Beranda / Horor / Shamans / Wanita dari Masa Lalu

Share

Wanita dari Masa Lalu

Penulis: Baka Inu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-18 06:50:09

Tubuh Miss Lee ambruk begitu kutukan Elisa berhenti. Keadaan kantor kembali tenang, namun sisa-sisa keributan masih terlihat jelas. Karena keadaan kantor terlihat berantakan. Sedangkan Mr. Kim terkulai tidak sadarkan diri di atas karpet.

Malam itu, Mr. Kim dilarikan ke rumah sakit bersama dengan Miss Lee. Sedangkan di sisi lain, tepatnya di hall tempat festival tahunan diadakan, keheningan mencekam mewarnai keadaan saat itu. Bagaikan terhipnotis, aparat yang berada di dalam hall hanya bisa memandangi tubuh Saera yang tergeletak tak bernyawa.

Namun suara sirine ambulance yang baru bisa memasuki daerah hall memecah keheningan. Bagaikan gerak lambat, semua tersadar dan mulai bekerja. Team forensik dibantu dengan aparat polisi mulai sibuk mengumpulkan bukti, mendokumentasikan keadaan, dan melindungi TKP dari orang yang tidak berkepentingan.

Team medis juga sibuk mengobati orang-orang yang tidak sengaja terluka ak

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Shamans   Miss Lee

    — Seven years ago —Elisa, Ethan, dan Hikaru yang berhasil kabur melalui pintu belakang rumah milik keluarga Cha, berhenti sejenak di sebuah bukit kecil yang berada di balik rumah besar keluarga Cha.Dari ketinggian bukit dan sinar mentari pagi yang mulai menyelimuti bumi, ketiga anak yang baru saja menjadi yatim piatu itu bisa melihat dengan jelas bagaimana api melalap rumah besar peninggalan keluarga Cha.Kebakaran itu begitu hebat hingga bertahan beberapa jam. Namun bukan api yang menjadi fokus tatapan mereka. Disana — di jalan selebar satu buah mobil yang merupakan satu-satunya akses jalan menuju keluarga Cha — tidak jauh dari pekarangan keluarga Cha terparkir sebuah mobil mewah berwarna hitam.Di depan mobil tersebut, berdirilah seorang wanita bergaun merah darah dengan topi lebar dan berkaca mata hitam, menatap ke arah rumah keluarga Cha yang sedang terbakar.Cahaya dari api yang melahap rumah Cha mena

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-18
  • Shamans   Peringatan!

    Miss Lee sudah hampir tiba di belokan menuju lorong tempat pintu belakang berada saat Mr. Ha menyapanya, sehingga menghentikan langkah kakinya."Kau sedang apa, Miss Lee? Apartemenku ada di sebelah sini," ujar Mr. Ha. Perbuatannya tanpa sadar telah menyelamatkan Elisa dan Hikaru yang masih menahan napasnya saking takut ketahuan.Meski awalnya tidak ingin mempedulikan ajakan Mr. Ha, Miss Lee akhirnya memilih mengikuti asisen Mr. Kim dan melangkah menjauhi kedua orang yang masih panas dingin karena ketakutan. Sedangkan Tobias tentu saja mengekori atasannya tanpa tanya."Apa mereka sudah pergi?" tanya Elisa menatap Hikaru yang terduduk di sebelahnya."Entahlah, aku tidak merasakan ada aura aneh apapun di dekat sini. Tapi bisa saja wanita itu menyembunyikannya."Takut-takut, Elisa memberanikan diri secara perlahan mengintip keadaanlobby. Setelah memastikan keadaan aman, Elisa lantas menarik tangan Hikaru untuk berdiri dan berlari keluar

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-18
  • Shamans   Saksi

    Jane memandang dua orang di hadapannya dari pinggir cangkirnya. Ethan dan Elisa, dua orang keponakan angkat sepupunya. Si pemuda masih mengenakan pakaian dinasnya, sedangkan Elisa hanya berbalut jeans danT shirtberwarna putih dengan gambar kartun.Saat ini, ketiganya berada di ruang rapat kantor kejaksaan. Pintu masuk pun sudah Jane kunci dan sebelumnya juga sudah memastikan kalau tidak ada alat rekaman atau semacamnya yang dapat mencuri dengar pembicaraan mereka."Apa kalian tegang?" tanya Jane, menyatukan jemarinya di atas meja besar yang memisahkannya dengan Ethan dan Elisa.Si perempuan menggeleng tidak peduli sedangkan yang laki-laki hanya diam, menatap datar atas pertanyaan Jane yang terlalu berbasa-basi."Apa sepupuku sudah mengatakan alasan mengapa aku ingin bertemu?""Unnie! Bisakah kau berhenti berbasa-basi? Hikaru sebentar lagi pulang dan aku belum memasak makan siang. Lagipula hari ini aku adashif

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-14
  • Shamans   Kehilangan Saksi

    "Kenapa kau melakukannya?" tanya Elisa sambil memperhatikan jalanan di depannya. Keduanya kini sedang berada di dalam mobil milik Paman Kim. Karena Ethan sedang tidak bertugas, maka ia tidak membawa pulang mobil patrolinya. "Apa maksudmu?" "Kau tahu persis kalau semua yang terjadi itu kutukan kan? Walau memang belum tentu pemimpin perusahaan TellUs ada sangkut pautnya, tapi dengan mengatakan kalau kau tidak menemukan jejak kutukan ...." Elisa menoleh ke arah kirinya, menatap Ethan yang sedang menyetir disampingnya. "Dengan mengatakan itu, berarti kau berbohong kan?" "JaneNoonabukanshamanseperti kita dan Paman Kim. Kurasa ia sebaiknya tidak perlu ikut campur dengan segala keanehan yang terjadi." Elisa meniup poninya sebelum ia kembali bicara. "Tapi jika Paman Kim bahkan membuatkan janji temu dengan JaneUnnie, seharusnya JaneUnnie dan Paman Kim sudah tahu konsekuensinya kan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-03
  • Shamans   Keputusan Ethan

    "Kenapa kau melakukannya?" tanya Elisa sambil memperhatikan jalanan di depannya.Keduanya kini sedang berada di dalam mobil milik Paman Kim. Karena Ethan sedang tidak bertugas, maka ia tidak membawa pulang mobil patrolinya."Apa maksudmu?""Kau tahu persis kalau semua yang terjadi itu kutukan kan? Walau memang belum tentu pemimpin perusahaan TellUs ada sangkut pautnya, tapi dengan mengatakan kalau kau tidak menemukan jejak kutukan ...." Elisa menoleh ke arah kirinya, menatap Ethan yang sedang menyetir disampingnya. "Dengan mengatakan itu, berarti kau berbohong kan?""JaneNoonabukanshamanseperti kita dan Paman Kim. Kurasa ia sebaiknya tidak perlu ikut campur dengan segala keanehan yang terjadi."Elisa meniup poninya sebelum ia kembali bicara. "Tapi jika Paman Kim bahkan membuatkan janji temu dengan JaneUnnie, seharusnya JaneUnnie dan Paman Kim sudah tahu konsekuensinya kan."

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19
  • Shamans   Gosip lama

    Mobil tua milik Paman Kim melintas menyusuri jalan berbatu setelah melewati jalanan yang diapit pematang sawah. Seperti yang telah direncanakan, Elisa, Ethan, dan Hikaru pergi ke rumah utama milik keluarga Cha. Rumah yang sama dimana tragedi pembantaian tujuh tahun lalu terjadi. Sebenarnya, pemandangan menuju rumah utama keluarga Cha begitu asri dan menenangkan jika saja ketiga anak manusia yang menuju ke sana tidak pernah mengalami hal mengerikan sebelumnya. Karena itulah ketiganya memilih diam dan memperhatikan jalanan sambil mengatur perasaan gundah masing-masing. Hanya butuh waktu sekitar hampir tiga jam jika menggunakan kendaraan pribadi untuk sampai di kediaman keluarga Cha. Ethan memarkir mobilnya di ujung jalanan sebesar satu mobil yang menuju ke rumah Cha. Jalanan itu hingga rumah serta pekarangan yang mengelilinginya adalah milik keluarga Cha. Sebagaishamanyang terkenal hingga ke pelosok negeri, keluarga Cha sangat dihormati dan

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19
  • Shamans   Anak Tetangga

    — Seven Years ago — "Maafkan kami Nyonya. Tapi kami tidak bisa melakukan ritual seperti itu saat ini. Jadi kurasa anda salah waktu mendatangi kami." Kakek Cha berdiri di depan terasnya. Berbicara kepada beberapa orang yang berdiri di halaman rumahnya. Di salah satu hari di bulan Mei — di saat matahari sedang terik dan udara terasa lembab — seorang wanita berusia sekitar empat puluhan yang mengaku bernama Alexa Dimitri mendatangi rumah keluarga Cha. Berdiri di sebelahnya, anak lelakinya yang berusia sekitar akhir dua puluhan. "Tapi tuan, anakku butuh doa dan jimatmu. Kami akan membayar berapapun," mohon Mrs. Dimitri tanpa malu dengan penampilan mewahnya. Kakek Cha lalu turun dari teras rumahnya yang dua undak lebih tinggi dari pelataran halamannya lalu berjalan mendekat ke arah para tamunya. Menyisakan jarak sekitar dua meter diantara mereka. Manik hitamnya menelisik ke kanan Mrs. Dimitri. Tempat si anak berdiri. Tanpa diperkenalkan pun, Kakek

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19
  • Shamans   Ritual Hitam

    "Kau mengingat anak itu?" tanya Ethan melihat bayangan Elisa di kaca spion tengah mobil Paman Kim. Ketiganya kini sedang berada di dalam perjalanan pulang setelah mendengarkan cerita kedua nenek yang berbaik hati. "Bukan anak itu, Ethan. KimOppalebih tua darimu. Harusnya kau memanggilnyaHyung!" tegas Elisa. Ethan baru saja mau melayangkan protes tapi Elisa duluan melanjutkan ucapannya. "Jika bukan karena cerita nenek Yoo dan nenek Ji, aku pasti tidak akan mengingatnya. Bagaimana mungkin aku bisa melupakannya," lirihnya sedih, merasa bersalah. "Padahal KimOppasangat baik padaku." "Noona," panggil Hikaru yang memutar kepalanya untuk menatap Elisa. "Lalu apa yang terjadi setelahnya? Kalau kata kedua nenek tadi, setelah itu Mrs. Kim selalu mabuk-mabukkan dan di hari yang sama dengan kematian keluarga kita, temanmu menghilang. Apa kau tidak pernah bertemu dengannya lagi? Kita menghabiskan wa

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19

Bab terbaru

  • Shamans   Teman dari Masa Lalu

    Ucapan Elisa mengejutkan Ethan. Ia tidak menyangka kalau gadis yang telah bersamanya selama tujuh tahun ini akan membawa serta kakeknya dalam pembicaraan tentang teman masa remajanya.“Apa maksudmu, Elisa?” tanyanya.Suasana canggung tidak terelakkan, tapi itu hanya berlaku pada Ethan karena Elisa dengan tenang menarik napas dalam-dalam sebelum kembali bicara.“Sesuai yang kukatakan, Ethan. Kau dari semua orang seharusnya tahu mengapa aku tidak ingin menyalahkan Kim Oppa bukan? Ia hanya korban. Sama seperti Kakek Cha. Ibunya mungkin bersalah karena melakukan ritual yang tidak seharusnya dengan kemampuan yang tidak mumpuni, tapi Kim Oppa dan kakekmu sama sekali tidak bersalah. Mereka hanya korban. Apa kau mengerti maksudku?”“Bukankah ini berbeda? Kim Oppamu itu masih melakukannya hingga seka —.”“Lalu? Apa menurutmu, orang normal mampu melepaskan diri dari roh yang merasukin

  • Shamans   Tobias

    Setelah Hikaru keluar dari sekolahnya, L pamit karena ia harus melakukan pekerjaannya. Padahal Hikaru sempat mengajaknya untuk makan malam bersama, walaupun hanya berbasa-basi.“Jadi Noona memutuskan untuk berkencan dengannya?” tanya Hikaru di perjalanan pulang mereka. Keduanya memilih untuk pulang dengan berjalan kaki. Toh jarak antara sekolah Hikaru dan apartemen mereka tidak jauh. Lagipula karena Elisa pergi seharian, mereka harus membeli lauk untuk makan malam hari ini.Beberapa detik berlalu sampai Hikaru menoleh, menatap kakaknya yang lebih pendek darinya karena gadis yang lebih tua tujuh tahun darinya itu sama sekali tidak menjawab pertanyaannya. Dahinya mengernyit bingung saat melihat Elisa yang terlihat gugup. Gadis itu sepertinya benar-benar sedang banyak pikiran hingga tidak menyadari kalau Hikaru telah menghentikan kakinya dan memperhatikannya dari belakang. Menunggu apakah kakaknya akan sadar kalau dirinya sudah tidak berjalan di sisin

  • Shamans   Inugami

    Setelah kembali dari toilet sambil memikirkan ucapan Kim Ahjumma, Elisa duduk kembali di tempat duduknya yang berada di sisi L. Sampai pertunjukan berakhir, gadis itu sama sekali tidak mengingat apa yang telah ia tonon, bahkan saat orang-orang dengan antusias melambaikan tangan membalas penyelam yang menyapa mereka pun, Elisa masih terlarut dalam ucapan hantu yang baru ditemui.Bahkan di perjalanan balik, dari sejak di mobil hingga berhenti di cafe depan sekolah Hikaru pun, Elisa masih sibuk dengan pemikirannya sendiri. Sedangkan L, hanya diam, tidak mengganggu ataupun bertanya. Lelaki itu membiarkan Elisa terlarut.Elisa masih bengong ketika mereka duduk dimeja di luar cafe. Sampai minumannya sampai sekali pun, yang gadis itu lakukan hanya menatap wajah tampan L lamat-lamat. Membuat L salah tingkah karena tiba-tiba Elisa terus menatapnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Meskipun begitu, L tetap menyukainya. Setidaknya dengan begitu, ia bisa ikut memperhatikan gerak

  • Shamans   Hantu Dari Masa Lalu

    Di satu-satunya villa yang ada di daerah lembah, Yamato duduk di atas sebuah alas duduk. Di hadapannya terdapat sebuah meja pendek yang di atasnya dilapisi lembaran kertas tradisional Iapana. Di bagian sisi kanan meja, satu buah kuas besar dan baki tempat menggerus tinta."Apa kalian sudah membawa jenazahnya?" Yamato bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari baki tinta di atas meja kayu di hadapannya. Tangannya sedang sibuk menggerus tinta yang akan digunakannya untuk melukis."SudahSir. Sedang dalam perjalanan.""Good! Apa semua persiapan sudah selesai?"“Sudah, Sir,” sahut asistennya tanpa bergerak dari bagian sisi Yamato."Mr. Kim?""Beliau menolak untuk datang,Sir," jawabnya lagi. Kali ini dengan kepala tertunduk merasa bersalah."Benar-benar wadah yang menyusahkan. Kalau begitu awasi terus dia. Aku akan bersiap." Yamato beranjak menuju kamarnya yang berada di balik punggungnya

  • Shamans   Shaman Lain

    Hawa dingin langsung menyergap keduanya saat mereka masuk. Sambil mengenakan sarung tangan dan menuup setengah wajah mereka menggunakan masker medis, keduanya melangkah menuju rak aluminium yang memiliki banyak pintu seukuran tidak sampai satu kali satu meter persegi. Mirip seperti lemari untuk menyimpan file, bahkan hingga tempat menaruh label namanyanya.Yang berbeda adalah meskipun luasnya mirip, panjangnya tidak. Lemari yang setengahnya di tanam masuk ke dinding itu memiliki beberapa kali lipat lebih panjang dari lemari file biasa karena digunakan untuk menyimpan jenazah.Setelah menemukan laci yang mereka cari, Ethan membuka pintunya dan hawa yang lebih dingin kembali menerpa mereka. Lelaki berkulit putih itu lalu menarik keranda di dalamnya dan menyibak sedikit kain putih yang menutupi hanya untuk memeriksa kalau jenazah yang mereka cari benar."Minta Inugami melakukannya dengan cepat,okay."Elisa mengangguk kemudian memejamkan matany

  • Shamans   Permintaan Ethan

    "Mr. Kim,” panggil Mr. Ha kepada atasannya yang sedang duduk di meja kerjanya. Hari sudah malam, tapi Mr. Kim masih sibuk memantau website miliknya, TellUs. “Mr. Yamato baru saja menghubungi saya dan mengatakan kalau Miss Lee telah tewas,” lapornya tanpa menunggu jawabaan atas sapaannya.“Lalu?” tanya Mr. Kim tanpa mengalihkan pandangannya dari layar monitornya.“Menurut Mr. Yamato, kematian Miss Lee jelas bukan pembunuhan biasa.”"Dan apa urusanku?" Mr. Kim mengangkat wajahnya, sepen

  • Shamans   Aftermath

    Ethan membuka pintu apartemennya setelah sibuk mengatur keamanan di tempat kejadian perkara. Untungnya hari ini dia bisa pulang. Tubuhnya benar-benar lelah mengatur sebegitu banyak orang."Astaga!" Ethan terkejut melihat keberadaan Elisa yang berdiri menjulang di hadapannya. Ia baru saja mengganti sepatunya dengan sandal rumah saat mendapati gadis itu bersender di dinding, menyilangkan tangan sambil menatapnya."Kau terkejut?" Elisa benar-benar terpana melihatnya, mengekori Ethan yang berjalan menuju kulkas untuk mengambil minum.

  • Shamans   Gerbong Kereta

    “Aku pulang!” teriak Hikaru sambil membuka sepatu sekolahnya dan menukarnya dengan sandal rumah. Kembali menenteng ransel hitamnya ia melangkah memasuki ruangan apartemennya yang tidak terlalu besar. “Noona, aku pulang!” teriaknya lagi karena tidak mendapatkan jawaban dari orang yang diharapkanya. Kepalanya menoleh ke arah kananya, tepatnya ke ruangan yang merupakan dapur sekaligus tempat makan. Dahinya mengernyt bingung karena hanya mendapati potongan sayur yang teronggok di atas meja dapur dan sebuah panci di atas kompor tanpa ada sosok yang mengerjakannya.Masih tidak berpikiran yang negatif, ia menaruh ranselnya ke

  • Shamans   Gerbong Kereta

    Elisa masih terus menunduk, meskipun secara naluri ia tahu kalau Miss Lee, orang yang telah membunuh keluarganya mulai mendekat. Ia merasa seperti sedang menggali kuburnya sendiri dan terus menyalahkan dirinya yang tidak mengikuti peringatan Hikaru sedikitpun. Inginnya sih cepat-cepat berdiri dan berusaha kabur dari gerbong itu. Ia cukup yakin dirinya bisa menyelinap di antara keramaian di dalam gerbong.Semua skema pelarian sudah dibayangkan olehnya. Dari buru-buru berdiri dan menembus orang-orang yang sedang berdiri hingga skema melarikan diri dengan melompat ke luar jendela., walau akhirnya ia batalkan karena teringat kalau ia menaiki kereta bawah tanah. Yang artinya jika ia melompat ke luar jendela, maka ia akan tetap tewas karena terbentur dinding rel kereta dalam kecepatan penuh pula.Entah beberapa kali ia menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan tangan dan kakinya yang gemetar ketakutan. Berharap ia sudah cukup tenang dan bisa bergerak sebelum Miss Lee tiba

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status