk di samping Glass dengan wajah tanpa ekspresi. Romi bersyukur Glass sudah mendapat sekretaris baru yang setia.“Bukankah kamu yang menawariku? aku menunggu pekerjaan selesai baru bisa ke sini. Lagi pula mau tidak mau kamu harus menerimaku. Apa kamu pikir Aline akan diam saja melihatmu menikah? bagaimana kalau dia memasang bom di lokasi pestamu.”Perkataan Romi membuat Glass menegakkan badan dan tersentak. &
Glass beranjak dari ranjang dengan hati-hati dan pelan-pelan, karena tidak ingin menganggu Bening yang masih terlelap. Bibir pria itu lagi-lagi memulas senyum bahagia, dia kecup kening istrinya sebelum berdiri dan menyambar celana dan piyama model kimono yang masih terlipat rapi di atas sofa. Semalam tidak ada kesempatan untuknya dan Bening mandi lebih dulu.Membuka pintu setelah mengintip dari lubang kecil di pintu itu, Glass memutar bola mata malas. Ia bahkah hanya menyembulkan kepala mendapati sekretaris tak tahu adabnya sudah berdiri di depan sana.“Lex, apa kamu tidak bisa sedikit pengertian? aku ini pengantin baru. Jika ingin membicarakan masalah perusahaan handle lah dulu,” ucap Glass dengan raut wajah kesal.Namun, raut mukanya seketika berubah drastis saat Alex membuka suara, “Pesta sudah selesai Pak, malam pertama juga sudah kadaluwarsa, ada hal yang lebih penting dari semua itu. Kakak ipar, ah … bukan adik ipar ah … ent
Glass menemui Arnold hari itu, dia masih tak habis pikir bisa terlahir dari keluarga yang sangat aneh. Glass bahkan harus menjawab permintaan tes DNA oleh Vero. Pria itu memilih untuk mengundur sampai benar-benar urusannya dan Aline selesai, meski semua orang sudah yakin bahwa dia adalah anak dari wanita berkebangsaan Italia itu.“Adikmu membuat ulah lagi, beberapa hari yang lalu dia menculik saudara kembar istriku yang sedang hamil. Aku tidak bisa lebih jauh menunggu,” ucap Glass, sedangkan Arnold hanya cengar-cengir sambil bersedekap memandangnya.“Aline itu mengerikan, sebenci apapun aku ke orang, aku tidak pernah memiliki niatan untuk membunuh, tapi Aline berbeda. Ia bahkan melenyapkan papanya sendiri. Aline begitu membenci papa karena selalu menyakiti mama, jika saja permintaan terakhir mama bukan membawamu kembali ke keluarga, Aline pasti sudah membunuhmu. Lagi pula, dia punya rencana lain, memanfaatkanmu untuk menyingkirkanku, kamu
Melihat Aline gusar, Romi yang sudah tahunan dekat dengan wanita itu pun bergegas memberi kode ke Alex. Namun, Alex malah nampak bingung dan tidak mengerti, hingga saat Romi ingin mendekat, dia dicekal oleh dua orang penjaga, beruntung Alex paham apa yang harus dia lakukan. Pria itu meminta anak buah Arnold menayangkan video yang yang sudah mereka persiapkan.Senyap, ruangan berubah seperti panggung bioskop dengan layar berukuran lumayan besar di depan. Aline pun menyipitkan mata, dia kaget karena di layar itu menampilakn tanyangan CCTV berisi gerak-geriknya. Tak lama rekaman suara terdengar di sana. Aline tak menduga bahwa ternyata dirinya sudah dimata-matai sang kakak sendiri sejak duduk di bangku kuliah. Ia yang memasukkan sesuatu ke minuman Wijaya terlihat jelas di sana, bukan hanya sekali tapi berulang-ulang.Sedangkan rekaman suara, berisi percakapan Aline dengan Arnold. Wanita itu mengaku sendiri tentang kejahatan yang dia perbuat. Setela
Bāāening terus saja mengomel sampai tiba di parkiran, dia tak menyangka wanita-wanita yang sudah dipanggil nenek itu bisa melakukan tindakan gila seperti anak SMA. Terlebih Rea, Bening tak menyangka bahwa mamanya bisa juga berkelahi seperti Jojo dan Bianca.“Sudah Be, jangan memelototi mama seperti itu,” ucap Glass sambil menepuk lembut pundak sang istri. Bening menghentakkan kaki berulang karena gemas, hingga satu persatu dari mereka pergi meninggalkan kantor polisi.
š·Selamat Membacaš·Seperti yang Glass bilang, setibanya kembali dari Jogja dia langsung menemui Gama untuk membujuk pria itu mengunduh aplikasi yang dia lihat iklannya tempo hari. Glass sesekali melirik Bening yang bercanda dengan Maha dan Olla. Wanitanya itu datang membawakan oleh-oleh sekaligus ingin melepas rindu.āKenapa? jika aku mau aku pasti akan mengunduhnya, Aplikasi itu sudah ada saat umurku masih belasan tahun.ā Gama mengembalikan ponsel milik Glass ke atas meja dan mendorongnya ke arah lawan bicaranya itu pelan.āBening juga sudah bercerita, aplikasi itu pernah ada, lalu hilang dan sekarang muncul lagi dengan fitur yang lebih canggih, ayolah! Carikan Maha ibu, jangan sampai dia menjadi pebinor di antara aku dan Bening.ā Glass tetap pada pendiriannya, dia ingin Maha jauh-jauh dari istrinya.āYa Tuhan Glass, bagaimana bisa kamu berpikir bocah sekecil itu menjadi perebut laki orang.ā Gama geleng-geleng kepala. Ia menyesap kopi yang sudah agak dingin karena mereka keasyikan
š·Selamat Membacaš·Sudah lebih dari setengah jam, tapi Glass masih belum juga masuk kamar, entah pria itu sudah kembali dari warung atau masih berada di dalam kamar mandi, yang jelas Bening uring-uringan dan memilih untuk tidak keluar kamar. Ia berbaring di ranjang lalu bangun, berbaring lagi lalu bangun lagi. Gelisah sendiri seperti wanita yang tak pernah dijatah suami. Bening yang dongkol pun sampai menggigiti kuku jarinya sendiri karena terlalu gemas. Ia meremas sprei ranjang dan langsung berdiri saat Glass akhirnya masuk ke dalam kamar.āSudah selesai?ā ketus Bening, dia menyindir tapi yang disindir tidak peka juga.āSudah,ā jawab Glass dengan santai. āKamu nggak mau makan sate kambing, enak lho,ā imbuhnya dengan nada santai tak merasa bersalah sama sekali.Bening semakin emosi jiwa, melihat dari rambut Glass yang masih basah dan tidak ada aroma kambing yang menguar saat pria itu berbicara, dia sudah bisa menerka bahwa Glass pasti makan dulu setelah dari warung baru setelahnya ma
š·Selamat Membacaš·āPermisi, maaf!āMendengar suara yang begitu sangat dia kenali, Bening pun menoleh. Ia kaget sekaligus bahagia. Ingin rasanya dia mencecar Glass dengan banyak pertanyaan. Namun, rasa penasarannya itu harus dia tahan dulu saat pramugari mendekat dan meminta Glass untuk segera duduk. Bening terus menatap heran Glass, dia bahkan memastikan dirinya tak salah lihat, suaminya itu bahkan tidak membawa koper. Glass tersenyum, dia terus memperhatikan Bening dan tak mendengarkan penjelasan dari pramugari sebelum pesawat take off. Pria itu pun duduk lurus ke depan saat pesawat hendak mengudara, setelah memastikan burung besi itu berada di atas awan, baru lah Glass menoleh. Ia tersenyum manis mendapati sang istri sudah memperhatikannya.āGlass, jangan bilang kamu berlari ke sini dan tidak membawa apa-apa.āGlass menggeleng, alih-alih memberi jawaban ke sang istri pria itu malah balik melempar pertanyaan perihal Bening yang naik pesawat, apakah sudah berkonsultasi dengan dokter
š·Selamat Membacaš·Bening menelepon dokter Andit, menanyakan apakah dia bisa melakukan konsultasi dadakan hari itu. Ia ingin pergi ke suatu tempat dan harus memakai pesawat. Bening pun semringah saat sang dokter memintanya datang. Tidak perlu membuat janji jika dia pasti akan dilayani dengan senang hati oleh sang dokter.Tak ingin menunggu lama, Bening pun mengemasi barang pribadinya. Wanita itu berpesan pada Zahra untuk membatalkan beberapa agendanya tiga hari ke depan karena dia ingin pergi jalan-jalan.āAnda mau ke mana?ā Zahra berdiri dari kursi karena terlalu kaget. Tidak biasanya Bening seperti ini. Atasannya itu selalu merencanakan apa yang akan dia lakukan. Membatalkan agenda jelas bukan gaya wanita itu.āAku ingin berlibur, ke Jogja? Apa mau kubawakan bakpia? Atau gudeg?ā tanya Bening dengan wajah semringah. Ia melambaikan tangan ke Zahra dan berjanji akan membawakan Amar - putra wanita itu batik.āWah ā¦ apa ada masalah? kenapa tiba-tiba ingin pergi?ā gumam Zahra.__Bening
š·Selamat Membacaš·āMereka pasti akan bahagia karena daddy mau menjenguk.ā Bening mengedipkan mata, malu juga dia sebenarnya bertingkah agresif seperti ini, tapi apa mau dikata terkadang keinginan harus diungkapkan agar tidak menjadi penyakit di dalam hati.āMereka yang bahagia, atau Mommy-nya yang bahagia.ā Glass menyentuhkan hidungnya ke hidung Bening. Wanitanya itu tersenyum malu-malu layaknya anak perawan yang baru saja merasakan cinta.āKalau itu tidak perlu ditanyakan lagi Glass, aku bahagia kamu pun juga pasti bahagia.ā Bening melingkarkan tangan ke leher suami berondongnya. Ia memang sangat merindukan sentuhan Glass, sentuhan yang membuatnya mabuk kepayang dan merasa menjadi wanita paling beruntung di dunia.āAku akan melakukannya dengan lembut, aku tidak ingin membuat calon anak kita terganggu.āKalimat Glass membuat Bening seolah mendapat durian runtuh, wanita itu mengangguk berkali-kali. Ia bahkan memejamkan matanya malu, saat jemari Glass mulai bergerak lincah menyentuh p
š·Selamat Membacaš·āAh bocah itu, bisa saja dia mencari akal untuk membuatmu kasihan.āGlass membuang muka, entah kenapa dia yang sudah sebesar itu bisa merasa kesal dan cemburu ke anak kecil seperti Maha. Bening pun hanya bisa meliriknya dengan tatapan memelas. Hati kecilnya tidak bisa menolak permintaan Gama tadi. Mungkin karena dia juga akan menjadi seorang ibu, jadi dia lebih perasa.Dengan setengah hati, Glass memutar kemudi menuju rumah Gama. Ia juga ingin memastikan sendiri bagaimana kondisi Maha yang dia juluki sebagai pebinor cilik itu. Namun, belum juga melancarkan aksi Bening sudah menasehatinya sepanjang jalan. Glass diminta untuk tidak mengeluarkan kata yang bisa menyakiti hati Maha.Beberapa menit kemudian, mereka sampai di depan rumah Gama. Rumah itu memang tak terlalu besar, berlantai dua dan memiliki halaman yang lumayan luas. Sesaat setelah turun dari mobil, Gama langsung berlari sendiri membukakan pintu gerbang. Pembantunya masih sibuk membujuk Maha untuk makan di
š·Selamat Membacaš·āGlass bangun! kita harus menjemput Mama Vero.āBening menggoyangkan tubuh suaminya. Ia bahkan sengaja menempelkan rambutnya yang masih basah ke pipi Glass. Bibirnya tersenyum mendapati wajah damai Glass yang begitu sangat tampan dan rupawan. Tak sabar rasanya dia untuk mengetahui jenis kelamin bayi kembarnya. Jika laki-laki sudah pasti akan setampan pria yang susah dibangunkannya ini.āGlacio, sayang! Kamu berjanji menjemput Mama Vero.āBening memindai wajah Glass, dia bahkan mengetuk hidung bangir pria itu dan memberikan sebuah kecupan di kening.āHei ā¦ bangun!āBukannya segera membuka mata, Glass malah tersenyum. Ia merengkuh pinggang sang istri lantas membantingnya ke ranjang. Terang saja Bening pun melebarkan netranya. Glass yang masih tidak sadar dengan apa yang baru saja dia lakukan malah tersenyum, tapi beberapa detik kemudian seketika melebarkan bola mata. Wajahnya berubah cemas. Ia bahkan langsung berdiri.āBe, apa ada yang sakit? ah ā¦ aku benar-benar bod
š·Selamat Membacaš·āJangan sembarangan Glass.āEmbun tidak terima dengan tuduhan sang ipar ke sepupu suaminya. Ia mengenal Gama bahkan dulu saat masih duduk di bangku SMA, pria itu pernah menyatakan cinta padanya. Gama pria normal, hanya saja terlalu tertutup dengan kehidupan pribadi.āAku yakin anak itu dia ambil hanya untuk menutupi kelainannya,ā ucap Glass lagi.āSayang!ā Bening mendelik, dia menggeleng meminta suaminya untuk tidak berprasangka buruk terhadap Gama. Ia pun memilih mendekat ke arah Maha dan membuat Glass semakin heran.āDasar anak itu!ā gerutunya. Setelah itu Glass duduk di meja yang tak jauh dari sana untuk kembali bekerja. Meski Bening memintanya pergi ke kantor, tapi pria itu menolak dengan alasan ingin memantau perkembangan kesehatan sang istri. Kini ada Maha yang datang membuat Glass semakin tidak ingin jauh dari Bening.Serius? dia cemburu dengan seorang anak berumur lima setengah tahun dan dianggapnya pebinor.Mata Glass sesekali melirik Bening yang membelai
š·Selamat Membacaš·āAku mau jeruk, Sa ā¦ yang.āBening ragu meminta buah itu ke Glass, sudah seharian dia menginap di rumah sakit padahal bisa saja dia pulang setelah perutnya tidak melilit lagi semalam, tapi mau bagaimana lagi suami berondongnya itu sangat ketakutan hingga tidak memperbolehkannya pulang sebelum benar-benar pulih.āApa kamu mau makan yang asam-asam? Tidak sayangkah kamu pada perutmu dan dua mahkluk yang sedang bertumbuh di dalam sana?āBening menelan saliva, dia hanya bisa diam dan bergumam dalam hati, awas saja jika nanti anaknya ileran, dia akan selalu mengingat hari ini. Hari di mana daddy mereka tidak memberikan buah bundar berwarna orange yang menggiurkan itu.Rea yang datang untuk melihat kondisi sang putri pun hanya bisa menahan tawa, dia cukup bahagia melihat bagaimana cara Glass memperlakukan Bening. Ia yakin umur hanyalah angka, Glass yang seperti itu membuatnya yakin bahwa pria itu bisa menjaga keluarga kecil mereka nanti.āMama pulang dulu, kabari jika kal